Oleh :
UNIVERSITAS UDAYANA
BADUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dihaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat-Nya sehingga kami diberikan kesehatan sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktu yang diberikan. Tugas ini ditujukan
untuk memenuhi tugas Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) yang berisikan
tentang Kurangnya Sikap Toleransi Dalam Kehidupan Beragama. Dalam
penyusunan tugas ini kami mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Dalam
pembuatan tugas ini mungkin masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar tulisan ini dapat
menjadi lebih sempurna.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan tugas ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari toleransi
2. Untuk mengetahui pengaruh kurangnya sikap toleransi manusia dalam
kehidupan beragama sebagai mahluk individu dan sosial di masyarakat?
3. Untuk mengetahui keterkaitan kurangnya sikap toleransi dengan kearifan
lokal
4. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan dalam mempertahankan
sikap toleransi sesama manusia
BAB 2
PEMBAHASAN
Saat ini masyarakat mulai menurunkan sikap toleransi terhadap etnis, budaya
terutama masalah Agama, sementara itu dalam Undang-undang 1945 pasal 29
ayat 2 dikatakan bahwa “setiap warga diberi kemerdekaan atau kebebasan untuk
memeluk agama dan kepercayaannya.” Hal ini berarti kita tidak boleh
memaksakan kehendak, terutama dalam hal menganut keyakinan beragama lain
apalagi mengejek ajaran dan cara peribadatan. Seperti yang terjadi saat ini banyak
masalah perizinan pembangunan rumah ibadah antar umat beragama, penistaan
agama, pembakaran tempat peribadatan, konflik antar suku, menjelek-jelekkan
agama lain.
Selain itu sikap toleransi termasuk juga kedalam konsep Tat Twam Asi
dimana yang terkandung dalam ajaran Tat Twam Asi ini “ia adalah kamu, saya
adalah kamu, dan semua makhluk adalah sama” sehingga bila kita menolong
orang lain berarti juga menolong diri kita sendiri, dan bila kita menghargai
orang lain juga menghargai diri kita sendiri. Dimana prinsip ini juga
diperkokoh oleh ajaran Tri Kaya Parisudha yaitu wacika (berkata yang
baik dan benar), Manacika (berpikir yang suci dan benar), dan Kayika
(berbuat dan berprilaku yang suci dan benar). Dari ketiga unsur Tri Kaya
Parisudha ini saling memiliki keterikatan yaitu dmana jika kita sebagai umat
manusia sudah berfikir yang benar/suci maka terciptalah perkataan yang suci pula
dan bila perkataan sudah benar maka perbuatan kitapun pasti akan benar pula.
Dengan memiliki perilaku yang baik dan sikap saling menghargai antar sesama
umat manusia dan beragama maka akan menimbulkan keharmonisan yang baik
juga.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan untuk menumbuhkan sikap saling toleransi
antara sesama umagt manusisa dan beragama, yaitu :
Kepada siswa agar dalam bergaul tetap menjalin hubungan yang baik
dengan cara tidak memilih-milih teman serta tidak membeda-bedakan
status sosial seseorang, pangkat, ras, kekayaan, dan terutama Agama.
Sebagai mahluk sosial kita harus menanamkan pada diri kita sifat toleransi
yang tinggi.
Kepada para orang tua agar mengajarkan tentang cara menghargai, lalu
dipelihara serta diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Aliyya, Farah. 2019. Sikap Toleransi Masyarakat Indonesia terhadap Perbedaan
Agama.https://www.kompasiana.com/farahaliyya1592/5d0e1d820d82305
e9a62d2c3/sikap-toleransi-masyarakat-indonesia-terhadap-perbedaan-
agama-di-indonesia. Diakses 27 Oktober 2019.
Pringgandani, Putu Andhika. 2015. Tri hita karana dan tat twam asi.
https://www.academia.edu/19327991/Tri_hita_karana_dan_tat_twam_asi.
Diakses 27 Oktober 2019.
Setiadi, M. Elly, dkk. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar . Edisi Ketiga. Jakarta:
Kencana.