Anda di halaman 1dari 17

KERUKUNAN ANTAR

UMAT BERAGAMA
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Dhewangga Arie S. (165040107111056)


Shofia Hidayati A. (165040107111059)
Dhea Dwika Y. (165040107111097)
LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia memiliki masyarakat yang menganut agama berbeda-beda.

Setidaknya ada 6 agama yang ada di Indonesia, dan setiap masyarakat

Indonesia diwajibkan memilih salah satu dari 6 agama tersebut. Setiap

agama pasti memiliki kebiasaan atau cara ibadah yang berbeda-beda.

Namun kerukunan antar umat beragama di Indonesia dinilai masih

menyisahkan masalah. Saat ini banyak terjadi konflik baik sesama umat

agama yang dianut ataupun konflik dengan umat agama yang lain.
RUMUSAN MASALAH
Apakah pengertian kerukunan dan kerukunan antar umat

beragama?

Apa saja macam-macam tri kerukunan hidup umat beragama?

Apakah yang dimaksud dengan toleransi dalam kerukunan

umat beragama?
KERUKUNAN
Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan
makna baik atau damai. Intinya, hidup bersama
dalam masyarakat dengan kesatuan hati dan
bersepakat untuk tidak menciptakan perselisihan dan
pertengkara (Dekdikbud, 1985: 850).

Kerukunan [dari ruku, bahasa Arab, artinya tiang atau tiang-


tiang yang menopang rumah; penopang yang memberi
kedamaian dan kesejahteraan kepada penghuninya] secara
luas bermakna adanya suasana persaudaraan dan
kebersamaan antar semua orang walaupun mereka berbeda
secara suku, agama, ras dan golongan.
TRI KERUKUNAN HIDUP
UMAT BERAGAMA

1. Kerukunan Intern Umat Beragama


Kerukunan intern umat beragama adalah kerukunan yang terjadi dia antara masing-masing umat
dalam satu agama. Agama yang memiliki aliran-aliran/paham-paham/mazhab-mazhab yang ada
dalam suatu umat atau komunitas agama. Contoh dari kerukunan intern umat beragama adalah
kerukunan yang terjadi diantara sesama umat islam, kerukunan yang terjadi sesama umat
kristen, kerukunan yang terjadi sesama umat katolik, kerukunan yang terjadi sesama umat
hindu, kerukunan yang terjadi sesama umat budha, dan kerukunan yang terjadi sesama umat
konghucu.
2.Kerukunan diantara Umat/Komunitas
Agama yang Berbeda-Beda
Kerukunan diantara umata agama yang berbeda adalah cara atau sarana
untuk mempersatukan dan mempererat hubungan antara orang-orang
yang tidak seagama dalam proses pergaulan di masyarakat, tetapi bukan
ditujukan untuk mempercampuradukan ajaran agama. Hal ini perlu
dilakukan untuk menghindari fanatisme ekstrim yang membahayakan
keamanan dan ketertiban umum. Bentuk nyata yang bisa dilakukan
adalah dengan adanya dialog antar umat beragama yang di dalamnya
bukan membahas perbedaan, akan tetapi memperbincangkan kerukunan
dan perdamaian hidup dalam bermasyarakat.
3. Kerukunan Antar Umat/Komunitas Agama
dengan Pemerintah
Maksud dari kerukunan antar umat/komunitas agama dengan pemerintah adalah dalam hidup
beragama, masyarakat tidak lepas dari adanya aturan pemerintah setempat yang mengatur
tentang kehidupan bermasyarakat. Masyarakat tidak boleh hanya mentaati peraturan agamanya
masing-masing, melainkan juga harus mentaati hukum yang berlaku di Indonesia.
TOLERANSI DALAM
PANDANGAN ISLAM

Kerukunan sangat berkaitan erat dengan toleransi. Kerukunan


menunjukkan pada wujud nyata dari dua pihak (orang atau kelompok)
yang berdampingan secara nyaman dan harmonis. Sedangkan,
toleransi berkaitan dengan nilai dan perilaku/sikap yang
ditunjukkan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk hidup
rukun.
DEFINISI TOLERANSI
Secara etimologi berasal dari kata tolerance (dalam bahasa Inggris)
yang berarti sikap membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan
orang lain tanpa memerlukan persetujuan. Di dalam bahasa Arab
dikenal dengan tasamuh, yang berarti saling mengizinkan, saling
memudahkan.

Dari dua pengertian di atas , dapat


disimpulkan bahwa toleransi secara
etimologi adalah sikap saling mengizinkan
dan menghormati keyakinan orang lain
tanpa memerlukan persetujuan.
TOLERANSI DALAM KERUKUNAN
UMAT BERAGAMA
Toleransi lahir dari watak Islam, seperti yang
dijelaskan dalam Al-Qur'an dapat dengan mudah
mendukung etika perbedaan dan toleransi. Al-
Qur'an tidak hanya mengharapkan, tetapi juga
menerima kenyataan perbedaan dan keragaman
dalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan firman
Allah SWT dalam surat al-Hujurt ayat 13 yang
berbunyi:
UNSUR-UNSUR TOLERANSI

1. Memberikan Kebebasan atau Kemerdekaan


Kebebasan ini diberikan sejak manusia lahir sampai nanti ia
meninggal dan kebebasan atau kemerdekaan yang manusia miliki
tidak dapat digantikan atau direbut oleh orang lain dengan cara
apapun. Karena kebebasan itu adalah datangnya dari Tuhan YME
yang harus dijaga dan dilindungi. Dan setiap negara melindungi
kebebasan yang ada dengan undang-undang ataupun peraturan yang
ada
2. Mengakui Hak Setiap Orang
Suatu sikap mental yang mengakui hak setiap orang di dalam
menentukan sikap perilaku dan nasibnya masing-masing. Dan sikap
atau perilaku yang dijalankan itu tidak melanggar hak orang lain.

Rasulullah SAW bersabda: Diriwayatkan dari Musa ibnu Ismail,


dari Abu Awanah, dari Hushain, dari Amr ibnu Maimun dari Amr r.a,
ia berwasiat tentang kafir Dzimmi: hendaknya ditunaikan
kesepakatan perjanjian dengan mereka, tak memerangi mereka dari
arah belakang, dan tidak juga membebani mereka di luar
kemampuan mereka (HR. Bukhari)
3. Menghormati Keyakinan Orang Lain
Landasan keyakinan di atas adalah berdasarkan kepercayaan, bahwa
tidak benar ada orang atau golongan yang berkeras memaksakan
kehendaknya sendiri kepada orang atau golongan lain.
Tidak ada orang atau golongan yang memonopoli kebenaran dan landasan
ini disertai catatan bahwa soal keyakinan adalah urusan pribadi masing-
masing orang.
4. Saling Mengerti
Tidak akan terjadi saling menghormati antara sesama manusia bila mereka
tidak ada saling mengerti. Saling anti dan saling membenci, saling berebut
pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya saling mengerti dan
saling menghargai antara satu dengan yang lain.

Toleransi beragama dalam Islam ditegakkan atas dasar kemerdekaan


beragama, persamaandan keadilan. Rasulullah saw, telah meletakkan
toleransi beragama sebagai salah satu prinsip dari Negara Islam yang
didirikannya setelah hijrah, ke Madinah (Yatsrib). Tiga agama besar saat
itu Yahudi, Nasrani dan Majusi (Zaroaster) telah mendapat pengakuan
hak-haknya dari pemerintahan Islam saat itu.

Anda mungkin juga menyukai