Gigantisme adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi
Growth Hormone (GH) yang berlebihan dan terjadi sebelum dewasa atau sebelum proses penutupan epifisis. EPIDEMIOLOGI
Frekuensi gigantisme di Amerika Serikat sangat jarang, diperkirakan ada
100 kasus yang dilaporkan hingga saat ini. Tidak ada predileksi ras pada gigantisme. Insiden kejadian gigantisme tidak jelas. (Eugster & Pescovitz, 2002). Gigantisme biasa terjadi di Negara barat karena di Negara barat gigantisme bisa terdiagnosis secara dini, sedangkan di Afrika, amerika selatan dan asia jarang terdiagnosis secara dini. (Herder, 2008). Hubungan antara gigantisme dan GH telah diketahui pertama kali sejak tahun 1886 oleh seorang neurolist perancis, Pierre Marie yang mengatakan sebagai penyakit kronis endokrin. (Eugster & Pescuvitz, 1998) Gigantisme di Eropa, setiap tahunnya hanya dilaporkan 3-4 kasus/1 juta penduduk. Kejadiannya pada wanta dan laki-laki sama. Laporan adanya kasus ini di Indonesia juga sangat jarang. Dalam KONAS PERKENI II, tahun 1989 di Surabaya, Wijasa dkk, melaporkan adanya kasus yang dirawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. ETIOLOGI
Penyebab gigantisme dapat digolongkan, sbb:
1. Gigantisme Primer, di mana penyebabnya adalah adenoma hipofisis 2. Gigantisme Sekunder, disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH dari Hipothalamus 3. Gigantisme yang disebabkan oleh tumor ektopik (paru, pankreas, dll) yang mensekresi GH atau GHRH FAKTOR RISIKO PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI
Sel asidofilik, sel pembentuk hormone pertumbuhan di kelenjar hipofisis anterior
menjadi sangat aktif atau bahkan timbul tumor pada kelenjar hipofisis tersebut. Hal ini mengakibatkan sekresi hormone pertumbuhan menjadi sangat tinggi. Akibatnya, seluruh jaringan tubuh tumbuh dengan cepat sekali, termasuk tulang. Pada Gigantisme, hal ini terjadi sebelum masa remaja, yaitu sebelum epifisis tulang panjang bersatu dengan batang tulang sehingga tinggi badan akan terus meningkat (seperti raksasa).
Biasanya penderta Gigantisme juga mengalami hiperglikemi. Hiperglikemi terjadi
karena produksi hormone pertumbuhan yang sangat banyak menyebabkan hormone pertumbuhan tersebut menurunkan pemakaian glukosa di seluruh tubuh sehingga banyak glukosa yang beredar di pembuluh darah. Dan sel-sel beta pulau Langerhans pancreas menjadi terlalu aktif akibat hiperglikemi dan akhirnya sel-sel tersebut berdegenerasi. Akibatnya, kira-kira 10 persen pasien Gigantisme menderita Diabetes Melitus. Pada sebagian besar penderita Gigantisme, akhirnya akan menderita panhipopitutarisme bila Gigantisme tetap tidak diobati sebab Gigantisme biasanya disebabkan oleh adanya tumor pada kelenjar hipofisis yang tumbuh terus sampai merusak kelenjar itu sendiri. MANIFESTASI KLINIS
Pertumbuhan linier yang cepat
Tanda tanda wajah kasar Pembesaran kaki dan tangan Beberapa penderita memiliki masalah penglihatan dan perilaku Pertumbuhan abnormal menjadi nyata pada masa pubertas Jangkung, dapat tumbuh sampai ketinggian 8 kaki atau lebih Memiliki kesulitan dengan penglihatan periferal (samping) Kelemahan otot THANK YOU