Anda di halaman 1dari 14

Sikap saling menghormati

dalam keyakinan beragama

Dosen pengampu : Hj. Suniah Wibawati.S.Ag,M.E

KELOMPOK 1 :
INDRI PRIMALIA PUTRI (202315401007)
DEWI SINTA (2023154010180)
NELI NIHAYATUL MUNA (2023154001017)

PRODI D-III KEBIDANAN


STIKES BAHRUL ULUM JOMBANG
Latar Belakang
Hidup penuh damai, toleran dan saling berdampingan tanpa memandang
adanya perbedaan baik secara etnis, adat istiadat, budaya, dan agama
merupakan impian ideal setiap manusia.
Tidak mungkin mampu meningkatkan kualitas hidup tanpa adanya ruang
kehidupan yang toleran dan damai Karena tidak ada setting sosial di dunia
ini yang benar-benar monolitik atau tunggal secara penuh, di manapun
berada pasti kemajemukan merupakan kenyataan yang harus dihadapi.
Pendek kata, bahwa tidak ada kehidupan seluruh alam ini yang benar-benar
Tunggal.
Rumusan Masalah & Tujuan

1 2
1.Apa itu pengertian 1.Untuk mengetahui
sikap saling pengertian sikap saling
menghormati dalam menghormati dalam
keyakinan keyakinan beragama
beragama??? 2. Untuk mengetahui
2.Apa pentingnya pentingnya kerukunan
kerukunan antar umat antar umat beragama
beragama???
KONSEP SIKAP SALING
MENGHORMATI DALAM
KEYAKINAN BERAGAMA
Dalam konteks sikap saling menghormati antar-umat beragama, Islam memiliki konsep
yang jelas. “Tidak ada paksaan dalam agama”, “Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami
agama kami” adalah contoh populer dari sikap saling menghormati dalam Islam. Selain
ayat-ayat itu,banyak ayat lain yang tersebar di berbagai Surah. Juga sejumlah hadis dan
praktiktoleransi dalam sejarah Islam. Fakta-fakta historis itu menunjukkan bahwa masalah
saling menghargai dalam Islam bukanlah konsep asing. Sikap saling menghormati adalah
bagian integral dari Islam itu sendiri yang detail-detailnya kemudian dirumuskan oleh para
ulama dalam karya-karya tafsir mereka. Kemudian rumusan-rumusan ini di sempurnakan
oleh para ulama dengan pengayaan-pengayaan baru sehingga akhirnya menjadi praktik
kesejarahan dalam masyarakat Islam.
Keragaman beragama dalam segala segi kehidupan merupakan realitas yang tidak
mungkin untuk dihindari. Keragaman tersebut menyimpan potensi yang dapat memperkaya
warna hidup. Setiap pihak, baik individu maupun komunitas dapat menunjukkan eksistensi
dirinya dalam interaksi sosial yang harmonis.
Penjelasan
Sikap saling menghormati antar umat beragama adalah toleransi yang mencakup
masalah-masalah keyakinan pada diri manusia yang berhubungan dengan akidah atau yang
berhubungan dengan ke-Tuhan yang diyakininya. Seseorang harus diberikan kebebasan
untuk meyakini dan memeluk agama (mempunyai akidah) masing-masing yang dipilih
serta memberikan penghormatan atas pelaksanaan ajaran-ajaran yang dianut atau yang
diyakininya. Sebagaimana negara ini, telah mengaturnya dalam Ketentuan Bab XI Pasal 29
UUD 1945 berbunyi: (1) Negara berasas atas Ketuhanan Yang Maha Esa; (2) Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan kepercayaannya
itu.
Sikap saling menghormati beragama memepunyai arti sikap lapang dada seseorang
untuk mengormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah mereka
menurut ajaran dan ketentuan agama masing-masing yang diyakini tanpa ada yang
mengganggu atau mamaksakan baik dari orang maupun dari keluarga sekalipun. Saling
menghormati tidak dapat diartikan bahwa seseorang yang telah mempunyai suatu
keyakinan kemudian pindah/merubah keyakinannya (konversi) untuk mengikuti dan
membaur dengan keyakinan atau peribadatan agamaagama lain, serta tidak pula
dimaksudkan untuk mengakui kebenaran semua agama/kepercayaan, namun tetap suatu
keyakinan yang diyakini keberannya, serta memandang benar pada keyakinan orang lain,
sehingga pada dirinya terdapat kebenaran yang diyakini sendiri menurut suatu hati yang
tidak didapatkan pada paksaaan orang lain atau didapatkan dari pemberian orang lain.
Sikap saling menghormati merupakan ciri kepribadian bangsa Indonesia, dorongan
hasrat koletif untuk bersatu. Situasi Indonesia sedang berada dalam era pembangunan,
maka menghormati bukanlah sikap saling menghormati yang dimaksud dalam pergaulan
antar umat beragama statis yang pasif, melainkan menghormati dinamis yang aktif. Bila
pergaulan antara umat beragama hannya bentuk statis, maka kerukunan anatar umat
beragama hannya dalam bentuk teoritis. Kerukunan teritis melahirkan toleransi semu. Di
belakang toleransi semu berselimut sikap hipokritis, hingga tidak membuahkan sesuatu yan
diharapkan bersama baik oleh Pemerintah atau oleh masyarakat sendiri. Toleransi dinamis
adalah toleransi aktif yang melahirkan kerjasama untuk tujuan bersama, sehingga
kerukunan antar umat beragama bukan dalam bentuk teoritis, tetapi sebagai refleksi dari
kebersamaan umat beragama sebagai satu bangsa.
PENTINGNYA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Kerukunan berasal dari kata rukun. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Cetakan Ketiga tahun 1990, artinya rukun adalah perihal keadaan hidup rukun atau perkumpulan yang berdasarkan
tolong menolong dan persahabatan.1Kata kerukunan berasal dari kata dasar rukun, berasal dari bahasa Arab ruknun
(rukun) jamaknya arkan berarti asas atau dasar, misalnya: rukun islam, asas Islam atau dasar agama Islam. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia arti rukun adalah sebagai berikut: Rukun (nomina): (1) sesuatu yang harus dipenuhi
untuk sahnya pekerjaan, seperti: tidak sah sembahyang yang tidak cukup syarat dan rukunnya; (2) asas, berarti: dasar,
sendi: semuanya terlaksana dengan baik, tidak menyimpang dari rukunnya; rukun islam: tiang utama dalam agama
islam; rukun iman: dasar kepercayaan dalam agama Islam.

Rukun (a-ajektiva) berarti: (1) baik dan damai, tidak bertentangan: kita hendaknya hidup rukun dengan tetangga:
(2) bersatu hati, bersepakat: penduduk kampng itu rukun sekali. Merukunkan berarti: (1) mendamaikan; (2)menjadikan
bersatu hati. Kerukunan: (1) perihal hidup rukun; (2) rasa rukun; kesepakatan: kerukunan hidup bersama.
Secara etimologi kata kerukunan pada mulanya adalah dari Bahasa Arab, yakni ruknun yang
berarti tiang, dasar, atau sila. Jamak rukun adalah arkaan. Dari kata arkaan diperoleh pengertian,
bahwa kerukunan merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari berbagai unsur yang berlainan dari
setiap unsur tersebut saling menguatkan. Kesatuan tidak dapat terwujud jika ada diantara unsur
tersebut yang tidak berfungsi. Sedangkan yang dimaksud kehidupan beragama ialah terjadinya
hubungan yang baik antara penganut agama yang satu dengan yang lainnya dalam satu
pergaulan dan kehidupan beragama, dengan cara saling memelihara, saling menjaga serta saling
menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian atau menyinggung perasaan.
Kerukunan umat beragama adalah suatu bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat
adanya toleransi agama. Toleransi agama adalah sikap saling pengertian dan menghargai tanpa
diskriminasi, khususnya masalah agama.
Menurut Syekh Salim bin Hilali, toleransi memiliki karakteristik sebagai berikut:
1 Kerelaan hati karena kemuliaan dan kedermawanan
2 Kelapangan dada karena kebersihan dan ketaqwaan
3 Kelemah lembutan karena kemudahan
4 Muka yang ceria karena kegembiraan
5. Rendah diri di hadapan kaum muslimin bukan karena kehinaan
6. Mudah dalam berhubungan sosial (mu'amalah) tanpa penipuan dan kelalaian
7 Menggampangkan dalam berdakwah ke jalan Allah tanpa basa basi
8 Terikat dan tunduk kepada agama Allah tanpa ada rasa keberatan
Kerukunan adalah istilah yang memiliki muatan makna "baik" dan "damai" Intinya, hidup
bersama dalam masyarakat dengan "kesatuan hati dan "bersepakat untuk tidak menciptakan
perselisihan dan pertengkaran (Depdikbud 1985 850) Bila pemaknaan tersebut dijadikan pegangan,
maka "kerukunan" adalah sesuatu yang ideal yang didambakan oleh masyarakat manusia.
Dalam bahasa Inggris disepadankan dengan harmonius atau concord. Dengan demikian,
kerukunan berarti kondisi social yang ditandai oleh adanya keselarasan, kecocokan, atau ketidak
berselisihan (harmony, concordance). Dalam literatur ilmu sosial, kerukunan diartikan dengan istilah
intergrasi (lawan disintegrasi) yang berarti the creation and maintenance of diversified patterns of
interactions among outnomous units. Kerukunan merupakan kondisi dan proses tercipta dan
terpeliharanya pola-pola interaksi yang beragam diantara unitunit(unsure/ sub sistem) yang otonom.
Kerukunan mencerminkan hubungan timbal balik yang ditandai oleh sikap saling menerima, saling
mempercayai, saling menghormati dan menghargai, serta sikap memaknai kebersamaan.
Dalam pengertian sehari-hari kata rukun dan kerukunan adalah damai dan perdamaian. Dengan
pengertian ini dijelaskan bahwa kata kerukunan dipergunakan dan berlaku dalam dunia pergaulan. Bila
kata rukun ini dipergunakan dalam konteks yang lebih luas seperti antar golongan atau antar bangsa,
pengertian rukun atau damai ditafsirkan menurut tujuan, kepentingan kebutuhan masing-masing,
sehingga disebut dengan kerukunan sementara, kerukunan politis dan kerukunan hakiki. Kerukunan
sementara adalah kerukunan yang dituntut oleh situasi seperti menghadapi musuh bersama, bila musuh
telah selesai dihadapi maka keadaan akan kembali sebagaimana sebelumnya. Kerukunan politis sama
dengan kerukunan sebenarnya karena ada sementara pihak yang terdesak. Kerukunan politis biasanya
terjadi dalam peperangan dengan mengadakan genjatan senjata untuk mengalur-ngalur waktu,
sementara mencari kesempatan atau menyusun kekuatan. Sedangkan kerukunan hakiki adalah
kerukunan yang didorong oleh kesadaran atau hasrat bersama demi kepentingan bersama. Jadi
kerukunan hakikatnya adalah kerukunan murni mempunyai nilai dan harga yang tinggi dan bebas dari
segala pengaruh hipokrisi (penyimpangan).
Kesimpulan

Bahwa antar umat beragama kita harus saling


menghormati dan menghargai.
Dalam hal potensi mewujud kan kerukunan dan
potensi konflik secara umum dapat di simpul kan
bahwa factor pendukung pemeliharaan kerukunan.
BAIK KAMI MEMBUKA SESI TANYA JAWAB,
BERTANYA YANG SEWAJARNYA AJA.

“ BARANG SIAPA YANG


MENYULITKAN ORANG LAIN MAKA
ALLAH AKAN MEMPERSULIT NYA
PADA HARI KIAMAT “ (HR. AL-
BUKHARI.7512)
Apa ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai