Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“KOSEP MODERNISASI BERAGAMA DAN KERUKUNAN BERAGAMA
MENURUT ISLAM”
Dosen Pengampu: Muhammad Ihsanul Arief, S.Th.I., M.Ag

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 12
Aldi Rahmadani (2310312110040)
Ahmad Ridho (2310312210029)
Muh. Faiq Farhan Najiya (2310312210014)
Sahra Wardi (2310312210047)
Sandy Firdaus (2310312110014)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini yang mencakup:
Saya mengharapkan makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam
mempelajari agama Islam terutama pada bidang studi pendidikan agama Islam.
Dan saya selaku penulis menyadari masih banyak kekurangan yang ada pada
makalah kami ini.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
khususnya pada Dosen Bidang Studi ini. Demi kesempurnaan dalam membuat
makalah (karya tulis) pada waktu mendatang. Untuk itu saya selaku penulis
mengucapkan terima kasih.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Konsep moderasi beragama dan kerukunan antar umat beragama adalah prinsip yang
penting dalam ajaran Islam. Dalam agama Islam, manajemen dan agama saling terkait
erat. Manajemen beragama mengacu pada cara mengatur dan mengelola kehidupan
beragama agar mencapai kedamaian dan keberhasilan spiritual. Sementara itu, kerukunan
antar umat beragama menunjukkan pentingnya hidup berdampingan dengan harmoni,
saling menghormati, dan saling mendukung antar umat beragama yang berbeda.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu konsep modernisasi beragama?


2. Apa itu pengertian kerukunan antar umat beragama?
3. Apa saja nilai-nilai Al-Qur’an dalam upaya terciptanya kerukunan?
4. Apa perdamaian wujud dari kerukunan?
5. Apa upaya permerintah untuk menjaga kerukunan antar umat beragama?
6. Apa penyebab rusaknya hubungan antar umat beragama?
7. Bagaimana membangun persatuan dalam keberagamaan yang dinamis dan kompleks
dalam konteks kehidupan social budaya Indonesia yang plural?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu konsep modernisasi beragama


2. Mengetahui apa itu pengertian kerukunan antar umat beragama
3. Mengetahui apa saja nilai-nilai Al-Qur’an dalam upaya terciptanya kerukunan
4. Mengetahui apa itu perdamaian wujud dari kerukunan
5. Mengetahui upaya pemerintah untuk menjaga kerukunan antar umat beragama
6. Mengetahui penyebab rusaknya hubungan antar umat beragama
7. Mengetahui bagaimana membangun persatuan dalam keberagaman yang dinamis da
kompleks dalam konteks kehidupan social budaya Indonesia yang plural

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diambil yaitu membantu pembaca dalam memahami apa itu
modernisasi beragama dan apa itu kerukunan antar umat beragama.
PEMBAHASAN

A. Konsep Modernisasi Beragama

1. Pengertian konsep modernisasi beragama


Moderasi beragama adalah prinsip yang menganjurkan sikap tengah dalam
menjalankan agama. Hal ini berarti mempertahankan ajaran agama tanpa
melampaui batas dan tidak mengambil sikap ekstremis. Moderasi beragama
mengajarkan umat Islam untuk memiliki sikap toleransi, kesederhanaan, dan
menghindari fanatisme yang berlebihan.
2. Toleransi dalam modernisasi beragama
Toleransi adalah sikap saling menghormati dan menerima perbedaan antar
umat beragama. Dalam Islam, toleransi merupakan prinsip fundamental yang harus
dipegang teguh oleh umat Muslim. Al-Qur'an mengajarkan bahwa setiap orang
memiliki hak untuk memilih agamanya dan umat Islam harus menghormati
kebebasan beragama orang lain.
3. Kesedarhanaan dalam modernisasi beragama
Kesederhanaan adalah sikap hidup dengan penuh keseimbangan dalam
menjalankan agama. Islam mengajarkan pentingnya menjauhi sikap berlebihan
dalam beragama. Umat Islam seharusnya tidak terjebak dalam praktik yang
ekstrem atau fanatik yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
4. Menghindari Fanatisme dalam modernisasi beragama
Moderasi beragama juga mengajarkan pentingnya menghindari fanatisme yang
berlebihan. Seseorang yang fanatik akan cenderung memaksakan pandangan dan
keyakinannya kepada orang lain. Dalam Islam, fanatisme dianggap sebagai
penyimpangan dan bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran agama yang
mengedepankan kedamaian dan saling menghormati.
B. Pengertian kerukunan antar umat beragama
Kerukunan antar umat beragama adalah salah satu prinsip yang mendasari ajaran
Islam. Islam mengajarkan pentingnya hidup berdampingan dengan harmoni dan saling
menghormati antar umat beragama yang berbeda. Beberapa alasan mengapa
kerukunan antar umat beragama penting dalam Islam adalah sebagai berikut:

1. Membangun masyarakat yang harmonis


Kerukunan antar umat beragama adalah kunci untuk membangun masyarakat
yang harmonis. Dalam Islam, umat Muslim diajarkan untuk hidup dalam kerukunan
dengan umat beragama lainnya. Ini berarti saling menghormati, bekerja sama, dan
saling mendukung untuk menciptakan masyarakat yang damai dan sejahtera.
2. Memperkuat persatuan umat beragama
Kerukunan antar umat beragama juga penting dalam memperkuat persatuan umat
beragama. Dalam Islam, semua umat beragama dianggap sebagai saudara seiman.
Dalam menjalankan agama, umat Muslim diajarkan untuk saling membantu dan
saling mendukung. Dengan menjaga kerukunan antar umat beragama, persatuan dan
kebersamaan umat beragama dapat diperkuat.

3. Menjaga kedamaian dan stabilitas social


Kerukunan antar umat beragama juga berperan penting dalam menjaga kedamaian
dan stabilitas sosial. Ketika umat beragama hidup dengan harmoni dan saling
menghormati, konflik antar agama dapat diminimalisir. Ini berarti masyarakat dapat
hidup dalam kedamaian dan stabilitas, tanpa ada rasa takut atau ketegangan antar
umat beragama.

C. Nilai-nilai Al-Qur’an dalam upaya terciptanya kerukunan

• Nilai-nilai al-Quran dalam upaya tercipta kerukunan

• Perdamaian wujud dari kerukunan

• Upaya pemerintah untuk menjaga kerukunan antar umat beragama

• Penyebab rusaknya hubungan antar umat beragama

• Membangun persatuan dalam keberagamaan yang dinamis dan kompleks dalam


konteks kehidupan sosial budaya Indonesia yang plural

•Implementasi Islam yang rahmatan lil’alamin

D. Perdamaian Wujud Dari Kerukunan

Tri kerukunan umat beragama bertujuan agar masyarakat Indonesia dapat hayati
dalam kebersamaan, sekali pun banyak perbedaan. Konsep ini dirumuskan dengan
teliti dan bijak agar tak terjadi pengekangan atau pengurangan hak-hak manusia
dalam menjalankan kewajiban dari ajaran-ajaran agama yang diyakininya. Tri
kerukunan ini meliputi tiga kerukunan, yaitu: Kerukunan intern umat beragama,
Kerukunan antar umat beragama, dan Kerukunan antara umat beragama dan
pemerintah.

E. Upaya Permerintah Untuk Menjaga Kerukunan Antar Umat Beragama


Pemerintah sendiri telah menyadari resistensi konflik antar umat beragama. Berbagai
kebijakan pemerintah telah diterbitkan buat memperbaiki keadaan. Berbagai rambu
peraturan telah disahkan agar meminimalisir bentrokan-bentrokan kepentingan antar
umat beragama Seluruh peraturan pemerintah yang membahas tentang kerukunan hayati
antar umat beragama di Indonesia. Mencakup pada empat pokok masalah, yakni sebagai
berikut.

 Pendirian Rumah Ibadah.


 Penyiaran Agama.
 Bantuan Keagamaan dari Luar Negeri.
 Tenaga Asing Bidang Keagamaan.

F. Penyebab Rusaknya Hubungan Antar Umat Beragama

Beberapa penyebab konflik internal umat beragama seperti:

1. Pemahaman yang menodai atau menyimpang dari agama.


2. Pemahaman yang radikal, menganggap alirannya benar dan orang lain salah.
3. Pemahaman yang liberal, bebas semaunya tanpa mengikuti kaedah yang ada.

Sementara itu konflik antar umat beragama umumnya tidak murni disebabkan oleh
faktor agama melainkan faktor ekonomi, politik dan sosial yang kemudian
diagamakan. Beberapa penyebabnya seperti:

1. Adanya paham radikal disebagian kecil kelompok agama.


2. Kurang efektifnya pelaksanaan regulasi baik karena status hukumnya yang masih
dipersoalkan, kurangnya pemahaman sebagai aparatur negara atau
kurangnyakesadaran sebagai tokoh dan umat beragama.
3. Persoalan pendirian rumah ibadah atau cara penyiaran atau penyebaran agama yang
tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Penistaan terhadap agama.
5. Adanya salah paham ayai informasi diantara pemeluk agama.

G. Membangun Persatuan Dalam Keberagamaan Yang Dinamis Dan Kompleks


Dalam Konteks Kehidupan Sosial Budaya Indonesia Yang Plural

Menurut ST. Nugroho (2009:13) Deskriptif multikulturalisme dibedakan menjadi


lima model penting yaitu:

 Pertama, multikulturalisme isolasionis, yaitu masyarakat yang berbagai


kelompok kulturalnya menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam
interaksi minimal satu sama lain.

 Kedua, multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang memiliki kultur


dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi
kebutuhan kultur kaum minoritas.
 Ketiga, multikulturalisme otonomis, yaitu masyarakat plural yang kelompok-
kelompok kultural utamanya berusaha mewujudkan kesetaraan (equality)
dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam
kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima.

 Keempat, multikulturalisme kritikal/interaktif, yakni masyarakat plural yang


kelompok-kelompok kulturalnya tidak terlalu terfokus (concerned) dengan
kehidupan kultural otonom, tetapi lebih membentuk penciptaan kolektif yang
mencerminkan dan menegaskan perspektif perspektif khas mereka.

 Kelima, multikulturalisme kosmopolitan, yaitu masyarakat plural yang


berusaha menghapus batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan
sebuah masyarakat tempat setiap individu tidak lagi terikat kepada budaya
tertentu, sebaliknya secara bebas terlibat dalam percobaan-percobaan
interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-
masing.

Anda mungkin juga menyukai