Anda di halaman 1dari 7

MODERASI BERAGAMA DALAM MENINGKATKAN PERDAMAIAN

Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan
bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat
kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan
menaati konstitusi sebagai kesepakatan bernegara.

“No peace among the nations without peace among the religions. No peace among the
religions without dialogue between the religions. No dialogue between the religions without
investigation of the foundation of the religions.” Demikian disampaikan Kepala Kankemenag
Kota Salatiga, H. Taufiqur Rahman mengutip pernyataan Teolog Swiss Hans Küng pada
pembukaan kegiatan Dialog Kerukunan Antar Umat Beragama Toga Tomas Kota Salatiga yang
digelar di Hotel Le Beringin, Kamis (09/06).

"Tidak ada perdamaian di antara bangsa-bangsa tanpa perdamaian di antara agama-agama.


Tidak ada perdamaian antar agama tanpa dialog antar agama. Tidak ada dialog antar agama
tanpa penyelidikan tentang fondasi agama-agama.” Berdasarkan pernyatan Hans Kung
tersebut, kegiatan Dialog Kerukunan Umat Beragama yang diselenggarakan Forum Kerukunan
Umat Beragama (FKUB) tersebut menemukan urgensinya, bahwa betapa penting sebagai anak
bangsa dengan kemajemukannya untuk melakukan dialog antar umat beragama.

“Moderasi Beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan
bersama, jadi yang dimoderasi bukan agamanya tapi cara pandang, sikap, dan praktik
kehidupan bergama, karena agama bersifat dogma, wahyu, given by God”

Dijelaskan pula bahwa moderasi beragama merupakan kunci terciptanya toleransi dan
kerukunan umat beragama. Kemudian keberhasilan Moderasi Beragama dalam kehidupan
masyarakat Indonesia dapat terlihat dari empat indikator yaitu komitmen kebangsaan,
toleransi, anti kekerasan, dan penerimaan terhadap tradisi.

Kedamaian dan Keamanan, Dapat Tercipta dengan Moderasi Beragama


Moderasi beragama sendiri telah menjadi seruan global pada abad ke-21, Moderasi beragama
adalah aktivitas manusia beragama yang memerankan tindakan kedamaian dan keamanan
dalam persentuhannya dengan yang lain, Diketahui pengaruh agama makin menunjukan
efeknya dalam segala aktivitas hidup seperti sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.

Maka dari itu, manusia beragama terpanggil untuk menjalankan praktik keteladanan guna
kebaikan dunia yang didasarkan dengan agama.

Manusia beragama tidak boleh mengedepankan klaim kebenaranya sendiri karena ekspresi
tersebut dipastikan berbenturan dengan pandangan manusia yang beragama lainya, Apabila
terjadi benturan antar-keyakinan manusia beragama, maka akan tercipta kehancuran yang
parah, Karena pengaruh agama yang begitu kuat dalam segala aspek kehidupan, maka dari itu
khalayak global sangat menaruh harapan atas ekspresi keberagamaan yang memerankan
tindakan kedamaian dan keamanan ketika berinteraksi dengan agama yang lain.

Negara Indonesia sendiri dikenal sebagai Negara yang religius, Sebagai Negara religius,
Indonesia mengakui identitas agama bagi warganya, Tercatat ada enam identitas agama yang
diakui oleh Negara Indonesia yakni Agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan
Konghucu.

Menciptakan kerukunan umat beragama baik di tingkat daerah, provinsi, maupun pemerintah
adalah merupakan kewajiban seluruh warga negara beserta instansi pemerintah lainnya, Mulai
dari tanggung jawab mengenai ketentraman, kedamaian, keamanan, dan ketertiban, termasuk
dalam memfasilitasi terwujudnya kerukunan umat beragama, menumbuhkembangkan
keharmonisan, saling pengertian, saling menghormati, dan saling percaya di antara umat
beragama bahkan menertibkan rumah ibadah.

Dalam hal ini untuk mendukung terciptanya kedamaian dan keamanan umat beragama dapat
dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
Mengajarkan kepada setiap umat beragama untuk selalu berpikir positif terhadap orang lain,
bertutur kata yang tidak profokatif dan tidak membuat pendengarnya sakit hati, berusaha
untuk berperilaku baik, seperti : tidak melanggar norma-norma umum, norma kesusilaan,
norma adat istiadat, maupun norma hukum negara/tidak melanggar hukum Negara.
Menumbuhkan penghargaan, rasa saling pengertian, toleransi, tengang rasa, serta belajar
untuk saling memahami diantara umat beragama, Dan tidak berbuat hal-hal yang dapat
menyinggung sentimen keagamaan. setiap umat bergama, hendaknya mengerti secara baik dan
benar tentang agamanya sendiri dan dilengkapi pula dengan pengetahuan yang cukup dan
benar juga tentang agama lainnya, sehingga mengetahui hal-hal baik di agama sendiri maupun
diagama yang lain dan mengetahui pula hal-hal yang sangat dilarang/ditabukan/diharamkan di
agamanya sendiri maupun diagama yang lain. Tidak memaksakan seseorang untuk
masuk/mengikuti agama tertentu dan Melaksanakan ibadah sesuai agamanya.

Dalam upaya untuk memantapkan kerukunan antar umat beragama ini, hal serius yang harus
diperhatikan adalah fungsi pemuka agama, tokoh masyarakat dan pemerintah, Dalam hal ini
pemuka agama dan tokoh masyarakat adalah figur yang dapat diteladani dan dapat
membimbing umat, sehingga apa yang diperbuat oleh mereka akan dipercayai dan diikuti
secara taat.

Komitmen utama moderasi beragama terhadap toleransi menjadikannya sebagai cara terbaik
untuk menghadapi radikalisme agama yang mengancam kehidupan beragama dan pada
gilirannya, berimbas terhadap kehidupan persatuan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Terkait penguatan moderasi beragama, ada empat indikator yang dikuatkan, yaitu komitmen
kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan, serta penerimaan terhadap tradisi.

Diperlukan sikap moderasi beragama berupa pengakuan atas keberadaan pihak lain, memiliki
sikap toleran, penghormatan atas perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak
dengan cara kekerasan.
Moderasi beragama dapat ditunjukkan melalui sikap tawazun (berkeseimbangan), i'tidal (lurus
dan tegas), tasamuh (toleransi), musawah (egaliter), syura (musyawarah), ishlah (reformasi),
aulawiyah (mendahulukan yang prioritas), tathawwur wa ibtikar (dinamis dan inovatif).

Moderasi beragama merupakan konsepsi yang dapat membangun sikap toleran dan rukun guna
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa

Tujuan pembuatan kebijakan penguatan moderasi beragama pada dasarnya untuk mewujudkan
ketertiban dalam masyarakat beragama, melindungi hak-hak pemeluk agama dalam
menjalankan kebebasan beragama, mewujudkan ketentraman dan kedamaian dalam
kehidupan kegamaan serta untuk mewujudkan kesejahteraan umat beragama

Sebab moderasi beragama saat ini sangat penting untuk menjaga kerukanan umat beragama di
tengah masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung dalam moderasi beragama seperti mengajak
umat untuk beragama secara moderat, tidak terlalu fanatik, menghargai perbedaan pandangan,
saling menebar kebaikan, dan tolong-menolong.

Moderasi beragama menjadi jalan tengah sekaligus sebagai solusi agar tidak terjadi paham yang
radikal bahkan intoleran. Saling hormat dan menghormati antar agama menjadi kunci agar tidak
terjadi sekat dan perbedaan sekaligus sebagai identitas yang harus dimiliki antar umat
beragama

moderasi agama ini sendiri diartikan sebuah kemajuan atau perubahan masyarakat dalam
bidang keagamaan dan kepercayaan menjadi toleran antar sesama suku,ras, tapi tidak
mengabaikan nilai keagamaan dari hal itu sendiri. Salah satu contoh moderasi agama saat ini
yaitu adanya sebuah istilah sedekah bumi atau bersih desa.

Contoh sikap moderat dalam kehidupan sehari hari yakni antara lain: Tidak gegabah atau
ceroboh, yang dilakukan berhati-hati dalam mempertimbangkan segala sesuatu sebelum
bertindak termasuk kebaikan dan keburukannya. Menjalankan ajaran Islam baik yang wajib,
sunnah, mubah, makruh, dan haram untuk dilakukan.
Moderasi Islam adalah sebuah pandangan atau sikap yang selalu mengedepankan pertengahan
dalam mengambil sikap terhadap disvaritas atau perbedaan yang ada di masyarakat. Bersikap
dengan senantiasa berusaha mengambil posisi tengah dari dua sikap yang berseberangan dan
berlebihan merupakan sikap moderasi Islam.

Struktur cara berpikir moderat adalah memiliki julukan level kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri
moderat adalah selalu bersikap adil, mampu menjadi penengah saat terjadi sebuah konflik, dan
memiliki kemampuan negosiasi.

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag), Kamaruddin


Amin, menjelaskan konsep moderasi beragama berbeda dengan moderasi agama. Ia
menegaskan, agama tidak perlu dimoderasi karena agama itu sendiri telah mengajarkan prinsip
moderasi, keadilan, dan keseimbangan.

Berikut adalah dampak negatif dari moderasi beragama :

Munculnya konflik-konflik. Terjadinya perpecahan. Estrim dalam praktik beragama.

Moderasi beragama ini mempunyai 3 alasan yang sangat penting yaitu : menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan tuhan, mencegah adanya suatu konflik, dan
sebagai strategi kebudayaan dalam merawat bangsa dan negara

Sikap moderasi beragama yang bisa diterapkan dalam negara multikultural diantaranya bisa
dilakukan melalui menghormati pendapat orang lain; menghargai agama, suku, ras dan budaya
lain; mengakui keberadaan orang lain; sikap toleransi serta tidak memaksa keinginan dengan
cara kekerasan.
Radikalisme dalam sudut keagamaan bisa diartikan sebagai paham keagamaan yang mengacu
pada fondasi agama yang sangat mendasar dengan fanatisme keagamaan yang sangat tinggi,
sehingga tidak jarang penganut paham/aliran ini menggunakan cara-cara kekerasaan untuk
mengaktulisasikan paham keagamaan yang diyakininya

Manusia membutuhkan agama di dalam kehidupannya, yaitu sebagai pegangan hidup baik
untuk kehidupan di dunia maupun di akherat kelak. Sudah barang tentu agar semuanya itu
dapat dicapai maka ia harus dapat menjaga keseimbangan antara dua kebutuhan, yaitu
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.

Islam juga meletakkan dasar ajaran untuk mengimplementasikan sikap moderasi beragama,
termasuk di dalamnya menghargai perebedaan agama, menghormati keyakinan dan cara
beribadah umat yang berbeda agama, bersikap toleransi, dan berlaku adil terhadap semua
umat beragama

Moderasi di bidang akidah memiliki arti bahwa Islam tidak memaksakan akidahnya kepada
agama lain. Seorang Muslim harus menghormati dan menghargai kelompok agama lain. Dalam
konteks ke-Indonesia-an, sikap seperti ini disebut dengan istilah 'toleransi'

Maka yang terjadi apabila kita mengganggu umat beragama yang lain sedang melakukan ibadah
yaitu akan terjadi kekacauan, perkelahian, dan permusuhan antar warga yang berbeda
keyakinan. Hal ini akan membuat kehidupan bermasyarakat menjadi tidak nyaman, tidak
harmonis, dan tidak aman.

Islam memiliki peran yang sangat besar dalam menjamin kerukunan dalam masayarakat yang
plural. Karena banyak ajaran islam yang memiliki dampak dalam menjamin kerunanan dalam
masyarakat seperti dalam islam kita harus saling mengahrgai dan tidak boleh saling menggangu

Contoh kasus multikultural yaitu tragedi Poso, konflik Sampit, kerusuhan Mei 1998, penutupan
dan pembakaran rumah ibadah, tragedi monas, dan perselisihan lain yang dipicu keberagaman
seperti perselisihan agama, ras atau suku.
Kesimpulannya, Perdamaian akan tercipta dengan adanya Moderasi Beragama, karena dengan
dasar-dasar yang terdapat dalam Moderasi Beragamalah perdamaian akan tercapai. Maka dari
itu, di perlukan moderasi beragama untuk menyatukan suatu kaum, antar bangsa maupun
negara. Terciptanya perdamaian dikarenakan saling menghormati, mengayomi, mentolerir
perbedaan yang ada dalam suatu tempat.

Anda mungkin juga menyukai