Anda di halaman 1dari 9

KERUKUNAN HIDUP BERAGAMA MEMPERKOKOH PERSATUAN DAN

KESATUAN BANGSA DALAM MEWUJUDKAN TUJUAN PEMBANGUNAN


NASIONAL
0leh: I Wayan Sudarma

Berkerja keraslah untuk kejayaan tumpah darah dan bangsamu yang


menggunakan berbagai bahasa daerah. Berilah penghargaan yang pantas
kepada mereka yang menganut kepercayaan (agama) yang berbeda. Hargai
mereka seluruhnya seperti halnya satu keluarga yang tinggal dalam satu
rumah. Curahkanlah kasih sayangmu, bagaikan induk sapi yang tidak
pernah meninggalkan anaknya. Ribuan sungai mengalirkan kekayaan yang
memberikan kesejahtraan kepada kamu, putra-putrinya.
(Atharvaveda XII.1.45).
Om Swastyastu
A. Pendahuluan
Bangsa Indonesia yang berbhineka tunggal ika dalam berbagai aspeknya
dari mulai suku bangsa, bahasa, tradisi dan agamanya yang berbeda-beda,
di satu pihak perbedaan itu nampak sangat indah bagaikan warna-warni
bunga di taman, namun akan sangat rawan bila di negara ini tidak tumbuh
saling pengertian antar warga negara atau rakyat Indonesia yang majemuk
itu. Demikian pula terhadap agama yang berbeda-beda, bila agama yang
dianutnya itu dipahami secara sempit, cendrung menjadikan umatnya
fanatik sempit, menganggap agama sendiri yang paling baik dan agama
orang lain lebih jelek atau tidak baik. Hal inilah yang sangat berbahaya yang
dapat mengancam kesatuan dan persatuan bangsa. Bila persatuan dan
kesatuan bangsa terancam, mniscaya kita yang tengah membangun guna
mewujudkan tujuan nasional karena dihantui oleh masalah-masalah yang
sangat berbahaya menjadikan konsentrasi daya dan dana adalah untuk
mengatasi hal-hal tersebut.
1

File: I Wayan Sudarma, @2009

Kita patut memanjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas perkenan dan karunia-Nya, bangsa Indonesia telah semakin mantap
dan semakin kokoh dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Kita mensyukuri kebijakan, wawasan dan pengorbanan para pendiri bangsa
ini (The Founding Fathers) yang telah menetapkan bentuk negara kesatuan
Republik Indonesia dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang
berdasarkan Pancasila. Sepertiapa yang diisyaratkan dalam pengamalan
Sila I Pancasila berupa hormat menghormati dan bekerja sama antara
pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda
sehingga terbina kerukunan hidup beragama yang semakin mantap.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud disusunnya tulisan singkat ini adalah dalam rangka meningkatkan
pembinaan kerukunan umat beragama dan tujuan yang ingin dicapai adalah
untuk meningkatkan kerukunan dan kerja sama intern umat beragama,
antar umat beragama dan umat beragama dengan pemerintah di samping
untuk memupuk kesadaran untuk mendahulukan persatuan dan kesatuan
bangsa yang semakin kokoh dan dalam membantu proses terwujudnya
kesejahtraan hidup masyarakat sebagai realisasi dari tujuan pembangunan
nasional. Dengan demikian penjabaran topik pembahasan meliputi tiga hal,
yakni: bagaimana meningkatkan kerukunan dan kerja sama intern umat
beragama, antara umat beragama dan umat beragama dengan pemerintah,
bagaimana seharusnya mendahulukan kepentingan umum dalam upaya
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta bagaimana upaya
mempercepat proses mewujudkan kesejahtraan masyarakat.

C. Upaya Meningkatkan Kerukunan dan Kerja Sama Umat Beragama

Untuk dapat meningkatkan kerukunan dan kerja sama intern umat


beragama, antar umat beragama dan antara umat beragama dengan
pemerintah, terlebih dahulu kiranya perlu dipahami pengertian atau
konsepsi kerukunan hidup beragama, aplikasi kerukunan hidup beragama

File: I Wayan Sudarma, @2009

dan kerja sama intern, antar dan anatara umat beragama yang untuk
jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengertian Kerukunan Hidup Umat Beragama
Kerukunan hidup beragama adalah kondisi hidup dan kehidupan yang
mencerminkan suasana damai, tertib, tentram dan sejahtra, hormat
menghormati dan harga menghargai, tenggang rasa sesuai dengan
ajaran agama, baik sebagai individu, maupun anggota masyarakat
yang taat dan saleh, berbudi pekerti yang luhur yang merupakan
cerminan pengamalan ajaran agama dan Pancasila.
Kerukunan hidup beragama di Indonesia telah dirumuskan ke dalam
tiga tahap kerukunan, yaitu kerukunan umat pemeluk agama yang
sama (intern umat beragama), kerukunan antar pemeluk agama yang
berbeda (kerukunan antar umat beragama)dan kerukunan umat
beragama dengan pemerintah. Kerukunan intern umat beragama
adalah kerukunan dalam mengamalkan agama yang sama oleh umat
yang sama pula yang dalam kurun waktu terakhir ini nampak ada
gejala kurang sehat yang sebenarnya berangkat dari pemahaman
atau penguasaan terhadap ajaran agama yang kurang komprehensif.
Pemahaman yang parsial atau sepotong sepotong mengakibatkan
perbedaan persepsi dan kurang saling pengertian intern umat
beragama. Kerukunan dan kerja sama antara umat beragama yang
berbeda, sudah semakin nampak hasilnya, hal ini karena disadari
bersama oleh pemeluk agama masing-masing sesuai dengan arahan
pemerintah. Gangguan kerukunan antar umat beragama sudah
semakin dapat dicegah dan ditangkal sedini mungkin, namun
demikian patut kita akui masih terjadi gangguan atau kerikil-kerikil
sandungan yang perlu dilenyapkan sama sekali dan hal patut
dilakukan oleh semua pihak, termasuk melalui peran serta aktif para
Penyuluh

Agama

dari

masing-masing

agama

bersama-sama

pemerintah atau instansi/aparat yang terkait untuk membina kembali


umatnya masing-masing. Kondisi ini harus diupayakan terus.

File: I Wayan Sudarma, @2009

Kerukunan
diartikan

antara
bahwa

umat

beragama

pemerintah

tidak

dengan

pemerintah

melakukan

hal

hal

dapat
yang

bertentangan dengan ajaran agama yang dianut di Indonesia.


Demikian juga umat beragama di Indonesia tidak mengembangkan
hal-hal yang bertentangan dengan program pemerintah. Secara
teoritis gangguan kerukunan pemerintah dengan umat beragama di
Indonesia rasanya tidak mungkin terjadi. Hal ini disebabkan adalah
aparat pemerintah adalah orang-orang yang memeluk agama, namun
demikian patut disadari kadar keberagamaan seseorang tidaklah
sama. Aparat pemerintah menjadi teladan dalam moral agama. Untuk
tidak terjadinya benturan dengan anatara pemerintah dengan umat
beragama perlu adanya koordinasi dan sinkronisasi bersama-sama.
Tiga kerukunan umat beragama di Indonesia hakikatnya bukanlah
merukunkan atau melebur ajaran agamanya ke dalam suatu agama
baru,

melainkan

merukunkan

umatnya

dan

sedapat

mungkin

menggalang kerja sama yang erat mengingat kita satu tanah air,
bangsa dan negara. Sasaran utama kerukunan umat beragama
adalah sepenuhnya untuk menunjang stablitas nasional yang mantap
dan dinamis serta tetap tegak dan kokohnya persatuan dan kesatuan
bangsa.

Dengan

demikian

umat

beragama

wajib

memberikan

kontribusinya untuk menyukseskan pembangunan nasional.


2. Aplikasi Kerukunan Hidup Beragama
Aplikasi kerukunan hidup beragama baik intern, antar dan antara umat
beragama dengan pemerintah dapat diwujudkan melalui berbagai aktivitas
hidup sosial kemasyarakatan dan dalam hubungannya dengan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Perbedaan keyakinan tidak harus mengorbankan
dan menginjak hak azasi manusia lainnya, karena memang perbedaan itu
ada baik dalam skala kecil maupun dalam spektrum yang luas. Perbedaan
itu

bukan

untuk

dipertentangkan,

tetapi

digunakan

dalam

upaya

memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa.


Setuju dalam perbedaan adalah landasan dalam hidup bersama dan hal ini
memberi
4

motivasi

berkembang

File: I Wayan Sudarma, @2009

keanekaragaman

seni

budaya dalam

masyarakat.

Perbedaan

agama

yang

dianut

di

Indonesia

tidaklah

merupakan kendala bilamana agama yang dipeluk itu dapat dijadikan


kekuatan bangsa di bidang spiritual. Kedudukan agama- agama di Indonesia
sebagai kekuatan spiritual bangsa dapat mengarahkan pikiran dan prilaku
bangsa Indonesia untuk mencegah dan menghindari kerawanan yang
ditimbulkan

oleh

perbedaan

yang

dikandung

oleh

agama-agama

di

Indonesia.
Semua agama mengarahkan umat-Nya untuk menjadi umat yang iman
(memiliki Sradha) yang mantap dan taqwa (Bhakti) kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Masing-masing ajaran agama menuntun umatnya untuk menjadi
umat beragama yang baik dan sekaligus menjadi warga negara yang baik
yang di dalam termilogi Hindu disebut Dharma Agama dan Dharma Nagara.
3. Kerja Sama Umat Beragama
Kerukunan umat beragama tidak terbatas hanya hidup berdampingan dalam
suasana yang rukun namun lebih dari hal tersebut, yaitu meningkatkan
kerja sama intern umat beragama, antar umat beragama dan umat
beragama dengan pemerintah. Banyak hal yang dapat dilakukan misalnya
dalam upaya mengentaskan kemiskinan rohani atau mental spiritual, sebab
bila seseorang miskin di bidang mental spiritual, ini akan mengancam
kehidupan pribadi atau lingkungan yang bersangkutan. Demikian pula
dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber daya manusia (SDM) masingmasing pemeluk agama dapat melakukan hal tersebut. Demikian pula
berpartisipasi menyukseskan program pemerintah seperti mewujudkan
Gerakan Disiplin Nasional (GDN) mewujudkan keluarga sejahtra dan bahagia
dan lain-lain.

D.

Mendahulukan Kepentingan Umum Demi Kokohnya Persatuan

dan Kesatuan Bangsa


Sebenarnya setiap ajaran agama mengajarkan umatnya untuk tidak
mementingkan

diri,

dia

harus

ikhlas

berkorban

terlebih

lagi

untuk

kepentingan nusa, bangsa dan negara. Setiap ajaran agama mengajarkan

File: I Wayan Sudarma, @2009

umatnya untuk menjadi umat beragama yang baik sekaligus menjadi warga
negara yang patuh dan taat kepada negara. Di dalam ajaran agama Hindu
yang bersumber pada kitab suci Veda dituntut kepada umat-Nya untuk
mencintai tanah airnya, membela bangsa dan negaranya. Perhatikanlah
kutipan mantra-mantra kitab suci Veda berikut :
Vaya rstre jgryma purohit - Setiap orang hendaknya senantiasa
waspada dan

bergerak maju untuk melindungi bangsa dan negaranya

(Yajurveda IX.23).

Vaya tubhya balihta syma - Hendaknya bersedia mengorbankan


hidup untuk kemuliaan bangsa dan negara (Atharvaveda XII.1.62).

Mt bhmi putro aha pthivy -Tanah air ini adalah ibu kita, dan kita
adalah
putra-putrinya yang setia kepadanya. (Atharvaveda XII.1.12).

Arcan anu svarjyam - Senantiasalah kamu hormat terhadap kemerdekaan


bangsamu. (gveda I.80.1).
Memperhatikan kutipan mantra-mantra kitab suci Veda tersebut di atas,
maka jelaslah untuk kepentingan tanah air, bangsa dan negara setiap orang
hendaknya bersedia mengorbankan dirinya. Di dalam susastra Hindu
lainnya sangat banyak kita jumpai doktrin atau ajaran yang berkaitan
dengan patriotisme, misalnya dalam kitab-kitab Ramayana, Mahabharata,
kitab-kitab Purana dan lain-lain. Bila benar-benar seseorang memahami
ajaran

agamanya

dengan

mantap

dan

tumbuh

kecintaan

untuk

mengamalkannya maka usaha untuk mendahulukan kepentingan umum


dari pada kepentingan pribadi adalah sangat mulia. Untuk tegaknya ibu
pertiwi, demi kesatuan dan persatuan bangsa, seseorang hendaknya sedia
mengorbankan jiwa dan raganya. Di dalam Ramayana karya Valmiki

File: I Wayan Sudarma, @2009

disebutkan : "Orang hendaknya bersedia gugur demi negara dan bangsa


karena baginya lebih mulia dari pada kemuliaan sorga"
E. Usaha Mewujudkan Kesejahtraan Masyarakat
Adalah

menjadi

tanggung

jawab

bagi

setiap

warga

negara

untuk

memajukan dan mewujudkan kesejahtraan masyarakat. Usaha mewujudkan


kesejahtraan masyarakat adalah melalui pelaksanaan tugas pokok masingmasing atau tugas dan kewajiban yang di dalam bahasa Sanskerta disebut
Svadharma. Dengan pelaksanaan tugas masing-masing sebenarnya kita
telah

turut

mewujudkan

kesejahtraan

masyarakat.

Banyak

program

pemerintah dan masyarakat yang perlu mendapat dukungan dan partisipasi


setiap warga masyarakat, misalnya ABRI telah lama merintis ABRI Masuk
Desa (AMD) yang bertujuan untuk mempercepat proses kesejahtraan
masyarakat.

Kesejahtraan

masyarakat

tidak

hanya

melalui

bantuan

material, sandang, pangan dan papan, tetapi juga membina mereka untuk
menjadi umat beragama dan sekaligus insan Pancasila adalah sangat
diperlukan.
Memberikan ketrampilan praktis, mendayagunakan faktor lingkungan alam
sekitar dan sebagainya adalah rintisan untuk menyejahtrakan masyarakat.
Stabilitas akan mantap bilamana kesejahtraan masyarakat meningkat,
sebaliknya bilamana stabilitas

tidak

mantap,

maka

akan

sulit pula

mewujudkan kesejahtraan masyarakat.

F. Kerukunan Beragama Menurut Ajaran Hindu


Agama mengajarkan kepada umatnya untuk meningkatkan Sraddha dan
Bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa dan sekaligus mendayagunakan Sradha
dan Bhakti itu untuk mengatasi berbagai persoalan hidup ini untuk kembali
menghadap-Nya setelah mampu menuntaskan tugas dan kewajiban di dunia
ini. Salah satu kewajiban kita menurut ajaran Hindu adalah melakukan
pelayanan atau Sevana kepada sesama umat manusia dan makhluk lainnya
dan kewajiban yang lainnya adalah melakukan pemujaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.

File: I Wayan Sudarma, @2009

Keharmonisan hubungan antara manusia (Praja) dengan sesamanya,


dengan alam lingkungan (Kamadhuk) dan secara vertikal kepada Tuhan
Yang Maha Esa di dalam ajaran agama Hindu disebut Trihita Karana. Trihita
Karana artinya tiga unsur yang dapat menimbulkan kebahagiaan, yaitu :
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Manusia
3. Alam tempat manusia hidup.
Aktivitas pemujaan kepada Tuhan Yang Mahaesa, pelayanan kepada sesama
dan melestarikan alam lingkungan melahirkan kesatuan-kesatuan sosial
keagamaan dalam masyarakat Hindu sebagai wahana untuk mewujudkan
Trihita Karana. Oleh karena umat Hindu mengenal adanya berbagai tempat
pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan salah satu dimensi tempat
pemujaan Tuhan Yang Maha Esa adalah kerukunan hidup disamping
pemujaan dan pelayanan.
Dari sistem pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa itu, umat Hindu
mengenal adanya empat tahap kerukunan, yaitu: kerukunan keluarga,
kerukunan teritorial, kerukunan profesional dan kerukunan universal.
Keempat tahap kerukunan diterapkan dalam sistem pemujaan Hindu.
Kerukunan melalui dimensi tempat pemujaan ini adalah sarana memupuk
kerukunan intern umat sedang kerukunan antara umat beragama, di dalam
kitab suci Veda sebagai telah kami kutipkan pada awal tulisan ini adalkah
dengan

menghormati

keyakinan

yang

berbeda-beda.

Kitab

suci

Bhagavadgita dengan tegas menyatakan: "Dengan jalan apapun engkau


memuja Aku, melalui jalan itu Aku menerimamu". Dari pernyataan ini
agama Hindu meyakini semua ajaran agama yang diturunkan oleh Tuhan
Maha Esa adalah jalan yang terbaik yang dapat ditempuh oleh umat
manusia. Kitab-kitab Upanisad menggambarkan bahwa berbagai jalan atau
keyakinan itu adalah ibarat sungai-sungai yang menuju laut, demikian air
bertemu di tengah-tengah lautan, maka air-air sungai yang mengalir itu
lebur di dalam samudra, tidak ada lagi identitas air sungai tertentu di
tengah samudra. Demikianlah seseorang dihadap Tuhan Yang Maha Esa
menikmati kebahagiaan yang sejati dan tyidak pernah ditanyakan apakah ia
penganut ajaran yang mana. Di dalam agama Hindu semua kebajikan
8

File: I Wayan Sudarma, @2009

terlebih lagi yang diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Esa adalah Dharma. Di
dalam

Dharma

oarng

tidak

ditanyakan

lagi

asal

muasalnya

atau

keyakinannya sebab dengan Dharma umat manusia akan sampai kepadaNya.


Kerukunan umat beragama dengan pemerintah di dalam ajaran Hindu
dicerminakan melalui ajaran Guru Bhakti, yakni hormat dan bhakti kepada
Guru Visesa yakni pemerintah yang bekerja keras untuk mensejahtrakan
bangsanya. Ketaatan kepada pemerintah merupakan salah satu disiplin
yang harus dijunjung tinggi. Kedudukan pemerintah sama halnya dengan
orang tua sendiri, dan setiap anak harus taat dan patuh kepada perintah
orang tuanya. Inilah yang melandasi setiap umat Hindu harus patuh kepada
ketentuan perundang-undangan, hukum dan kebijakan pemerintah.
G. Penutup
Demikian

tulisan

singkat

ini

kiranya

dapat

dikembangkan

dalam

pembahasan di lapangan. Semoga melalui kerukunan hidup beragama ini


bangsa Indonesia semakin kokoh dan tangguh dalam usaha meningkatkan
kesejahtraan

dan

kebahagiaan

warga

pencapaian tujuan pembangunan nasional.


Om Santih Santih Santih Om

File: I Wayan Sudarma, @2009

negaranya

sebagai

realisasi

Anda mungkin juga menyukai