Anda di halaman 1dari 5

Pengertian

Definisi dari toleransi menurut Soerjono Sukanto adalah suatu sikap yang merupakan

perwujudan pemahaman diri terhdapa sikap pihak lain yang tidak kita setujui. Pendapat

mengenai definisi toleransi juga disampaikan oleh Poerwadarminta yaitu sifat atau sikap

menenggang pandangan, kepercayaan, pendapat, dan lain-lain. Menenggang yang dimaksud

dalam pernyataan ini adalah menghargai, membiarkan, dan memperbolehkan.

Toleransi memiliki asal kata yaitu toleran yang artinya batas atau limit penambahan

atau pengurangan yang masih diperbolehkan dan tidak dipermasalahkan. Lalu, secara

etimologi, toleransi dapat diartikan sebagai suatu kesabaran, keikhlasan atau lapang dada, dan

ketahanan emosional. Sedangkan, dari sisi istilah atau terminology, toleransi merupakan

suatu sifat dan sikap menenggang pada pendirian yang berbeda dengan pendirian masing-

masing. Jadi, tidak memperdulikan apa yang ada pada diri sendiri.

Selanjutnnya, kemediknas juga menyampaikan pendapatnya mengenai toleransi yaitu

sikap dan tindakan yang menghargai suatu perbedaan baik itu merupakan suku, agama, ras,

pendapat, perilaku, atau yang lainnya. Pengertian ini juga menjadi sebuah referensi dalam

pembentukan peraturan-peraturan yang ada.

Setelah membahas definisi toleransi secara umum, definisi dari toleransi beragama

juga memiliiki makna yang lebih mendalam. Dalam toleransi beragama, kita harus

menghargai perbedaan keyakinan yang ada dan mengakui agama mereka. Mengakui agama

lain juga bukan berarti mempercayai kepercayaan yang dimiliki oleh orang lain atau bahkan

mengikuti ibadah mereka. Mengakui berarti memahami bahwa setiap orang memiliki

kepercayaan yang berbeda-beda dan tidak bisa dipaksakan.

Toleransi juga telah menjadi suatu hal penting yang diajarkan Allah kepada manusia.

Toleransi yang dimaksud termasuk juga toleransi berbudaya, beragama, berperilaku, dan juga
bersikap. Konsep toleransi ini juga sebenarnya berhubungan erat dengan konsep memaafkan

dan mengampuni. Hal ini tertuang dalam toleransi kesalahan yang di mana kita harus bisa

mengampuni orqang yang bersalah kepada kita sebanyak tuju puluh tujuh kali banyaknya.

Hal memaafkan dan mengampuni juga didasari oleh kasih cinta yang kita miliki. Maka dari

itu, ketika kita ingin mendapatkan hikmat untuk bisa mmemiliki sikap toleransi, maka kita

harus belajar mengenai kasih lebih dalam lagi.

Ketika suatu toleransi tercipta, berarti terdapat juga suatu intoleransi yang terjadi.

Terkadang, bisa terjadi kesalahpahaman mengenai konsep toleransi dan memberikan dampak

perilaku intoleransi. Misalnya, belakangan ini telah terjadi kasus penistaan agama yang

terjadi karena pernyataan tanpa dasar apapun yang menyinggung beberapa pihak. Hal ini

jelas menjadi sebuah pelanggaran yang cukup berat ketika kita merasa bahwa toleransi berarti

kita dapat sewenang-wenang mencampuri keyakinan oraang lain.

Padahal, seperti yang kita ketahui bahwa setiap agama akan mengajarkan nilai nilai

kebaikannya dengan caranya masing-masing. Sama seperti pengertian dari toleransi yang

berbeda-beda, pengajaran toleransi juga memiliki perbedaannya masing-masing. Namun,

perbedaan ini tetap membawa kita kepada suatu tujuan yang jelas. Tujuan yang dimaksud

adalah kehidupan bermasyarakat yang aman dan nyaman bagi setiap orang dan

meminimalisir adanya diskriminasi-diskrimanasi dari berbagai pihak.

Jadi, kehidupan bertoleransi dapat disimpulkan sebagai suatu sikap atau sifat

menghargai keyakinan atau perilaku seseorang tanpa perlu ikut meyakini keyakinan tersebut.

Dengan kata lain, kita hanya perlu memhami dan menghargai saja keputusan orang lain tanpa

harus ikut campur dalam apapun yang ia yakini atau lakukan. Konsep hidup bertoleransi

diharapkan dapat menjadi sebuah pedoman atau prinsip dari setiap manusia untuk bisa
menciptakan hubungan sosial antar manusia yang lebih baik lagi. Hal ini sesuai juga denga

napa yang dikehendaki Tuhan dalam Firman-Nya.

Pemanfaatan Nilai / Konsep

Nilai kehidupan bertoleransi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari secara

sederhana maupun kompleks. Misalnya, mulai dari hubungan sosial diri kita dengan teman-

teman sekitaar yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Toleransi membawa kita untuk

dapat menerima perbedaan yang ada dan menghargai hal tersebut.

Jika ditinjau dari segi Kekristenan, toleransi sudah menjadi hal wajib yang dilakukan

bagi umat Kristiani. Salah satu contoh mengenai toleransi yang paling sering kita dengar

adalah kisah orang Samaria yang baik hati. Pada saat itu, ada seseorang yang mengalami

musibah dan membutuhkan pertolongan di jalanan. Beberapa orang melewatinya dan tidak

menolong karena menganggap suku mereka berbeda. Namun, kasih yang begitu besar

ditunjukkan oleh seorang Samaria yang baik hati. Ia membawanya menuju pertolongan

dengan tidak memperdulikan siapakah dia atau dari suku manakah dia. Orang Samaria ini

melakukan suatu kebaikan karena mengimplementasikan kasih di dalam hidupnya.

Dengan kata lain, kasih dan toleransi merupakan suatu hal yang tidak dapat

dipisahkan. Dengan memiliki kasih kita dapat memahami dan mengimplementasikan

toleransi dan dengan melakukan sikap toleransi maka kita telah mengaplikasikan kasih dalam

kehidupan kita. Selain itu, Yesus sendiri juga memberikan beberapa contoh toleransi yang ia

lakukan sebagai teladan bagi umat manusia. Misalnya, ketika memilih murid-murid-Nya, ia

tidak memperdulikan latar belakang yang dimiliki murid-murid-Nya.

Konsep keberagaman ini juga terjadi di sekitar kita khususnya Indonesia. Indonesia

terkenal dengan keragaman budayanya yang begitu banyak. Hal ini dapat berdampak baik

maupun buruk berdasarkan adanya toleransi. Tanpa adanya toleransi, tidak aka nada
persatuan antar berbagai suku dan berarti Indonesia akan tetap berada di bawah penjajahan

dari negara-negara lain. Namun, ketika ada toleransi antar suku budaya, tercipta suatu

akulturasi budaya lainnya yang memperkaya juga keberagaman budaya di Indonesia.

Pandangan yang sama juga dapat kita lihat ketika berbicara mengenai toleransi

beragama. Indonesia sendiri merupakan negara beragama yang memiliki berbagai perbedaan

agama. Kita diajarkan untuk bisa menerima hal tersebut dan menghargai perbedaan-

perbedaan ini. Salah satu contoh nyata-Nya adalah peminjaman teras gereja untuk teman-

teman kita yang beragamaa Muslim melakukan ibadah mereka. Begitu juga sebaliknya,

teman-teman kita yang berbeda agama turut membantu kita ketika akan ada perayaan-

perayaan besar di Gereja.

Hal-hal toleransi seperti inilah yang diharapkan terjadi di kehidupan masyarakat.

Namun, pada kenyataannya masih ada beberapa tindakan intoleran yang terjadi baik itu pada

toleransi beragama atau toleransi berbudaya. Beberapa oknum menjadikan perbedaan ini

menjadi suatu masalah karena keyakinan dan prinsip dirinya sendiri yang harus diterima oleh

orang lain.

Dari sudut pandang Kristen, hal ini memang sempat dibahas oleh Firman Tuhan.

Lukas 6:22 mengatakan kita diberkati ketika orang lain menolak kita karena kita mengikuti

Kristus. Yohanes 15:18 juga mengatakan bahwa ketika dunia membenci kita, kita perlu

mengingat mereka melakukannya karena mereka membenci Kristus terlebih dahulu. Dari

kedua ayat ini, dapat dibuktikan bahwa memang intoleransi sudah ada sejak dahulu dan

masih akan terus ada bagi beberapa orang.

Namun, sebagai umat kristiani, bukanlah bagian kita untuk membalas perbuatan

intoleran tersebut. Sebaliknya hal ini dapat menjadi suatu usaha kita mendapatkan kehidupan

kasih yang lebih tinggi lagi ketika kita dapat mengasihi musuh kita sendiri. Hal ini juga telah
diituliskan oleh Firman Tuhan pada Matius 5:43-48 yang mengatakan kita harus mengasihi

musuh kita dan berdoa untuk mereka.

Anda mungkin juga menyukai