Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

K O N S EP P E N G E R T I A N T O L E R A N S I B E R A G A M A D A N
IMPLEMENTASINYA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA
DAN BERNEGARA

Dosen Pengampu : Drs. Muh. Saidun, MAg

Disusun Oleh :
(nama)
(NPM)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BRLAKANG

Secara etimologi, toleransi berasal dari bahasa latin, 'tolerare'


yang artinya sabar dan menahan diri. Sedangkan secara terminologi,
toleransi adalah sikap saling menghargai, menghormati, menyampaikan
pendapat, pandangan, kepercayaan kepada antar sesama manusia yang
bertentangan dengan diri sendiri.Berdasarkan arti secara bahasa,
toleransi dapat dimaknai sebagai kemampuan setiap orang untuk
bersabar dan menahan diri terhadap hal-hal yang tidak sejalan
dengannya. Dengan adanya sikap toleransi, konflik dan perpecahan
antarindividu maupun kelompok tidak akan terjadi. Banyak orang
menyebut toleransi sebagai kunci utama perdamaian yang patut dijaga.
Hal tersebut penting untuk diperhatikan mengingat bangsa Indonesia
mempunyai latar belakang perbedaan yang beragam, mulai keyakian,
suku, ras, hingga warna kulit.

Meskipun telah banyak dirintis pelaksanaan dialog lintas agama


untuk menumbuhkan rasa saling pengertian diantara penganut antar
umat beragama di Indonesia, masih tetap diperlukan langkah- langkah
pembinaan yang ditujukan untuk memelihara toleransi antar umat
beragama. Sehingga dalam hal ini sikap toleransi antar umat beragama
menjadi penting untuk mencegah adanya suatu konflik dalam
masyarakat.

Toleransi mengajarkan hendaknya kita mempunyai sifat-sifat


lapang dada, berjiwa besar, luas pemahaman, pandai menahan diri,
tidak memaksakan kehendak sendiri kepada orang lain. Semuanya itu
dalam rangka menciptakan ketentraman hidup antar umat beragama
dalam masyarakat. Dengan demikian adanya perbedaan, seperti agama
dan keyakinan tidak boleh menjadi sebab untuk mengadakan garis
pemisah dalam pergaulan.
Secara konstitusional, kehidupan beragama di Indonesia telah
diatur dalam sila pertama Pancasila yang berbunyi “ Ketuhanan Yang
Maha Esa ” dan dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi “
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa ” dan “ Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu ”. Berdasarkan hal tersebut maka setiap orang bebas
memiliki dan menganut agama dan kepercayaannya sendiri tanpa ada
unsur paksaan dari pihak manapun. Setiap agama memiliki cara dan
proses ibadah yang bermacam-macam, oleh karena itu setiap orang tidak
boleh melarang orang lain untuk melaksanakan ibadah menurut agama
yang dianutnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan tentang pengertian toleransi beragama.


2. Menjabarkan prinsip-prinsip toleransi dalam Islam.
3. Menganalisis perbedaan antara Toleransi dan Liberalisasi.
4. Menjelaskan implementasi konsep Toleransi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia.

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Agar pembaca tau tentang apa itu Toleransi.


2. Agar pembaca dapat mengetahui berbagai prinsip-prinsip
Toleransi dalam Islam.
3. Agar pembaca dapat memahami dan menjadi tau tentang apa
perbedaan antara Toleransi dan Liberalisasi.
4. Agar pembaca paham bagaimana implementasi konsep Toleransi
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia .
1.4 MANFAAT

1. Semua pembaca jadi mengerti tentang toleransi beragama dan


dapat menerapkannya dalam kehidupan.
2. Pembaca mendapat ilmu mengenai prinsip-prinsip toleransi dalam
Islam.
3. Pembaca dapat membedakan antara Toleransi deangan
Liberalisasi.
4. Pembaca dapat mengerti dan paham serta dapat
mengimplementasikan konsep Toleransi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Toleransi Beragama

Toleransi adalah sikap manusia untuk saling menghormati dan


menghargai perbedaan, baik antar individu maupun kelompok. Untuk
menghadirkan perdamaian dalam keberagaman, perlu menerapkan sikap
toleransi. Toleransi beragama adalah sikap saling menghormati dan
menghargai perbedaan agama yang ada dalam kehidupan. Dalam
beragama, contoh toleransi adalah dengan menghormati hak setiap
orang untuk memilih agamanya serta memberikan ruang bagi mereka
untuk menjalankan ibadah sesuai agamanya masing-masing.

Secara etimologi, toleransi berasal dari bahasa latin, 'tolerare'


yang artinya sabar dan menahan diri. Sedangkan secara terminologi,
toleransi adalah sikap saling menghargai, menghormati, menyampaikan
pendapat, pandangan, kepercayaan kepada antar sesama manusia yang
bertentangan dengan diri sendiri. Berdasarkan arti secara bahasa,
toleransi dapat dimaknai sebagai kemampuan setiap orang untuk
bersabar dan menahan diri terhadap hal-hal yang tidak sejalan
dengannya

Dengan adanya sikap toleransi, konflik dan perpecahan


antarindividu maupun kelompok tidak akan terjadi. Banyak orang
menyebut toleransi sebagai kunci utama perdamaian yang patut dijaga.
Hal tersebut penting untuk diperhatikan mengingat bangsa Indonesia
mempunyai latar belakang perbedaan yang beragam, mulai keyakian,
suku, ras, hingga warna kulit.

2. Prinsip-Prinsip Toleransi Dalam Agama

Menurut Yusuf al-Qaradawi bahwa toleransi dalam islam


mencakup 4 prinsip pokok yakni:
1. Al-Ta’addudiyah atau prinsip pluralitas atau keragaman

2. Waqi’ Bi Masyi’atillah atau prinsip perbedaan karena kehendak


Allah SWT

3. Ka Usrah Wahidah atau prinsip memandang manusia sebagai satu


kesatuan (Insaniyah)

4. Takrim Al-Insan Li Insaniyyatih atau prinsip kemuliaan manusia


sebagai makhluk Allah SWT

Prinsip-prinsip tersebut di atas pada pokoknya memandang toleransi


atau tasamuh sebagai perilaku yang menghargai perbedaan yang ada
sebab perbedaan tersebut adalah bagian dari ketetapan Allah SWT yang
menciptakan segala sesuatunya beragam. Dengan demikian menghargai
keberagaman tersebut sama saja dengan menghargai penciptaan Allah
SWT. Dan sesungguhnya tak ada satu ketetapan atau penciptaan Allah
SWT yang sia-sia, semua memiliki hikmah atau manfaat atau pelajaran.
Namun dalam hal ini, meski toleransi atau tasamuh dianjurkan dalam
islam namun terdapat batasan tertentu yakni penghargaan dan
penghormatan terhadap agama lain hanya sebatas membiarkan, tidak
mengusik dan tidak mencampuri peribadatan agama lain.

3. Perbedaan Antara Toleransi dan Liberalisasi

Toleransi adalah sikap manusia untuk saling menghormati dan


menghargai perbedaan, baik antar individu maupun kelompok. Untuk
menghadirkan perdamaian dalam keberagaman, perlu menerapkan sikap
toleransi. Toleransi beragama adalah sikap saling menghormati dan
menghargai perbedaan agama yang ada dalam kehidupan.

Sedangkan yang dimaksud liberalisasi“liberal” diambil dari


bahasa Latin liber artinya bebas dan bukan budak atau suatu keadaan
dimana seseorang itu bebas dari kepemilikan orang lain. Makna bebas
kemudian menjadi sebuah sikap kelas masyarakat terpelajar di Barat
yang membuka pintu kebebasan berfikir (The old Liberalism). Dari
makna kebebasan berfikir inilah kata liberal berkembang sehingga
mempunyai berbagai makna.Secara politis liberalisme adalah ideologi
politik yang berpusat pada individu, dianggap sebagai memiliki hak
dalam pemerintahan,termasuk persamaan hak dihormati, hak berekspresi
dan bertindak serta bebas dari ikatan-ikatan agama dan ideologi.

Dari dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa makna


toleransi dan liberalisasi berbeda yaitu jika toleransi bersifat
menghargai dalam perbedaan baik antar individu atau kelompok maka
liberalisasi berarti sikap yang bebas dari kepemilikan orang lain dan
berpusat pada individu atau diri sendiri.

4. Implementasi Konsep Toleransi Dalam Kehidupan Berbangsa dan


Bernegara di Indonesia

Implementasi adalah tindakan–tindakan yang dilakukan oleh


individu atau pejabat–pejabat, kelompok–kelompok pemerintah atau
swasta yang diarahkan pada terciptanya tujuan–tujuan yang telah
digariskan dalam keputusan kebijakan. Dalam pembahasan ini kita
sebagai masyarakat Indonesia harus memahami betul penerapan dan
implementasi konsep toleransi dalam berbangsa dan bernegara. Di
Indonesia, istilah toleransi dipandakan dengan kata kerukunan. Dalam
perkembangannya, toleranis di Indonesia menjadi kenyataan sosial.
Sikap toleransi dalam keberagaman di Indonesia menjadi penting untuk
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selain itu, sikap toleransi juga dapat membentuk persatuan


bangsa, menciptakan kerukunan antarwarga, dan memunculkan rasa
nasionalisme. Sikap toleransi harus diterapkan dalam lingkungan
kehidupan sehari-hari. Berikut contoh-contoh penerapan sikap toleransi
di lingkungan bermasyarakat:

 Toleransi di lingkungan masyarakat.

Contoh sikap toleransi di lingkungan masyarakat adalah :


1. Mengikuti kegiatan sosial dalam kehidupan masyarakat

2. Memberi kesempatan kepada tetangga untuk menjalankan


ibadah

3. Saling tolong-menolong antarwarga ketika melaksanakan hari


raya

4. Ramah kepada tetangga, tanpa membeda-bedakan

 Toleransi di lingkungan keluarga, dengan cara :

1. Menghargai perbedaan antaranggota keluarga

2. Membantu pekerjaan orangtua di dalam rumah tanpa di suruh

3. Membantu kakak atau adik yang sedang membutuhkan bantuan

4. Menjaga ketenangan saat jam tidur

5. Mendengarkan dan menjalankan nasihat orangtua

 Toleransi di lingkungan sekolah

Penerapan sikap toleransi dalam sekolah, yakni :

1. Tidak membuat gaduh suasana sekolah

2. Menghargai perbedaan pendapat teman

3. Mematuhi tata tertib sekolah

4. Mengahrgai teman yang sedang beribadah

5. Tidak membedakan suku, agama, ras, dalam menjalin


pertemanan

 Cara mengajarkan toleransi

Cara orangtua untuk mengajarkan toleransi pada anak-anak, yaitu:


1. Memberikan contoh bersikap menghargai orang lain

2. Berhati-hati dalam membicarakan kebiasaan orang-orang yang


berbeda

3. Membantu anak dalam memahami nilai toleranis

4. Menjawab dengan jujur, jika anak bertanya tentang kebiasaan


beragama dan berbudaya

5. Memberikan anak untuk bersosialisasi

6. Menjaga dan mengawasi anak dalam proses sosial

Dengan menerapkan konsep toleransi tersebut kita dapat hidup damai


berdampingan dalam keanekaragaman yang dimiliki oleh Indonesia.
Adapun dalam toleransi beragama harus kita tingkatkan mengingat
keragaman agama yang ada di Indonesia. Dalam memahami nilai-nilai
toleransi beragama sekurang-kurangnya ada tiga prasyarat untuk
membangun toleransi beragama, antara lain: Pertama, adanya
keterlibatan aktif untuk menjaga perbedaan menjadi suatu yang bernilai
positif, bermanfaat dan mengashasilkan kesejahteraan dan kebajikan.
Kedua, tidak mengklaim pemilikan tunggal kebenaran, maksudnya
bahwa diagama
BAB III

PENUTUP

3.1 K esimpulan

Cara bertoleransi dalam Islam, toleransi berlaku bagi semua umat


manusia, baik itu sesama umat muslim maupun non-muslim. Islam
menyadari bahwa keragaman umat manusia dalam beragama adalah
kehendak Allah. Selain itu, Allah Swt juga mengajarkan kepada Nabi
Muhammad Saw mengenai toleransi dalam Islam. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam bergaul dengan umat agama lain adalah:
Pertama, tidak ada paksaan antar umat beragama. Kedua, harus bersikap
menghargai dan toleran antar umat beragama.

Sikap toleransi sangat penting bagi seseorang dan harus ada di


dalam diri setiap individu begitu juga dengan seorang siswa yang harus
memiliki kesadaran akan pentingnya sikap toleransi sejak dini bukan
hanya kepada teman namun kepada orang lain dan masyarakat luas. Jadi
diperlukan penanaman sikap toleransi beragam agar tidak memiliki
masalah dalam interaksi sosialnya. Perlu disadarkan kembali dan
ditekankan bahwa perbedaan itu tidak menjadi batas atau tembok
pemisah dalam berinteraksi dalam kehidupan. Sikap saling menghargai
memiliki maksud agar, menerapkan saling menjaga perbedaan yang
merupakan ciri khas dan kekayaan dari negara kita Indonesia. Kekayaan
itu seharusnya kita jaga dengan sikap saling meghargai. Jika kita sudah
menghargai, maka itu termasuk ada pengakuan bahwa kita berbeda
namun tidak membuat permasalahan diperlukan penanaman sikap
toleransi beragam agar tidak memiliki masalah dalam interaksi
sosialnya di masyarakat. Perlu disadarkan kembali dan ditekankan
bahwa perbedaan itu tidak menjadi batas atau tembok pemisah dalam
berinteraksi dalam kehidupan.
3.2 Saran

Syari’at telah menjamin bahwa tidak ada paksaan dalam agama. Justru
dengan sikap toleransi yang amat indah inilah, sejarah peradaban. Islam
telah menghasilkan kegemilangan sehingga dicatat dalam tinta emas
oleh sejarah peradaban dunia hingga hari ini dan insyaallah di masa
depan. Semoga penelitian ini menambah khazanah pemikiran tentang
toleransi dalam Islam. Diharapkan para penelitian lain dapat membahas
ayat-ayat Al-Qur’an yang lain yang memiliki tema tentang toleransi.

Contoh:

1. Masyarakat lebih mempedulikan orang-orang di sekelilingnya,


terutama peduli dengan orang yang sedang membutuhkan pertolongan.

2. Masyarakat lebih baik menghindari perselisihan dengan oraang di


sekitarnya, agar tidak ada masalah dalam berinteraksi di dalam
masyarakat.

3. Masyarakat lebih baik menjauhi sikap saling menghina agama dengan


orang lain, agar tercipta kedamaian dengan teman yang berbeda agama.

4. Masyarakat lebih baik tidak mempersoalkan agama dengan orang


lain dan tidak beranggapan bahwa agama orang lain sesat, agar tercipta
saling menghargai.

5. Warga satu sama lain menciptakan kerukunan antar masyarakat


sehingga tercipta toleransi beragama dalam interaksi sosial.

3.3 Penutup
Toleransi dalam Islam adalah otentik. Artinya tidak asing lagi dan
bahkan mengeksistensi sejak Islam itu ada. Karena sifatnya yang
organik, maka toleransi di dalam Islam hanyalah persoalan
implementasi dan komitmen untuk mempraktikkannya secara konsisten.
Namun, toleransi beragama menurut Islam bukanlah untuk saling
melebur dalam keyakinan. Bukan pula untuk saling bertukar keyakinan
di antara kelompok-kelompok agama yang berbeda itu. Toleransi di sini
adalah dalam pengertian mu’amalah (interaksi sosial). Jadi, ada batas-
batas bersama yang boleh dan tak boleh dilanggar. Inilah esensi
toleransi di mana masing-masing pihak untuk mengendalikan diri dan
menyediakan ruang untuk saling menghormati keunikannya masing-
masing tanpa merasa terancam keyakinan maupun hakhaknya. Syari’ah
telah menjamin bahwa tidak ada paksaan dalam agama. Karena
pemaksaan kehendak kepada orang lain untuk mengikuti agama kita
adalah sikap a historis, yang tidak ada dasar dan contohnya di dalam
sejarah Islam awal. Justru dengan sikap toleran yang amat indah inilah,
sejarah peradaban Islam telah 9 menghasilkan kegemilangan sehingga
dicatat dalam tinta emas oleh sejarah peradaban dunia hingga hari ini
dan insyaallah di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/285628-implementasi-nilai-
nilai-toleransi-berag-a9f2aa7b.pdf

https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/17/150034769/pelaksanaan
-sikap-toleransi

https://media.neliti.com/media/publications/40259-ID-toleransi-antar-
umat-beragama-dalam-perspektif-islam-suatu-tinjauan-historis.pdf

Anda mungkin juga menyukai