Anda di halaman 1dari 3

Toleransi dalam Beragama

Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang besar. Masyarakat dan bangsa Indonesia
terdiri dari berbagai keragaman sosial, kelompok etnis, budaya, agam dan aspirasi politik, sehingga
secara sederhana bangsa Indonesia dapat disebut sebagai masyarakat multikultural. Menurut
Dewantara dalam bukunya yang mendefinisikan multikulturalisme sebagai bentuk pluralisme budaya
yang berbeda dan masing-masing mempunyai integritas dan tantangannya sendiri-sendiri.
Pemahaman serta kesadaran tentang multikulturalisme sebenarnya sudah muncul sejak pendiri bangsa
mendesain kebuadayaan bangsa Indonesia. Kesadaran akan multikulturalisme dipendam atas nama
persatuan dan stabilitas negara.
Muncullah kemudian paham “monokulturalisme” yang bercirikan penyeragaman atas
berbagai aspek, sistem, sosial, politik dan budaya. Multikulturalisme menekankan keanekaragaman
kebudayaan dalam kesejahteraan. Agama sangat berperan penting dalam kehidupan untuk menata
nilai-nilai manusia. Agama pula menjadi kebutuhan rohani atau sebagai spiritual bagi manusia dan
sang pencipta. Setiap agama mengajarkan hal hal yang baik dalam berkehidupan dan tidak
mengajarkan hal yang buruk. Setiap agama menyampaikan adanya saling kerukunan dan kedamaian.
Tetapi sekarang sering terjadi konflik apalagi dinegara Indonesia, yang mana agama selalu dibawa
demi kepentingan pribadi. Toleransi secara bahasa berasal dari bahasa latin “tolerare”, toleransi
berarti sabar dan menahan diri.
Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok
atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi dapat menghindari
terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu
kelompok masyarakat. Toleransi (Arab: as-samahah) adalah konsep modern untuk mengambarkan
sikap saling menghormati dan saling bekerjasama di antara kelompok-kolompok masyarakat yang
berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik maupun agama. Karena itu, toleransi merupakan
konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari ajaran agama-agama,
termasuk agama islam. ”Hai Manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal’’ Karena itu, toleransi merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi
bagian organik dari ajaran agama-agama, termasuk agama islam. Pada umumnya manusia hidup
dengan banyak toleransi: dalam keluarga, dalam kampung, dalam organisasi, dalam paguyuban
beriman, dalam perusahaan, dalam pernerintahan. Dalam komunitas politik, dalam bidang-bidang
nilai, toleransi secara mutlak diperlukan demi demokrasi. Namun toleransi memang membutuhkan
batas. Batasnya adalah bahwa pelaksanaan toleransi tidak mengganggu ketertiban umum. Namun
perlu juga disadari bahwa batas itu tidak jelas. Motivasi toleransi dalam komunitas politik adalah
kesetaraan semua warga. Pluralisme menjadi landasan mutlak. Menciptakan kehidupan beragama
yang baik bukanlah berdasarkan toleransi yang semu, yang mempunyai tendensi untuk mengatakan
bahwa semua agama sama saja.
Toleransi secara bahasa berasal dari bahasa latin “tolerare”, toleransi berarti sabar dan
menahan diri. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai
antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi dapat
menghindari terjadinya diskriminasi, walaupun banyak terdapat kelompok atau golongan yang
berbeda dalam suatu kelompok masyarakat. Toleransi dapat mempunyai warna etis-sosial, religius,
politis dan yuridis serta filosofis maupun teologis. Secara kasar toleransi menunjuk pada sikap
membiarkan perbedaan pendapat dan perbedaan melaksanakan pendapat untuk beberapa lapisan
hidup dalam satu komunitas. Pada umumnya arah pemahaman toleransi mencakup pendirian
mengenai membiarkan berlakunya keyakinan atau norma atau nilai sampai ke sistem nilai pada level
religius, sosial, etika politis, filosofis maupun tindakan-tindakan yang selaras dengan keyakinan
tersebut di tengah mayoritas yang memiliki keyakinan lain dalam suatu masyarakat atau komunitas.
Istilah toleransi mencakup banyak bidang. Salah satunya adalah toleransi beragama, yang
merupakan sikap saling menghormati dan menghargai antar penganut agama lain, seperti: - Tidak
memaksakan orang lain untuk menganut agama kita; - Tidak mencela/menghina agama lain dengan
alasan apapun; serta - Tidak melarang ataupun mengganggu umat agama lain untuk beribadah sesuai
agama/kepercayaannya. Pada umumnya manusia hidup dengan banyak toleransi: dalam keluarga,
dalam kampung, dalam organisasi, dalam paguyuban beriman, dalam perusahaan, dalam
pernerintahan. Dalam komunitas politik, dalam bidang-bidang nilai, toleransi secara mutlak
diperlukan demi demokrasi. Namun toleransi memang membutuhkan batas. Batasnya adalah bahwa
pelaksanaan toleransi tidak mengganggu ketertiban umum. Namun perlu juga disadari bahwa batas itu
tidak jelas. Motivasi toleransi dalam komunitas politik adalah kesetaraan semua warga. Pluralisme
menjadi landasan mutlak. Ide dasarnya adalah bahwa tak ada manusia yang bisa memiliki kebenaran
utuh maupun cara menemukan kebenaran secara sempurna. Sebab pencarian kebenaran diakui sebagai
proses majemuk yang menyejarah, tidak sekali jadi. Selain itu toleransi diperlukan agar suara hati
masingmasing orang dapat berfungsi secara wajar dan saling dihargai.
Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, islam memiliki konsep yang jelas. “tidak ada
paksaan dalam agama”, “bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama kami” adalah contoh populer
dari toleransi dalam islam. Selain ayat-ayat itu banyak ayat lain yang tersebar di berbagai Surah. Juga
sejumlah hadis dan praktik toleransi dalam sejarah islam. Fakta-fakta historis itu menunjukkan bahwa
masalah toleransi dalam Islam bukan konsep asing. Toleransi adalah bagian intergral dari islam itu
sendiri yang detail-detailnya kemudian dirumuskan oleh para ulama dalam karya-karya tafsir mereka.
Kemudian rumusan-rumusan ini disempurnakan oleh para ulama dengan pengayaan-pengayaan baru
sehingga akhirnya menjadi praktik kesejarahan dalam masyarakat Islam. Menurut ajaran Islam,
toleransi bukan saja terhadap sesama manusia, tetapi juga terhadap alam semesta, binatang, dan
lingkungan hidup. Dengan makna toleransi yang luas semacam memperoleh perhatian penting dan
serius. Apalagi toleransi beragama adalah masalah yang menyangkut eksistensi keyakinan manusia
terhadap Allah. Ia begitu sensitif, primordial, dan mudah membakar konflik sehingga menyedot
perhatian besar dari Islam. Makalah berikut akan mengulas pandangan Islam tentang toleransi. Ulasan
ini dilakukan baik pada tingkat paradigma, doktrin, teori maupun praktik toleransi dalam kehidupan
manusia. Sebagai umat Islam pun, seperti apa yang sudah dituliskan diatas. Umat Islam juga harus
selalu menjaga rasa toleransi kita terhadap umat beragama lainnya. Karena dengan terus menjaga rasa
toleransi tersebut, maka sama seperti sudah ikut membantu kemajuan bangsa Indonesia. Dalam Al-
Quran juga sudah diajarkan tentang bagaimana kita harus saling menjaga rasa perdamaian dan
persatuan antar umat. Padahal Islam sudah menaruh perhatian yg akbar pada toleransi beragama
bahkan semenjak awal perkembangan Islam, hal tadi bisa ditinjau menurut ajaran Islam itu sendiri
(pada al-Qur`an), atau bahkan sebagaimana yg dipraktikkan sang Nabi Muhammad Saw. Ajaran Islam
mengajarkan pada insan buat saling bekerja sama dan saling tolong-menolong (ta`awun)
menggunakan sesama insan lainnya pada hal kebaikan. Tentu hal tadi pada ranah sosial dimana insan
hayati pada kemajemukan rakyat yg luas.

Anda mungkin juga menyukai