Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Toleransi dalam Perspektif Agama, Budaya dan Politik


Oleh:
1. Anna Sofiea A. (2377012201)
2. Salsabila (2377012198)
3. M. Nidlomul Musyafa’ (2377012225)
4. M. Akmal Syahda K. (2377012226)
5. Rendi Akbar (2377012181)
6. Akhmad Makhful (2377012216)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Toleransı adalah nilai yang berkembang dalam keagamaan yang berhubungan
dengan sikap terbuka untuk menghormati dan menerima perbedaan pandangan,
keyakinan. budaya, agama, suku, ras, dan latar belakang sosial. Toleransi
melibatkan perasaan menghargai terhadap hah-bak individu dan pengakuan dari
orang lam. Toleransi bukan hanya sekedar menghormati perbedaan, tetapi juga
mencakup kemampuan untuk hidup berdampingan secara damai dan kerjasama
dalam perbedaan dengan menghormati dan menghargai bak dan martabat manusia1.

1
Elte Teti Rusmiati, 2023, Revitalisasi Toleransi Beragama dalam kearifan Lokal Masyarkat Kultural,
(Jakarta Moestopo Publishing) Hal 6. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989) (Hasyim, 1979) (Misrawi,
2010) (Poerwandarminta, 1976) (Munawar, 2005) (Natsir, 1970) (Abdullah M. , 2001) (Prinanda, 2021)
Pentingnya toleran adalah untuk menciptakan masyarakat yang terbuka,
harmonis, dan menghargai perbedaan Banyaknya manusia de sekitar dari berbagai
latar belakang dapat hidup bersama tanpa diskrumusasu, konflik maupun prasangka
Toleranu mengedepankan dialog yang terbuka, saling memahamu dan kerjasama
dalata mencapai tayuan beryarsa, tentang kebebasan individu dan hak asası
manusia.2 Kerukunan ludup merupakan suane sarana yang penting dalam integrasi
nasional. jaga kebutuhan dalara menciptakan pertahanan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian dari toleransi?
2. Apasajakah macam-macam toleransi?
3. Apa tujuan toleransi?
4. Apa unsur-unsur toleransi?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian toleransi.
2. Untuk mengetahui macam-macam toleransi.
3. Untuk mengetahui tujuan toleransi.
4. Untuk mengetahui unsur-unsur toleransi.

2
M. Amin & Mu'adz D'Fahmi Abdullah, 2005, Pendidikan Agama Fedukasama Pada Era Multikultural
Multiregius, (Jakarta: PSAP Muhammadiyah).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Toleransi

Toleransi secara bahasa berasal dari Bahasa Inggris “tolerance”. Dalam bahasa
Indonesia mengandung makna sikap toleran, mendiamkan, dan membiarkan. 3 Kata
tolerance (toleransi) adalah istilah modern yang berkembang dari budaya barat.
Toleransi berasal dari Bahasa Latin, yaitu tolerantia yang berarti kelonggaran ,
kelembutan hati, keinginan dan kesabaran. Secara etimologis berkaitan dengan
kebebasan. Secara umum, toleransi mengacu pada sikap terbuka, lapang dada,
sukarela, dan kelembutan.4 Dapat dipahami toleransi merupakan sikap untuk
memberikan hak sepenuhnya kepada orang lain agar dapat menyalurkan
pendapatnya.
Toleransi merupakan sikap saling menghargai, menerima, dan menghormati
keragaman budaya dan perbedaan dalam berkespresi. Dalam Islam, toleransi
dikenal dengan al-samhah dan al-tasamuh yang berate membiarkan sesuatu agar
saling memudahkan. Dari kata tasamuh mengandung arti agar mereka yang berbeda
pendapat dapat memperoleh hak mengembangkan pendapatnya. Dalam hadist di
sebutkan bahwa “ Agama yang paling baik dicintai oleh Allah SWT, adalah agama
yang lurus dan toleran”. Mengandung arti bahwa komitmen dalam islam untuk
membangun toleransi.5
Toleransi secara istilah berarti menghargai, memperbolehkan, membiarkan
pendirian pendapat, pandangan, kepercayaan,, kebiasaan, kelakuan, dan yang
bertentangan dengan pendiriannya sendiri. Seperti agama, ideologi, dan ras.6
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989, Hal 955.
4
Umar Hasyim, 1979, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai Dasar Menuju Dialog
dan Kerukunan Antar Umat Beragama, (Surabaya: Bina Ilmu), Hal 22-23.
5
Zuhairi Misrawi, 2010, HADRATUSSYAIKH HASYIM ASY’ARY: MODERASI, KEUTAMAAN, DAN
KEBANGSAAN, (Jakarta: Kompas Media), Hal 253-254.
6
Poerwandarminta, 1976, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pn Balai Pustaka).
Sikap toleransi harus dilandasi dengan sikap lapan dada terhadap orang lain dengan
prinsip-prinsip yang dipegang sendiri, tanpa mengorbankan prinsip-prinsip tersebut.
Dapat disimpulkan, toleransi adalah sikap mampu berlapang dada, menghargai,
menghormati, dan terbuka terhadap perbedaan pendapat, kepercayaan, dan
kebiasaan yang bertentangan dengan pendiriannya sendiri.

B. MACAM-MACAM TOLERANSI

Toleransi dalam kehidupan antar manusia antar manusia berdasar pada


kebiasaan dan lingkungan masing-masing. Menurut Said Aqil Munawar ada dua
macam toleransi, yaitu toleransi statis dan toleransi dinamis. Toleransi statis adalah
toleransi dingin yang tidak melahirkan kerjasama dan bersifat teoritis. Sedangkan
toleransi dinamis adalah toleransi aktif yang melahirkan kerjasama untuk tujuan
bersama, sehingga terjalin kerukunan sebagai refleksi dari kebersamaan. 7 Adapun
macam-macam toleransi ada tiga, yaitu:8
1. Toleransi Agama
Toleransi agama adalah bentuk saling menghargai di antara umat beragama.
Toleransi agama mengandung maksud keberagaman agama yang ada
menumbuhkan sikap wajib menghargai satu sama lain. Khususnya di Indonesia,
selama agama yang dianut adalah agama yang diakui negara, maka pemeluknya
wajib dihargai dan mempunyai hak untuk menjalankan ibadahnya masing-
masing. Toleransi beragama mempunyai arti, sikap lapang dada untuk
menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah
menurut ajaran dan ketentuan agama yang diyakini tanpa ada yang
mengganggu orang lain maupun kerabatnya sendiri.9
Contoh toleransi beragama, yaitu:
7
Said Aqil Munawar, 2005, Fikih Hubungan Antar Agama, (Jakarta: Ciputat Press), Hal 14.
8
Mohammad Natsir, 1970, Keragaman Hidup Antar Agama, (Jakarta: Penerbit Hudaya) Cet.II, Hal 17.
9
Masykuri Abdullah, 2001, Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keragamaan, ( Jakarta: Penerbit Buku
Kompas), Hal 13.
a. Menghargai waktu ibadah lain.
b. Tidak membuat gaduh dan keributan yang dapat mengganggu ibadah agama
lain.
c. Tidak melakukan diskriminasi agama.

2. Toleransi Budaya
Toleransi budaya adalah bentuk saling menghargai dan tidak memandang
rendah budaya lain. Seperti keadaan Di Indonesia yang dikenal sebagai
nusantara Negara kepulauan dengan berbagai kebudayaan di setiap daerahnya.
Oleh karena itu, toleransi sangat diperlukan agar kerukukan tetap terlestarikan.
Bukan hanya di lingkungan masyarakat Indonesia saja, masyarkat di berbagai
Negara di belahan dunia juga perlu memiliki sikap toleransi kebudayaan.
Contoh toleransi budaya:
a. Menghargai perbedaan budaya.
b. Tidak merendahkan dan menghina suku dan ras yang berbeda.
c. Bergaul tanpa memndang latar belakang budaya.10

3. Toleransi Politik
Tolerasnsi politik adalah memberikan kesimplan tentang nilai dalam
toleransi politik adalah menghargai pendapat orang lain, kebebasan berekspresi,
dan tidak memaksakan pilihan politik.11 (Rahayu, 2023)
Contoh toleransi politik:
a. Menghargai perbedaan pendapat.
b. Tidak memaksakan hak politik seseorang atau kelompok.

10
Yuda Prinanda, 2021, Perilaku Toleran Terhadap Keberagaman Suku & Ras.
11
Ilean Galambos, 2009, From The Editor: Polotical Tolerance, Social Work Value, and Social Word
Education. ProQuest Psycholog (Galambos, 2009)y Journals.
C. TUJUAN TOLERANSI
Toleransi atau as-samahah dalam bahasa Arab adalah konsep modern untuk
menggambarkan sikap menghormati dan sikap menghargai, kerja sama antar
kelompok masyarakat yang berbeda-beda baik secara agama, politik dan budaya.
Oleh karena itu, toleransi merupakan sikap yang bagus serta mulia yang sepenuhnya
menjadi bagian dari ajaran agama-agama termasuk agama Islam12.
Toleransi umat beragama merupakan pondasi dasar dalam segala aspek
kehidupan yang plural ini, termasuk dalam hal kemajuan suatu bangsa dari segi
sumber daya manusianya maupun pembangunan untuk kemaslahatan. Dan
kerukunan adalah dambaan serta harapan semua orang, sehingga setiap orang bisa
melaksanakan hak dan kewajibannya dengan aman dan suka cita tanpa ada
kekhawatiran yang menyelimuti. Menurut Jirhanuddin Adapun tujuan toleransi
umat beragama antara lain yaitu:
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan keberagaman setiap agama. Setiap
penganut agama dengan adanya agama lain, akan semakin mendorong
menghayati dan memperdalam ajaran-ajaran agamanya serta semakin berusaha
untuk mengamalkannya. Maka dengan demikian keimanan dan keberagamaan
setiap penganut agama akan dapat lebih meningkat lagi. Hal ini semacam
persaingan yang positif yang perlu dikembangkan dan ditanamkan pada
perseorangan umat beragama.

2. Menciptakan stabilitas nasional yang mantap. Dengan terwujudnya kerukunan


hidup antar umat bergama, secara praktis ketegangan-ketegangan yang
ditimbulkan akibat perbedaan paham yang berpangkal pada keyakinan
keagamaan dapat dihindari. Ketertiban dan keamanan nasional akan
terjamin,sehingga mewujudkan stabilitas nasional yang mantap.

12
Ajeng Shinta Rahayu, 2023, Cerminan Sikap Mulia Dalam Beragama.
3. Menunjang dan mensukseskan pembangunan dari tahun ke tahun. Pemerintah
senantiasa berusaha untuk mensukseskan pembangunan dari segala bidang,
namun apabila umat beragama selalu bertikai dan saling mencurigai satu sama
lain, maka hal itu akan menghambat usaha pembangunan itu sendiri. Dan salah
satu usaha agar kemakmuran dan pembangunan di segala bidang selalu berjalan
dengan baik, sukses dan berhasil diperlukan toleransi antar umat beragama
sehingga terciptanya masyarakat yang rukun.

4. Terciptanya suasana yang damai dalam bermasyarakat. Ketika antar sesama


manusia bisa hidup harmonis dalam bingkai kerukunan tanpa ada pembedaan
yang menyakiti atau menindas pihak lain, sehingga yang tercipta adalah suasana
damai dalam masyarakat. Kedamaian juga merupakan tujuan dari hidup
bermasyarakat, kebersamaan dan toleransi antar umat beragama menjadi kunci
perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Memelihara dan mempererat rasa persaudaraan dan silaturahim antar umat


beragama. Memelihara dan mempererat persaudaraan sesama umat manusia
yang disebut dengan Ukhuwah Insaaniyah sangat diperlukan bagi bangsa yang
majemuk atau plural dalam kehidupan keberagamaannya. Dengan toleransi
umat beragama, maka Ukhuwah Insaaniyah tersebut akan melekat dan
perselisihan mudah di selesaikan.

6. Menciptakan rasa aman bagi agama-agama minoritas dalam melaksanakan


ibadahnya masing-masing. Rasa aman bagi umat beragama dalam
melaksanakan peribadatan dan ritual keyakinan yang dianutnya merupakan
harapan hakiki dari semua pemeluk agama. Dan salah satu manfaat terciptanya
toleransi umat beragama adalah menjamin itu semua, tidak memandang umat
mayoritas maupun umat minoritas. Toleransi umat umat beragama menjadi
pengingat bahwasanya dalam beragama tidak ada unsur keterpaksaan untuk
semua golongan.

7. Meminimalisir konflik yang terjadi yang mengatas namakan agama. Konflik


merupakan suatu keniscayaan yang mengiringi kehidupan manusia, selama ada
kehidupan potensi konflik akan selalu ada.Konflik disebabkan dari berbagai
sumber, termasuk juga dalam hal keagamaan. Konflik yang mengatasnamakan
agama menjadi sangat sensitif bahkan sangat berbahaya bagi masyarakat,
karena melibatkan sisi terdalam manusia. Akan tetapi, apabila setiappemeluk
agama bisa saling menghormati dan saling toleran hal ini akan bisa
meminimalisir terjadinya konflik atas nama agama.13

D. UNSUR-UNSUR TOLERANSI
Dalam Toleransi terdapat unsur-unsur yang harus di tekankan dalam
mempraktikkannya kepada orang lain. Adapun unsur-unsur tersebut adalah:
1. Memberikan Kebebasan dan Kemerdekaan.
Setiap insan diberikan kebebasan dalam mengendalikan dirinya sendiri dan
dalam memilih terutama hal kepercayaan. Kebebasan yang ada sejak lahir yang
tidak bisa digantikan oleh orang lain, karena kebebasan itu datangnya dari
Tuhan Yang Maha Esa. Disetiap Negara melindungi kebebasan bagi setiap
manusia yang tertera dalam Undang-Undang maupun peraturan yang ada.14
2. Mengakui Hak Setiap Orang.
Sikap mengakui hak setiap orang dalam menentukan perilaku dan nasibnya
masing-masing . Dimana sikap seorang mampu menerima dengan lapang dada,
menghormati, dan terbuka dalam kehidupan.
3. Menghormati Keyakinan Orang Lain.

13
Jirhanuddin, 2010, Pendidikan Agama, (Yogyakarta :Pelajar), Hal 193. (Jirhanuddin, 2010)
14
Abdullah, 2001, Hal 202.
Kaidah ini membahas tentang toleransi anatar agama. Tentang bagaimana cara
kita menghormati orang di sekitar kita yang memiliki beragam pemeluk
kepercayaan (agama).
4. Saling Mengerti.
Saling mengerti dan saling menghargai satu sama lain adalah hal yang
menetralisir terjadinya rasa benci dan berebut dalam suatu hal. Sehingga dapat
menciptakan sikap saling menghormati antar sesama manusia.15

PENUTUP
BAB III

A. KESIMPULAN
Toleransi adalah sikap saling menghargai, menerima, dan menghormati
keragaman budaya da perbedaan dalam berekspresi. Sikap toleransi harus
dilandasi dengan sikap lapang dada terhadap orang lain dengan prinsip-prinsip
yang di pegang sendiri, tanpa mengorbankan prinsip-prinsip tersebut.
Macam-macam toleransi ada tiga, yaitu:
1. toleransi agama
15
Hasyim, 1979, Hal 23. (Hasyim, 1979)
2. toleransi budaya
3. toleransi politik.
Adapun tujuan toleransi adalah:
1. Menigkatkan keimanan dan ketakwaan keberagamaan masing-masing
agama
2. Menciptakan stabilitas nasional yang mantap.
3. Menunjang dan mensukseskan pembangunan.
4. Terciptanya suasana yang damai dalam bermasyarakat.
5. Memelihara dan mempererat persaudaraan antar umat beragama.
6. Menciptakan rasa aman dalam beribadah.
7. Meminimalisir konflik yang terjadi yang mengatasnamakan agama.
Unsur-unsur toleransi, antara lain:
1. Memberikan kebebasan dan kemerdekaan
2. Mengakui hak setiap orang.
3. Menghormati keyakinan orang lain.
4. Saling mengerti.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. (2001).
Abdullah, M. (2001). Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keberagaman. Jakarta:
Penerbit Buku Kompas.
Abdullah, M. A. (2005). Pendiidkan Agama Fedukasma Pada Era Multikultural
Multireligius. Jakarta: PSAP Muhammadiyah.
Galambos, I. (2009). From The Editor. In S. W. Political Tolerance, ProQuest Psychology
Journals.
Hasyim. (1979).
Hasyim, U. (1979). Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai Dasar
Menuju Dialog dan Kerukunan Antar Umat Beragama. Surabaya: Bina Ilmu.
Jirhanuddin. (2010). Pendidikan Agama. Yogyakarta: Pelajar.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1989).
Misrawi, Z. (2010). HADRATUSSYAIKH HASYIM ASY'ARY. In K. D. MODERASI.
Jakarta: Kompas Media.
Munawar, S. A. (2005). Fikih Hubungan Antar Agama. Jakarta: Ciputat Press.
Natsir, M. (1970). Keragaman Hidup Antar Agama. Jakarta: Penerbit Hudaya.
Poerwandarminta. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pn Balai Pustaka.
Prinanda, Y. (2021). Perilaku Toleran Terhadap Keberagaman Suku & Ras.
Rahayu, A. S. (2023). Cerminan Sikap Mulia Dalam Beragama.
Rusmiati, E. T. (2023). Revilitasi Toleransi Beragama dalam Kearifan Lokal Masyarakat
Kultural. Jakarta: Moestopo Publishing.

Anda mungkin juga menyukai