Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

DOSEN : MARLYN TRUIDA LONDAH, S.Th, M.Si

OLEH :
KHARIEZMATHIKA E. KAPANTOW
20503002

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI ILMU FISIKA
2020
A. KONSEP KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA
Kerukukan antar umat beragama merupakan suatu kondisi dimana semua golongan agama
dapat hidup bersama tanpa mengurangi hak dasar masing-masing untuk melakukan
kewajiban agamanya. Pemeluk agama yang baik haruslah hidup damai dan rukun. Oleh
sebab itu kerukunan antar umat beragama tidak mungkin bisa lahir dari sikap fanatisme
buta serta sikap tidak peduli atas hak-hak keberagaman dan perasaan orang lain. Namun
dalam hal ini tidak juga bisa diartikan bahwa kerukunan hidup diantara umat memberi
ruang sebagai campurtangan unsur-unsur tertentu dari agama berbeda, karena hal tersebut
akan merusak nilai agama itu sendiri.

Bentuk dari kerukunan antar umat beragama ialah hubungan yang harmonis dalam
dinamika hidup bermasyarakat yang saling menguatkan yang di ikat dengan sikap
pengendalian hidup dalam wujud sebagai berikut:

1. Saling menghormati dalam kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama


masing-masing.
2. Saling mengormati serta berkerjasama dalam memeluk agama, antar golongan agama
serta umat beragama dengan pemerintah yang sama-sama memiliki tanggung jawab
membangun bangsa dan negara.
3. Saling tenggang rasa serta loeran dengan tidak melakukan pemaksaan agama terhadap
orang lain.

Berikut Ini Merupakan Konsep Tri Kerukunan Umat Beragama di Indonesia.

1. Kerukunan intern umat beragama


yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat penganut satu agama.
Misalnya, kerukunan sesama orang Islam atau kerukunan sesama penganut Kristen.

2. Kerukunan antar umat beragama


yaitu suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat yang memeluk agama
berbeda-beda. Misalnya, kerukunan antar umat Islam dan Kristen, antara pemeluk
agama Kristen dan Budha, atau kerukunan yang dilakukan oleh semua agama.

3. Kerukunan umat beragama dengan pemerintah


yaitu bentuk kerukunan semua umat-umat beragama menjalin hubungan yang yang
harmoni dengan Negara/ pemerintah. Misalnya tunduk dan patuh terhadap aturan dan
perundang-undangan yang berlaku.

Pemerintah ikut andil dalam menciptakan suasana tentram, termasuk kerukunan umar
beragama dengan pemerintah itu sendiri. Semua umat beragama yang diwakili oleh
tokoh-tokon agama dapat sinergi dengan pemerintah. Bekerjasama dan bermitra
dengan pemerintah untuk menciptakan stabilitas persatuan dan kesatuan bangsa.

B. BENTUK-BENTUK KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA


a. Saling tolong menolong tanpa memandang agama, contohnya adalah menolong
ketika ada tetangga yang kesusahan, menengok tetangga yang sedang sakit.

b. Saling membantu melancarkan kegiatan keagamaan, contohnya adalah ketika


umat kristiani atau umat agama lain sedang menjalankan peribadatan atau sedang
merayakan hari raya kita membantu mengamankan kondisi agar acara berjalan
dengan khidmat.

c. Membantu membangun tempat ibadah

d. Saling mengingatkan dalam hal kebaikan

e. Tidak saling menghina, menjatuhkan, atau saling mengejek antar umat beragama.

C. SUMBER ALKITAB TENTANG KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA


Sebagai manusia yang hidup di tengah-tengah dunia yang pluralistik / penuh
dengan keberagaman ini, orang Kristen mau tidak mau harus berjumpa, berinteraksi,
berurusan, berkaitan dengan orang-orang yang tidak seiman baik dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara maupun bermasyarakat. Di negara Indonesia misalnya, mau
tidak mau, suka tidak suka, orang Kristen hidup berdampingan dengan orang-orang dari
berbagai agama dan kepercayaan. Dalam kondisi semacam ini adalah penting bagi orang
Kristen untuk memikirkan bagaimana relasinya dengan orang-orang berkepercayan lain.
Jika tidak maka semua itu berpotensi untuk mengakibatkan banyak gesekan, bentrokan,
kekacauan, bahkan kerusakan yang akan mengganggu ketentraman dan kedamaian hidup
bersama.Orang Kristen harus berpegang teguh pada iman eksklusifnya sekaligus hidup
bertoleransi dengan orang beragama lain. Lalu bagaimana kedua hal itu bisa berjalan
bersamaan dan tidak saling meniadakan ? Di sinilah umat Kristiani harus kembali melihat
bagaimana memahami toleransi yang sesungguhnya, yang Alkitabiah.
Umat Kristiani diajarkan untuk saling menghargai, mengasihi sesama dan berbuat
baik pada mereka serta menolong mereka ketika dalam kesusahan, tapi menyetujui apa
yang mereka pahami, menerima apa yang mereka katakan sebagai kebenaran, apalagi
menyesuaikan ajaran agama Kristen dengan ajaran agama mereka sama sekali tidak dapat
dilakukan. Kalau melakukan hal itu, itu bukanlah lagi toleransi namanya melainkan
kompromi.Alkitab menjadi sumber dasar bagi kehidupan umat Kristiani yang bertoleransi
dengan orang-orang beragama lain. Dengan demikian seorang Kristen haruslah orang yang
bisa hidup bertoleransi dan rukun dengan kelompok-kelompok lain yang berbeda
keyakinan / agama dengannya bahkan harus berbuat baik kepada mereka.

D. PLURALISME AGAMA SEBAGAI MASALAH TEOLOGIS


Dalam fatwa tersebut, pluralisme didefiniskan sebagai “”Suatu paham yang
mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama
adalah relatif; oleh sebab itu, setiap pemeluk agama tidak boleh mengklaim bahwa hanya
agamanya saja yang benar sedangkan agama yang lain salah.
E. PERAN UMAT BERAGAMA DALAM MENGEMBANGKAN KERUKUNAN
ANTAR UMAT BERAGAMA
Dalam kehidupan beragama dan bersosialisasi terutama dengan masyarakat plural
Indonesia ini terdapat hal-hal penting yang perlu di garis bawahi dalam pendukung hidup
yaitu beragama, agama, dan keberagaman. Beragama adalah prinsip dasar yang
mendukung kebebasan individu atau masyarakat, untukmenerapkan agama atau
kepercayaan itu sendiri di dalam ruang pribadi atauumum. Agama sendiri merupakan
sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan,sistem budaya, dan pandangan dunia yang
menghubungkan manusia dengantatanan/perintah dari kehidupan. Sedangkan, keragaman
adalah suatu kondisidalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam
berbagai bidang,terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat
kesopanan sertasituasi ekonomi.
Maka dari itu, dapat diketahui dalam kehidupan masyarakat yang beragamdengan
agama dan kepercayaan yang bermacam-macam dibutuhkan peran masing-masing umat
untuk bisa mendukung, mengembangkan, dan melaksanakankerukunan antar umat
beragama. Bagaimana peran tersebut disampaikan padamasyarakat dan bagaimana cara
penerapannya yaitu dengan :
 Membangkitkan kesadaran dan pengakuan akan masalah, kebutuhan
dankewajiban bersama, serta dasar-dasar dan cara-cara untuk
membangunkerukunan dan toleransi antar umat beragama, untuk menjadi
motivasi serta
“bekal” bagi usaha dimaksud. Jadi perlu proses penyadaran dan komitment.
Hal ini dapat dilakukan terutama melalui dialog kemanusiaan dan persaudaraan
insani maupun ilahi.
 Menumbuh-kembangkan sikap dasar yang mutlak perlu bagi kerukunan
dantoleransi antar umat beragama. Misalnya sikap mau dan senantiasa
berusahauntuk saling terbuka, memahami, mengakui, menghargai, dan
berdialogsatu sama lain. Juga mau dan selalu berusaha untuk saling berelasi dan
bekerjasama.
 Berusaha meningkatkan pemahaman akan pihak lain melalui study bersamaatau
saling tukar informasi tentang kekayaan rohani/keagamaan masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai