Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PANCASILA

Toleransi Antar Umat Beragama dan Peranannya di dalam

Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan

Disusun oleh :

Vicky Fithrotun Nisa 16308141050

PRODI BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2017
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………………………….1

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………....3

A. Latar Belakang………………………………………………………………………...4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..5
C. Tujuan…………………………………………………………………………………5

BAB II ISI…………………………………………………………………………………………6

A. Pengertian Toleransi…………………………………………………………………..6
B. Toleransi Antar Umat Beragama……………………………………………………...7
C. Toleransi Antar Umat Beragama dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan…….8

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………...10

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………..10

Daftar pustaka……………………………………………………………………………………10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk social. Sebagai mahkluk social, manusia dituntut untuk
berinteraksi dengan individu lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani
kehidupan social dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-
kelompok yang berbeda dengannya, salah satunya perbedaan agama.
Dalam menjalan kehidupan sosialnya tak bisa dipungkiri akan ada gesekan yang dan
dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan ras maupun agama.
Dalam menjaga keutuhan, persatuan, dan kesatuan dalam masyarakat, diperlukan sikap saling
menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan
perpecahan tersebut dapat dihindari
Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar
umat beragama. Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia, hak untuk menyembah
Tuhan dan tidak ada seorangpun yang boleh mencabutnya. Tanpa kebebasan beragama tak
mungkin tercipta kerukunan antar umat beragama, hal tersebut ditegaskan dalam pembukaan
UUD 1945 pasal 29 ayat 2 bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.” Oleh karena itu, kita sebagai warga Negara sudah sepatutnya menjujung
tinggi sikap saling toleransi antar uat beragama dan saling menghormati antar hak dan
kewajiban yang ada diantara kita demi memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Kerukunan beragama di tengah kenekaragaman budaya merupakan asset dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Dalam perjalanan sejarah bangsa, pancasila
telah teruji sebagai alternative yang paling tepat untuk mempersatukan masyarakat Indonesia
yang sangat majemuk dibawah suatu tatanan yang demokratis.
Berbagai macam kendala yang sering kita hadapi dalam mensukseskan kerukunan
umat beragama di Indonesia sebenarnya berasal dari luar maupun dalam negeri kita sendiri.
Keharmonisan dalam komunikasi sesame penganut agama adalah tujuan dari kerukunan
beragama, demi memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga tercipta masyarakat
yang bebas dari ancaman, kekerasan, hingga konflik agama.
Toleransi antar umat beragama adalah cara agar kebebasan beragama dapat terlindungi
dengan baik. Kebebasan beragama dan toleransi antar umat beragama tidak dapat diabaikan.
Untuk dapat mempersandingkan keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan
beragama dan toleransi antar umat beragama merupakan sesuatu yang penting dalam
kehidupan sehari-hari dalam berasyarakat.
Oleh karena itu, sebagai upaya nyata demi terwujudnya toleransi antar umat beragama
dalam masyarakat, perlu ditanamkan atau perlu ada pemahaman kembali kepada penerus
bangsa. Entah itu lewat pemberian wawasan yang jauh lebih baik atau praktik langsung. Atas
dasar tersebut, maka dibahaslah dalam bentuk makalah dengan judul “Toleransi Antar Umat
Beragama dan Peranannya di dalam Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan”

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian toleransi ?
2. Apa pengertian toleransi antar umat beragama ?
3. Bagaimana peranan toleransi antar umat beragama dalam memperkokoh persatuan
dan kesatuan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari toleransi
2. Untuk mengetahui pengertian toleransi antar umat beragama
3. Untuk mengetahui peran toleransi antar umat beragama dalam memperkokoh
persatan dan kesatuan.
BAB 2
ISI

A. Pengertian Toleransi
Secara bahasa, toleransi berasal dari kata tolerance/ toleration yaitu suatu sikap
membiarkan, mengakui, dan menghormati terhadap perbedaan orang lain, baik pada
masalah pendapat, agama/kepercayaan, maupun dalam segi ekonomi, social, dan politik.
Secara terminology, menurut Umar Hasyim, toleransi yaitu pemberian kebebasan
kepada sesame manusia atau sesama warga masyarakat untuk menjalankan keyakinannya
atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing, selama dalam
menjalankan sikapnya itu tidak melanggar dan tidak bertentangan dengan syarat-syarat
asas terciptanya ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yaitu menurut W.J.S.
Poerwadarminto, toleransi adalah sikap menenggang berupa menghargai serta
memperolehkan suatu pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, maupun yang
lainnya yang berbeda dengan pendirian sendiri
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa toleransi adalah suatu
sikap dari seseorang untuk membiarkan kebebasan kepada orang lain dan memberikan
kebenaran atas perbedaan tersebut sebagai pengakuan hak-hak asasi manusia.
Toleransi mengandung maksud supaya membolehkan terbentuknya sistem yang
menjamin terjaminnya pribadi, harta benda dan unsure-unsur minoritas yang terdapat pada
masyarakat dengan menghormati agama, moralitas, dan lembaga-lembaga mereka serta
menghargai pendapat orang lain serta peredaan-perbedaan yang ada di lingkungannya
tanpa harus berselisih dengan sesamanya karena hanya berbeda keyakinan atau agama.
Dalam masyarakat berdasarkan pancasila sila pertama, bertaqwa kepada Tuhan
menurut agama dan kepercayaan masing-masing adalah mutlak. Semua agama
menghargai manusia, maka dari itu semua umat beragama juga wajib saling menghargai.
Dengan demikian antar umat beragaa yang berlainan akan terbina kerukunan hidup.
B. Toleransi Antar Umat Beragama
Sebagai makhluk social, manusia tentunya hidup dalam sebuah masyarakat yang
kompleks akan nilai karena terdiri dari berbagai macam suku dan agama. Untuk menjaga
persatuan dan kesatuan antar umat beragama, maka diperlukan sikap toleransi. Dalam
melaksanakan toleransi beragama kita harus mempunyai sikap atau prinsip untuk
mencapai kebahagiaan dan ketentraman. Adapun prinsip tersebut adalah :
a. Kebebasan beragama
Kebebasan beragama atau rohani diartikan sebagai suatu ungkapan yang
menujukkan hak setiap individu dalam memilih keyakinan suatu agama. Kebebasan
beragama sering kali disalahartikan dalam berbuat sehingga manusia ada yang
mempunyai agama lebih dari satu. Yang dimaksud kebebasan beragama disini adalah
bebas memilih suatu kepercayaan/agama yang menurut mereka paling benar dan
membawa keselamatan tanpa ada yang memaksa atau menghalanginya, kemerdekaan
telah menjadi salah satu pilar demokrasi dari tiga pilar revolusi di dunia. Ketiga piar
tersebut adalah persamaan, persaudaraan, dan kebebasan.
Di Indonesia dalam peraturan UUD disebutkan pada asal 29 ayat 2 menyatakan
“Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Hal ini jeas
bahwa Negara sendiri menjamin penduduknya dalam memilih dan memeluk
keyakinannya masing-masing serta menjamin penduduknya dalam menjalankan
peribadatan menurut agama dan keyakinannya masing-masing.
b. Penghormatan dan eksistensi agama lain
Etika yeng harus dilaksanakan dari sikap toleransi setelah memberikan kebebasan
beragama adalah menghormati eksistensi agama lain dengan pengertian menghorati
keragaman dan perbedaan ajaran-ajaran yang terdapat pada setiap agama dan
kepercayaan yang ada baik yang diakui Negara maupun yang belum diakui oleh Negara.
Menghadapi kenyataan ini, setiap pemeluk agama dituntut untuk memposisikan
diri dalam konteks pluralitas dengan didasari semangat saling menghormati dan
menghargai eksistensi agama lain, dalam bentuk tidak mencela dan memaksakan maupun
bertindak sewenang-wenang dengan pemeluk agama lain.
c. Agree in disaggrement
Agree in disaggrement (setuju didalam perbedaan) adalah prinsip yang selalu
didengungkan oleh Prof.Dr.H.Mukti Ali. “Perbedaan tidak harus ada permusuhan, karena
perbedaan selalu ada di dunia ini, dan perbedaan tidak menimbulkan pertentangan”.
Kerukunan yang berpegang pada prinsip masing-masing agama menjadikan setiap
golongan umat beragama sebagai golongan terbuka, sehingga memungkinkan dan
memudahkan untuk saling berhubungan. Bila anggota dari suatu golongan umat beragama
telah berhubungan baik dengan anggota dari golongan agama-agama lain, akan terbuka
kemungkinan untuk mengembangkan hubungan berbagai bentuk kerjasama dalam
bermasyarakat dan bernegara.

C. Toleransi Antar Umat Beragama Dalam Memperkokoh Persatuan Dan Kesatuan


Seperti yang telah dibahas sebelumnya, sikap toleransi antar umat beragama dapat
ditunjukkan melalui :
1. Saling menghargai dan menghormati ajaran masing-masing agama.
2. Menghormati atau tidak melecehkan simbol-simbol maupun kitab suci masing-masing
agama.
3. Tidak mengotori atau merusak tempat ibadah agama orang lain, serta ikut menjaga
ketertiban dan ketenangan kegiatan keagamaan.
Di Indonesia tidak dibenarkan sikap dan perbuatan melawan atau anti agama serta
tidak dibenarkan paham yang meniadakan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia Indonesia
wajib saling menyayangi dan tidak berbuat dengki dan dendam. Hidup rukun dan
bertoleransi tidak berarti bahwa ajaran agama yang satu dan yang lainnya dicampur
adukkan.
Dengan toleransi tersebut diharapkan terwujudnya ketenangan, saling
menghormati, saling menghargai, dan hal itu akan mewujudkan kehidupan yang
rukun,tertib dan damai, sehingga dengan keadaan yang demikian itu dapat terlaksana
persatuan dan kesatuan bangsa.
Sedangkan kerukunan umat beragama yaitu hubungan sesama umat beragama
yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling menghormati, saling
menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agama dan kerjasama dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Kerukunan merupakan kebutuhan bersama yang tidak
dapat dihindarkan di tengah perbedaan. Perbedaan yang ada bukan penghalang hidup
rukun dan berdampngan dalam bingkai persaudaraan dan persatuan. Kesadaran akan
kerukunan hidup umat beragama harus bersfat dinamis, humanis, dan demokratis agar
dapat ditransformasikan kepada masyarakat kalangan bawah sehingga kerukunan tersebut
tidak hanya dapat dirasakan atau dinikmati oleh orang-orang kalangan atas saja.
Kerukunan inilah yang akan mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Walaupun manusia terdiri dari banyak golongan agama, namun perbedaan
golongan sebagai pendorong untuk saling mengenal, saling memahami, dan saling
berhubungan. Ini akan mengantarkan setiap golongan kepada kesatuan dan persatuan,
juga kesamaan pandangan dalam membangun dunia yang diamanatkan Tuhan kepadanya.
Dalam istilah lain yaitu banyak agama, satu Tuhan.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Toleransi adalah suatu sikap dari seseorang untuk membiarkan kebebasan kepada
orang lain dan memberikan kebenaran atas perbedaan tersebut sebagai pengakuan hak-hak
asasi manusia. Manusia Indonesia wajib menjunjung tinggi perasaan dan sikap toleransi
antar umat beragama. Dalam kehidupan bangsa Indonesia yang merdeka dan berpancasila,
usaha memaksakan suatu agama tidak dibenarkan. Setiap warga negara republik Indonesia
bebas memeluk agama dan beribadah menurut agama/kepercayaannya masing-masing.
Peri kehidupan agama yang rukun dan penuh toleransi merupakan cermin pengakuan hak-
hak asasi manusia.
Dengan toleransi tersebut diharapkan terwujudnya ketenangan, saling
menghormati, saling menghargai, dan hal itu akan mewujudkan kehidupan yang
rukun,tertib dan damai, sehingga dengan keadaan yang demikian itu dapat terlaksana
persatuan dan kesatuan bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

A. Boisard, Marcel. 1979. Humanisme dalam Islam. Jakarta : Bulan Bintang.

As-Saidi, Abd. Al-Mu’tal. 1999. Kebebasan Berfikir dalam Islam. Yogyakarta : Adi
Wacana.

Hasyim, Umar. 1979. Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai
Dasar Menuju Dialog dan Kerukunan Antar Umat Beragama. Surabaya : Bina
Ilmu.

Poerwadarminto, W.J.S. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pusaka.

Ruslani. 2000. Masyarakat Dialog Antar Agama. Yogyakarta : Yayasan Bintang Budaya.

Anda mungkin juga menyukai