Anda di halaman 1dari 2

Indonesia adalah negara yang majemuk.

Dari segi sosial Indonesia adalah negara yang terdiri


atas berbagai macam suku, agama, ras yang berbeda-beda. Salah satu yang hingga kini masih
menjadi persoalan adalah persoalan intoleransi beragama. Dalam beberapa kasus, perilaku
intoleransi yang dilakukan oleh masyarakat masih saja terjadi.

Menurut pendapat Anda, mengapa perilaku intoleransi ini bisa terjadi? Lalu, apa gagasan
yang bisa Anda sumbangkan untuk mengatasi persoalan intoleransi ini?

Petunjuk umum dalam melakukan diskusi : Silahkan anda kemukakan pendapat anda dengan
berdasar pada studi kasus, teori, bersumber dari BMP, dan juga dasar hukum yang berlaku
saat ini. Jangan lupa cantumkan sumber referensi

TANGGAPAN
Menurut saya mengapa perilaku intoleransi masih sering terjadi di masyarakat Indonesia adalah
karena masih kuatnya paham identitas SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golong etnis). Hubungan
yang kurang baik antar SARA yang menimbulkan konflik dan ketegangan di masyarakat.
Kita ambil contoh dari kasus konfilk di tolikara pada tahun 2015 dimana umat Gereja Injil Indonesia
menyerang umat islam yang sedang melakukan ibadah shalat idul fitri 1 syawal 1436 H yang
menyebabkan 1 orang meninggal, beberapa orang terluka, beberapa ruko dan 1 mushola terbakar.
Diketahui penyebab terjadinya konflik tersebut hanya karena hal sepele yaitu speaker yang
digunakan umat muslim untuk menyuarakan dan mengajak umat muslim lainnya untuk
melaksanakan ibadah shalat idul fitri secara berjamaah di anggap mengganggu oleh umat Gereja Injil
Indonesia.
Mengapa hal sepele seperti ini bisa menyebabkan perpecahan antar agama di Indonesia? Menurut
UUD 1945 Pasal 28E ayat (1) menyatakan “Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat
menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak
Kembali.” Dari UUD di atas sudah dijelaskan bahwa semua orang berhak memeluk agama dan
beribadah menurut agamanya.
Dan dijelaskan pada UUD 1945 Pasal 28 J ayat 1 “Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia
orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.” Sebagai masyarakat
yang memiliki tujuan untuk mencapai kehidupan bermasyarakat yang damai, Masing-masing
individu wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.
Maka dari itu solusi untuk mengatasi persoalan intoleransi dalam beragama ini kita perlu
mengetahui dan mengembangkan sikap dan rasa toleransi dalam bermasyarakat. Menghargai setiap
perbedaan yang ada dalam masyarakat, selalu bermusyawarah setiap mengambil keputusan dalam
masyarakat, bila terjadi konflik atau hal-hal yang tidak sesuai yang dirasakan oleh setiap individu bisa
dibicarakan dan diselesaikan dengan kepala dingin untuk mencapai kehidupan bermasyarakat yang
tentram dan damai.
Sumber :
-BMP MKDU4111 Modul 4
-https://media.neliti.com/media/publications/123559-ID-none.pdf

TANGGAPAN
menurut pendapat saya mengenai persoalan intoleransi beragama adalah salah satu
persoalan yang masih
sering terjadi di indonesia yang merupakan negara majemuk.
perilaku intorelansi ini bisa terjadi karena masih banyaknya oknum di indonesia yang
merasa bahwa agamanya paling benar dan tidak bisa menghargai yang dianut oleh orang
lain,
terjadinya intoleransi tersebut di karenakan ada beberapa penyebabnya antara lain :
*pemeluk agama tersebut tidak menjelankan dengan benar nilai-nilai agamanya
*kurangnya pendidikan tentang nilai-nilai pancasila
*kurangnya pendidikan tentang toleransi beragama sejak usia dini.

untuk mengatasi persoalan mengenai intoleransi ini, gagasan yang bisa disumbangkan
adalah :
*meningkatkan aktivitas kerjasama antarumat beragama,
*menciptakan peraturan dan kebijakan yang tegas mengenai intoleransi,
*memeratakan pendidikan diseluruh indonesia karena seringkali perilaku intorelansi ini
dilakukan oleh masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah.
*menanamkan sejak dini dari bangku sekolah pentingnya kerukunan serta memberikan
peraturan yang ketat dalam menjaga toleransi beragama,
*menggalakkan kembali tentang pendidikan pancasila
*memberikan sosialisasi tentang toleransi di dalam beragama ke seluruh daerah indonesia.

kesimpulannya :
kemajemukan yang ada di indonesia ini memang seringkali dikatakan sebagai belati
bermata dua karena kemajemukan ini bisa menjadi hal yang sangat bermanfaat bagi
indonesia dan juga bisa menjadi hal yang sangat merugikan bagi bangsa indonesia, manfaat
dari kemajemukan ini baru bisa dirasakan apabila adanya sikap toleransi dan tenggang rasa
terhadap perbedaan yang ada di indonesia, tanpa adanya ini kemajemukan yang ada di
indonesia hanya akan menjadi pemicu konflik yang bisa mengganggu stabilitas negara.
di dalam kehidupan beragama, negara indonesia telah mendasari tentang hal itu dengan sila
pertama yaitu "ketuhanan yang maha esa " dimana salah satu bentuk pengalaman di
dalamnya adalah saling menghormati antar satu agama dengan yang lainnya, selain itu
negara juga telah menjamin kebebasan beragama sebagaimana disebutkan di dalam UUD
pasal 29 ayat 2 yang berbunyi "negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk
memeluk agama" sehingga dengan adanya landasan hukum tersebut diharapkan akan
memperkecil adanya tindakan-tindakan intorelansi di dalam beragama dimasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai