Kita patut memanjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas perkenan dan karunia-Nya, bangsa Indonesia telah semakin mantap
dan semakin kokoh dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Kita mensyukuri kebijakan, wawasan dan pengorbanan para pendiri bangsa
ini (The Founding Fathers) yang telah menetapkan bentuk negara kesatuan
Republik Indonesia dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang
berdasarkan Pancasila. Sepertiapa yang diisyaratkan dalam pengamalan
Sila I Pancasila berupa hormat menghormati dan bekerja sama antara
pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda
sehingga terbina kerukunan hidup beragama yang semakin mantap.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud disusunnya tulisan singkat ini adalah dalam rangka meningkatkan
pembinaan kerukunan umat beragama dan tujuan yang ingin dicapai adalah
untuk meningkatkan kerukunan dan kerja sama intern umat beragama,
antar umat beragama dan umat beragama dengan pemerintah di samping
untuk memupuk kesadaran untuk mendahulukan persatuan dan kesatuan
bangsa yang semakin kokoh dan dalam membantu proses terwujudnya
kesejahtraan hidup masyarakat sebagai realisasi dari tujuan pembangunan
nasional. Dengan demikian penjabaran topik pembahasan meliputi tiga hal,
yakni: bagaimana meningkatkan kerukunan dan kerja sama intern umat
beragama, antara umat beragama dan umat beragama dengan pemerintah,
bagaimana seharusnya mendahulukan kepentingan umum dalam upaya
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta bagaimana upaya
mempercepat proses mewujudkan kesejahtraan masyarakat.
dan kerja sama intern, antar dan anatara umat beragama yang untuk
jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengertian Kerukunan Hidup Umat Beragama
Kerukunan hidup beragama adalah kondisi hidup dan kehidupan yang
mencerminkan suasana damai, tertib, tentram dan sejahtra, hormat
menghormati dan harga menghargai, tenggang rasa sesuai dengan
ajaran agama, baik sebagai individu, maupun anggota masyarakat
yang taat dan saleh, berbudi pekerti yang luhur yang merupakan
cerminan pengamalan ajaran agama dan Pancasila.
Kerukunan hidup beragama di Indonesia telah dirumuskan ke dalam
tiga tahap kerukunan, yaitu kerukunan umat pemeluk agama yang
sama (intern umat beragama), kerukunan antar pemeluk agama yang
berbeda (kerukunan antar umat beragama)dan kerukunan umat
beragama dengan pemerintah. Kerukunan intern umat beragama
adalah kerukunan dalam mengamalkan agama yang sama oleh umat
yang sama pula yang dalam kurun waktu terakhir ini nampak ada
gejala kurang sehat yang sebenarnya berangkat dari pemahaman
atau penguasaan terhadap ajaran agama yang kurang komprehensif.
Pemahaman yang parsial atau sepotong sepotong mengakibatkan
perbedaan persepsi dan kurang saling pengertian intern umat
beragama. Kerukunan dan kerja sama antara umat beragama yang
berbeda, sudah semakin nampak hasilnya, hal ini karena disadari
bersama oleh pemeluk agama masing-masing sesuai dengan arahan
pemerintah. Gangguan kerukunan antar umat beragama sudah
semakin dapat dicegah dan ditangkal sedini mungkin, namun
demikian patut kita akui masih terjadi gangguan atau kerikil-kerikil
sandungan yang perlu dilenyapkan sama sekali dan hal patut
dilakukan oleh semua pihak, termasuk melalui peran serta aktif para
Penyuluh
Agama
dari
masing-masing
agama
bersama-sama
Kerukunan
diartikan
antara
bahwa
umat
beragama
pemerintah
tidak
dengan
pemerintah
melakukan
hal
hal
dapat
yang
melainkan
merukunkan
umatnya
dan
sedapat
mungkin
menggalang kerja sama yang erat mengingat kita satu tanah air,
bangsa dan negara. Sasaran utama kerukunan umat beragama
adalah sepenuhnya untuk menunjang stablitas nasional yang mantap
dan dinamis serta tetap tegak dan kokohnya persatuan dan kesatuan
bangsa.
Dengan
demikian
umat
beragama
wajib
memberikan
bukan
untuk
dipertentangkan,
tetapi
digunakan
dalam
upaya
motivasi
berkembang
keanekaragaman
seni
budaya dalam
masyarakat.
Perbedaan
agama
yang
dianut
di
Indonesia
tidaklah
oleh
perbedaan
yang
dikandung
oleh
agama-agama
di
Indonesia.
Semua agama mengarahkan umat-Nya untuk menjadi umat yang iman
(memiliki Sradha) yang mantap dan taqwa (Bhakti) kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Masing-masing ajaran agama menuntun umatnya untuk menjadi
umat beragama yang baik dan sekaligus menjadi warga negara yang baik
yang di dalam termilogi Hindu disebut Dharma Agama dan Dharma Nagara.
3. Kerja Sama Umat Beragama
Kerukunan umat beragama tidak terbatas hanya hidup berdampingan dalam
suasana yang rukun namun lebih dari hal tersebut, yaitu meningkatkan
kerja sama intern umat beragama, antar umat beragama dan umat
beragama dengan pemerintah. Banyak hal yang dapat dilakukan misalnya
dalam upaya mengentaskan kemiskinan rohani atau mental spiritual, sebab
bila seseorang miskin di bidang mental spiritual, ini akan mengancam
kehidupan pribadi atau lingkungan yang bersangkutan. Demikian pula
dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber daya manusia (SDM) masingmasing pemeluk agama dapat melakukan hal tersebut. Demikian pula
berpartisipasi menyukseskan program pemerintah seperti mewujudkan
Gerakan Disiplin Nasional (GDN) mewujudkan keluarga sejahtra dan bahagia
dan lain-lain.
D.
diri,
dia
harus
ikhlas
berkorban
terlebih
lagi
untuk
umatnya untuk menjadi umat beragama yang baik sekaligus menjadi warga
negara yang patuh dan taat kepada negara. Di dalam ajaran agama Hindu
yang bersumber pada kitab suci Veda dituntut kepada umat-Nya untuk
mencintai tanah airnya, membela bangsa dan negaranya. Perhatikanlah
kutipan mantra-mantra kitab suci Veda berikut :
Vaya rstre jgryma purohit - Setiap orang hendaknya senantiasa
waspada dan
(Yajurveda IX.23).
Mt bhmi putro aha pthivy -Tanah air ini adalah ibu kita, dan kita
adalah
putra-putrinya yang setia kepadanya. (Atharvaveda XII.1.12).
agamanya
dengan
mantap
dan
tumbuh
kecintaan
untuk
menjadi
tanggung
jawab
bagi
setiap
warga
negara
untuk
turut
mewujudkan
kesejahtraan
masyarakat.
Banyak
program
Kesejahtraan
masyarakat
tidak
hanya
melalui
bantuan
material, sandang, pangan dan papan, tetapi juga membina mereka untuk
menjadi umat beragama dan sekaligus insan Pancasila adalah sangat
diperlukan.
Memberikan ketrampilan praktis, mendayagunakan faktor lingkungan alam
sekitar dan sebagainya adalah rintisan untuk menyejahtrakan masyarakat.
Stabilitas akan mantap bilamana kesejahtraan masyarakat meningkat,
sebaliknya bilamana stabilitas
tidak
mantap,
maka
akan
sulit pula
menghormati
keyakinan
yang
berbeda-beda.
Kitab
suci
terlebih lagi yang diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Esa adalah Dharma. Di
dalam
Dharma
oarng
tidak
ditanyakan
lagi
asal
muasalnya
atau
tulisan
singkat
ini
kiranya
dapat
dikembangkan
dalam
dan
kebahagiaan
warga
negaranya
sebagai
realisasi