sangatlah tidak relevan karena logika sendiri tidak dapat emngimabangi agama dan logika
dan agama berada di dimensi yang berbeda.
2.Provokasi
Terkadang oknum-oknum tertentu yang puny kepentingan memanfaatkan keberagamana
umat beragama untuk mencapai apa yang mereka ingingkan oleh karena itu mereka
memprovokasi salah satu pihak dan tinggal menunggu perdebatan dan menimbulkan
pertikaian
3.Salah tafsir
Banyak sekali juga perdebatan yang dimulai dari salah tafsir kitab suci. Ini lebih berbahaya
dari 2 faktor diatas karena setelah salah tafsir mereka punya dasar yang kuat yaitu kitab suci
yang ternyata salah tafsir. Oleh karena itu diperlukannya tokoh agama yang baik dan benar
untuk meluruskannya.
Toleransi juga dapat dikatakan istilah pada konteks agama dan sosial budaya yang berarti
sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap golongan-golongan yang
berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas pada suatu masyarakat. Misalnya toleransi
beragama dimana penganut Agama mayoritas dalam sebuah masyarakat mengizinkan
keberadaan agama minoritas lainnya. Jadi toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap
manusia sebagai umat yang beragama dan mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan
menghargai manusia yang beragama lain.
Baca Juga: Sejarah Pembentukan (Lahirnya) UUD 1945
Istilah toleransi juga dapat digunakan dengan menggunakan definisi "golongan / Kelompok"
yang lebih luas, misalnya orientasi seksual, partai politik, dan lain-lain. Sampai sekarang
masih banyak kontroversi serta kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi baik dari kaum
konservatif atau liberal.
Pada sila pertama dalam Pancasila, disebutkan bahwa bertaqwa kepada tuhan menurut agama
dan kepercayaan masing-masing merupakan hal yang mutlak. Karena Semua agama
menghargai manusia oleh karena itu semua umat beragama juga harus saling menghargai.
Sehingga terbina kerukunan hidup anatar umat beragama.
Contoh Perwujutan Toleransi Beragama:
Sikap saling tolong menolong antar sesama umat yang tidak membedakan
suku, agama, budaya maupun ras.
Jadi, bentuk kerjasama ini harus kita praktekkan dalam kegiatan yang bersifat sosial
kemasyarakatan serta tidak menyinggung keyakinan pemeluk agama lain. melalui toleransi
diharapkan terwujud ketertiban, ketenangan dan keaktifan dalam menjalankan ibadah
menurut agama dan kepercayaan masing-masing..
Pandangan ini muncul dilatarbelakangi oleh semakin meruncingnya hubungan antar umat
beragama di indonesia. Penyebab munculnya ketegangan antar umat beragama tersebut
antara lain:
Kurangnya pengetahuan para pemeluk agama akan agamanya sendiri dan agama
pihak lain.
Kaburnya batas antara sikap memegang teguh keyakinan agama dan toleransi dalam
kehidupan masyarakat.
Sifat dari setiap agama, yang mengandung misi dakwah dan tugas dakwah.
Para pemeluk agama tidak mampu mengontrol diri, sehingga tidak menghormati
bahkan memandang randah agama lain.
Kecurigaan terhadap pihak lain, baik antar umat beragama, intern umat beragama,
atau antara umat beragama dengan pemerintah.
Pluralitas agama hanya dapat dicapai seandainya masing-masing kelompok bersikap lapang
dada satu sama lain. Sikap lapang dada dalam kehidupan beragama akan memiliki makna
bagi kemajuan dan kehidupan masyarakat plural, apabila ia diwujudkan dalam:
Sikap saling menghormati hak orang lain yang menganut ajaran agamanya.
Sikap saling menahan diri terhadap ajaran, keyakinan dan kebiasan kelompok agama
lain yang berbeda, yang mungkin berlawanan dengan ajaran, keyakinan dan kebiasaan
sendiri.
Joyodingratan didirikan 10 tahun sebelumnya atau sekitar 1937. namun Toleransi antarumat
beragama telah tercipta sejak lama disini.
Baca Juga: Jadwal CPNS 2016 - Pendaftaran mulai Maret
Misalnya saat pelaksanaan Idul Fitri yang jatuh pada Minggu. Pengelola gereja langsung
menelepon pengurus masjid untuk menanyakan soal kepastian perayaan Idul Fitri. Kemudian
pengurus gereja merubah jadwal ibadah paginya pada Minggu menjadi siang hari, agar tidak
mengganggu umat Islam yang sedang menjalankan shalat Idul Fitri.
Contoh lainnya adalah pengurus masjid selalu membolehkan halaman Masjid untuk parkir
kendaraan bagi umat kristiani GKJ Joyoningratan saat ibadah Paskah maupun Natal.
hal tersebut merupakan contoh kecil toleransi antarumat beragama yang hingga saat ini terus
dipelihara. Baik pihak gereja maupun Pihak masjid, saling menghargai dan memberikan
kesempatan untuk menjalankan ibadah dengan khusyuk dan lancar bagi masih-masing
pemeluknya. seandainya terdapat oknum tertentu yang akan mengusik kerukunan antar umat
beragama di tempat tersebut, baik pihak masjid maupaun gereja akan bergabung untuk
mencegahnya.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari berbagai suku, agama
dan ras, tetapi dikenal sebagai bangsa yang ramah dan toleran, termasuk dalam hal
kehidupan beragama. Kemajemukan (pluralisme) agama di Indonesia telah
berlangsung lama dan lebih dahulu dibandingkan dengan di negara-negara di dunia
pada umumnya. Hanya saja, dalam beberapa tahun terakhir ini (terutama sebelum
2014) terjadi sejumah peristiwa yang menunjukkan prilaku keagamaan sebagian
masyarakat Indonesia yang tidak atau kurang toleran. Hal ini masih mendapatkan
sorotan dari berbagai lembaga internasioanl, seperti UN Human Rights Council
(UNHRC), Asian Human Rights Commission (AHRC), U.S. Commission on
International Religious Freedom (USCIRF), dan sebagainya.
Gejala tersebut sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negaranegara demokratis lainnya, termasuk negara-negara Barat yang selama ini
masyarakatnya dikenal sangat toleran. Secara sosiologis hal ini merupakan ekses
dari mobilitas sosial yang sangat dinamis sejalan dengan proses globalisasi,
sehingga para pendatang dan penduduk asli dengan berbagai macam latar
belakang kebudayaan dan keyakinan mereka berinteraksi di suatu tempat. Dalam
interaksi ini bisa terjadi hubungan integrasi, damai dan kerjasama, tetapi bisa juga
terjadi prasangka, ketegangan, persaingan, intoleransi, konflik, dan bahkan
disintegrasi. Yang terakhir ini terjadi jika yang ditonjolkan dalam interaksi itu adalah
politik identitas (identity politics) secara eksklusif. Politik identitas ini kini tidak hanya