Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Saddam Alkintanov

NIM : 1401618116

Kelas : PPKN C 2018

Dosen : Prof. DR. Nadiroh, M.Pd.

Filsafat Ilmu

Intoleransi
Sebagai sebuah negara yang memiliki ragam kemajemukan, Indonesia memiliki
ruang yang cukup bagi potensi munculnya gesekan sebagai akibat perbedaan
keyakinan dari para individu penghuni negara. Perbedaan keyakinan tersebut, pada
kenyataanya memiliki pemaknaan yang lebih mendalam dari sekedar perbedaan
sebagai ‘akibat pilihan individu’, namun merupakan perbedaan yang telah diwariskan
secara historis dan mengakar dalam secara kultural.

Dalam konteks kehidupan sosial, perbedaan pandangan sebagai buah karya


pewarisan secara historis, telah melahirkan adanya pengelompokkan terhadap apa
yang dinamakan mayoritas dan minoritas. Pengelompokan tersebut, hendaknya
dimaknai sebagai sebuah kekayaan yang diakibatkan adanya perbedaan keyakinan,
yang menjadi sarana pemersatu dalam kehidupan bernegara.

Apa itu Intoleransi?


Intoleransi beragama adalah suatu kondisi jika suatu kelompok (misalnya
masyarakat, kelompok agama, atau kelompok non-agama) secara spesifik
menolak untuk menoleransi praktik-praktik, para penganut, atau kepercayaan
yang berlandaskan agama. Namun, pernyataan bahwa kepercayaan atau
praktik agamanya adalah benar sementara agama atau kepercayaan lain
adalah salah bukan termasuk intoleransi beragama, melainkan intoleransi
ideologi.

Kata intoleransi berasal dari prefik in- yang memiliki arti "tidak, bukan" dan
kata dasar toleransi yang memiliki arti sifat atau sikap toleran, batas ukur
untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan
penyimpangan yang masih dapat diterima dalam pengukuran kerja. Dalam
hal ini, pengertian toleransi yang dimaksud adalah "sifat atau sikap
toleran".Kata toleran sendiri didefinisikan sebagai "bersifat atau bersikap
menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang
berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri."
Mengapa Intoleransi Itu Bisa Terjadi?
Kasus Intoleransi bisa terjadi karena sikap diskriminatif terhadap sesama dan
perasaan paling benar dalam diri seseorang. Tetapi bisa juga Intoleransi
terjadi karena faktor Pendidikan, Karena pendidikan toleransi dan menghargai
harus ditanam sejak dini (PAUD), tetapi jika sejak usia dini tidak ditanam
sikap sikap toleran, maka seseorang akan susah untuk bertoleransi kepada
orang lain.

Setelah masa yang panjang hingga saat ini, Sikap toleransi kini sudah mulai
pudar. Tingkatan gairah Keagamaan tidak mendorong kelancaran kasih
sayang,dan etika moral. Peningkatan Rumah ibadah dan penyelengaraan
upacara Keagamaan tidak sebanding dengan peningkatan toleransi
keagamaan satu sama lain

Bagaimana Kondisi dan akibat dari Intoleransi ?


Banyak sekali kasus – kasus intoleransi sampai ke ranah pembunuhan
karena sifat fanatisme seseorang pada sebuah agama. Dulu, orang berhenti
membunuh karena agama, sekarang orang saling membunuh karena agama.

Tidak hanya pembunuhan saja. Banyak sekali penyerangan ke tempat tempat


ibadah dan para pemuka agama. Sikap diskriminatif dan menggagap diri
selalu benar merupakan akar dari sifat semena mena ini.

Kondisi akibat Intoleransi ialah Masyarakat menjadi tidak mempunyai


kesatuan. Dan sudah tidak saling menghormati kembali dalam umat
beragama.

Solusi menghadapi Intoleransi ?


Untuk mengatasi permasalahan keagamaan yang ada di masyarakat, seperti
Terorisme, Intoleransi dan Permusuhan antar umat beragama. Karena itu,
suatu bangsa tidak hanya memerlukan perubahan secara kelembagaan,
tetapi juga secara spiritual. Dalam proses perubahan ini dalam beragama kita
tidak perlu meninggalkan kepercayaan dan upacaranya, tetapi lebih
mendalami sikap toleransi dan moralitas terhadap sesama.

Karena pada dasarnya toleransi dan saling menghargai merupakan akar dari
penyelesain masalah – masalah keberagaman agama yang ada di Indonesia
pada saat ini.
Seperti ungkapan Bung Karno pada nilai Ketuhanan adalah Ketuhanan yang
Berkebudayaan. Yaitu nilai nilai etis keagamaan yang bersifat persaudaraan,
yang berarti toleran yang memberi semangat gotong royong antara
masyarakat, yang merupakan sifat asli bangsa Indonesia dalam berbangsa
dan bernegara.

Kesimpulan
Tak terhitung kasus – kasus intoleransi yang terjadi di masyarakat pada saat
ini, mulai dari saling mencemooh satu sama lain sampai kasus kekerasan dan
penganiayaan.

Kita sebagai masyarakat Indonesia harus bisa menjunjung sikap persatuan,


karena kita terdiri dari berbagai suku bangsa dan berbagai agama. Sikap
toleransi harus bisa menjadi jati diri umat beragama, agar menjadikan
Indonesia yang makmur.

Sikap toleran yang paling mudah dilaksanakan, yaitu dengan sikap gotong
royong. Karena dengan gotong royong kita sebagai bangsa Indonesia akan
muncul sikap persatuan

Karena dalam persatuan antar umat beragama, tidak akan adalagi kasus –
kasus intoleransi yang bahkan merambah ke kekerasan dan penganiyayaan.
DAFTAR PUSTAKA

Alkintanov, M. S. (2018a). Mata air keteladanan Muhammad Saddam A.

Alkintanov, M. S. (2018b). UTS Muhammad Saddam A.


Murzaki, C. (2017). Pengertian toleransi.
Nisa, N. C., & Siswono, E. (n.d.). Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ( Hots )
Tentang Lingkungan Berdasarkan Latar Belakang Akademik Siswa,
XIX(September 2018), 1–14.

Anda mungkin juga menyukai