Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERAN PERAWAT DAN NURSING ADVOCACY


Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan
Dosen Pengampu :
Ns. Akifah Syahrir, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh :
Kelompok 6
1. Nurwahdaniati Putri (R011211101)
2. Helen (R011211103)
3. Nirmala Yulia Akbar (R011211105)
4. Apriani (R011211107)
5. Iin Febrianti (R011211109)
6. Ainiyyah Ardianti (R011211111)
7. Sahla Septiana Fauziah (R011211113)
8. Restiana (R011211115)
9. Sakinah Rasyadah (R011211117)
10. Andi Firda Nurshabila (R011211119)

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021

1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Peran Perawat dan
Nursing Advocacy” dapat kami selesaikan dengan baik. Makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan. Selain itu, kami sebagai penulis
berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca dan juga
penulis tentang peran perawat dan perawat advokasi yang sebenarnya.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan makalah ini,
terkhusus kepada dosen pembimbing kami, Ns.Akifah Syahrir,S.Kep.,M.Kep dan juga
kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal.

Demikianlah makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
ataupun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon
maaf. Kami sebagai penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar
makalah yang akan kami buat selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Terima kasih…

Makassar, 21 September 2021

Tim penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Nursing Advocacy
1. Pengertian Advokasi
2. Pengertian Nursing Advocacy
3. Nilai-nilai dasar nursing advocacy
B. Peran perawat
1. Peran perawat kesehatan yang professional
2. Peran perawat sebagai advokasi
3. Tujuan peran perawat advokasi
C. Faktor-faktor terlaksananya peran
D. Hak pasien dalam pelayanan kesehatan
E. Hasil yang diharapkan pasien

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum keperawatan telah berjalan dengan komitmen utamanya
terhadap klien, dan akhir-akhir ini advokasi klien pun telah disahkan dalam peranan
keperawatan itu sendiri. Advokasi menjadi satu hal yang harus di perhatikan,
sebagaimana pengertiannya “Perlindungan dan dukungan terhadap hak-hak orang
lain”. Sebagai kewajiban moral yang jelas bagi perawat, hal ini (advokasi) telah
menemukan justifikasi (pembenaran) kepada pendekatan keperawatan yang
didasarkan pada prinsip maupun asuhan kedalam etika keperawatan.
Salah satu fungsi dan peran seorang perawat adalah menjadi advokat bagi
pasien. Dalam hal ini peran sebagai advokat pasien merupakan dasar dan inti dari
proses pemberian asuhan keperawatan. Pelayanan kesehatan saat ini pula
menbutuhkan pelayanan yang berkualitas, konsep dari advokasi sangat dibutuhkan
dalam hal ini. Sebagai peran utama dari perawat, advokasi merupakan bagian dari
kode etik pasien. Perawat dalam perannya sebagai advokat pasien menggunakan skill
sebagai pendidik, konselor, dan leader guna melindungi dan mendukung hak pasien.
Pada tahun 1985 “The American association colleges of nursing“
melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial
dalam praktek keperawatan professional. Nilai-nilai esensial ini sangat berkaitan
dengan moral keperawatan dalam praktiknya. Perawat memiliki komiten yang tinggi
untuk memberikan asuhan yang berkualitas berdasarkan standar perilaku yang etis
dalam praktek asuhan professional. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari
pendidikan perawat, dan berlanjut pada diskusi formal maupun informal dengan
sejawat atau teman. Praktik keperawatan, termasuk etika keperawatan mempunyai
dasar penting, seperti advokasi, akuntabilitas, loyalitas kepedulian, rasa haru, dan
menghormati martabat manusia. (Purba & Pujiastuti, 2009).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka kami dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Apakah pengertian dari advokasi?
2. Apakah pengertian dari Nursing Advocacy?

4
3. Apa saja nilai-nilai dasar dari Nursing Advocacy?
4. Bagaimana peran perawat kesehatan yang professional dan peran perawat
sebagai advokat?
5. Apa saja tujuan dari peran perawat advokasi?
6. Apa saja faktor-faktor terlaksananya peran?
7. Apa saja hak pasien dalam pelayanan kesehatan?
8. Apa hasil yang diharapkan oleh pasien dari peran perawat itu?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan perumusan dan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka
tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui pengertian dari advokasi.
2. Mengetahui pengertian dari Nursing Advocacy.
3. Mengetahui nilai-nilai dasar dari Nursing Advocacy.
4. Mengetahui peran perawat kesehatan yang professional dan peran perawat
sebagai advokat.
5. Dapat mengetahui tujuan peran perawat advokasi.
6. Mengetahui faktor-faktor apa saja sehingga dapat terlaksananya peran itu.
7. Mengetahui hak pasien dalam pelayanan kesehatan.
8. Mengetahui hasil yang diharapkan oleh pasien dari peran perawat itu.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Nursing Advocacy
1. Pengertian advokasi
Advokasi merupakan dasar filsafat dan ideal keperawatan yang
melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu secara bebas
menentukan nasibnya sendiri (Gondow, 1983).
Advokasi adalah mendukung pasien, bicara mewakili individu pasien,
dan menengahi bila perlu. Advokasi ini adalah bagian dari perawatan perawat
dan bagian dari kedekatan dan kepercayaan antara perawat dan pasien yang
memberi keperawatan sebuah tempat yang sangat khusus dalam pelayanan
kesehatan (WHO,2005)
2. Pengertian Nursing Advocacy
Nursing advocacy adalah proses dimana perawat secara objektif
memberikan klien informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dan
mendukung klien apapun keputusan yang ia buat.
Perawat sebagai advokat yaitu menjadi penghubung antara klien dan
tim kesehatan lain. Membela kepentingan klien dan membantu klien untuk
memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang di berikan tim
kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional.
Menurut para ahli perawat advokat ada 3 yaitu:
 Ana (1985) Melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan
melanggar etika yang dilakukan oleh siapapun.
 Fry (1987) Advokasi sebagai dukungan aktif tarhadap setiap hal yang
memiliki penyebab atau dampak penting.
 Gondow (1983) Advokasi merupakan dasar falsafat dan ideal
keperawatan yang melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada
individu secara bebas menentukan nasibnya sendiri.
3. Nilai-nilai dasar nursing advocacy
Menurut Kozier & Erb (2004) untuk menjalankan perannya sebagai
advokasi pasien, perawat harus memiliki nilai-nilai dasar, yaitu :

6
 Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak
untuk menentukan pilihan dan mengambil keputusan.
 Pasien berhak untuk mempunyai hubungan antara perawat-pasien yang
didasarkan atas dasar saling menghargai, percaya, bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan masalah kesehatan
dan kebutuhan perawatan kesehatan, dan bebas dalam bertukar pikiran
serta.
 Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah
mengetahui cara memelihara kesehatannya.

Selain harus memiliki nilai-nilai dasar di atas, perawat harus memiliki


sikap yang baik agar perannya sebagai advokat pasien lebih efektif. Beberapa
sikap yang harus dimiliki perawat, adalah:

 Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah pasien dari sudut


pandang yang positif. Asertif meliputi komunikasi yang jelas dan
langsung berhadapan dengan pasien.
 Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih
utama walaupun ada konflik dengan tenaga kesehatan yang lain.
 Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi,
konfrontasi atau negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau
antara perawat dan dokter.
 Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain perawat tidak dapat
bekerja sendiri dalam memberikan perawatan yang berkualitas bagi
pasien. Perawat harus mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain yang ikut serta dalam perawatan pasien.
 Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan yang politis, seperti
melaporkan kebutuhan perawatan kesehatan pasien kepada pemerintah
atau pejabat terkait yang memiliki wewenang atau otoritas.

B. Peran Perawat
1. Peran perawat kesehatan yang professional
a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan

7
Dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia
yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis
keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang
tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian
dievaluasi tingkat perkembangannya.
b. Peran sebagai advokasi klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan
keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi
pelayanan atau informasi khususnya dalam pengambilan persetujuan
atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat
berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien.
c. Peran edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan
tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien
setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
d. Peran Koordinator
Peran in dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan
serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan pasien.
e. Peran kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui
tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan lain-
lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan
bentuk pelayanan selanjutnya.
f. Peran konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah
atau tindakan keperawatan yang tempat untuk diberikan. Peran ini
dilakukan atas permintaan pasien terhadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan.
g. Peran pembaharu

8
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan, kerja sama, perbaruan yang sistematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan (Azis, 2008)

2. Peran perawat sebagai advokasi


 Sebagai penghubung antara klien dengan tim kesehatan lain dalam
upaya pemenuhan kebutuhan klien.
 Membela kepentingan klien dan membantu klien memahami semua
informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan
dengan pendekatan tradisional maupun professional.
 Perawat bertindak sebagai narasumber dan fasilitator dalam tahap
pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani
oleh klien.
 Perawat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam
pelayanan keperawatan.

3. Tujuan peran perawat advokasi


Tujuan dari peran advokat berhubungan dengan pemberdayaan
kemampuan pasien dan keluarga dalam mengambil keputusan. Saat berperan
sebagai advokat bagi pasien, perawat perlu meninjau kembali tujuan peran
tersebut untuk menentukan hasil yang diharapkan bagi pasien. Menurut Ellis
& Hartley (2000), tujuan peran advokat adalah :
 Menjamin bahwa pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lain adalah
partner dalam perawatan pasien. Pasien bukanlah objek tetapi partner
perawat dalam meningkatkan derajat kesehatannya. Sebagai partner,
pasien diharapkan akan bekerja sama dengan perawat dalam
perawatannya.
 Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan pasien adalah
makhluk yang memiliki otonomi dan berhak untuk menentukan pilihan
dalam pengobatannya. Namun, perawat berkewajiban untuk
menjelaskan semua kerugian dan keuntungan dari pilihan-pilihan
pasien.

9
 Memiliki saran untuk alternatif pilihan saat pasien tidak memiliki
pilihan, perawat perlu untuk memberikan alternatif pilihan pada pasien
dan tetap memberi kesempatan pada pasien untuk memilih sesuai
keinginannya.
 Menerima keputusan pasien walaupun keputusan tersebut bertentangan
dengan pengobatannya. Perawat berkewajiban menghargai semua
nilai-nilai dan kepercayaan pasien.
 Membantu pasien melakukan yang mereka ingin lakukan saat berada
di rumah sakit, pasien memiliki banyak keterbatasan dalam melakukan
berbagai hal. Perawat berperan sebagai advokat untuk membantu dan
memenuhi kebutuhan pasien selama dirawat di rumah sakit.
 Melindungi nilai-nilai dan kepentingan pasien setiap individu memiliki
nilai-nilai dan kepercayaan yang berbeda-beda. Sebagai advokat bagi
pasien, perawat diharapkan melindungi nilai-nilai yang dianut pasien
dengan cara memberikan perawatan dan pengobatan yang tidak
bertentangan dengan nilai-nilai tersebut.
 Membantu pasien beradaptasi dengan sistem pelayanan kesehatan saat
pasien memasuki lingkungan rumah sakit, pasien akan merasa asing
dengan lingkungan sekitarnya. Perawat bertanggung jawab untuk
mengorientasikan pasien dengan lingkungan rumah sakit dan
menjelaskan semua peraturan-peraturan dan hak-haknya selama di
rumah sakit, sehingga pasien dapat beradaptasi dengan baik.
 Memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien dalam
memberikan asuhan keperawatan harus sesuai dengan protap sehingga
pelayanan lebih maksimal hasilnya.
 Mendukung pasien dalam perawatan sebagai advokat bagi pasien,
perawat menjadi pendamping pasien selama dalam perawatan dan
mengidentifikasi setiap kebutuhan-kebutuhan serta mendukung setiap
keputusan pasien.
 Meningkatkan rasa nyaman pada pasien dengan sakit terminal perawat
akan membantu pasien melewati rasa tidak nyaman dengan
mendampinginya dan bila perlu bertindak atas nama pasien
menganjurkan dokter untuk memberikan obat penghilang nyeri.

10
 Menghargai pasien saat perawat berperan sebagai advokat bagi pasien,
perawat akan lebih mengerti dan menghargai pasien dan hak-haknya
sebagai pasien.
 Mencegah pelanggaran terhadap hak-hak pasien perawat sebagai
advokat bagi pasien berperan melindungi hak-hak pasien sehingga
pasien terhindar dari tindakan-tindakan yang merugikan dan
membahayakan pasien.
 Memberi kekuatan pada pasien perawat yang berperan sebagai advokat
merupakan sumber kekuatan bagi pasien yang mendukung dan
membantunya dalam mengekspresikan ketakutan, kecemasan dan
harapan-harapannya.

C. Faktor-Faktor Terlaksananya Peran


Menurut Green cit Notoatmodjo (1993) peran atau perilaku dipengaruhi oleh
beberapa faktor sebagai berikut.
1. Faktor predisposisi, terwujud dalam :
Pengetahuan : merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya tindakan
merupakan kesiapan individu untuk bertindak atau predisposisi suatu perilaku.
Keyakinan : menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup
bermasyarakat.
Nilai-nilai : menurut Allport (1954) cit Notoatmodjo (1993) nilai-nilai adalah
suatu kepercayaan terhadap obyek.
2. Faktor pendukung atau enabling
Faktor yang terwujud dalam lingkungan fisik dan fasilitas institusi atau
rumah sakit tersedianya lingkungan fisik yang memungkinkan serta fasilitas
yang cukup mendorong seseorang untuk berprilaku atau berperan dalam
komunitasnya.
3. Faktor pendorong (reinforcing factor)
Faktor yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau
perawat profesional lain yang merupakan referensi. Sikap dan perilaku
komunitas profesi akan mendorong anggota lain untuk bersikap dan
berperilaku seperti dia.

11
D. Hak Pasien Dalam Pelayanan Keperawatan
1. Mempertahankan dan mempertimbangkan serta mendapatkan asuhan
keperawatan dengan penuh perhatian.
2. Memperoleh informasi terbaru, lengkap mengenai diagnosa, pengobatan dan
program rehabilitasi dari tim medis, dan informasi seharusnya dibuat untuk
orang yang tepat mewakili pasien, karena pasien mempunyai hak untuk
mengetahui siapa yang bertanggung jawab dan mengkoordinir asuhan
keperawatannya.
3. Menerima informasi penting untuk memberikan persetujuan sebelum memulai
sesuatu prosedur atau pengobatan kecuali dalam keadaan darurat, mencakup
beberapa hal penting, yaitu lamanya ketidakmampuan, alternatif-alternatif
tindakan lain dan siapa yang akan melakukan tindakan.
4. Menolak pengobatan sejauh yang diijinkan hukum dan diinformasikan tentang
konsekuensi dari tindakan tersebut.
5. Setiap melakukan tindakan selalu mempertimbangkan privasinya termasuk
asuhan keperawatan, pengobatan, diskusi kasus, pemeriksaan dan tindakan,
dan selalu dijaga kerahasiaannya dan dilakukan dengan hati-hati, siapapun
yang tidak terlibat langsung asuhan keperawatan dan pengobatan pasien harus
mendapatkan ijin dari pasien.
6. Mengharapkan bahwa semua komunikasi dan catatan mengenai asuhan
keperawatan dan pengobatannya harus diperlakukan secara rahasia.
7. Pasien mempunyai hak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ke tempat lain
yang lebih lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan
rujukan tersebut, dan rumah sakit yang ditunjuk dapat menerimannya.
8. Memperoleh informasi tentang hubungan rumah sakit dengan instansi lainnya,
seperti asuhan keperawatan yang akan diterimannya, Contoh: hubungan
individu yang merawatnya, nama perawat dan sebaginnya.
9. Diberikan penasehat atau pendamping apabila rumah sakit mengajukan untuk
terlibat atau berperan dalam eksperimen manusiawi yang mempengaruhi
asuhan atau pengobatannya. Pasien mempunyai hak untuk menolak
berpartisipasi dalam proyek riset atau penelitian tersebut.
10. Mengharapkan asuhan berkelanjutan yang dapat diterima. Pasien mempunyai
hak untuk mengetahui lebih jauh waktu perjanjian dengan dokter yang ada.
Pasien mempunyai hak untuk mengharapkan rumah sakit menyediakan

12
mekanisme sehingga ia mendapat informasi dari dokter atau staf yang
didelegasikan oleh dokter tentang kesehatan pasien selanjutnya.
11. Mengetahui peraturan dan ketentuan rumah sakit yang harus diikutinya
sebagai pasien.

E. Hasil Yang Di Harapkan Pasien


Hasil yang diharapkan dari pasien saat melakukan peran advokat (Ellis &
Hartley 2000), adalah pasien akan :
1. Mengerti hak-haknya sebagai pasien.
2. Mendapatkan informasi tentang diagnosa, pengobatan, prognosis dan pilihan-
pilihannya.
3. Bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya.
4. Memiliki otonomi, kekuatan, dan kemampuan memutuskan sendiri.
5. Perasaan cemas, frustrasi, dan marah akan berkurang.
6. Mendapatkan pengobatan yang optimal.
7. Memiliki kesempatan yang sama dengan pasien lain.
8. Mendapatkan perawatan yang berkesinambungan.
9. Mendapatkan perawatan yang efektif dan efisien.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nursing advocacy adalah proses di mana perawat berperan sebagai advokat
(pembela) bagi klien agar klien tidak kehilangan hak-haknya dalam sistem pelayanan
kesehatan. Advokasi merupakan salah satu peran perawat dan menjadi dasar yang
penting dalam membrikan asuhan keperawatan kepada pasien. Peran perawat sebagai
advokat pasien menuntut perawat untuk dapat mengidentifikasi dan mengetahui nilai-
nilai dan kepercayaan yang dimilikinya tentang peran advokat, peran dan hak-hak
pasien, perilaku profesional, dan hubungan pasien-keluarga-dokter. Di samping itu,
pengalaman dan pendidikan yang cukup sangat diperlukan untuk memiliki
kompetensi klinik yang diperlukan sebagai syarat untuk menjadi advokat pasien.
B. Saran
1. Sebagai seorang perawat advokat, perawat juga tidak boleh hanya
mementingkan kepentingan klien tetapi juga harus memikirkan dirinya,
keluarga, dan anggota tim kesehatan lainya.
2. Bagi mahasiswa, yakni melakukan peneltian terkait tentang advokasi, karena
masih banyak hal yang bias dieksplor dan dikembangkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Adzanri, A. S. (2018). Peran Advokasi Perawat Dalam Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Gawat
Darurat. STIKes Alifah Padang.

Metiaman, A. (2018). NURSING ADVOCACY: (PERAWAT PEMBELAAN). SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH MANADO.

Putra, a. b. (2013). NURSING ADVOKASI MAKALAH.

Tamie, m. (2013). Nursing Advocacy.

15

Anda mungkin juga menyukai