Anda di halaman 1dari 7

PENTINGNYA PRILAKU TOLERANSI DAN

MENGHINDARI DIRI DARI PRILAKU TINDAKAN KEKERASAN

GURU PEMBIMBING

RENO SARI, S.Pdi

Anggota:

AHMAD FANI

AMELIA SAPUTRI

AZHLEYSHA IQLAL AZHARI

MUHAMMAD ZACKY FIRDAUS

RASYIDAH SYAFIRA

ZIKRI AL FARIZZI
PEMBAHASAN
PENGERTIAN TOLERANSI
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata “toleran” (Inggris: tolerance; Arab: tasamuh) yang berarti batas ukur
untuk penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan. Secara etimologi, toleransi adalah kesabaran, ketahanan emosional, dan
kelapangan dada. Sedangkan menurut istilah (terminology), toleransi yaitu bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan,
membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dsb) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan
pendiriannya. Pengertian toleransi secara luas adalah suatu sikap atau perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana
seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan.

Contohnya adalah toleransi beragama dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama
lainnya.

Jadi, toleransi beragama adalah ialah sikap sabar dan menahan diri untuk tidak mengganggu dan tidak melecehkan agama atau system
keyakinan dan ibadah penganut agama-agama lain.

HIKMAH TOLERANSI
Mengajak untuk melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan tanpa saling mengganggu. Rasulullah saw tidak akan menyembah Tuhan
orang-orang kafir (berhala) kecuali tuhan kaum beriman dan maha pengasih lagi maha penyayang. Rasullullah saw dan kaum mukmin tidak
akan beribadah seperti ibadahnya orang kafir yang bercampur dengan syirik, yaitu memuja patung atau berhala dan menganggap mereka
dapat memberikan perlindungan atau kekuatan kepada orang kafir tersebut. Tidak boleh saling memaksa untuk mengikuti suatu agama.

Allah mengajarkan kita untuk bertoleransi kepada orang yang tidak mau beriman atau yang berbeda keyakinan. Semua amal perbuatan
manusia, masing-masing tidak akan mempengaruhi satu sama lainnya, karena akan dirasakan secara individu akibat baik dan buruknya
dengan prinsip “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu”

Kebenaran (akhlak, yakni sesuatu yang mantap dan tidak mengalami perubahan) milik Allah adalah harga mati karena sumbernya hanya
Allah swt. Siapapun dipersilakan untuk menerima (beriman) atau menolak (kafir) dengan kebenaran tersebut. Allah swt tidak akan merasa
rugi dengan kekafiran itu, karena justru kerugian akan menimpa orang yang kafir, mereka termasuk orang yang menganiaya diri mereka
sendiri.

Mengidentifikasi Perilaku Toleransi dan Membiasakan Perilaku Bertoleransi:

A. Identifikasi perilaku toleransi

1. muslim harus bersikap tegas dalam mempertahankan akidah dan keyakinannya sebagai muslim.

2. Sikap tegas harus disampaikan dengan cara yang baik agar tidak menyinggung perasaan orang lain yang berbeda

3. Bersikap saling menghormati dan menghargai terhadap sesama, meskipun terdapat perbedaan .

4. Di dunia ini selalu ada perbedaan, ada orang yang beriman ada orang yang tidak beriman.

5. Umat islam harus berpegang teguh kepada kebenaran yang hakiki, yakni kebenaran dari Allah swt.

B. Menunjukkan perilaku bertoleransi

1. Tidak mengganggu orang lain yang berbeda agama dan keyakinan.

2. Menganggap orang lain sebagai saudara meskipun berbeda agama dan keyakinan.

3. Selalu bersikap hormat dan menghargai orang lain yang berbeda keyakinan, menghindari sikap permusuhan dan kebencian terhadap
orang lain.

4. Menghindari sikap egois, sombong dan angkuh yang dapat membuat orang lain tersinggung.
MANFAAT ADANYA TOLERANSI DALAM BERAGAMA
1. Tidak menganggu orang lain yang berbeda agama dan keyakinan.

2. menumbuhkan rasa saling menghargai antara agama sesuai kepercayaan yang di anut.

3. Agar selain kita mempunyai hubungan baik dengan Allah SWT tetapi juga hubungan yang antar sesama manusia. Salah satu contoh
menumbuhkan sikap hormat menghormati antar pemeluk agama sehingga tercipta suasana yang tenang.

Contoh pelaksanaan toleransi antara umat beragama dapat kita lihat seperti:

a. Membangun jembatan.

b. Memperbaiki tempat-tempat umum.

c. Membantu orang yang kena musibah banjir.

d. Membantu korban kecelakaan lalu-lintas. Damai dan tenteram dalam kehidupan beragama termasuk dalam melaksanakan ibadah.

HADIST/SURAT YANG TERKAIT TOLERANSI


Al-qur’an surat al- kafirun ayat 1-6:

Artinya: “Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan
yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah
Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". (QS Al-Kafirun : 1-6).

KESIMPULAN TOLERANSI
Jadi dengan dibuatnya makalah ini diharapkannya bertoleransi antar sesama, baik dari hal agama maupun dalam hal lain.

Hal ini dibutuhkan untuk menciptakan kehidupan yang tentram, sehingga diperlukan kesediaan pada setiap individu manusia untuk selalu
menanamkan sikap toleransi dalam beragama.

Demikian semestinya toleransi beragama itu diterapkan dimasyarakat Indonesia yang mayoritasnya beragama Islam. Tidak sepantasnya
kaum muslimin lalai dari segenap prinsip dan patokan agamanya dalam bertoleransi. Karen kaum muslimin akan ditunggangi oleh
musuhmusuhnya bila melalaikan prinsip-prinsip tersebut.
PENGERTIAN KEKERASAN
Masalah tindak kekerasan adalah satu masalah sosial yang selalu menarik dan menuntut perhatian yang serius dari waktu ke waktu.
Terlebih lagi, menurut asumsi umum serta beberapa hasil pengamatan dan penelitian berbagai pihak, terdapat kecenderungan
perkembangan peningkatan dari bentuk dan jenis tindak kekerasan tertentu, baik secara kualitas maupun kuantitasnya.

Berbicara tentang konsep dan pengertian tindak kekerasan itu sendiri, masih terdapat kesulitan dalam memberikan defenisi yang tegas
karena masih terdapat keterbatasan pengertian yang disetujui secara umum. Kekerasan juga memiliki arti yang berbeda-beda berdasarkan
pendapat para ahli dan para sarjana yang berbeda.

Dalam pengertian legal tindak kekerasan menurut Sue Titus Reid sebagaimana dikutip Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa adalah:

Suatu aksi atau perbuatan yang didefinisikan secara hukum, kecuali jika unsur-unsur yang ditetapkan oleh hukum kriminal atau hukum
pidana telah diajukan dan dibuktikan melalui suatu keraguan yang beralasan, bahwa seseorang tidak keker dibebani tuduhan telah
melakukan suatu aksi atau perbuatan yang dapat digolongkan sebagai tindak kekerasan.

Dengan demikian tindak kekerasan adalah suatu perbuatan yang disengaja atau suatu bentuk aksi atau perbuatan yang merupakan
kelalaian, yang ke semuanya merupakan pelanggaran atas hukum kriminal, yang dilakukan tanpa suatu pembelaan atau dasar kebenaran
dan diberi sanksi oleh Negara sebagai suatu tindak pidana berat atau tindak pelanggaran hukum yang ringan.

MACAM PRILAKU KEKERASAN

Para ahli sosial mengklasifikasikan bentuk dan jenis kekerasan di bagi menjadi dua macam, di antaranya sebagai berikut :

1. Berdasarkan bentuknya

Kekerasan yang berasal dari bentuknya di golongkan menjadi :

a. Kekerasan fisik, yaitu kekerasan nyata yang dapat di lihat, di rasakan oleh tubuh.wujud kekerasan fisik berupa penghilangan kesehatan

atau kemampuan normal tubuh, sampai pada penghilangan nyawa seseorang. Contoh : penganiayaan, pemukulan, pembunuhan, dan

sebagainya.

b. Kekerasan psikologis, yaitu kekerasan yang memiliki sasaran pada rohani atau jiwa sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan

kemampuan normal jiwa. Contoh : kebohongan, indoktrinasi, ancaman dan tekanan.

c. Kekerasan struktural, yaitu kekerasan yang di lakukan oleh individu atau kelompok dengan menggunakan sistem, hukum, ekonomi, atau

tata kebiasaan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, kekerasan ini sulit untuk di kenali. Kekerasan struktural yang terjadi

menimbulkan ketimpangan-ketimpangan pada sumber daya, pendidikan, pendapatan, kepandaian keadilan, serta wewenang untuk

mengambil keputusan. Situasi ini dapat memengaruhi fisik dan jiwa seseorang. Misalnya : terjangkitnya penyakit kulit di suatu daerah

akibat limbah pabrik di sekitarnya.

2. Berdasarkan pelakunya

Kekerasan yang berdasarkan pelakunya dapat di golongkan menjadi dua bentuk yaitu kekerasan individu dan kolektif.

a. Kekerasan individual adalah kekerasan yang di lakukan oleh individu kepada suatu atau lebih individu. Contoh : pencurian,

pemukulan, penganiayaan dan sebagainya.

b. Kekerasan kolektif adalah kekerasan yang dilakukan oleh banyak individu atau masa. Contoh: tawuran pelajar tawuran antar

mahasiswa bentrokan antar desa.


HADIST/SURAT MENGHINDARI DIRI DARI KEKERASAN

CARA MENGHINDARI DIRI DARI KEKERASAN

Pentingnya persatuan dan kerukunan untuk mencegah tindak kekerasan.

Persatuan dalam ajaran islam secara umum di sebut ikhwan yaitu persaudaraan, yang secara umum ukhuawah islamiyah yaitu

persaudaraan dalam islam (saudara sesama umat islam) atau bisa juga kumpulan individu manusia yang bersatu atau menjadi satu. Jelas

bahwa persaudaraan menyebabkan orang dapat berbuat damai dan dengan perdamaian maka persatuan dan kesatuan umat bisa dapat di

wujudkan. Tanpa persatuan orang akan mudah bertindak semena-mena terhadap sesama bahkan terhadap yang seagama sekalipun.

Jika dikaitkan dengan keadaan sekarang, perilaku kekerasan semakin hari semakin nampak, dan sungguh sangat mengganggu

ketentraman hidup kita.

Di era yang maju ini sering di beritakan terjadinya tindak kekerasan di semua lingkup masyarakat. Misal di sekolah, keluarga , masyarakat

dan sebagainya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Berwasiatlah kepada perempuan dengan baik. Karena perempuan diciptakan dari

tulang rusuk yang paling bengkok. Dan tulang yang paling bengkok adalah atasnya. Jika engkau dengan keras meluruskannya, niscaya

engkau akan mematahkannya. Tetapi kalau engkau biarkan niscaya akan tetap bengkok (H.R. Bukhari dan Muslim).

Seakan-akan kekerasan merupakan cara yang di gunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul. Jika hal ini

dibiarkan, tidak ada upaya sistematik untuk mencegahnya, tidak mustahil kita sebagai bangsa akan menderita rugi oleh karena kekerasan

tersebut. Kita akan menuai akibat buruk dari maraknya perilaku kekerasan di masyarakat baik dilihat dari kacamata nasional maupun

internasional.

Penyelesaian masalah dengan mengedepankan kekerasan dari pada musyawarah semakin marak terjadi. Tawuran antar

pelajar, antar mahasiswa, antar warga, antar suku, kadang terjadi karena permasalahan yang sepele. Sangat di sesalkan hal seperti itu tadi.

seharusanya kita dapat berpikir jernih untik menyelesaikan suatu permasalahan dan menerapkan prilaku sabar dalam kehidupan, di

samping itu juga kita harus menerapkan prilaku adil, toleransi, tidak mudah marah dan yang paling utama adalah peningkatan iman

kepada Allah SWT.

Menunjukkan perilaku dan sikap toleran, rukun dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan sebagai implementasi dari

pemahaman Q.S. Yunus (10) : 40-41 dan Q.S. Al-Maidah (5) : 32


BAHAYA DARI TINDAK PRILAKU KEKERASAN
Di tindak kekerasan yang di timbulkan bisa dari seseorang dan juga bisa di lakukan oleh kelompok. Dan juga bisa berawal dari

seseorang hingga antar kelompok. Tindakan kekerasan tersebut berdampak buruk kepada seseorang atau kelompok orang. Bahkan orang

yang tidak tahu menahu juga terkena dampaknya baik berupa materi maupun non material. Karena tujuan dari kekerasan tersebut adalah

merusak. Lingkungan yang ada di sekitar kita seharusnya kita jaga, bukan di rusak di karenakan perbuatan diri kita sendiri. Mengenai

larangan tentang berbuat kerusakan, Q.S Al A’raf ayat 56 sebagai berikut yang artinya :

“dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaiki-nya dan berdoalah kepada-nya dengan rasa takut

(tidak akan di terima) dan harapan (akan di kabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

(Q.S. Al A’raf : 56)

Dari arti di atas dapat di simpulkan bahwa larangan tersebut kerusakan di bumi karena seharusnya manusia memakmurkan dan

menjaganya dengan baik. Setelah ada kerusakan, Allah swt. selalau memperbaikinya. Oleh sebab itu, manusia di larang intuk di rusaknya.

Manusia di perintahkan untuk berdoa dengan rasa takut jika doanya tidak akan terkabul dan harus berharap penuh bahwa doamya akan di

kabulkan Allah swt. san gat dekat dengan orang-orang yang berbuat kebaikan.

PENTINGNYA PERSATUAN DAN KERUKUNAN UNTUK MENCEGAH TINDAK KEKERASAN

Persatuan dalam ajaran islam secara umum di sebut ikhwan yaitu persaudaraan, yang secara umum ukhuawah islamiyah yaitu

persaudaraan dalam islam (saudara sesama umat islam) atau bisa juga kumpulan individu manusia yang bersatu atau menjadi satu. Jelas

bahwa persaudaraan menyebabkan orang dapat berbuat damai dan dengan perdamaian maka persatuan dan kesatuan umat bisa dapat di

wujudkan. Tanpa persatuan orang akan mudah bertindak semena-mena terhadap sesama bahkan terhadap yang seagama sekalipun.

Kerukunan atau perdamaian, termasuk ajaran islam yang harus di wujudkan dalam kehidupan berumah tangga, bertetangga, dan

bermasayrakat, berbangsa, bernegara, serta pergaulan antar umat beragama. Hal ini di sebabkan karena kerukunan merupakan modal

utama untuk terwujudnya ketentraman, kedamaian, dan kesejahteraan bersama. Sebaliknya perselisihan atau permusuhan merupakan

penyebab datangnya berbagai kerugian dan bencana. Islam merupakan agama yang mencintai kerukunan atau perdamaian, hal itu telah di

buktikan oleh rosulullah SAW, antara lain sebagai berikut :

Pada saat terjadi perselisihan, Rasulullah SAW mengajarkan agar pihak-pihak yang berselisih melakukan usaha-usaha dengan segera dan

dengan cara yang bijaksana, agar perselisihan di antara mereka segera berakhir, dan mereka kembali hidup rukun. Rasulullah SAW

bersabda yang artinya: “janganlah putus memutuskan hubungan, belakang-membelakangi, benci-membenci dan hasut-menghasut.

Hendaklah kamu menjadi hamba Allah yang bersaudara satu sama lain dan tidaklah halal bagi (setiap) Muslim mendiamkan saudaranya

lebih dari tiga hari”(H.R. Bukhori dan Muslim). Persatuan dan kerukunan sangat di perlukan agar tercipta kehidupan yang damai, aman,

dan tenteram di tengah tengah masyarakat.

Manfaat-manfaat kesatuan dan kerukunan yaitu :

1. Kerja sama akan terjadi.

2. Masyarakat akan bersatu padu.

3. Segala persoalan yang sulit akan mudah dipecahkan.

4. Pekerjaan yang berat akan menjadi ringan.

5. Kesejahteraan mudah diwujudkan.

Anda mungkin juga menyukai