Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TOLERANSI DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA DAN


BERMASYARAKAT

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

1. Naila Syifa Salsabillah (230102036)


2. Naila Zahira Putri Amanda (230102037)
3. Nova Risma (230102038)
4. Nyayu Nabila Aprianti (230102039)
5. Pintan Padillah (230102040)

Dosen Pengampuh: Mulya Arda, M.Pd.I.

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWI


PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2023-2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Toleransi dalam islam adalah topik yang penting ketika dihadapkan
pada situasi saat ini ketika islam dihadapkan pada banyaknya kritikan
bahwa islam adalah agama intoleran, diskriminatif dan ekstrem. Islam
dituduh tidak memberikan ruang kebebasan beragama, kebebasan
berpendapat, sebaliknya islam sarat dengan kekerasan atas nama agama
sehingga jauh dari perdamaian, kasih sayang dan persatuan.
Padahal dalam konteks toleransi antar-umat beragama, islam
memiliki konsep yang jelas. “Tidak ada paksaan dalam agama”, “Bagi
kalian agama kalian, dan bagi kami agama kami” adalah contoh populer
dari toleransi dalam islam.
Menurut agama islam, toleransi bukan saja terhadap sesama
manusia, tetapi juga alam semesta, binatang, serta lingkungan hidup.
Dengan cakupan toleransi yang luas maka toleransi antar umat beragama
dalam islam merupakan perhatian yang penting dan serius. Karena
toleransi beragama menyangkut keyakinan manusia yang sangat sensitive
dan mudah menimbulkan konflik.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu toleransi dan prinsip toleransi dalam islam?
2. Bagaimana menerapkan nilai-nilai toleransi dan hakikat kebersamaan
dalam pluralitas beragama masyarakat madani?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui makna toleransi
2. Untuk memahami nilai-nilai toleransi dalam kehidupan beragama,
bermasyarakat dan berbangsa.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Toleransi
Toleransi berasal dari bahasa latin dari kata “Tolerare” yang berarti
sabar untuk membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas
adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang tidak menyimpang dari
aturan, dimana seseoarang menghormati dan menghargai setiap tindakan
yang dilakukan orang lain.
Toleransi juga memiliki makna sikap saling menghargai sekaligus
menghormati atas setiap tindakan orang lain. Adapun Friedrich Heiler
mengatakan jika toleransi merupakan sikap seseorang yang mengakui
adanya pluralitas dalam agama serta menghargai pendapat para pemeluk
agama tersebut. Menurut Heiler, setiap pemeluk agama berhak menerima
perlakuan yang sama dari semua masyarakat.
Dalam bahasa Arab, toleransi biasa disebut “tasamuh”, sikap saling
menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok
masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik,
maupun agama. Toleransi, karena itu, merupakan konsep agung dan mulia
yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran agama-agama,
termasuk agama Islam.
B. Prinsip toleransi dalam islam
Prinsip toleransi dalam Islam cukup jelas dalam al-Quran.
Setidaknya ada 4 prinsip toleransi dalam Islam yang diajarkan oleh Allah
untuk umat Islam.
1. Kesadaran Keragaman dan Saling Dialog
Dalam prinsip toleransi dalam Islam, Allah mengajarkan
kepada umat Islam untuk menyadari bahwa perbedaan adalah
sunnatullah. Keragaman manusia dalam berbagai aspek
termasuk agama adalah bagian dari cara Tuhan. Lalu,
bagaimana muslim harus bersikap?.
Islam mengajarkan untuk saling mengenal. Saling
mengenal tidak akan tercipta tanpa saling berkomunikasi dan
berdialog. Umat Islam bukan agama ekslusif yang menutupi
diri untuk tidak berteman, bertetangga dan bernegara dengan
umat yang berbeda agama. Islam mengajarkan untuk saling
berdialog agar saling mengenal.
2. Kesadaran Keragaman dan Saling Berkontribusi dalam
kebajikan
Keragaman adalah cara Tuhan menguji umat manusia
dalam berlomba meraih kebaikan, bukan untuk keburukan.
Sekiranya Allah memghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya
satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadsp
pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya,
lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisisihkan itu (al Maidah; 48)
3. Kesadaran Keragaman untuk Tidak Saling Membenci dan
Mencaci
Islam menghendaki supaya umatnya menunjukkan
kebaikan ajaran Islam. Dengan perkataan yang baik dan
tingkah laku yang mencerminkan akhlak Rasulullah. Prinsip
toleransi dalam Islam selanjutnya adalah menjaga hubungan
dalam perbedaan tanpa saling membenci apalagi mencaci.
Bukan sikap Islami yang mencaci sesembahan agama orang
lain. Islam diajarkan sekalipun dalam konteks berdakwah
bukan untuk mendiskreditkan kepercayaan orang lain. Al-
Quran menegaskan dengan tegas : “serulah (manusia) kepada
jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yanb baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesumgguhnya
Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk. (al Nahl; 125).
4. Kesadaran keragaman untuk tidak berkompromi dalam akidah
Prinsip toleransi dalam islam yang terakhir dan ini
menjadi cukup penting adalah bahwa toleransi bukan
menggadaikan keimanan tetapi upaya sadar untuk menjaga
kerukunan antara sesama manusia. Keragaman bukan untuk
diperselisihkan. Menolak perbedaan adalah menolak
sunnatullah yang menciptakan manusia dalam bentuk yang
beragam dan keyakinan yang plural.
Hal penting yang harus dilakukan oleh umat islam
adalah memperkuat keyakinan. Toleransi bukan berarti
menggadaikan keimanan dan mencampuradukkan
keyakinan. Keyakinan ini harus tertanam kuat dalam setiap
pribadi muslim. Sehingga tidak tergoyahkan oleh kondisi
apapun. Kepercayaan adalah wilayah hati dan prinsip.
Tidak ada istilah toleransi dengan berarti berkompromi
keimanan. Toleransi adalah wilayah sosial untuk kerjasama
dan saling membantu untuk kebaikan.
C. Nilai-nilai toleransi

Istilah toleransi diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada


sesama manusia atau sesama warga masyarakat untuk menjalankan
keyakinan, atau mengatur kehidupannya dan menentukan nasibnya
masing-masing, selama di dalam menjalankan dan menentukan sikapnya
itu tidak melanggar dan tidak bertentangan dengan syarat-syarat azaz
terciptanya ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat.

a. Toleransi sesama manusia

Toleransi sesama manusia dapat diartikan suatu sikap atau sifat dari
seseorang untuk membiarkan kebebasan kepada orang lain serta
memberikan kebenaran atas perbedaan tersebut sebagai pengakuan hak-
hak asasi manusia. Salah satunya adalah hak untuk hidup karena setiap
orang mempunyai hak hidupnya masing-masing. Hak lain yang dimiliki
setiap manusia adalah hak untuk beragama. Di Indonesia yang terdiri dari
berbagai macam agama yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha,dan
Khonghucu. Maka setiap warga negara berhak meyakini agamanya masing-
masing dan menghormati keyakinan agama lain.

Selain tidak memaksakan hak orang lain kita harus bisa


menghormati orang lain. Salah satu cara untuk menumbuhkan rasa
menghormati orang lain adalah dengan saling tolong menolong. Dan
kebesaran sifat tolong menolong dapat dilihat dalam firman Allah Alquran
surat Al-Maidah ayat 2. Dalam menolong orang lain tidak boleh
membeda-bedakan dalam hal apapun.

b. Toleransi terhadap makhluk tuhan lainnya

Toleransi kepada makhluk hidup lainnya disini yang dimaksud


adalah tentang bagaimana sikap atau cara kita menghargai kebebasan
hewan ataupun tumbuhan untuk tetap hidup dan juga lingkungan sekitar
yang terjaga kebersihannya.

c. Toleransi antar umat beragama


Toleransi beragama mempunyai arti sikap lapang dada seseorang
untuk menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk
melaksanakan ibadah menurut ajaran dan ketentuan agama masing-
masing yang diyakini, tanpa ada yang mengganggu atau memaksakan
baik dari orang lain maupun dari keluarganya sekalipun.
Agree in Disagreement (setuju dalam perbedaan) termasuk salah
satu prinsip dalam toleransi. Menurut Umar Hasyim perbedaan tidak
harus ada permusuhan karena dengan adanya perbedaan kita harus
menyadari adanya keanekaragaman dalam kehidupan ini. Setiap orang
pada umumnya yakin bahwa apa yang dianutnya itu adalah paling
benar, paling baik, tetapi hal itu tidak menghalangi untuk mengakui
kenyataan bahwa kesemuanya itu mempunyai hak hidup dan
berkembang.
D. Hakikat kebersamaan dalam pluralisme beragama masyarakat
madani
Menurut Mahfudz Ridwan, pada dasarnya pluralisme
adalah sebuah pengakuan akan hukum Tuhan yang menciptakan
manusia yang tidak hanya terdiri dari satu kelompok, suku, warna
kulit, dan agama saja. Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda
agar mereka bisa saling belajar, bergaul, dan membantu antara satu
dan lainnya. Pluralisme mengakui perbedaan-perbedaan itu sebagai
sebuah realitas yang pasti ada di mana saja. Justru, dengan
pluralisme itu akan tergali berbagai komitmen bersama untuk
memperjuangkan sesuatu yang melampaui kepentingan kelompok
dan agamanya. Kepentingan itu antara lain adalah perjuangan
menegakkan keadilan, kemanusiaan, pengentasan kemiskinan, dan
kemajuan pendidikan.
Perbedaan-perbedaan syari’at dalam agama-agama,
menunjukkan bahwa agama tidaklah sama. Setiap agama
mempunyai konteks partikularitasnya sendiri, sehingga tidak
mungkin semua agama menjadi sebangun dan sama persis.
Gagasan pluralisme agama menghendaki adanya pengakuan secara
aktif terhadap agama lain. Agama lain ada sebagaimana keberadaan
agama yang dipeluk diri yang bersangkutan, karena setiap agama
punya hak hidup dan berkembang. Karena itu pula, kita harus tetap
menghargai agama dan kepercayaan orang lain dengan tidak perlu
terjebak pada anggapan “menyamakan semua agama”. Orang yang
menghormati jati diri masing-masing agama pasti tidak akan
mengatakan bahwa semua agama adalah sama, karena setiap
agama memiliki perbedaan. Masing-masing agama mempunyai
pemahaman dan konsepsi sendiri-sendiri mengenai siapa yang
mereka sembah. Kerukunan merupakan kebutuhan bersama yang
tidak dapat dihindarkan ditengah perbedaan. Perbedaan yang ada
bukan merupakan penghalang untuk hidup rukun dan
berdampingan dalam bingkai persaudaraan dan persatuan.
Dalam konteks pluralitas masyarakat di Indonesia, perlu
disadari bahwa hal ini juga berkaitan erat dengan pluralitas agama
dan keyakinan yang dianut oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
fungsi agama menjadi amat penting dan sentral dalam
pembentukkan masyarakat madani yang terdiri dari pluralitas
masyarakat beragama. Untuk memahami realitas, perlu kiranya
disadari bahwa agama pada hakikatnya merupakan masalah iman
dan keselamatan. Selain itu, adalah sumber semangat dan nilai
perubahan dalam masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Toleransi adalah sikap saling menghormati dan saling


bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang
berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, maupun agama.
Toleransi antar sesama meliputi toleransi sesama manusia dan
toleransi terhadap makhluk Tuhan lainnya. Toleransi sesama
manusia ditunjukkan dengan sikap saling menghormati,
menghargai, dan saling tolong menolong. Sedangkan toleransi
terhadap makhluk Tuhan lainnya meliputi menghargai kehidupan
hewan dan juga tumbuhan. Toleransi dalam hidup antar umat
beragama yang didasarkan kepada setiap agama menjadi tanggung
jawab pemeluk agama itu sendiri dan mempunyai bentuk ibadah
dengan cara tersendiri yang dibebankan serta menjadi tanggung
jawab bagi orang yang memeluknya.

Anda mungkin juga menyukai