Anda di halaman 1dari 26

Adam Satria Rakatama

1310211154
 ADANYA ALIRAN LISTRIK

 LONCATAN ARUS LISTRIK

 LEDAKAN KARENA TEGANGAN TINGGI


 Jenis dan kekuatan arus listrik
 Arus searah (DC) tidak terlalu berbahaya jika dibandingkan dengan arus
bolak-balik (AC)
 DC cenderung menyebabkan kontraksi otot yang kuat, yang seringkali
mendorong jauh/melempar korbannya dari sumber arus.
 AC sebesar 60 hertz menyebabkan otot terpaku pada posisinya, sehingga
korban tidak dapat melepaskan genggamannya pada sumber listrik.
 Semakin tinggi tegangan dan kekuatannya, maka semakin besar kerusakan
yang ditimbulkan oleh kedua jenis arus listrik tersebut
 Ketahanan tubuh terhadap arus listrik
 Resistensi adalah kemampuan tubuh untuk menghentikan atau
memperlambat aliran arus listrik.
 Kebanyakan resistensi tubuh terpusat pada kulit dan secara langsung
tergantung kepada keadaan kulit.
 Resistensi kulit yang kering dan sehat rata-rata adalah 40 kali lebih besar
dari resistensi kulit yang tipis dan lembab.
 Jalur arus listrik ketika masuk ke dalam tubuh
 Arus listrik paling sering masuk melalui tangan, kemudian kepala; dan
paling sering keluar dari kaki.
 Arus listrik yang mengalir dari lengan ke lengan atau dari lengan ke tungkai
bisa melewati jantung, karena itu lebih berbahaya daripada arus listrik yang
mengalir dari tungkai ke tanah.
 Lamanya terkena arus listrik.
 Semakin lama terkena listrik maka semakin banyak jumlah jaringan yang
mengalami kerusakan.
 Henti jantung (cardiac arrest) akibat efek listrik terhadap jantung.
 Perusakan otot, saraf dan jaringan oleh arus listrik yang melewati tubuh.
 Luka bakar termal akibat kontak dengan sumber listrik.
ARUS LISTRIK :

- RANGSANGAN PD SYARAF & OTOT

- TAHANAN JARINGAN — PANAS — LUKA BAKAR

- LONCATAN ARUS LISTRIK –ENERGI PANAS [2500C]

- ARUS BOLAK BALIK – RANGSANG OTOT – KEJANG – JANTUNG FIBRILASI

- KEJANG TETANI OTOT – SULIT LEPAS


 TERGANTUNG TAHANANNYA

 MULAI DARI SYARAF – PEMB DARAH – OTOT – KULIT

– TENDON – TULANG

 LUKA MASUK DAN KELUAR PD KULIT – LUKA BAKAR

 KERUSAKAN PEMB DARAH –INTIMA –THROMBOSIS


 Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
 Untuk memantau denyut jantung korban dilakukan pemeriksaan
elektrokardiogram. Jika diperkirakan jantung telah menerima kejutan listrik,
pemantauan EKG dilakukan selama 12-24 jam.
 Jika korban tidak sadar atau telah mengalami cedera kepala, dilakukan CT
scan untuk memeriksa adanya kerusakan pada otak.
 PUTUSKAN ALIRAN LISTRIK
 RESUSITASI JANTUNG PARU
 CAIRAN INTRA VENUS [DEHIDRASI]
 RUSAK JAR BANYAK – MIOGLOBINURIA [URINE GELAP] ---- BERI
MANITOL
 PERAWATAN SPT LUKA BAKAR

* PENYEBAB KEMATIAN ---- FIBRILASI JANTUNG


 ADA AWAN YANG BERMUATAN LISTRIK

 KORBAN DITEMPAT TERBUKA

 KORBAN DIDEKAT POHON YG KENA PETIR [SAMBAR SAMPING]

 KORBAN BERSANDAR DIPOHON YG KENA PETIR

 KORBAN DEKAT TANAH YG TERSAMBAR PETIR

 KALAU DLM HUTAN AMAN


 Selama 40 tahun terakhir, petir secara konsisten menjadi penyebab kematian
terbesar kedua di Amerika Serikat yang berkaitan dengan badai, dengan 45-50
orang korban meninggal setiap tahunnya.
 Dari 2000-2006, perkiraan kematian pertahun yang berkaitan dengan serangan
petir adalah 0,2 per juta orang.
 Perekaman dan pencatatan statistik internasional mengenai korban sambaran petir
masih merupakan suatu tantangan karena minimnya sistem pelaporan yang baik.
 Petir jauh lebih umum terjadi di sekitar khatulistiwa.
 Total tahunan korban meninggal diperkirakan sekitar 24.000, dan korban cedera
diperkirakan sekitar 240,000 untuk daerah tropis dan subtropis.
 Serangan langsung ( sekitar 3-5% dari cedera)
 Percikan dari objek lain yang tersambar petir ( sekitar 30% dari cedera)
 Kontak tegangan karena menyentuh objek yang tersambar ( sekitar 1-2% dari cedera)
 Efek penyebaran energi sambaran petir melalui permukaan bumi (tanah) , dimana
jarak antara korban dengan sumber petirnya jauh ( sekitar 40-50% dari cedera)
 Energi petir dari langit yang tidak berhasil terhubung dengan energy petir yang
berasal dari permukaan bumi untuk melengkapi sebuah saluran petir ( sekitar 20-25%
dari cedera)
 Trauma tumpul jika seseorang terlempar dan barotrauma bila korban berada cukup
dekat dari petir
 Current mark / electrik mark / electrik burn
 Efek ini termasuk salah satu tanda utama luka listrik (elektrical burn)

 Aborescent markings
 Tanda ini berupa gambaran seperti pohon gundul tanpa daun akibat terjadinya vasodilatasi
vena pada kulit korban sebagai reaksi dari persentuhan antara kulit dengan petir. Tanda ini
akan hilang sendiri setelah beberapa jam.
 Magnetisasi
 Logam yang terkena sambaran petir akan berubah menjadi magnet. Efek ini juga termasuk
salah satu tanda luka listrik(electrical burn)
 Luka bakar sampai hangus. Rambut, pakaian sepatu, bahkan seluruh tubuh
korban dapat terbakar atau hangus.
 Metalisasi. Logam yang dikenakan korban akan meleleh seperti perhiasan dan
komponen arloji. Arloji korban akan berhenti dimana tanda ini dapat kita
gunakan untuk menentukan saat kematian korban. Efek ini juga termasuk salah
satu tanda luka listrik (electrical burn).
 Efek ledakan akibat sambaran petir terjadi akibat perpindahan volume udara
yang cepat dan ekstrim.
 Setelah kilat menyambar, udara setempat menjadi vakum lalu terisi oleh udara
kembali sehingga menimbulkan suara menggelegar / ledakan.
 Akibat pemindahan udara ini, pakaian korban koyak, korban terlontar sehingga
terdapat luka akibat persentuhan dengan benda tumpul, misalnya abrasi,
kontusi, patah tulang tengkorak, epidural / subdural bleeding.
 Dingin, pulseless ekstremitas - tanda ketidakstabilan vasomotor
 Kebingungan, amnesia, kelumpuhan, dan kehilangan kesadaran
 Gangguan pendengaran sementara atau pecah membran timpani - Disebabkan
oleh gelombang kejut concussive
 Hipotensi - Biasanya dari ketidakstabilan vasomotor dan spasme pembuluh darah
 Paresis lama atau kelumpuhan ekstremitas – Mengindikasikan kemungkinan
cedera tulang belakang
 Dilatasi pupil - Biasanya akibat dari gangguan otonom sementara, cedera kepala
yang tidak serius.
 Terbentuk di daerah tempat masuk aliran
listrik.
 Berbentuk bundar atau oval dengan
bagian yang datar dan rendah di tengah,
dikelilingi oleh kulit yang menimbul.
 Bagian tersebut biasanya pucat dan kulit
diluar electrical mark akan menunjukkan
hiperemis.
 Bentuk dan ukurannya tergantung dari
benda yang berarus listrik yang mengenai
tubuh.
 Ini terjadi bilamana kontak antara tubuh dengan benda yang mengandung arus
listrik cukup lama.
 Pada bagian tengah yang dangkal dan pucat pada electric mark dapat menjadi
hitam hangus terbakar.
 Ini terjadi bila tubuh manusia terkena
benda yang berarus listrik dengan
tegangan tinggi, yang sudah mengandung
panas, misalnya: tegangan di atas 330 volt.
 Pada exogenous burn tubuh korban hangus
terbakar dengan kerusakan yang sangat
berat, yang tidak jarang disertai patahnya
tulang-tulang.
No Bagian Perubahan yang Ditemui

1 Ventrikel III-IV Perdarahan kecil


Paru  Edema
 Kongesti
2
 Pada tegangan tinggi puncak lobus paru bisa terbakar dan ditemukan
pneumotorak

3 Organ visera Kongesti


4 Gastro intestinal Perdarahan mukosa
5 Hati Lesi yang tidak khas
Skeletal Terbentuk butiran-butiran kalsium fosfat yang menyerupai mutiara (pearl
6
like bodies)
7 Otot Putus karena ada perubahan hialin
Perikar, pleura, konjungtiva Bintik-bintik perdarahan
8

9 Vaskuler Nekrosis
 Pada pemeriksaan ini dilakukan dengan cara:
 Sel diwarnai dengan mettoxyl lineosin.
 Sel dilihat di bawah mikroskop.
 Sel yang terkena trauma listrik akan berwarna lebih gelap dan lebih memipih.
 Sel pada stratum korneum akan menggelembung dan vakum. Ada juga sel
yang berbentuk karbonasi.
 Sel dan inti dari stratum basalis akan lebih gelap dan akan berbentuk palisade.
 Folikel rambut dan kelenjar keringat akan memanjang dan memutar ke bagian
yang terkena dari aliran listrik.
 KORBAN DIAMANKAN

 RESUSITASI JANTUNG PARU

 PERAWATAN SESUAI KELAINANNYA

*PENYULIT - PERFORASI MEMBRAN TYMPANI

- LUKA BAKAR GR II – III 1-2%

Anda mungkin juga menyukai