NIM : 1401618116
Filsafat Ilmu
Intoleransi
Sebagai sebuah negara yang memiliki ragam kemajemukan, Indonesia memiliki
ruang yang cukup bagi potensi munculnya gesekan sebagai akibat perbedaan
keyakinan dari para individu penghuni negara. Perbedaan keyakinan tersebut, pada
kenyataanya memiliki pemaknaan yang lebih mendalam dari sekedar perbedaan
sebagai ‘akibat pilihan individu’, namun merupakan perbedaan yang telah diwariskan
secara historis dan mengakar dalam secara kultural.
Kata intoleransi berasal dari prefik in- yang memiliki arti "tidak, bukan" dan
kata dasar toleransi yang memiliki arti sifat atau sikap toleran, batas ukur
untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan
penyimpangan yang masih dapat diterima dalam pengukuran kerja. Dalam
hal ini, pengertian toleransi yang dimaksud adalah "sifat atau sikap
toleran".Kata toleran sendiri didefinisikan sebagai "bersifat atau bersikap
menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang
berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri."
Mengapa Intoleransi Itu Bisa Terjadi?
Kasus Intoleransi bisa terjadi karena sikap diskriminatif terhadap sesama dan
perasaan paling benar dalam diri seseorang. Tetapi bisa juga Intoleransi
terjadi karena faktor Pendidikan, Karena pendidikan toleransi dan menghargai
harus ditanam sejak dini (PAUD), tetapi jika sejak usia dini tidak ditanam
sikap sikap toleran, maka seseorang akan susah untuk bertoleransi kepada
orang lain.
Setelah masa yang panjang hingga saat ini, Sikap toleransi kini sudah mulai
pudar. Tingkatan gairah Keagamaan tidak mendorong kelancaran kasih
sayang,dan etika moral. Peningkatan Rumah ibadah dan penyelengaraan
upacara Keagamaan tidak sebanding dengan peningkatan toleransi
keagamaan satu sama lain
Karena pada dasarnya toleransi dan saling menghargai merupakan akar dari
penyelesain masalah – masalah keberagaman agama yang ada di Indonesia
pada saat ini.
Seperti ungkapan Bung Karno pada nilai Ketuhanan adalah Ketuhanan yang
Berkebudayaan. Yaitu nilai nilai etis keagamaan yang bersifat persaudaraan,
yang berarti toleran yang memberi semangat gotong royong antara
masyarakat, yang merupakan sifat asli bangsa Indonesia dalam berbangsa
dan bernegara.
Kesimpulan
Tak terhitung kasus – kasus intoleransi yang terjadi di masyarakat pada saat
ini, mulai dari saling mencemooh satu sama lain sampai kasus kekerasan dan
penganiayaan.
Sikap toleran yang paling mudah dilaksanakan, yaitu dengan sikap gotong
royong. Karena dengan gotong royong kita sebagai bangsa Indonesia akan
muncul sikap persatuan
Karena dalam persatuan antar umat beragama, tidak akan adalagi kasus –
kasus intoleransi yang bahkan merambah ke kekerasan dan penganiyayaan.
DAFTAR PUSTAKA