Anda di halaman 1dari 4

ANGGOTA KELOMPOK :

1. Setya Gita Pramesti (2020011042)


2. Euginius Avel S (2020011052)
3. Alisna Ainal Ikram (2020011054)
4. Yulia Siska (2020011059)
5. Vinasya Tri Adinda (2020011057)

DISKUSI KELOMPOK AGAMA


MATERI AGAMA & TOLERANSI

Pengertian Toleransi
Setiap manusia pasti memiliki perbedaan, mulai dari bentuk fisik, kepercayaan,
agama, budaya dan ras. Perbedaan ini seringkali menciptakan pertentangan baik antar
individu maupun kelompok sosial. Tak jarang pertentangan ini akan menimbulkan
konflik dan perpecahan. Untuk menghindari konflik, diperlukannya suatu sikap, yaitu
sikap toleransi.

Toleransi adalah sikap saling menghormati satu sama lain, terutama dalam menyikapi
perbedaan. Di negara Indonesia sendiri, sikap toleransi sangat dijunjung tinggi, karena
sikap toleransi ini lah yang menjadi kunci perdamaian masyarakat Indonesia. Tanpa
sikap toleransi, sangat mustahil untuk mencapai kesatuan dan integrasi. Adapun
tujuan dan manfaat dari sikap toleransi sebagai berikut :

1. Menciptakan perdamaian
Dunia sangat membutuhkan perdamaian demi kelangsungan hidup. Untuk
menciptakan perdamaian diperlukan suatu hubungan yang baik antar sesama
manusia

2. Menyatukan perbedaan
Perbedaan latar belakang tersebut bisa berupa agama, ras, suku, budaya,
status sosial, dan perbedaan-perbedaan lain. Jadi, apa pun jenis
perbedaannya, jangan sampai membuat kita terpecah belah hingga berbuat
konflik ras.

3. Menjaga keharmonisan dalam masyarakat


Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak mungkin lepas dari hubungan sosial
dengan masyarakat setempat. Hubungan sosial merupakan aspek terpenting
dalam masyarakat, tanpa adanya hubungan sosial, manusia tidak akan bisa
memenuhi kebutuhannya. Hubungan sosial dalam masyarakat harus dijaga,
baik hubungan antar individu dan kelompok agar tidak terjadi kesenjangan
sosial mapupun kelompok.

4. Mencegah perpecahan
Dengan menghindari perpecahan , kita akan saling menyatu dan menghargai
satu dengan yang lainnya.
5. Mempererat persatuan dan kesatuan
Dengan mempererat persatuan dan kesatuan akan terwujudnya kehidupan
yang serasi, selaras dan seimbang antar sesama. Pergaulan antat sesama akan
lebih rukun dan akrab, serta sikap saling mencintai dan saling membantu

Menyangkut dengan materi agama, toleransi dalam agama perlu dijunjung tinggi dan
diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam agama sendiri diajarkan sikap
untuk saling mengasihi, dan tidak memaksakan kehendak. Agama juga menganjurkan
agar umatnya menjadi yang terbaik, yaitu saling mengenal, memahami, menghargai,
mengasihi, dan bahkan juga saling bertolong menolong di dalam kebaikan. Toleransi
dalam agama dapat diwujudkan dengan :
1. Tidak memaksakan suatu agama
2. Menghormati keberadaan agama lain
3. Menjalin silahturahmi dengan umat beragama lain
4. Menghargai ketika umat beragama lain sedang beribadah

Sayangnya, menumbuhkan sikap toleransi dalam beragama tidak semudah


membalikan telapak tangan. Akan muncul gangguan dalam menumbuhkan sikap
toleransi beragama.
Bisa jadi, gangguan itu sebenarnya bukan bersumber dari agamanya, tetapi berasal
dari aspek lain, misalnya dari ekonomi, sosial, hukum, keamanan, dan semacamnya.
Melihat orang atau sekelompok orang terlalu memonopoli keadaan sosial sehingga
merugikan atau mengganggu orang atau kelompok beragama lain, maka muncul rasa
kecewa dan atau sakit hati.

Contoh Implementasi Sikap Toleransi


Indonesia adalah negara dengan keberagaman suku, agama, etnis, dan budaya.
Setiap masyarakat Indonesia memiliki suku dan agama yang berbeda dengan yang
lain. Munculnya perbedaan ini perlu disikapi dengan sikap toleransi, baik suku dan
agama. Dalam hal keagamaan, sikap toleransi dapat dilakukan dengan cara menjalin
silahturahmi antar umat beragama, menghargai agama dan hari keagamaan, dan
lain – lain.

Sebagai contohnya, kelompok kami menemukan bentuk implementasi Bhinneka


Tunggal Ika dari lingkungan salah satu anggota kelompok kami, Setya Gita Pramesti.
Berdasarkan pengalaman, diceritakan bahwa di tempat tinggal Gita, (RT13/RW08,
Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan) seluruh warga telah mengimplementasikan
nilai – nilai Bhinneka Tunggal Ika, yaitu sikap toleransi.

Nilai dan sikap toleransi ini dapat ditemukan pada saat Hari Raya Keagamaan.
Pada saat Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha, masyarakat yang beragama non
muslim turut berpartisipasi dengan bersalam – salaman sambil menjalin
silahturahmi.
Sedangkan, pada Hari Raya Idul Adha, masyarakat non muslim akan
membantu memotong daging qurban, dan membagikan kepada warga sekitar.
Hal ini juga berlaku ketika Hari Raya Natal, dimana umat beragama uslim akan
mengunjungi umat yang beragama kristen dan katolik untuk saling menyapa,
berbagi makanan.

Toleransi Agama Lokal.

Selain itu agama lokal di indonesia perlu kita hargai keberadaan nya, karena indonesia
negara yang kaya akan keberagaman nya. Namun, dari yang di diskusikan di kelompok
ini masih banyak diskriminasi terhadap agama lokal, hal ini bertentangan dengan sila
pertama pancasila mengenai ketuhanan yang maha esa. Agama yang seharusnya
menjadi pemersatu terkadang di salah artikan dan menjadi sebuah perpecahan.
Diskriminasi agama lokal juga bertentangan dalam UUD 1945 pasal 28E ayat (1) dan
pasal 29 ayat (2) yaitu JAMINAN KEMERDEKAAN BERAGAMA DALAM UUD & UU 1.
UUD 1945 Pasal 28E, ayat (1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya, ayat (2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini
kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya.

Masalah yang terjadi pada agama lokal adalah mereka dipaksa untuk menganut salah
satu agama asli dan apabila tidak mereka akan mengalami diskriminasi. Akibat dari
pemaksaan untuk menganut salah satu agama tersebut, sering kali terjadi yang
Namanya agama hanya sebatas KTP saja. Contoh konkret terjadi di Indonesia adalah
ketika penganut kepercayaan Parmalim tidak diizinkan untuk mengadakan semua
kegiatan yang berbau aliran kepercayaan Parmalim di Air Bersih Ujung dan mereka
diancam akan diberi hukuman yang setimpal.

Menurut diskusi kelompok ini, agama lokal masih boleh berkembang asalkan mereka
tetap mengikuti semua aturan yang berlaku. Agama lokal pantas diperhatikan karena
masih sesuai dengan sila pertama dan tidak melanggar peraturan. Akar masalahnya
hanya 2 yaitu masalah toleransi dan kurangnya perhatian pemerintah. Toleransi
masyarakat masih kurang dan menganggap para penganut agama lokal adalah
pengacau keamanan dan peresah masyarakat. Pemerintah tidak memberikan
kejelasan terhadap pengertian agama yang sesungguhnya sehingga menjadi rancu dan
terkadang juga mengistimewakan satu agama saja.

Solusi yang kelompok kami berikan adalah kita harus mulai membiasakan diri dari
kecil untuk saling menghormati. Pemerintah harus memperhatikan semua agama
termasuk agama lokal karena semua manusia memiliki hak untuk beragama sesuai
agama dan kepercayaan masing-masing. Pemerintah juga harus melakukan mediasi
supaya tidak terjadi bentrok mengizinkan mereka membangun tempat ibadat, dan
memenuhi hak-hak mereka.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi, kelompok kami menyimpulkan bahwa sikap toleransi
ekumenis merupakan hal penting yang perlu diamalkan oleh setiap orang dalam
kehidupan sehari – hari. Jika tidak, maka akan muncul konflik antar umat beragama
yang berkepanjangan, dan jika terus berlangsung, hal ini akan mengancam integrasi
bangsa.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi
https://tirto.id/apa-saja-contoh-perilaku-toleran-dalam-kehidupan-beragama-gboy
https://tirto.id/sejarah-diskriminasi-penganut-agama-lokal-di-indonesia-dhTX

Anda mungkin juga menyukai