Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai sebuah negara yang memiliki ragam kemajemukan, indonesia
memiliki ruang yang cukup bagi potensi munculnya perselisihan sebagai akibat dari
perbedaan keyakinan dari para individu penghuni negara. Dalam kehidupan sosial,
perbedaan pandangan telah melahirkan adanya kelompok mayoritas dan minoritas.
Tak jarang kelompok minoritas merasa bahwa mereka tidak terlalu dianggap karena
jumlah mereka yang sedikit (Muhammad Saddam, 2019).

Dalam ilmu sosial, munculnya intoleransi memiliki latar belakang yang cukup
luas. Berbagai penyimpangan yang terjadi di lingkungan sosial seperti soal kemiskinan
dalam lingkup kesenjangan sosial, lalu dilemparkan sebagai masalah sosial-budaya.
Melemparkan masalah dalam bidang sosial budaya menunjukkan hal itu ada kaitannya
dengan aneka ragam fenomena dalam kehidupan masyarakat (Freidman John, 2005 :
115). Jika hal seperti itu dibiarkan, maka akan muncul konflik-konflik yang dapat
memecah belah Bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan toleransi?
1.2.2 Apakah yang dimaksud dengan intoleransi sosial?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah adalah :
1.3.1 Memahami yang dimaksud dengan toleransi.
1.3.2 Mengetahui definisi intoleransi sosial.

1.4 Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui definisi toleransi dan intoleransi sosial serta dampak
dalam bersikap toleransi dan intoleransi sosial.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Toleransi


Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati dalam
keberagaman, juga mengasihi tanpa pandang bulu siapa orangnya, dari mana latar
belakangnya, siapa orang tuanya, atau di mana ia dilahirkan. Hal itu mencerminkan
suatu kehidupan yang saling tegur sapa, saling tersenyum, saling membantu, dan
saling tolong menolong. Relasi kehidupan seperti itu akan saling menguatkan baik
dalam perkara yang besar maupun perkara yang kecil ( Suparlan Parsudi, 1999:5).

2.2 Pengertian Intoleransi


Intoleransi merupakan sikap tidak mau menghargai dan menghormati antar
sesama karena merasa bahwa diri seseorang itu lebih baik daripada orang lain. Sikap
intoleransi ini jika dibiarkan dapat menimbulkan perselisihan dan perpecahan di
kehidupan sosial masyarakat.

2
BAB III
METODE PENELITIAN

Meningkatnya konflik mengenai intoleransi sosial menjadi topik yang sering


dibicarakan disebabkan tidak adanya sikap toleran dalam masyarakat. Berbagai survei tela
dilakukan oleh para peneliti ataupun organisasi masyarakat untuk membaca fenonema
intoleransi yang terjadi pada masyarakat. Namun, sebagian survey tersebut hanya
menunjukkan persentase jumlah orang yang bersikap intoleran. Oleh karena itu, melalui
kajian kuantitatif dengan menggunakan metode analisis statistik yaitu Structural Equation
Modelling (SEM) dapat diidentifikasi sikap intoleran seseorang dari identitas agama dan etnis.
SEM merupakan sebuah metode yang dapat menunjukkan hubungan sebab akibat
antara variabel dependen dan variabel independen. Metode ini tepat digunakan karena metode
ini biasanya digunakan oleh peneliti-peneliti sosial untuk mengukur suatu konsep abstrak
yang sering ditemui di ilmu sosial, seperti halnya intoleransi. SEM dapat mengidentifikasi dan
memahami faktor-faktor yang menyebabkan seseorang menjadi tidak toleran dan faktor-faktor
tersebut memengaruhi tingkat intoleransi sosial. Indikator-indikator yang digunakan untuk
menunjukkan sikap intoleransi sosial antara lain seperti penolakan terhadap pemimpin yang
berbeda agama dan etnis serta penolakan terhadap tetangga yang berbeda agama dan etnis.
Setelah itu, dapat diukur variabel dan melihat hubungannya.
Pada tahun 2018, LIPI melakukan survei pada 1.800 responden di sembilan provinsi di
Indonesia. LIPI menggunakan multistage random sampling dengan responden yang sudah
menikah atau berusia 17-64 tahun, yang mana menurut hukum di Indonesia berhak untuk
memilih dalam pemilihan umum. Mereka akan ditanya tentang pandangan terhadap kandidat
yang beda agama dan etnis dalam pemilihan umum untuk mengetahui tingkat intoleransi
mereka. Dari hasil analisis, ditemukan beberapa faktor yang berpengaruh secara langsung
terhadap perilaku intoleran: fanatisme agama, ketidakpercayaan terhadap agama dan etnis
lain, sekulerisme, perasaan terancam, dan media sosial.
Penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memiliki kecurigaan terhadap
pihak yang berbeda keyakinan atau agama dan orang dari etnis yang berbeda berkontribusi
terhadap tumbuhnya sikap intoleran. Kecenderungan yang sama juga ditemui pada orang-
orang yang memiliki tingkat fanatisme agama yang tinggi dan pengguna media sosial secara
aktif. Responden mengatakan bahwa orang dengan keyakinan atau agama dan etnis yang
berbeda tidak dapat dipercaya dan mengeksploitasi pihak lain dengan kekuasaannya. Selain
itu, responden merasa terancam ketika pemeluk agama yang berbeda menadi seorang peabat
dan memiliki kekuasaan di sektor ekonomi ataupun politik.
3
Penelitian juga menemukan semakin tinggi tingkat sekuler seseorang maka semakin
tinggi pula tingkat intoleransi sosial. Hal ini diukur berdasar nilai-nilai keyakinan atau agama
yang dianut dan pandangan responden tentang peran pemerintah untuk melindungi hak-hak
setiap warga negara yang berbeda agama. Data LIPI menunjukkan bahwa sebesar 56,6% dari
total responden dapat menerima pemimpin yang berbeda agama. Sebagian besar juga tidak
memperhatikan latar belakang agama dan etnis calon presiden atau pemimpin daerah dalam
pemilu.

4
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Toleransi


Toleransi dalam pengertiannya telah dijelaskan dalam berbagai sumber juga telah
dikemukakan oleh tokoh-tokoh peneliti. Namun, secara umum definisi dari toleransi
adalah suatu sikap saling menghormati dan menghargai antar kelompok atau individu
dalam masyarakat atau dalam lingkup kehdupan lainnya. Dimana saling memberi
kebebasan kepada individu atau kelompok lain untuk menjalankan keyakinannya,
mengatur kehidupannya juga menentukan nasibnya masing-masing. Dengan syarat apa
yang dilakukan masih dalam batasan-batasan yang ada dan tidak bertentangan dengan
norma dan aturan dalam masyarakat. Sehingga hal tersebut diharapkan tidak merusak
unsur-unsur perdamaian.

Terlebih lagi, Indonesia merupakan negara plural. Tentunya toleransi sangat


dibutuhkan dalam menjaga kedamaian masyarakat. Menempatkan posisi untuk saling
menghormati, saling mengakui dan kerjasama itulah yang harus dilakukan masyarakat
Indonesia. Dalam kehidupan bermasyarakat rukun dan damai akan terwujud bila kita
menerapkan sikap toleransi.

3.2 Pengertian Intoleransi Sosial


Intoleransi sosial secara umum memiliki pengertian yaitu ketidakmampuan atau
ketidakmauan untuk bertoleran, hal ini muncul karena kita tidak bisa atau tidak mau
menerim dan menghargai perbedaan dalam kehidupan sesama umat manusia. Intoleransi
sosial dapat terjadi dalam berbagai kelompok atau tataran hubungan seperti hubungan
antara kakak adik, orang tua dan anak, suami dan isteri, antar teman, antar suku, agama,
bangsa bahkan ideologi.
Beberapa sumber mengatakan bahwa intoleransi sosial memiliki prinsip dan
komponen yang berkebalikan dengan prinsip toleransi, diantaranya yaitu :
1. Ketidakmampuan menahan diri untuk tidak suka kepada orang lain,
2. Sikap mencampuri dan atau menentang sikap atau keyakinan orang lain, dan
3. Sengaja mengganggu orang lain.

5
Pada dasarnya gesekan antar sesama merupakan hal yang melatarbelakangi terjadinya
intoleransi sosial. Terlebih lagi permasalahan yang melibatkan banyak orang sering terjadi
di negara yang memiliki keberagaman ini. Banyak sekali kasus konflik, pertentangan,
bahkan kekerasan terjadi di tanah air yang disebabkan adanya perbedaan. Hal tersebut
sebenarnya tidak terlepas dari sikap kedengkian per individu terhadap kondisi dan keadaan
individu yang lain. Sehingga hal tersebut menyulut terjadinya suatu gesekan antara satu
dengan yang lainnya guna mempertahankan apa yang telah menjadi setiap orang miliki
dengan melanggar suatu hak dan kewajiban masing-masing individu.

Oleh karena itu untuk dapat mengurangi dan menyelesaikan permasalahan konflik
semacam itu perlu adanya peningkatan rasa toleransi. Hal tersebut dapat diwujudkan
dengan cara mengadakan acara yang melibatkan banyak orang seperti seminar yang
mengangkat topic mengenai toleransi, juga dapat mengadakan acara sosial di daerah
daerah. Selain itu juga diperlukan peran serta kerja sama seluruh lapisn masyarakat, untuk
menanamkan kesadaran diri akan toleransi dan persatuan untuk mengurangi konflik antar
sesama. Sehingga hal tersebut dapat menciptakan kehidupan yang aman, nyaman, damai
dan harmonis.

6
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
toleransi adalah sikap kepercayaan yang harus ada di dalam kehidupan bermasyarakat
Dengan kata lain, sikap toleransi adalah sikap dasar yang harus dimiliki oleh setiap
individu di dalam masyarakat, seperti contoh menghargai ketika orang lain
menyampaikan pendapatnya.
Sedangkan intoleransi, yaitu kebalikan dari sikap toleransi yaitu sikap yang tidak mau
menghargai pendapat oranglain, mempermasalahkan adanya perbedaan yang membuat
negara terpecah belah.
4.2 Saran
kita sebagai warga indonesia yang baik adalah selalu menjunjung tinggi asas
perdamaian.

7
DAFTAR PUSTAKA

Lutfi, Muhammad. 2017. Model Toleransi Beragama Nabi Muhammad SAW di Madinah
[Skripsi]. IAIN Walisongo, Semarang

Widodo Umar,Bambang. 2017. Polisi dalam Arus Radikalisme,Intoleransi, dan

Disintegrasi Bangsa. Jurnal Ilmu Kepolisian.

Widisuseno, Iriyanto, dan Sudarsig, Sri.2019. Penguatan Wawasan Kebangsaan

Sebagai Upaya Pencegahan Paham Rdikalisme dan Intoleransi di

kalangan pelajar SMAN 3 Salatiga Kotamadia Salatiga. Jurnal

Harmoni Departemen Linguistik FIB UNDIP.

Seftiani, Sari. (2019). Memahami Sikap Intoleransi di Indonesia dengan Metode Riset yang
Tepat. http://kependudukan.lipi.go.id/id/kajian-kependudukan/ekologi-manusia/685-
memahami-sikap-intoleransi-di-indonesia-dengan-metode-riset-yang-tepat. Diakses pada Senin,
21 Oktober 2019, pukul 20.00.

Anda mungkin juga menyukai