GIGANTISM
Penyebab paling umum dari gigantism adalah tumor pada kelenjar pituitari
atau tumor pada kelenjar pituitari, yang terletak di bagian bawah otak. Kelenjar ini
berperan dalam perkembangan seksual, pengatur suhu tubuh, produksi urin dan
pertumbuhan metabolisme pada wajah, tangan, dan kaki. Dengan tumbuhnya tumor
pada kelenjar pituitari, menyebabkan kelenjar ini memproduksi hormon pertumbuhan
yang berlebihan.
Gigantism dapat dikenali pada fisik anak secara langsung, yaitu ukuran tubuh
anak lebih tinggi dari anak lain seusianya. Beberapa bagian tubuh anak dapat
memiliki proporsi yang berbeda dengan bagian tubuh lain yang berdiri sendiri,
seperti pertumbuhan tangan dan kaki yang disertai penebalan jari-jari. Gejala lainnya
adalah rahang dan dahi menonjol, dan hidung pesek. Orang dengan gigantism juga
dapat mengalami pembesaran kepala, lidah, atau bibir. Gejala yang dialami
tergantung seberapa besar tumor pada kelenjar pituitari karena dapat menekan
saraf otak. Pasien dapat mengalami sakit kepala, kelelahan, mual akibat tumor,
gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, periode menstruasi yang tidak
normal, dan keterlambatan pubertas pada anak. Ada cara mengenali gigantisme
secara fisik sesegera mungkin.
Nama : Darmawan Chandra Siswanto
Nama Dermaga : Endocrinology
Daftar Pustaka
Beckers, A., Petrossians, P., Hanson, J., & Daly, A. F. 2018. The causes and
consequences of pituitary gigantism. Nature Reviews Endocrinology, 14(12),
705-720.
Koonin, E. V., & Yutin, N. 2019. Evolution of the large nucleocytoplasmic DNA
viruses of eukaryotes and convergent origins of viral gigantism. Advances in
Virus Research, 103, 167-202.
Pimiento, C., Cantalapiedra, J. L., Shimada, K., Field, D. J., & Smaers, J. B. 2019.
Evolutionary pathways toward gigantism in sharks and rays. Evolution, 73(3),
588-599.