Anda di halaman 1dari 3

Persoalan intoleransi beragama adalah salah satu persoalan yang masih sering terjadi

di Indonesia yang merupakan negara majemuk. Perilaku intoleransi ini bisa terjadi karena


masih banyaknya oknum di Indonesia yang merasa bahwa agamanya paling benar dan tidak bisa
menghargai yang dianut oleh orang lain.

Maka dari itu Untuk mengatasi persoalan mengenai intoleransi ini, gagasan yang


bisa disumbangkan adalah:

1. Meningkatkan aktivitas kerja sama antarumat beragama.


2. Menciptakan peraturan dan kebijakan yang tegas mengenai intoleransi.
3. Memeratakan pendidikan di seluruh Indonesia karena seringkali perilaku intoleransi ini
dilakukan oleh masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah.
Indonesia adalah negara yang majemuk. Kemajemukan yang ada di Indonesia ini memang
seringkali dikatakan sebagai belati bermata dua karena kemajemukan ini bisa menjadi hal yang
sangat bermanfaat bagi Indonesia dan juga bisa menjadi hal yang sangat merugikan bagi bangsa
Indonesia. Manfaat dari kemajemukan ini baru bisa kita rasakan apabila adanya sikap toleransi
dan tenggang rasa terhadap perbedaan yang ada di Indonesia. Tanpa adanya sikap ini,
kemajemukan yang ada di Indonesia hanya akan menjadi pemicu konflik yang bisa mengganggu
stabilitas Negara.

Intoleransi merupakan suatu paham atau pandangan yang mengabaikan seluruh nilai-nilai
toleransi. Intoleransi juga merupakan kebalikan dari semua prinsip yang ada dalam toleransi.
Prinsip-prinsip intoleransi diantaranya, sikap mencampuri dan atau menentang sikap atau
keyakinan orang lain, ketidakmampuan menahan diri agar tidak menyukai orang lain, dan
sengaja mengganggu orang lain.Intoleransi dapat juga diartikan sebagai sikap tidak tenggang
rasa dan sikap tidak toleran.
 
Mengapa Intoleransi bisa terjadi? apa penyebabnya? 
Menurut saya, Intoleransi di Indonesia terjadi karena beberapa faktor seperti:
 
1. Globalisasi
 
Efek negatif dari globalisasi ini adalah masyarakat banyak yang jadi mengikuti gaya kebarat-
baratan. Tidak semua gaya hidup kebarat-baratan cocok dan baik diterapkan di Indonesia.
Dengan gaya hidup yang kebarat-baratan para remaja akan mengikuti gaya hidup bebas dan tidak
lagi menghormati orangtuanya.
 
2. Kurangnya Rasa Menghargai Keberagaman
 
Kondisi Indonesia saat ini sangat beragam, yang terdiri dari berbagai suku, etnis, agama, budaya
dan sebagainya. karena dari keragaman ini akan terus dicari celah agar terjadinya
primordialisme. Dari sinilah akan muncul tindakan-tindakan intoleransi, perpecahan, juga
disintegrasi bangsa yang disebabkan kurangnya sikap saling menghargai keberagaman.
 
3. Perkembangan Media Sosial
 
Karena perkembangan media sosial yang sangat cepat, paham intoleransi pun mudah
menyebarluas. Dengan menggunakan media sosial banyak orang yang bisa belajar paham
intoleransi. Jika masyarkat menerima paham intoleransi dengan mentah tanpa memahami lebih
lanjut, ini akan berakibat makin banyaknya masayrakat yang mengikuti paham intoleransi.
 
Selain dari banyaknya sisi negatif dari media sosial, sisi positif dari media sosial pun juga
banyak yang dapat masyarakat manfaatkan dengan baik. Sisi-sisi negatif inilah yang harus
diwaspadai, apalagi dalam membangun toleransi hal ini harus diperhatikan.
 
4. Kuatnya Paham Identitas SARA (Suku, Agama, Ras dan antar Golongan Etnis)
 
Jalinan hubungan yang kurang baik dapat menimbulkan terjadinya konflik dan ketegangan di
kehidupan bermasyarakat. Gejala-gejala ini terjadi dan menguat pada saat Indonesia pasca masa
reformasi, hubungan antar etnis dan golongan yang kurang baik, hubungan antar agama yang
kurang harmonis jug terjadi dibeberapa daerah. Paham identitas SARA lebih dominan daripada
paham kebangsaan yan bisa mnyebabkan terjadinya disintegrasi bangsa.
 
5. Demokrasi Yang didominasi Masyarakat "Low Class" dan Ketimpangan Sosial Politik
 
Demokrasi yang didominasi masyarakat kelas bawah, mereka yang kurang beruntung dalam
ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Masyarakat low class biasanya ingin membuat perubahan
yang cepat, kritis, namun tidak rasional.
 
Terjadinya ketimpang sosial dan politik bisa menimbulkan terjadinya Intoleransi, karena luasnya
Negara Indonesia yang bisa menimbulkalkan iri hati serta sentimen pada kelompok lain. Masalah
ketimpangan sosial dan politik seperti, persoalan ekonomi, persoalan status sosial, dan kondisi
politik yan tak harmonis.
 
Intoleransi yang pernah terjadi di Indonesia adalah Intoleransi beragama, contohnya terjadi
"Bom Bunuh Diri di gereja Katolik St Yosep Medan". Kejadian ini bermula saat pelaku dengan
insial IAH ikut duduk di dalam gereja  Katolik St Yosep Medan dan berpura-pura menjadi
jemaat. Pelaku mendekati Pastor Albert dengan membawa senjata tajam dan bom rakitan di
dalam tasnya.
 
Namun, sebelum tiba di depan Altar muncul percikan api dari tasnya, lalu tas itu terbakar.
Karena melihat tingkah aneh dari IAH yang mencurigakan, Pastor Albert lari dan menghidar.
IAH terus mengejar Pastor Albert sehingga membuat heboh seisi gereja dan banyak jemaat yang
berlari keluar gereja. Beruntungnya bom tersebut belum sempat meledak.
 
Dari contoh diatas, dapat disimpulkan bahwa Intoleransi bisa terjadi sebab konflik antar agama
dengan masyarakat yang beragam, juga bisa disebabkan karena kecemburuan dan konflik sosial.
 
Lantas bagaimana cara agar menghindari Intoleransi? Semuanya dapat dilakukan mulai dari diri
sendiri dengan cara selalu peduli dengan lingkungan sekitar, tidak mementingkan suku sendiri
dan menganggap suku bangsanya lebih baik, tidak memaksakan kehendak orang lain, dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai