Anda di halaman 1dari 18

Mekanisme

Reproduksi
Hewan
Raihan Hilmy Fuady
Sita
Sulfikar
Wirdah Nur Adha
Reproduksi Aseksual

Reproduksi aseksual adalah jenis perkembangbiakan


yang dilakukan oleh sel tubuh tanpa melibatkan sel
kelamin. Pada hewan, perkembangbiakan seperti ini,
umumnya hanya dijumpai pada hewan rendah, misalnya
Paramaecium, Amoeba dan Euglena (membelah diri);
Hydra dan ubur-ubur (bertunas); bintang laut dan Planaria
(fragmentasi).
Fragmentasi
Fragmentasi adalah proses
terbentuknya individu baru
yang berasal dari potongan –
potongan tubuh induk. Jenis
hewan yang mampu
melakukan fragmentasi
memiliki daya regenerasi yang
tinggi. Kondisi inilah yang
memngkinkan tiap potongan
hewan tersebut dapat tumbuh
menjadi individu baru.
Tunas 
Cara berkembang biak hewan dengan tunas adalah melalui
pemisahan individu baru dari tubuh induk. Individu ini terbentuk dari
tonjolan pada bagian tubuh induk. Biasanya, individu baru tersebut
akan tumbuh disekitar posisi induk, sehingga akan terbentuk koloni
dari hewan tersebut. Pertunasan biasanya terjadi pada hewan yang
sesil (menempel di dasar perairan).
Membelah Diri
Membelah diri adalah perkembangbiakan hewan dengan cara
memisahnya tubuh induk menjadi dua individu yang sama besar. Cara
reproduksi aseksual pada hewan dengan membelah diri pada awalnya
hewan berbentuk membulat dan kemudian memanjang. Selanjutnya,
sitoplasma pada bagian tengah terbagi menjadi dua. Hingga akhirnya
terbentuklah individu yang baru yang masing-masing memiliki inti sel.
Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual adalah perkembangbiakan makhluk hidup yang
melibatkan gamet (sel kelamin). Dengan demikian yang dimaksud reproduksi
seksual bukan hanya perkembangbiakan melalui perkawinan, tetapi
partenogenesis pun termasuk di dalamnya. Contoh reproduksi seksual yang
melibatkan penyatuan gamet jantan dan betina umumnya kita jumpai pada
hewan tingkat tinggi, seperti ikan, amfibi, reptil, burung dan mamalia.
Jenis Fertilisasi
Fertilisasi Internal (internal
Fertilisasi Eksternal (External
fertilization)
fertilization)
Gamet jantan dimasukkan ke
Gamet Jantan dan betina dilepas di
dalam saluran reproduksi
dalam air dimana fertilisasi
betinaSebelumnya bisa didahului
terjadi.Sebelum pelepasan gamet
oleh :
bisa didahului oleh:
Melalui kopulasi (memasukkan
1. ampleksus ( misalnya pada
penis ke alat rep. betina)
amfibia)
2. ritual-gerakan khas-sentuhan-
pengorbanan tertentu dari jantan
kebetina (misalnya pada ikan)
Tiga strategi Fertilisasi Internal

1. Ovipari (Oviparity)Telur yang telah difertilisasi tersimpan


diluar tubuh ibu (betina) untuk melengkapi
perkembangannya.
2. Ovovivipari (Ovoviviparity)Telur yang telah difertilisasi
berada ( retained) didalam tubuh ibu untuk melengkapi
perkembangannya.Embrio mendapat makanan dari kuning
telur (Young obtain nourishment from egg yolk)
3. Vivipari (Viviparity)Embrio mendapat makanan dari darah
ibu melalui plasenta (Young obtain nourishment from
mother’s blo
Reproduksi Pada Ayam
Pembentukan telur normal, membutuhkan waktu berkisar antara 25-
26jam, yang terdiri atas berbagai tahapan sebagai berikut (Rasyaf, 2007):
1. Tahap I: Ovarium terbentuknya telur dimulai dengan terbentuknya
kuning telur di dalam ovarium. Sel telur yang dihasilkan di dalam
ovarium ini jumlahnya mencapai ribuan dalam berbagai ukuran,
diantaranya 4 buah besar dan 1 buah yang paling besar. Sel telur yang
paling besar berwarna keputihan, disebut folikel. Folikel sebagai sel
telur orang dewasa kemudian dibebaskan.
2. Tahap II: Infundibulum Kuning telur yang dilepaskan ovarium
tersebut diterima oleh infundibulum. Di dalam infundibulum, kuning
telur tinggal selama 15 menit saja, tanpa adanya penambahan elemen
lainnya.
3. Tahap III: Magnum Pada saat kuning telur berada dalam magnum,
terjadi penambahan unsur lain, berupa putih telur yang terdiri dari 88%
air dan 115 protein. Di dalam magnum, kuning telur tinggal selama 3
jam.
4. Stadium IV: Tanah Genting Telur dibungkus 2 buah selaput tipis. Telur
tinggal di dalam itsmus selama ±1,25 jam. Telur berdiam di sini cukup
lama. Hal ini sebagai tanda bahwa selaput telur kelak sangat penting
untuk melindungi telur dari gangguan fisik maupun biologis.
5. Stadium V: Rahim Telur tinggal di dalam uterus selama 20-21 jam. Di
dalam uterus inilah telur disempurnakan, sehingga diperoleh cairan
putih tipis melalui membran secara difusi dan terbungkus oleh bahan
keras yang disebut kerabang. Fertilisasi akan berlangsung di daerah
ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang
telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. 
6. Tahap VI: Vagina Sebelum siap dikeluarkan, telur harus berdiam dulu di
vagina selama 15 menit. Sebelum dikeluarkan melalui kloaka.
Perkembangan Embrio
 Proses perkembangan embrio ayam dimulai setelah terjadi
fertilisasi yang membentuk zigot. Perkembangan awal adalah
terjadinya pembelahan segmentasi (cleavage), kemudian
morulasi, blastulasi, gastrulasi, neurulasi, dan organogenesis.
Fase gastrula terbentuk tiga lapisan dasar embrio yang
menentukan perkembangan embrio selanjutnya, yaitu
endoderm, mesoderm dan ektoderm (Huettner, 1961). Periode
pertumbuhan awal sejak zigot mengalami pembelahan
berulang kali sama saat embrio memiliki bentuk primitif ialah
bentuk dan susunan tubuh embrio yang masih sederhana dan
kasar. Bentuk dan susunan tubuh embrio itu umum terdapat
pada jenis hewan vertebrata. Periode ini terdiri atas empat
tingkat yaitu tingkat pembelahan, tingkat blastula, tingkat
gastrula, dan tingkat tubulasi (Yatim,1982).
Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya.
Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan
perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dan
kerabang telur. Dalam perkembangannya, embrio dibantu oleh
kantung kuning telur, amnion, dan alantois. Kantung kuning 6
telur yang dindingnya dapat menghasilkan enzim. Enzim ini
mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio.
Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois
berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio, menyerap zat
asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang
terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta
membantu alantois, serta membantu mencerna albumen
1. Hari Ke-1 Tahap blastodermal. Bentuk awal embrio pada hari pertama belum jelas
terlihat Nampakada rongga segmentasi yang berada di bawah area pelucida,
terdapat pada cincin yang berwarna lebih gelap dari sekitarnya.
2. Ke-2 Adanya jalur pertama pada pusat blastoderm. Diantara extraembrionic
annexis nampak membran vitelin yang memiliki peranan utama dalam nutrisi
embrio.
3. Ke-3 Embrio berada di sisi kiri, dikelilingi oleh sistem peredaran darah, membram
viteline menyebar di atas permukaan kuning telur. Kepala dan badan dapat
dibedakan, demikian juga otak. Nampak juga struktur jantung yang mulai
berdenyut.
4. Ke-4 Perkembangan rongga amniotik, yang akan mengelilingi embrio,yang berisi
cairan amniotik, berfungsi untuk melindungi embriodan membolehkan embrio
bergerak. Nampak gelembung alantois yang berperan utama dalam penyerapan
kalsium, pernapasan dan tempat penyimpanan sisa-sisa
5. Ke-5 Peningkatan ukuran embrio, embrio membentuk huruf C, kepala bergerak
mendekati ekor. Terjadi perkembangan sayap.
6. Ke-6 Membram vetiline terus berkembang dan mengelilingi lebih dari separuh
kuning telur. Fissura ada diantara jari kesatu, kedua dan ketiga dari anggota badan
bagian atas dan antara jari kedua dan ketiga anggota badan bagian bawah. Jari
kedua lebih panjang dari jari lain
 Ke-7 Cairan yang makin mengencer di bagian leher. Nampak jelas
memisahkan kepala dengan badannya. Terjadi pembentukan paruh. Otak
nampak ada di daerah kepala, yang lebih kecil ukurannya dibanding dengan
embrio.
 Ke-8 Membram vetillin menyelimuti (menutupi) hampir seluruh kuning
telur. Pigmentasi pada mata mulai nampak. Bagian paruh atas dan bawah
mulai terpisah, demikian juga dengan sayap dan kaki. Leher merenggang
dan otak telah berada di dalam rongga kepala. Terjadi pembukaan indra
pendengar bagian luar.
 Ke-9 Kuku mulai nampak, mulai tumbuh folikel bulu pertama. Alantois
mulai berkembang dan meningkatnya pembuluh darah pada vitellus.
 Ke-10 Lubang hidung masih sempit. Terjadi pertumbuhan kelopak mata,
perluasan bagian distal anggota badan. Membran viteline mengelilingi
kuning telur dengan sempurna. Folikel bulu mulai menutup bagian bawah
anggota badan. Patuk paruh mulai nampak.
 Ke-11 Lubang palpebral memiliki bentuk elips yang cenderung menjadi
encer. Alantois mencapai ukuran maksimal, sedangkan vitellus makin
menyusut. Embrio sudah nampak seperti anak ayam
 Ke-12 Folikel bulu mengelilingi bagian luar indera pendengar
meatus dan menutupi kelopak mata bagian atas. Kelopak mata
bagian bawah menutupi 2/3 atau bahkan ¼ bagian kornea.
 Ke-13 Alantois menyusut menjadi membran Chorioalantois.
Kuku dan kali mulai nampak jelas.
 Ke-14 Bulu-bulu halus hampir menutupi seluruh tubuh dan
berkembang dengan cepat.
 Ke-15 Ke-16 Beberapa morfologi embrio berubah : anak ayam
dan bulu halus terus berkembang. Vitellus menyusut cepat, putih
telur mulai menghilang. Kepala bergerak ke arah kerabang telur
(posisi pipping) di bawah sayap kanan.
 Ke-17 Sistem ginjal dari embrio mulai memproduksi urates
(garam dari asam urat). Paruh yang berada di bagian bawah
sayap kanan, menuju rongga udara (yang ada di dalam telur).
Putih telur telah terserap semua
 Ke-18 Permulaan internalisasi vitellin. Terjadi pengurangan
cairan amniotik. Pa
 Ke-19 Penyerapan vitellin secara cepat. Paruh mulai mematuk
selaput/membran kerabang bagian dalam dan siap untuk
menembusnya.
 Ke-20 Vitelus terserap semua, menutup pusar (umbilicus). Anak
ayam menembus selaput kerabang telur bagian dalam dan
bernafas pada rongga udara. Pertukaran gas terjadi melalui
kerabang telur. Anak ayam siap menetas dan mulai memecah
kerabang telur.
 Ke 21 Anak ayam menggunakan sayap sebagai pemandu dan
kakinya memutar balik, paruh memecah kerabang dengan cara
sirkular. Anak ayam mulai melepaskan diri dari kerabang telur
dalam waktu 12 – 18 jam dan membiarkan bulunya menjadi
kering.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai