Kerusakan/kehilangan jaringan
disebabkan kontak dengan sumber
panas seperti api, air panas, bahan
kimia, listrik dan radiasi.
Dupuytren
Menurut
Wilson
Derajat
Menurut
penyebabnya
Dry Heat
luka bakar yang diakibatkan oleh persentuhan tubuh
dengan api atau benda panas (bukan cairan)
Gejala umum :
- Nyeri yang sangat hebat syok dan kematian.
- Pugilistik attitude / coitus attitude berupa ekstremitas
fleksi, kulit menjadi arang & mengelupas.
- Ekstremitas fleksi akibat koagulasi protein dan tidak
sampai menimbulkan rigor mortis
- Otot merah gelap, kering, berkontraksi dan jari-jari
mencengkeram.
- Fraktur tengkorak yang dapat menimbulkan
pseudoepidural hematom.
Dry Heat
Reaksi Lokal:
Eritema epidermis intak, kemerahan, sembuh
tanpa meninggalkan sikatriks.
Vesikel, bulla & bleps dengan albumin atau NaCl
tinggi.
Necrosis coagulativa warna coklat gelap hitam
dan sembuh dengan meninggalkan sikatriks
(litteken).
Karbonisasi (sudah menjadi arang).
Dry Heat
Reaksi Umum:
Heat exhaustion primer,akibat suhu tinggi,
sedangkan sekunder akibat kehilangan cairan
tubuh yang berlebihan
Heat stroke / sun stroke / pingsan panas
diakibatkan oleh terjadinya kegagalan dan
paralise pengaturan centrum di medulla
Heat cramp dapat terjadi pada individu yang
bekerja dalam ruangan yang bersuhu tinggi +
kehilangan NaCl secara cepat
Moist Heat
Luka Listrik
Kematian diakibatkan oleh :
Fibrilasi ventrikel. Paling berbahaya bila
arus masuk melalui tangan kiri lalu keluar
melalui kaki yang berlawanan.
Paralisis pusat pernapasan. Terjadi akibat
spasme otot pernapasan sehingga korban
meninggal karena asfiksia.
Luka Listrik
Pemeriksaan luar
Current mark / electric mark / electric burn :
Biasanya pada telapak tangan, telapak kaki, atau punggung tangan.
Warna kuning, coklat putih atau coklat hitam (luka bakar) dikelilingi
oleh daerah halo. Daerah halo berwarna kemerahan & edema yang
lebih menonjol dari daerah sekitarnya.
Electrische metalisatie (metalisasi):
Karena metal / logam dari kabel kawat meleleh atau menguap lalu
mengalami deposisi metal dan menempel pada kulit korban
Luka keluar :
Tidak khas luka lecet, luka robek, atau luka bakar.
Luka Listrik
Pada
pemeriksaan dalam:
1. Otak perdarahan kecil pada ventrikel III & IV dan
vakuolisasi di sekitar pembuluh darah otak.
2. Jantung fibrilasi dilatasi jantung sehingga berisi
penuh darah.
3. Paru dan organ viscera, mengalami kongesti dan edema.
4. Tulang meleleh (fusi CaPO4) butiran kalsium fosfat
yang mirip mutiara pearl like body.
5. Otot putus akibat perubahan hialin.
6. Perikard, pleura, dan konjungtiva terdapat bintikbintik pendarahan.
7. Ekstremitas mengalami nekrosis dan ruptur
pendarahan gangren.
Efek panas.
- Luka bakar sampai hangus. Rambut, pakaian, sepatu
bahkan seluruh tubuh korban dapat terbakar atau hangus.
- Metalisasi. Logam yang dikenakan korban akan meleleh
seperti perhiasan dan komponen arloji. Arloji korban akan
berhenti dimana tanda ini dapat kita gunakan untuk
menentukan saat kematian korban.
Efek ledakan.
Akibat sambaran petir (lightning / eliksem) perpindahan
volume udara yang cepat & ekstrim. Setelah kilat menyambar,
udara setempat menjadi vakum lalu terisi oleh udara kembali
sehingga menimbulkan suara menggelegar/guntur/ledakan.
Trauma Dingin
Jarang terjadi dan biasanya pada negara yang
bermusim dingin.
Lokasi tangan, kaki, telinga, hidung, dan pipi.
Reaksi lokal :
kulit pucat akibat vasokonstriksi kemerahan
akibat vasodilatasi dari paralisis vasomotor center
Kulit merah kehitaman, membengkak (skin blister),
gatal dan nyeri gangren superfisial yang
irreversibel.
Trauma Dingin
Reaksi umum dari tubuh korban trauma dingin,
yaitu:
Kulit korban pucat dan menggigil (cutis
anserina).
Kepucatan yang bercampur warna sianosis.
Hal ini disebabkan darah "dipaksa" masuk
kembali ke dalam pembuluh darah perifer
akibat organ dalam mengalami kongesti.
Lethargy, koma, dan akhirnya mati bila tubuh
korban lama terpapar dingin.
Trauma Dingin
Pada pemeriksaan otopsi,
jantung korban berisi darah berwarna merah
cerah.
Organ dalam mengalami kongesti hebat.
Tengkorak korban dapat retak pada bagian
sutura.
Lebam mayat berwarna merah cerah yang
bercampur bercak berwarna merah gelap.
Cairan tubuh korban berubah menjadi es jika
tubuh korban lama baru kita temukan.
Tinjauan Forensik
Tanda intravitalitas:
Jelaga dalam saluran nafas
Reaksi Jaringan
Kadar CO dalam darah
Subendocardial left ventricular
hemorrhages
Tinjauan Forensik
Ante Mortem
Garis Merah
Post Mortem
Ada
Udara
Pus
Tidak ada
Granulasi
Tidak ada
Ada
Tidak ada
CO Darah
Ada
Tidak ada
Meningkat
Tidak berarti
Kandungan Vesikel
Infeksi
Proses penyembuhan
Enzym
Tinjauan Forensik
Skin Split
Kontraksi dari jaringan ikat terbelahnya kulit dari
epidermis dan korium menyerupai luka sayat dan
sering disalahartikan sebagai kekerasan tajam ,
dibedakan dengan tidak adanya perdarahan dan
lokasinya yang bervariasi.
Abdominal Wall Destruction
Kebakaran parsial dinding abdomen bagian depan
keluarnya sebagian jaringan usus melalui defek yang
terjadi, tanpa perdarahan.
Skull Fractures
kepala terpapar lama terbentuk uap dalam rongga kepala
TIK terpisahnya sutura dari tulang tengkorak.
Tinjauan Forensik
Pseudoepidural hematom
Epidural Hematom
Konsistensi rapuh.
Konsistensi kenyal.
Tanda intravital.
Menurut Dupuytren
Luka bakar derajat satu
tidak mencapai titik didih/cairan kimia, luka kemerahan dan
sembuh tanpa jaringan parut. Penyembuhan beberapa jam- hari.
Luka bakar derajat dua
mencapai titik didih atau lebih tinggi. Vesikel terasa sakit dan
berwarna hitam. Lapisan kulit superfisial sedikit rusak dan
sembuh tanpa jaringan parut.
Luka bakar derajat tiga
diatas titik didih. Lapisan superfisial kulit seluruhnya rusak dan
sembuh dengan jaringan parut. Terjadi rasa nyeri yang hebat
akibat terbakar ujung persyarafan.
Menurut Dupuytren
Luka bakar derajat empat
Seluruh jaringan kulit mengalami kerusakan. Nyeri ujung syaraf rusak. Jaringan parut kontraksi dan
terkelupas pada hari ke-5 dan ke-6. Penyembuhan
lambat
Luka bakar derajat lima
Kerusakan sampai pada fascia otot dan hampir selalu
mengalami deformitas.
Luka bakar derajat enam
Keadaan ini fatal, tidak jika meninggal, bisa juga terjadi
kerusakan anggota badan.
Menurut Wilson
Luka bakar derajat satu ( satu dan dua Dupuytren )
eritema dan gelembung tanpa kehilangan
epidermis. Sembuh tanpa jaringan parut.
Luka bakar derajat dua ( tiga dan empat
Dupuytren )
destruksi seluruh ketebalan kulit.
Epidermis koagulasi, pengerutan jaringan
nekrotik mengelupas ulkus lambat menyembuh.
Sering memerlukan koreksi bedah plastik
Menurut Wilson
Luka bakar derajat tiga ( lima dan enam
Dupuytren )
Destruksi yang luas kulit, subkutan,
otot dan tulang, ujung-ujung syaraf
nyeri (-).
Devitalisasi jaringan mudah infeksi dan
sembuh lambat
Menurut Penyebab
Flame Burns
Contact Burns
Radiant Burns
Luka Bakar Karena Microwave
Menurut Penyebab
Luka berhubungan dengan cairan panas (biasanya air)
Terbagi menjadi 3 tipe :
a. Luka imersi ketidaksengajaan di rumah.
b. Luka percikan, atau tumpahan akibat
ketidaksengajaan
c.
Menurut Penyebab
Luka bakar kimia
Perubahan lebih lambat daripada luka bakar akibat
agen panas.
Ekstensi luka tergantung dari agen kimianya,
kekuatan atau konsentrasi dari agen kimianya, durasi
kontak dengan agen tersebut.
Agen alkalin cenderung lebih berat, pada pH > 11.5;
Sering menghasilkan luka yang cukup tebal dan nyeri
serta menusuk kulit dan licin.
Agen asam biasanya menghasilkan hanya sebagian
dari ketebalan luka, dengan eritema dan erosi yang
superficial saja.