DISUSUN OLEH ;
1. Inayah Faradillah (R011211001)
2. Nurul Annisa (R011211015)
3. Raden Bagus Bimo Oktavianto (R011211029)
4. Rezky Arfiani (R011211043)
5. Inaztasya P (R011211057)
6. Azzahra Marsya Syukur (R011211071)
7. Melti (R011211085)
8. Safira Mahrani (R011211099)
9. Sahla Septiana Fauziah (R011211113)
10. Fauziyyah (R011211127)
Makalah ini merupakan salah satu bagian dasar dalam Pancasila terkususnya dalam sila
pertama yaitu “ Ketuhanan Yang Maha Esa”. Didalam makalah ini akan dibahas mengenai
bagaimana Konsep, Realita, Masalah, dan Solusi dari judul makalah kami.
Adapun makalah ini kami buat bertujuan untuk menyelesaikan salah satu tugas
kelompok mata kuliah Pendidikan Pancasila. Kami menyadari makalah ini masih belum
sempurna, tetapi kami Kelompok 1 berharap makalah ini dapat berguna bagi orang lain
terutama bagi teman teman dari prodi Ilmu Keperawatan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….…………….. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….……. 2
1.3 Tujuan………………………………………………………………………...……. 2
BAB II ISI
2.1 Konsep Kehidupan Beragama/Kerukunan antar ummat beragama…….………….. 3
2.2 Realita Kehidupan Beragama/Kerukunan antar ummat beragama……………..…... 3
2.3 Masalah Kehidupan Beragama/Kerukunan antar ummat beragama………….….…. 5
2.4 Solusi Kehidupan Beragama/Kerukunan antar ummat beragama…………….……. 6
BAB III
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….……... 8
3.2 Saran…………………………………………………………………………….…. 8
DAFTAR PUSTAKA…………………………...………………………………….……… 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang didapat dalam sub tema adalah;
1. Bagaimana konsep kehidupan beragama/ kerukunan antar umma beragam
2. Seperti apa realita kehidupan beragama/ kerukunan antar umma
beragama
3. Apa saja masalah dari kehidupan beragama/ kerukunan antar umma
beragama
4. Bagaimana solusi untuk memecahkan masa masalah dari kehidupan
beragama/ kerukunan antar umma beragama
1.3 Tujuan
Tujuan kami membuat makalah ini adalah;
1. Untuk mengetahui konsep kehidupan beragama/ kerukunan antar umma
beragama
2. Untuk mengetahu Realita dari kehidupan beragama/ kerukunan antar
umma beragama
3. Untuk mengetahui masalah yang ada dalam kehidupan beragama/
kerukunan antar umma beragama
4. Untuk mengataui solusi yang digunakan dalam memecahkan masalah
kehidupan beragama/ kerukunan antar umma beragama
2
BAB II
ISI
Pada Era Reformasi sekarang ini agama yang diakui oleh pemerintah
adalah agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Kong Huchu. Dari
agama-agama tersebut terjadilah perbedaan agama yang dianut masyarakat
Indonesia.
3
Kerukunan antar umat beragama bermaka rukun dan damainya
dinamika kehidupan umat beragama dalam segala aspek kehidupan, seperti
aspek ibadah, toleransi, dan kerjasama antar umat beragama. Kerukunan umat
beragama adalah keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi
toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan
dalam pengalamn ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia Tahun 1945.
Persatuan dan kerjasama antar umat beragama mutlak diperlukan.
Namun soal hubungan antar umat beragama adalah soal yang sangat peka.
Banyak kejadian yang kadang-kadang mengarah kepada permusuhan dan
penghancuran aset nasional disebabkan isu yang dikaitkan dengan hubungan
antar agama (di samping unsur lainnya yang sering disebut SARA, suku,
agama, rasa, antar golongan), walaupun sebenarnya setiap umat agama
mengajarkan kerukunan antar manusia dan antarumat beragama.
Pembinaan kerukunan hidup beragama adalah upaya yang dilakukan
secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggung jawab untuk
meningkatkan kerukunan hidup beragama, dengan cara menanamkan
pengertian akan nilai dan kehidupan bermasyarakat yang mampu mendukung
kerukunan hidup beragama, mengusahakan lingkungan dan keadaan yang
mampu menunjang sikap dan tingkah laku yang mengarah kepada kerukunan
hidup beragama, dan menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan tingkah
laku yang mewujudkan kerukunan hidup beragama.
Salah satu prasyarat terwujudnya masyarakat yang modern yang
demokratis adalah terwujudnya masyarakat yang menghargai kemajemukan
(pluarlitas) masyarakat dan bangsa serta mewujudkannya dalam suatu
keniscayaan. Untuk itulah kita harus saling menjaga kerukunan hidup
beragama. Secara historis, banyak terjadi konflik antar umat beragama pada
Era Reformasi, misalnya konflik horizontal di Poso antar umat Islam dan
Kristen, konflik ahmadiyah dengan warga banten.
4
(Ahok) yang telah menyinggung tafsir agama lain yaitu agama Islam atau
kasus penodaan agama sehingga mengundang reaksi dari jutaan umat Islam
Indonesia yang biasa disebut dengan aksi Bela Islam 212.
Jadi jelasnya, agama di sini terlihat sebagai pemicu atau sumber dari
konflik tersebut. Sangatlah ironis konfik yang terjadi tersebut padahal suatu
agama pada dasarnya mengajarkan kepada para pemeluknya agar hidup dalam
kedamaian, saling tolong menolong dan juga saling menghormati. Untuk itu
marilah kita jaga tali persaudaraan antar sesama umat beragama.
5
agama, terutama Islam, yang mendeklarasikan kedamaian sebagai inti
ajarannya. Jihad dalam Islam dimulai ketika Nabi saw hijrah dari Mekkah ke
Madinah. Dalam hal ini, harus dimengerti bahwa Madinah adalah semacam
“negara muslim” yang harus mempertahankan eksistensinya melawan orang-
orang Arab dari klan Quraisy ketika itu.
Dari sinilah ajaran Islam tentang jihad itu berkembang. Sebenarnya
tafsiran paling mutakhir tentang jihad selalu bersifat defensif. Dengan
demikian, pada periode modern, pengertian jihad sama sekali tak bermakna
ofensif. Konteks jihad pada fase Madinah saat itu Nabi saw harus
mempertahankan eksistensi komunitas muslim yang dirongrong oleh suku
Quraisy yang berdomisili di Mekkah, beberapa suku Yahudi di Madinah, dan
beberapa suku Badui.
6
agama yang mendukung bagi pembinaan kerukunan hidup intern dan antar
umat beragama.
• Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai
kemanusiaan dari seluruh keyakinan plural umat manusia yang fungsinya
dijadikan sebagai pedoman bersama dalam melaksanakan prinsip-prinsip
berpolitik dan berinteraksi sosial satu sama lainnya dengan
memperlihatkan adanya sikap keteladanan.
• Dari sisi ini maka kita dapat mengambil hikmahnya bahwa nilai-nilai
kemanusiaan itu selalu tidak formal akan mengantarkan nilai pluralitas
kearah upaya selektifitas kualitas moral seseorang dalam komunitas
masyarakat mulya (Makromah), yakni komunitas warganya memiliki
kualitas ketaqwaan dan nilai-nilai solidaritas sosial.
• Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi
kemanusiaan yang mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan, agar tidak
terjadi penyimpangan-penyimpangan nilai-nilai sosial kemasyarakatan
maupun sosial keagamaan.
• Menempatkan cinta dan kasih dalam kehidupan umat beragama dengan
cara menghilangkan rasa saling curiga terhadap pemeluk agama lain,
sehingga akan tercipta suasana kerukunan yang manusiawi tanpa
dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.
• Menyadari bahwa perbedaan adalah suatu realita dalam kehidupan
bermasyarakat, oleh sebab itu hendaknya hal ini dijadikan mozaik yang
dapat memperindah fenomena kehidupan beragama.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Atas semua pemaparan materi yang sudah dijelaskan di atas maka dengan ini
garis kesimpulan yang dapat kami Tarik adalah bahwa kerukunan ialah hidup damai
dan tentram dengan saling toleransi antara masyarakat yang beragama sama
maupun berbeda, kesediaan mereka untuk menerima adanya perbedaan keyakinan
dengan orang atau kelompok lain, membiarkan orang lain untuk mengamalkan
ajaran yang diyakini oleh masing-masing masyarakat, dan kemampuan untuk
menerima perbedaan. Namun, pada kenyataannya di era reformasi ini terjadi
perbedaan agama dalam kehidupan beragama/kerukunan antar umat beragama yang
kemudian memicu atau sumber dari konflik antaragama seperti Klaim Kebenaran
(Truth Claim) dan Doktrin Jihad.
3.2 SARAN
Adapun saran yang bisa penulis berikan yakni diharapkan kepada masyarakat
khususnya generasi muda dapat memaksimalkan potensi dan menggali pengetahuan
terkait konsep toleransi dalam mengatasi konflik dalam kehidupan
beragama/kerukunan antar umat beragama di era reformasi ini serta dapat
mengimplementasikan atau berperan aktif demi kemajuan bangsa. Pengetahuan dan
konsep itu terdapat dalam filsafah Pancasila yang harus kita pelajari. Masyarakat
harus lebih menyadari bahwa negara Indonesia adalah negara multicultural, sehingga
masyarakat juga harus saling menghargai perbedaan yang ada, agar dapat tercipta
kehidupan yang rukun, sehingga berbagai konflik yang mungkin terjadi, bisa
minimalizirkan bahkan dihilangkan
8
DAFTAR ISI
Armstrong, Karen. “Berperang Demi Tuhan (The Bettle for God)”, Terjemahan, Satrio
Wahono, Muhammad Helmi, dan Abdullah Ali. Bandung: Serambi Ilmu Semesta bersama
Mizan, 2001.