Pendahuluan
Anemia adalah suatu kondisi dimana terdapat kekurangan sel darah merah
atau hemoglobin.1 Menurut WHO, anemia terjadi jika Hb pada saat hamil < 11
g/dL.2 Sedangkan menurut CDC, ibu hamil dikatakan anemia jika Hb < 11 g/dL
pada trimester 1 dan 3, serta Hb < 10,5 g/dL pada trimester 2.3 Anemia pada
kehamilan diklasifikasikan menjadi anemia ringan (10 – 10,9 g/dL), sedang (7 – 9,9
g/dL), dan berat (< 7 g/dL). 2
Penyebab anemia selama kehamilan ada yang didapat (anemia defisiensi besi,
anemia akibat kehilangan darah akut, anemia pada peradangan atau keganasan,
anemia megaloblastik, anemia hemolitik didapat, dan anemia aplastik) dan
herediter (talasemia, hemoglobinopati sel sabit, hemoglobinopati lain, dan anemia
hemolitik herediter). Penyebab tersering anemia pada kehamilan adalah anemia
defisiensi besi.3
Anemia defisiensi besi merupakan tahap defisiensi besi paling parah, yang
ditandai oleh penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum, dan saturasi
transferrin yang rendah, serta konsentrasi hemoglobin atau nilai hematokrit yang
menurun.4 Pada gestasi tunggal yang khas, rata-rata kebutuhan besi ibu mendekati
1000 mg. Sebesar 300 mg untuk janin dan plasenta, 500 mg untuk ekspansi massa
hemoglobin ibu, dan 200 mg yang dibuang secara normal melalui urin, usus, dan
kulit. Jumlah total 1000 mg jauh melebihi simpanan besi pada sebagian besar
wanita dan menyebabkan anemia defisiensi besi.2
Anamnesis
Gejala yang dirasakan biasanya tidak spesifik seperti lelah, merasa lemas, sering
sakit kepala, tidak ada riwayat penyakit kronik untuk melemahkan anemia yang
berkaitan dengan penyakit kronik, seperti gagal ginjal kronik, kanker dan
kemoterapi, infeksi HIV, dan peradangan kronik.2
Faktor predisposisi:
Diet rendah zat besi, B12, dan asam folat
Kelainan gastrointestinal
Penyakit kronis
Riwayat Keluarga1
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis menunjukkan konjungtiva anemis. Status Obstetri menunjukkan
tinggi fundus uteri, denyut jantung janin, ostium uteri tertutup.
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : < 11 g/dL
HCT : < 37 %
Eritrosit : < 4,3 juta/µL
MCV : < 80 fL
MCH : < 27 pg
MCHC : < 32 g/dL
Ferritin : < 10 ng/mL
Serum iron : < 62 µg/dL
TIBC : < 253 µg/dL
Terapi
Medikamentosa
- Sulfat ferosus 3 x 1 tablet sehari
- Vit C 3 x 100 mg per hari untuk membantu penyerapan zat besi
Bila dalam 90 hari muncul perbaikan, lanjut sampai 42 hari
pascasalin.
Bila setelah 90 hari pemberian tablet besi kadar hemoglobin tidak
meningkat, rujuk pasien ke pusat pelayanan yang lebih tinggi untuk
mencari penyebab anemia.
Pemberian parenteral (Fe dextran) jika pasien tidak bisa atau tidak mau
minum preparat besi oral
Efek samping : mual, muntah, diare, konstipasi
Edukasi
- Konsumsi makanan yang mengandung banyak zat besi seperti daging sapi,
hati, sayuran hijau, ayam, telur, dan ikan.
- Hindari konsumsi teh dan kopi karena akan menghambat penyerapan zat
besi.
Cara : cara pemberian bisa peroral atau parenteral
Komplikasi : pada kasus anemia defisiensi besi yang berat mungkin kelahiran
prematur atau berat janin rendah
Penanganan komplikasi :
Transfusi untuk anemia dilakukan pada pasien dengan kondisi berikut:
- Kadar Hb <7 g/dl atau kadar hematokrit <20 %
- Kadar Hb >7 g/dl dengan gejala klinis: pusing, pandangan berkunang
kunang, atau takikardia (frekuensi nadi >100x per menit).1
Kepustakaan:
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan Edisi 1. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
http://www.searo.who.int/indonesia/documents/976-602-235-265-5-buku-
saku-pelayanan-kesehatan-ibu.pdf
2. Cunningham, FG, Leveno, KJ, Bloom, SL, Spong, CY, Dashe, JS, Hoffman,
BL, Casey, BM, Sheffield, JS (eds). Williams Obstetrics 24th ed. New York:
McGraw-Hill Education; 2014.