Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PENDAHULUAN GIGANTISME

A. Latar Belakang
Gigantisme adalah pertumbuhan berlebihan akibat pelepasan hormon pertumbuhan
berlebihan, terjadi pada masa anak-anak dan remaja. keadaan ini menyebabkan
pertumbuhan longitudinal pasien sangat cepat dan pasien akan menjadi seperti raksasa.
Gigantisme adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi Growth Hormon (GH)
yang berlebihan. Gigantisme merupakan peningkatan hormone protein dalam banyak
jaringan, meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan adipose dan kadar glukosa
darah. Frekuensi gigantisme di Amerika Serikat sangat jarang, diperkirakan ada 100
kasus yang dilaporkan hingga saat ini. Tidak ada predileksi ras pada gigantisme. Insiden
kejadian gigantisme tidak jelas. Gigantisme biasa terjadi di Negara barat karena di
Negara barat gigantisme bisa terdiagnosis secara dini, sedangkan di Afrika, amerika
selatan dan asia jarang terdiagnosis secara dini. Hubungan antara gigantisme dan GH
telah diketahui pertama kali sejak tahun 1886 oleh seorang neurolist perancis, Pierre
Marie yang mengatakan sebagai penyakit kronis endokrin. Pada orang dewasa kelebihan
growth hormone pada pria dan wanita adalah sama. Gigantisme dan akromegali adalah
kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi Growth Hormone (GH) yang berlebihan.
Gigantisme terjadi sebelum proses penutupan epifisis. Sedangkan akromegali terjadi
kalau proses tersebut terjadi setelah penutupan epifisis. Sehingga tampak terjadinya
pertumbuhan jaringan lunak dan struktur tulang yang berlebihan.
B. DEFINISI
Gigantisme adalah kelebihan Growth Hormon / IGF-1 (Insulin like growth factor-1) pada
masa kanak-kanak, dimana lempeng epifisis (epiphyseal plate) pada ujung-ujung tulang
panjang masih belum tertutup, akan berakibat timbulnya tubuh raksasa (Syaiffudin,2006)
Gigantisme adalah kelainan yang disebabkan oleh karena sekresi hormone pertumbuhan
(HP) atau growth hormone (GH) yang berlebihan (Ilmu penyakit dalam, Jilid 1, edisi 3)
Kesimpulan Gigantisme adalah kelainan yang ditandai dengan pertumbuhan tubuh yang
melebihi usia normalnya yang disebabkan oleh kelebihan hormone pertumbuhan

C. ETIOLOGI
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat diakibatkan
tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan hipotalamus yang mengarah
pada pelepasan GH secara berlebihan. Gigantisme dapat terjadi bila keadaan kelebihan
hormone pertumbuhan terjadi sebelum lempeng epifisis tulang menutup atau masih
dalam masa pertumbuhan. Penyebab kelebihan produksi hormone pertumbuhan terutama
adalah tumor pada sel-sel somatrotop yang menghasilkan hormone pertumbuhan.
Adenoma hipofisis merupakan penyebab yang paling sering. Tumor pada umumnya
dijumpai di sayap lateral sella tursica, tetapi gigantisme telah diamati pada anak laki-laki
berusia 2,5 tahun dengan tumor hipotalamus yang mungkin mensekresi GHRH.
Gigantisme terbanyak disebabkan oleh adenoma hipofisis yang mensekresi GH. Insiden
hipersekresi GH dibagi menjadi 2 kategori yaitu primer pada hipofisis dan peningkatan
Growth hormone- Realasing Hormon (GHRH) atau disregulasi. Kebanyakan insiden
gigantisme karena adenoma hipofisis yang mensekresi GH atau karena hyperplasia.
Gigantisme tampak juga pada keadaan lain seperti: multiple endokrin neoplasma (MEN)
tipe satu, MC Cune-albright syndrome (MAS), Neurofibromatosis, sklerosis tuberrosistas
atau kompleks carney.
D. PATOFISIOLOGI
Sel asidofilik sel pembentuk hormon pertumbuhan di kelenjar hipofisis anterior menjadi
sangat aktif atau bahkan timbul tumor pada kelenjar hipofisis tersebut. Hal ini
mengakibatkan sekresi hormon pertumbuhan menjadi sangat tinggi. Akibatnya seluruh
jaringan tubuh tumbuh dengan cepat sekali termasuk tulang. Pada gigantisme hal ini
terjadi sebelum masa remaja yaitu sebelum epifisis tulang panjang bersatu dengan batang
tulang sehingga tinggi badan akan terus meningkat seperti raksasa. Biasanya penderita
gigantisme juga mengalami hiperglikemia. Hiperglikemia terjadi karena produksi hormon
pertumbuhan yang sangat banyak menyebabkan hormon pertumbuhan tersebut
menurunkan pemakaian glukosa di seluruh tubuh sehingga banyak glukosa yang beredar
di pembuluh darah dan sel-sel beta pulau langerhans pankreas menjadi terlalu aktif akibat
hiperglikemia dan akhirnya sel – sel tersebut berdegenerasi. Akibatnya kira – kira 10
persen pasien gigantisme menderita DM. Pada sebagian besar penderita gigantisme
akhirnya akan menderita panhipopituitarisme bila gigantisme tetap tidak diobati sebab
gigantisme biasanya disebabkan oleh adanya tumor pada kelenjar hipofisis yang tumbuh
terus sampai merusak kelenjar itu sendiri.

E. PATOMEKANIS

F. MANIFESTASI KLINIK
Beberapa penderita memiliki masalah penglihatan dan perilaku. Pada kebanyakkan kasus
pertumbuhan abnormal menjadi nyata pada masa pubertas, tetapi keadaan ini telah
ditegakkan seawal masa bayi baru lahir pada seorang anak dan pada usia 1 bulan. Pada
gigantisme, jaringan lunak seperti otot dan lainnya tetap tumbuh. Gigantisme dapat
disertai gangguan penglihatan bila tumor membesar hingga menekan khiasma optikum
yang merupakan jalur saraf mata. Berikut ini adalah gejala gigantisme yang disebabkan
oleh kelebihan sekresi GH:4
1. Tanda-tanda intoleransi glukosa.
2. Hidung lebar, lidah membesar dan wajah kasar
3. Mandibula tumbuh berlebihan
4. Gigi menjadi terpisah-pisah
5. Jari dan ibu jari tumbuh menebal
6. Kelelahan dan kelemahan
7. Kehilangan penglihatan pada pemeriksaan lapang pandang secara seksama karena
khiasma optikum saraf mata tertekan. Akibat pada tulang (Skelet)
8. Pada penderita gigantisme terjadi pertumbuhan tulang yang berlebihan sehingga tinggi
badan abnormal
9. Masa pubertas tertunda dan alat kelamin tidak dapat tumbuh sempurna
Kelebihan hormon pertumbuhan (GH) sering terjadi pada usia antara decade kedua dan
keempat, karena GH pada decade dua (usia 5 tahun) merupakan stadium awal perjalanan
penyakit secara lambat. Sedangkan pada decade keempat terjadi secara terus-menerus
setelah stadium awal yang melewati decade tiga sehingga tampak gejala GH: Frontal
Bossing, Pembesaran tangan dan kaki, dll.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis gigantisme ditegakkan berdasarkan atas temuan klinis, laboratorium, dan
pencitraan. Secara klinis akan ditemukan gejala dan tanda gigantisme, yaitu tinggi tubuh
abnormal. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan kadar hormon
pertumbuhan. Selain itu, dari penilaian terhadap efek perifer hipersekresi hormon
perfumbuhan didapatkan peningkatan kadar insulin like growth factor-I (IGF-I). Oleh
karena sekresinya yang bervariasi sepanjang hari, pemeriksaan hormon pertumbuhan
dilaknkan 2 jam setelah pembebanan glukonTi gram. Pemeriksaan magnetic resonance
imaging (MRI) dengan kontras diperlukan untuk mengonfirmasi sumber sekresi hormon
pertumbuhan. Pemeriksaan MRI dapat memperlihatkan tumor kecil yang berukuran 2
mm. CT Scan dan MRI kelenjar hipofisis Setelah gigantisme telah didiagnosis dengan
mengukur kadar GH atau IGF-I, Magnetic Resonance Imaging (MRI) scan dari hipofisis
digunakan untuk mencari dan mendeteksi ukuran tumor yang menyebabkan kelebihan
produksi GH. MRI adalah teknik pencitraan yang paling sensitif, namun computerized
tomography (CT) scan dapat digunakan jika pasien tidak dapat menjalani MRI. Misalnya,
pada pasien yang memakai alat pacu jantung atau jenis implan yang mengandung logam
tidak harus memiliki scan MRI karena mesin MRI mengandung magnet kuat. Jika pasien
diduga gigantisme, kadar GH pasien harus diperiksa untuk menentukan apakah terjadi
perubahan. Namun, pengukuran tunggal dari tingkat darah GH tidak cukup untuk
mendiagnosis gigantisme: Karena GH disekresikan oleh pituitari dalam impuls, atau
dalam jumlah banyak, sehingga konsentrasi GH dalam darah dapat berubah-ubah dari
menit ke menit. Pada saat tertentu, seseorang dengan gigantisme mungkin memiliki kadar
GH normal, sedangkan kadar GH pada orang yang sehat bahkan mungkin lima kali lebih
tinggi.
H. CIRI-CIRI GIGANTISME
Pertumbuhan tulang yang sangat cepat sehingga tinggi tubuhnya berjalan abnormal. Saat
masa pubertas tiba alat kelamin tak bisa berkembang dan tumbuh secara abnormal.
Pertumbuhan linear yang sangat agresif atau aktif. Perubahan kulit wajah yang kasar dan
juga tebal. Tulang rawan pada pita suara dapat semakin melebar dan tebal serta
mengakibatkan suara semakin tak jelas dan serak berat. Bentuk kaki serta lengan yang
semakin hari semakin membesar atau membengkak. Pertumbuhan kepala sangat cepat
membesar melebihi kecepatan tumbuhnya linier. Ketajaman matanya berkurang.
Mempunyai prilaku yang aneh dan tidak lazim contohnya melakukan hal hal yang mirip
seperti anak penderita autism. Saat masa pubertas pertumbuhan tubuhnya semakin
melengkung. Ukuran tunggi tubuh dapat mencapai lebih dari 8 kaki. Tulang rahang lebih
menonjol serta cenderung berbentuk asimetris (prognatisme). Kelenjar keringat dalam
jaringan kulit melebar sserta membesar sehingga kadar keringat dan bau badan yang
keluar sangat tajam. Kondisi jantung semakin membesar seiring bertambahnya usia
hingga beresiko terserang gagal jantung mendadak. Jari jari tangan membesar yang
semakin hari semakin membengkak sampai cincin tidak bisa dipakai lagi. Jari jari kaki
memanjang dan membesar sampai selalu sering ganti ukuran sepatu. Gigi tak beraturan
dan bentuk bibir menjadi asimetris saat ditutup. Muka cenderung berminyak dan rentan
ditumbuhi jerawat serta sulit untuk disembuhkan dengan cepat. Mudah jatuh sakit serta
mudah terserang kelelahan sebab daya tahan tubuh yang mudah menurun. Kondisi
permukaan lidah yang kasar dan mempunyai lipatan lipatan yang memicu sulitnya untuk
berbicara dengan bahasa yang benar. Sistem pernapasan mengalami kesulitan bernafas
dengan normal saat tidur. Tulang rusak akan membesar serta menebal seiring
bertambahnya usia yang nampak membusur kedepan. Rambut rambut yang tumbuh pada
tubuh pada tubuhnya semakin menebal, kasar dan kering. Kulit tubuh mengalami
perubahan dari tahun ketahun menjadi Sangat gelap. Sering mengalami kesakitan pada
tungkai serta lengan karena pembesaran jaringan atau pembuluh darah yang
mengakibatkan penekanan dan terhimpitnya saraf saraf yang ada didalam tubuh.
I. PENATALAKSANAAN
1. Operasi
Operasi adalah pilihan utama yang dianjurkan pada kebanyakan pasien gigantisme,
karena termasuk dalam pengobatan yang cepat dan efektif. Operasi dilakukan dengan
melakukan insisi melalui hidung atau melalui bibir bagian atas. dengan alat khusus
dokter bedah menghilangkan jaringan tumor. Operasi ini biasanya disebut operasi
transsphenoidal. Prosedur ini mengurangi tekanan pada
daerah otak sekitarnya dan dengan cepat menurunkan kadar GH. Jika operasi ini
berhasil penampilan wajah dan pembengkakan jaringan akan kembali membaik pada
beberapa hari. Pembedahan berhasil baik pada kebanyakan pasien dengan kadar GH
dalam darah dibawah 45 ng/mg sebelum operasi dan jika diameter tumor hipofisis
belum mencapai 10mm. Komplikasi yang mungkin terjadi saat pembedahan adalah
kerusakan jaringan di sekitar hipofisis yang normal sehingga pasien memerlukan
menggunaan hormon hipofisis dalam waktu yang lama. Bagian dari hipofisis
menyimpan antidiuretik hormon yang penting dalam balance cairan yang mungkin
secara sementara maupun permanen membahayakan kesehatan pasien sehingga
pasien membutuhkan terapi medis. Komplikasi yang lain yaitu meningitis.
2. Terapi medikasi
Terapi medis sering digunakan jika pembedahan tidak berhasil dengan baik Tiga
kelompok obat yang digunakan untuk pengobatan akromegali gigantisme:
a. Somatostatin analogs (SSAs) berefek pada penurunan produksi GH dan
efektif menurunkan kadar GH dan IGF-I pada 50-70% pasien. SSAs juga
mengurangi ukuran tumor sekitar 0-50% pasien tapi hanya pada tingkat yang
kecil. Beberapa penelitian menunjukkan SSAs aman dan efektif digunakan dalam
jangka panjang dalam pengobatan pasien dengan akromegali gigantisme yang
tidak disebabkan tumor hipofisis.
b. GH reseptor antagonist (GHRAs) Kelompok obat yang kedua adalah antagonis
reseptor GH (GHRAs), yang mengganggu kerja GH dan menormalkan kadar IGF-
I di lebih dari 90 persen pasien. Diinjeksikan sehari sekali, GHRAs biasanya
ditoleransi dengan baik oleh pasien. Efek jangka panjang pada pertumbuhan
tumor masih diteliti. Efek sampingny antara lain sakit kepala, fatig dan gangguan
fungsi hati.
c. Agonis dopamin membentuk kelompok obat ketiga. Obat ini tidak seefektif obat
lain dalam menurunkan GH atau IGF-I tingkat, dan menormalkan kadar IGF-I
pada sebagian kecil pasien. Agonis dopamin kadang-kadang efektif pada pasien
yang memiliki derajat ringan GH berlebih dan pasien yang mengalami gigantisme
dan hiperprolaktinemia. Agonis dopamin dapat digunakan dengan kombinasi
SSAs. Efek samping obat termasuk mual, sakit kepala.
d. Radioterapi Terapi radiasi biasanya diperuntukkan bagi pasien yang mempunyai
sisa-sisa tumor paska pembedahan. Karena radiasi menyebabkan hanya sedikit
penurunan kadar GH dan IGF-I pasien yang menjalani terapi radiasi juga
menerima medikasi untuk menurunkan kadar hormon. Tujuan dari
penatalaksanaan gigantisme ini adalah :
1) Mengurangi peroduksi hormon berlebih menjadi normal
2) Mengurangi tekanan karena pertambahan masa tumor hipofisis yang dapat
menekan area otak di sekitar tumor.
3) Mengembalikan funsi normal hipofisis dan menangani terjadinya kekurangan
hormon.
4) Menangani gejala gigantisme
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GIGANTISME

A. Pengkajian
1. Identitas
Inisial Klien :-
TTL/Umur :-
Tgl. Pengkajian :-
Jenis Kelamin :-
Diagnosa :-
Suku/Bangsa :-
Agama :-
Pekerjaan :-
Pendidikan :-
Alamat :-
2. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri kepala dan punggung
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Klien akan mengatakan perubahan fungsi tubuhnya sejak umur 6 tahun
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien akan mengatakan adanya factor keturunan penyebab gigantisme
6. Genogram
Pasien gigantisme kebanyakan akan memiliki Riwayat penyakit gigantisme yang
diturunkan dari orang tuanya
7. Aktivitas sehari-hari
Makan :
Kaji pola makan, porsi makan , makanan yang dipantangkan oleh klien
Minum :
Kaji pola minum klien, minuman yang disukai dan dipantangkan oleh klien
Keberasihan diri :
Kaji frekuensi mandi, keramas dan potong kuku klien

Istirahat dan Aktivitas :


Kaji pola tidur siang dan malam klien
8. Riwayat psiko, social, spiritual
Sosial/Interaksi :
Kaji dukungan keluarga, dukungan Kelompok/teman/masyarakat, reaksi saat
interaksi, konflik yang terjadi
Spiritual :
Kaji konsep tentang penguasa kehidupan, sumber kekuatan/harapan saat sakit, ritual
Agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini, sarana/peralatan/orang yang
diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang diharapkan saat ini, upaya
kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama, keyakinan/kepercayaan
bahwa Allah akan menolong dalam menghadapi situasi sakit saat ini,
keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan, persepsi terhadap
penyebab penyakit
Kebutuhan Pembelajaran :
Kaji pengetahuan tentang penyebab penyakit, pengetahuan tentang proses perjalanan
penyakit/proses penularan, pengetahuan tentang upaya penyembuhan penyakit, dan
pengetahuan tentang pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan fisik (head to toe) :
Kesadaran umum
Kaji tanda tanda vital
Suhu , nadi, pernafasan, tekanan darah, berat badan dan tinggi badan
Lakukan pengkajian secara Head to toe :
Pemeriksaan fisik
B1 (Sistem Pernafasan) biasanya pada pasien akromegalidan gigantisme tidak terjadi
perubahan polanapas, bunyi napas normal. Gangguan napas biasanya terjadi akibat
adanya proses pembesaran tumor hipofisis.
B2 (Sistem kardiovaskuler) akromegali jantung biasanya membesar danfungsinya
sangat terganggu sehingga terjadi gagal jantung.
B3 (Sistem Persyarafan) Terjadi nyeri kepala bitemporal, gangguan penglihatan
disertai hemianopsia bitemporal akibat penyebaran supraselar tumor dan penekanan
kiasma optikum
B4 (Sistem Perkemihan) Pada akromegali terdapat penurunan libido,impotensi,
oligomenorea, infertilitas, nyeri senggama pada wanita, batu ginjal.
B5 (Sistem Pencernaan) Pembesaran hati dan kelenjar ludah
B6 (Sistem muskuloskeletal) Pasien cepat lelah, otot proximal lemah, kulit tebal dan
berminyak, turgor kulit buruk serta nyeri sendi, kulit mengeluarkan keringat berlebih.
Pada akromegali pembesaran pada kaki dantangan perubahan bentuk raut wajah,
sinusfrontalis dan sinus paranasalis membesar. Deformitas tulang belakang karena
pertumbuhantulang yang berlebihan, mengakibatkantimbulnya nyeri punggung dan
perubahan fisiologik tulang belakang. Terdapat nyeri sendi pada bahu tulang dan
lutut.
9. Pengkajian khusus pediatrik
a. Riwayat prenatal
b. Riwayat natal
c. Riwayat post natal
d. Riwayat Imunisasi
10. Hasil pemeriksaan penunjang
a. MRI
b. Pemeriksaan kadar GH.
c. Pemeriksaan IGF-1.
d. Pengukuran kadar somatemedin
11. Terapi
B. Analisa Data

NO Data Etiology Masalah


1 Ds : Adenoma hipofisis anterior Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri kepala dan punggung ↓
Makroadenoma
Do : ↓
-klien tampak meringis Penekanan mekanik jaringan sekitarnya diantara syaraf
-skala nyeri 5 optic, nervus 11,III,IV, dan VI
-klien tampak sering memegang kepala dan ↓
punggungnya Perubahan sensori

Nyeri
2 Ds : Gangguan hipotalamus (hipersekresi GHRH) Nutrisi kurang dari
Klien mengatakan hanya makan ½ porsi saja, leher ↓ kebutuhan tubuh
terasa sulit menelan karna makanan tidak bisa dikunyah Sekresi GH >> gigantisme
halus dan terasa tidak nafsu makan ↓
Do : GH plasma >>
-klien tampak hanya menghasilkan ½ porsi makanan ↓
-klien tampak tidak tertarik untuk makan Gangguan pertumbuhan otot dan tulang
- BB 45 kg, TB 155 cm ↓
Muncul gejala khas GA yaitu bibir dan lidah membesar

Gangguan proses pelunakan makanan

Gangguan menelan

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3 Ds : Adenoma hipofisis anterior Intoleransi aktivitas
-klien mengatakan kakinya sulit untuk berjalan karna ↓
nyeri Makroadenoma
-Ibu klien mengatakan klien mengalami perubahan ↓
ukuran dan bentuk tubuh serta organ-organ tubuh seperti Penekanan mekanik jaringan sekitarnya diantara syaraf
pada jari – jari tangan, sering mengalami perubahan optic, nervus 11,III,IV, dan VI
tingkat energi,seperti mudah lelah ↓
Do : Perubahan sensori
-klien tampak lemah ↓
-klien tampak memegang kakinya Nyeri dipersepsikan
-kekuatan otot 4444/4444 ↓
Intoleransi aktivitas
4 Ds : Gangguan hipotalamus (hipersekresi GHRH) Gangguan citra tubuh
Klien mengatakan ia malu badannya lebih besar dari ↓
teman-temannya Sekresi GH >> gigantisme
Do : ↓
-klien tampak minder GH plasma >>
-klien lebih banyak menundukkan kepalanya ↓
Gangguan pertumbuhan otot dan tulang

Muncul gejala khas GA yaitu wajah, tangan, kaki, bibir dan
lidah membesar

Gangguan citra tubuh
C. Intervensi Keperawatan

Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Observasi


keperawatan 3x24 jam maka nyeri -Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, -nyeri yang kuat akan mengganggu
akut teratasi frekuensi, kualitas, intensitas nyeri aktivitas klien
Dengan kriteria hasil -identifikasi skala nyeri
-klien mengatakan nyeri berkurang Terapeutik -untuk mengetahui keparahan nyeri
-klien mengatakan sudah lebih -berikan Teknik nonfarmakologi untuk
nyaman mengurangi nyeri -nyeri teratasi secara mandiri
-TTV dalam batas normal -kontrol lingkungan yang memperberat -lingkungan yang tenang
rasa nyeri memberikan efek relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik -mengurangi nyeri yang parah
Nutrisi kurang dari Observasi
2. kebutuhan tubuh Setelah dilakukan tindakan -monitor intake atau asupan cairan dengan -untuk mengetahui asupan nutrisi
keperawatan 3x24 jam maka nutrisi tepat klien
kurang dari kebutuhan tubuh -monitor asupan kalori harian
teratasi -monitor berat badan klien -untuk mengetahui asupan kalori
Dengan kriteria hasil Mandiri -untuk mengontrol perkembangan
-klien mengatakan nafsu makan -ajarkan konsep nutrisi yang baik BB
kembali normal
-BB dalam batas normal -dukung pemenuhan nutrisi yang baik -agar klien mengahui asupan nutrisi
-asupan kalori, protein, dan zat besi Kolaborasi yang baik
adekuat -kolaborasi dengan ahli gizi untuk asupan -klien termotivasi untuk memenuhi
kalori harian nutrisi dengan baik
-rundingkan dengan ahli gizi terkait -untuk memaksimalkan pemenuhan
perkembangan klien setiap hari gizi klien
-untuk mengontrol asupan nutrisi
Intoleransi aktivitas yang sesuai dengan kondisi klien
3.
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan 3x24 jam maka -identifikasi gangguan fungsi tubuh -mengetahui organ tubuh apa saja
intoleransi aktivitas dapat teratasi yang terganggu
dengan kriteria hasil -mengetahui pola istirahat klien-
-klien mengatakan sudah bisa -monitor pola istirahat mengetahui seberapa parah gangguan
beraktivitas dengan baik motoric klien
-klien mengatakan tidak mudah -monitor kekuatan otot -mencegah keletihan
lelah Edukasi
-anjurkan tirah baring -melatih otot-otot tubuh
-anjurkan melakukan aktivitas secara -meminimalisir resiko jatuh
bertahap
Terapeutik -mencegah kekakuan otot
-latih ROM

Gangguan citra tubuh


4
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan 3x24 jam maka -identifikasi perubahan citra tubuh yang -meminimalisir isolasi social
gangguan citra tubuh dapat teratasi mengakibatkan isolasi social
dengan kriteria hasil -monitor frekuensi pernyataan kritik -mencegah terjadinya penilaian
terhadap diri sendiri buruk tentang diri sendiri
Edukasi
-jelaskan pada keluarga tentang perawatan -keluarga ikut ambil bagian dalam
perubahan citra tubuh merawat klien
-klien mampu menggunakan fungsi
-latih fungsi tubuh yang dimiliki tubuh dengan baik
-anjurkan mengikuti kelompok pendukung -mencegah terjadinya isolasi diri
Terapeutik -meningkatkan kepercayaan diri pada
-diskusikan perbedaan penampilan fisik klien
terhadap harga diri -menumbuhkan rasa percaya diri
-diskusikan cara mengembangkan harapan klien
citra tubuh secara realistis
CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GIGANTISME

D. Pengkajian
12. Identitas
Inisial Klien : An. A
TTL/Umur : 16 April 2014 / 8 tahun
Tgl. Pengkajian : 15/03/2022
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa : Gigantisme
Suku/Bangsa : Melayu / Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SD
Alamat : Roban, Kota Singkawang
13. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri kepala dan punggung
14. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu klien mengatakan terjadi perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ-
organ tubuh seperti pada jari – jari tangan, sering mengalami perubahan tingkat
energi,seperti mudah lelah, sering mengeluh nyeri pada punggung dan perasaan
tidak nyaman, nyeri kepala, penglihatan terasa berbayang dua, Klien
mengatakan hanya makan ½ porsi saja, klien mengatakan kakinya sulit untuk
berjalan karna nyeri , leher terasa sulit menelan karna makanan tidak bisa
dikunyah halus dan terasa tidak nafsu makan. Klien mengatakan ia malu
badannya lebih besar dari teman-temannya
15. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu klien mengatakan anaknya mengalami perubahan ukuran dan bentuk yang
lebih besar dari teman-temannya saat anaknya usia 6 tahun
16. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan didalam keluarganya suaminya juga mengidap penyakit
yang sama dengan anaknya
17. Genogram

18. Aktivitas sehari-hari


Makan :
Frekuensi : 2-3x/hari, klien makan hanya ½ porsi saja
Jenis menu : Nasi, gorengan dan sayur-sayuran
Yang disukai : puding
Yang tidak disukai : makanan pedas
Pantangan : tidak ada
Alergi : tidak ada
Minum :
Frekuensi : 5-7 x/hari 800-900cc
Jenis menu : air putih dan susu
Yang disukai : susu
Yang tidak disukai : kopi
Pantangan : tidak ada
Alergi : tidak ada
Keberasihan diri :
Mandi : 2x/hari.
Keramas : 3x/minggu.
Sikat gigi : 2 x/hari.
Memotong Kuku : 1x/minggu.
Ganti Pakaian : 2x/hari.
Masalah : tidak ada
Istirahat dan Aktivitas :
Tidur siang : 30 menit saja
Tidur malam : klien tidur malam normal 8 jam per hari, bila nyeri
klien tidur malam hanya 5 jam saja
Aktivitas sehari-hari : sebagai pelajar
19. Riwayat psiko, social, spiritual
Sosial/Interaksi :
Dukungan keluarga : aktif
Dukungan Kelompok/teman/masyarakat : aktif
Reaksi saat interaksi : mudah emosi
Konflik yang terjadi terhadap : perubahan hormonal
Spiritual :
Konsep tentang penguasa kehidupan : Allah
Sumber kekuatan/harapan saat sakit : Allah
Ritual Agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini : baca alquran
Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang
diharapkan saat ini lewat sholat
Upaya Kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama : tidak ada
Keyakinan/kepercayaan bahwa Allah akan menolong dalam menghadapi situasi
sakit saat ini : ya
Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan : ya
Persepsi terhadap penyebab penyakit : Cobaan/peringatan
Kebutuhan Pembelajaran :
Pengetahuan tentang penyebab penyakit : klien mengatakan tidak paham
tentang penyebab penyakit nya, karna jarang pergi kefasilitas kesehatan
Pengetahuan tentang proses perjalanan penyakit/proses penularan : klien tidak
paham tentang proses penyakit
Pengetahuan tentang upaya penyembuhan penyakit :
Klien hanya paham untuk datang berobat saja
Pengetahuan tentang pemeriksaan diagnostik (jelaskan) : pemeriksaan
diagnostic seperti cek laboratorium
20. Pemeriksaan fisik (head to toe)

No. Aspek yang dinilai An. A


1 Kesadaran umum Baik

Tanda tanda vital


Suhu 37,7 c
Nadi 112 x/m
Pernafasan 25x/m
Tekanan darah 120/80 mmhg
Berat badan 45 kg
Tinggi badan 155 cm
2 Head to toe
a.Kepala Bersih, tidak berminyak, tidak ada lesi dan
Kulit kepala benjolan, bentuk oval
Rambut Warna hitam, rambut lurus pendek,
penyebaran merata, tidak mudah tercabut
Bentuk kepala Simetris
Keluhan Tidak ada
b.Mata
Letak mata Simetris
Konjungtiva Warna merah muda

Sklera Warna putih


Refleks pupil ++/++
Fungsi penglihatan An.A mengatakan pandangannya sering
terasa berbayang dua
Gerakan bola mata Dapat digerakkan dengan baik disegala arah
Lapang pandang Kurang baik
c.telinga
Bentuk dan letak Simetris, ujung telinga sejajar dengan bola
mata
Warna Kuning langsat
Kelenturan dan Daun telinga teraba keras, tampak serumen
kebersihan dalam jumlah minimal
Fungsi pendengaran Mampu mendengar dan menjawab
pertanyaan dengan baik
d.hidung

Bentuk Simetris, tidak ada penumpukan secret,


septum berada ditengah, lubang hidung
berjumlah dua, hidung tampak membesar
Fungsi penciuman Mampu mencium dan membedakan bau
minyak wangi dan bau kopi dengan baik
e.mulut

Bentuk Letak bibir simetris, bibir kering dan


membesar
Fungsi pengecapan Klien kurang mampu membedakan rasa
asin, manis, pahit dan pedas dengan baik,
lidah tampak membesar
Gigi Jumlah gigi 28 buah
Mukosa Bersih
f.leher
Fungsi menelan Klien mengatakan biasanya sulit menelan
karna makanan yang masuk tidak halus
akibat tidak terkunyah dengan baik
Bentuk JVP tidak meninggi, KGB tidak teraba
Pergerakan Pergerakan baik, tidak kaku dan tidak ada
keluhan nyeri saat digerakkan
d.dada
Bentuk Simetris, tidak ada keluhan benjolan dan
nyeri
Bunyi nafas Vesikuler tanpa bunyi nafas tambahan
Vocal fremitis Vibrasi teraba sama dikedua lobus paru
Ekspansi paru Simetris
Jantung Dari hasil Ro. Thorax didapatkan hasil
kardiomegali
h.abdomen Bentuk cembung, ada nyeri tekan
bentuk dan bising diabdomen bawah, hati dan ginjal tidak
usus teraba. Bising usus 10x/m
i.punggung Klien mengatakan sering mengalami nyeri
punggung
j.ekstremitas
Ekstremitas atas Bentuk simetris, tidak ada lesi, kulit
berwarna kuning langsat, refleks bisep dan
trisep ++/++, klien mengatakan nyeri
dibagian jari-jari tangan
Ekstremitas bawah Bentuk simetris, tidak ada lesi, oedema,
kulit berwarna kuning langsat, klien
mengatakan ada nyeri dipersendian kakinya,
refleks patella +/+
Kekuatan otot 4444
k.integumen
Warna Kuning langsat
Keadaan Kulit klien terasa kasar dan tebal
Turgor Cepat Kembali dalam 2 detik
Sensasi Dapat membedakan rasa panas dan dingin,
tumpul dan tajam
l.genetalia Klien berjenis kelamin laki-laki

21. Pengkajian khusus pediatrik


e. Riwayat prenatal
Menurut ibu klien, klien lahir di usia 9 bulan 1 minggu, tanpa komplikasi
apapun
f. Riwayat natal
Ibu klien melahirkan secara normal tanpa ada penyulit persalinan
g. Riwayat post natal
Ibu klien melahirkan dengan usia kehamilan aterm
h. Riwayat Imunisasi
Menurut ibu klien anaknya sudah imunisasi lengkap
Keluhan tumbuh kembang saat ini, klien mengalami pertumbuhan tubuh
lebih dari usia normal
Riwayat tumbuh kembang, LK 34 cm, PB 52 cm, BB 3,4 kg, klien ASI
sampai usia 1 tahun 5 bulan, susu formula saat usia 1 tahun, makan
makanan tambahan usia 6 bulan, klien tengkurang usia 3 bulan, duduk usia
7 bulan, merangkak diusia 8 bulan, berdiri diusia 10 bulan dan berjalan di
usia 1 tahun 4 bulan
22. Hasil pemeriksaan penunjang
Laboratorium
GDS : 225 g/dl
Foto Thorax
Didapatkan kesimpulan : Tampak adanya kardiomegali pada klien
23. Terapi
Infus Nacl 0,9% 14 tpm
Bromocriptine 1 x 2,5 mg (PO)
Ketorolac 1x30 mg (IV)
Ranitidine 1x40 mg (IV)
E. Analisa Data

NO Data Etiology Masalah


1 Ds : Adenoma hipofisis anterior Nyeri akut
Klien mengatakan nyeri kepala dan punggung ↓
Makroadenoma
Do : ↓
-klien tampak meringis Penekanan mekanik jaringan sekitarnya diantara syaraf
-skala nyeri 5 optic, nervus 11,III,IV, dan VI
-klien tampak sering memegang kepala dan ↓
punggungnya Perubahan sensori

Nyeri
2 Ds : Gangguan hipotalamus (hipersekresi GHRH) Nutrisi kurang dari
Klien mengatakan hanya makan ½ porsi saja, leher ↓ kebutuhan tubuh
terasa sulit menelan karna makanan tidak bisa dikunyah Sekresi GH >> gigantisme
halus dan terasa tidak nafsu makan ↓
Do : GH plasma >>
-klien tampak hanya menghasilkan ½ porsi makanan ↓
-klien tampak tidak tertarik untuk makan Gangguan pertumbuhan otot dan tulang
- BB 45 kg, TB 155 cm ↓
Muncul gejala khas GA yaitu bibir dan lidah membesar

Gangguan proses pelunakan makanan

Gangguan menelan

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3 Ds : Adenoma hipofisis anterior Intoleransi aktivitas
-klien mengatakan kakinya sulit untuk berjalan karna ↓
nyeri Makroadenoma
-Ibu klien mengatakan klien mengalami perubahan ↓
ukuran dan bentuk tubuh serta organ-organ tubuh seperti Penekanan mekanik jaringan sekitarnya diantara syaraf
pada jari – jari tangan, sering mengalami perubahan optic, nervus 11,III,IV, dan VI
tingkat energi,seperti mudah lelah ↓
Do : Perubahan sensori
-klien tampak lemah ↓
-klien tampak memegang kakinya Nyeri dipersepsikan
-kekuatan otot 4444/4444 ↓
Intoleransi aktivitas
4 Ds : Gangguan hipotalamus (hipersekresi GHRH) Gangguan citra tubuh
Klien mengatakan ia malu badannya lebih besar dari ↓
teman-temannya Sekresi GH >> gigantisme
Do : ↓
-klien tampak minder GH plasma >>
-klien lebih banyak menundukkan kepalanya ↓
Gangguan pertumbuhan otot dan tulang

Muncul gejala khas GA yaitu wajah, tangan, kaki, bibir dan
lidah membesar

Gangguan citra tubuh
F. Intervensi Keperawatan

Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Observasi


keperawatan 3x24 jam maka nyeri -Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, -nyeri yang kuat akan mengganggu
akut teratasi frekuensi, kualitas, intensitas nyeri aktivitas klien
Dengan kriteria hasil -identifikasi skala nyeri
-klien mengatakan nyeri berkurang Terapeutik -untuk mengetahui keparahan nyeri
-klien mengatakan sudah lebih -berikan Teknik nonfarmakologi untuk
nyaman mengurangi nyeri -nyeri teratasi secara mandiri
-TTV dalam batas normal -kontrol lingkungan yang memperberat -lingkungan yang tenang memberikan
rasa nyeri efek relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik -mengurangi nyeri yang parah
2. Nutrisi kurang dari Observasi
kebutuhan tubuh Setelah dilakukan tindakan -monitor intake atau asupan cairan dengan -untuk mengetahui asupan nutrisi klien
keperawatan 3x24 jam maka nutrisi tepat
kurang dari kebutuhan tubuh -monitor asupan kalori harian -untuk mengetahui asupan kalori
teratasi
Dengan kriteria hasil -monitor berat badan klien -untuk mengontrol perkembangan BB
-klien mengatakan nafsu makan Mandiri
kembali normal -ajarkan konsep nutrisi yang baik -agar klien mengahui asupan nutrisi yang
-BB dalam batas normal baik
-asupan kalori, protein, dan zat besi -dukung pemenuhan nutrisi yang baik -klien termotivasi untuk memenuhi
adekuat Kolaborasi nutrisi dengan baik
-kolaborasi dengan ahli gizi untuk asupan -untuk memaksimalkan pemenuhan gizi
kalori harian klien
-rundingkan dengan ahli gizi terkait -untuk mengontrol asupan nutrisi yang
perkembangan klien setiap hari sesuai dengan kondisi klien
3. Intoleransi aktivitas
Observasi
Setelah dilakukan tindakan -identifikasi gangguan fungsi tubuh -mengetahui organ tubuh apa saja yang
keperawatan 3x24 jam maka terganggu
intoleransi aktivitas dapat teratasi -monitor pola istirahat -mengetahui pola istirahat klien-
dengan kriteria hasil mengetahui seberapa parah gangguan
-klien mengatakan sudah bisa -monitor kekuatan otot motoric klien
beraktivitas dengan baik Edukasi -mencegah keletihan
-klien mengatakan tidak mudah -anjurkan tirah baring
lelah -anjurkan melakukan aktivitas secara -melatih otot-otot tubuh
bertahap
Terapeutik -meminimalisir resiko jatuh
-latih ROM
-mencegah kekakuan otot

4 Gangguan citra tubuh


Observasi
Setelah dilakukan tindakan -identifikasi perubahan citra tubuh yang
keperawatan 3x24 jam maka mengakibatkan isolasi social -meminimalisir isolasi social
gangguan citra tubuh dapat teratasi -monitor frekuensi pernyataan kritik
dengan kriteria hasil terhadap diri sendiri -mencegah terjadinya penilaian buruk
Edukasi tentang diri sendiri
-jelaskan pada keluarga tentang perawatan
perubahan citra tubuh -keluarga ikut ambil bagian dalam
-latih fungsi tubuh yang dimiliki merawat klien
-anjurkan mengikuti kelompok pendukung -klien mampu menggunakan fungsi tubuh
Terapeutik dengan baik
-diskusikan perbedaan penampilan fisik -mencegah terjadinya isolasi diri
terhadap harga diri -meningkatkan kepercayaan diri pada
-diskusikan cara mengembangkan harapan klien
citra tubuh secara realistis -menumbuhkan rasa percaya diri klien
G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

CATATAN PERKEMBANGAN HARI PERTAMA TANGGAL 14/03/2022

No. TANGGAL TINDAKAN DAN RESPON/ HASIL PARAF EVALUASI ( SOAP ) PARAF

DAN JAM DAN JAM

1. 14/03/2022 -Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Subjek:


frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
07. 45 WIB -Klien mengatakan nyeri kepala dan punggung
R / klien mengatakan nyeri kepala dan
punggung
-identifikasi skala nyeri Objektif :

H / skala nyeri 5 -klien tampak meringis


07.50 WIB -skala nyeri 5
-berikan Teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, misalnya dengan -klien tampak sering memegang kepala dan

mendengarkan lagu dan bermain hp punggungnya


08.00 WIB
R / klien mengatakan ia senang
mendnegarkan lagu dan bermain hp Analisa: masalah DP 1 belum teratasi
-kontrol lingkungan yang memperberat rasa
Planning :
nyeri
R / klien mengatakan lingkungan saat ini Observasi
sudah nyaman -Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
08.05 WIB -membatasi aktivitas kualitas, intensitas nyeri
R / klien mengatakan ia akan banyak -identifikasi skala nyeri
beristirahat Terapeutik
-Kolaborasi pemberian analgetic ketorolac -berikan Teknik nonfarmakologi untuk mengurangi
30 mg nyeri
R / klien mengatakan nyeri berkurang saat -kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
08.10 WIB
diberi obat nyeri Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik

08.15 WIB
No. TANGGAL TINDAKAN DAN RESPON/ HASIL PARAF EVALUASI ( SOAP ) PARAF

DAN JAM DAN JAM

2. 14/03/2022 -Hand over pasien shif malam ke shif pagi Subjek:


-monitor intake atau asupan cairan dengan
07.00 WIB Klien mengatakan hanya makan ½ porsi saja, leher
tepat
terasa sulit menelan karna makanan tidak bisa dikunyah
R / klien mengatakan hanya makan ½ porsi
halus dan terasa tidak nafsu makan
saja
-monitor asupan kalori harian Objek:

R / klien mengatakan lehernya terasa sulit -klien tampak hanya menghasilkan ½ porsi makanan
07.10 WIB untuk menelan karna makanan tidak bisa
-klien tampak tidak tertarik untuk makan
dikunyah halus dan terasa tidak nafsu makan
- BB 45 kg, TB 155 cm
-monitor berat badan klien
H / BB 45 kg, TB 155 cm
Analisa: masalah DP 2 belum teratasi
-ajarkan konsep nutrisi yang baik
R / klien mengatakan ia akan mengikuti Planning: intervensi dilanjutkan
07.12 WIB
arahan perawat
Observasi
-dukung pemenuhan nutrisi yang baik
-monitor intake atau asupan cairan dengan tepat
07. 13 WIB R / ibu klien mengatakan ia merasa terbantu
-monitor asupan kalori harian
dengan dukungan perawat
-monitor berat badan klien
-kolaborasi dengan ahli gizi untuk asupan
07.20 WIB kalori harian Mandiri
H / ahli gizi memberikan diet lunak 3 x per -ajarkan konsep nutrisi yang baik
hari dan minum susu 2 x sehari -dukung pemenuhan nutrisi yang baik
-rundingkan dengan ahli gizi terkait Kolaborasi

07.23 WIB perkembangan klien setiap hari -kolaborasi dengan ahli gizi untuk asupan kalori harian
H / ahli gizi memberikan 1200 kal/hr -rundingkan dengan ahli gizi terkait perkembangan klien
setiap hari

08.00 WIB

No. TANGGAL TINDAKAN DAN RESPON/ HASIL PARAF EVALUASI ( SOAP ) PARAF
DAN JAM DAN JAM

3. 14/03/2022 -identifikasi gangguan fungsi tubuh Subjek:


R / klien mengatakan kakinya sulit untuk
09.00 WIB -klien mengatakan kakinya sulit untuk berjalan karna
berjalan karna nyeri
nyeri
09.02 WIB -monitor pola istirahat
-Ibu klien mengatakan klien mengalami perubahan
R / klien mengatakan saat nyeri tidur malam
ukuran dan bentuk tubuh serta organ-organ tubuh seperti
hanya 5 jam
pada jari – jari tangan, sering mengalami perubahan
-monitor kekuatan otot
tingkat energi,seperti mudah lelah
09.03 WIB H / 4444/4444
-anjurkan tirah baring Objek:

R / klien mengatakan akan banyak -klien tampak lemah


09.05 WIB
beristirahat -klien tampak memegang kakinya
-anjurkan melakukan aktivitas secara -kekuatan otot 4444/4444
bertahap
Analisa: masalah DP 3 belum teratasi
R / klien mengatakan akan melalukan
09.08 WIB aktivitas brtahap Planning: intervensi dilanjutkan
-latih ROM
Observasi
H / klien melakukan latihan ROM dengan
-identifikasi gangguan fungsi tubuh
baik
-monitor pola istirahat
09.10 WIB -monitor kekuatan otot
Edukasi
-anjurkan tirah baring
-anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Terapeutik
-latih ROM

No. TANGGAL TINDAKAN DAN RESPON/ HASIL PARAF EVALUASI ( SOAP ) PARAF

DAN JAM DAN JAM

4. 14/03/2022 -identifikasi perubahan citra tubuh yang Subjek:


mengakibatkan isolasi social
09.00 WIB Klien mengatakan ia malu badannya lebih besar dari
R / Klien mengatakan ia malu badannya teman-temannya
lebih besar dari teman-temannya Objek:
-monitor frekuensi pernyataan kritik -klien tampak minder
09.02 WIB
terhadap diri sendiri -klien lebih banyak menundukkan kepalanya
R / klien mengatakan ia sering malu
Analisa: masalah DP 3 belum teratasi
-jelaskan pada keluarga tentang perawatan
perubahan citra tubuh
09.03 WIB R / ibu klien mengatakan akan merawat Planning: intervensi dilanjutkan
anaknya dengan baik
Observasi
-latih fungsi tubuh yang dimiliki
-identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan
R / klien mengatakan badannya terasa lemah
isolasi social
09.05 WIB -anjurkan mengikuti kelompok pendukung
-monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri
R / ibu klien mengatakan akan secara
sendiri
perlahan-lahan mendaftarkan klien ke
Edukasi
09.08 WIB kelompok pendukung
-jelaskan pada keluarga tentang perawatan perubahan
-diskusikan perbedaan penampilan fisik
citra tubuh
terhadap harga diri
-latih fungsi tubuh yang dimiliki
R / klien mengatakan ia malu dengan bentuk
-anjurkan mengikuti kelompok pendukung
tubuhnya
-diskusikan cara mengembangkan harapan
09.10 WIB Terapeutik
citra tubuh secara realistis
-diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga
R / ibu klien mengatakan ia akan melatih diri
anaknya untuk menghargai citra tubuhnya -diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh

09.15 WIB secara realistis

CATATAN KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN


HARI KEDUA TANGGAL 15/03/2022

No. TANGGAL TINDAKAN DAN RESPON/ HASIL PARAF EVALUASI ( SOAP ) PARAF

DAN JAM DAN JAM

1. 15/03/2022 -Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Subjek:


frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
07. 45 WIB -Klien mengatakan nyeri kepala dan punggung sudah
R / klien mengatakan nyeri kepala dan
berkurang berkurang
punggung sudah berkurang
-identifikasi skala nyeri
H / skala nyeri 3 Objektif :
07.50 WIB -ekspresi meringis sudah berkurang
-berikan Teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri, misalnya dengan -skala nyeri 3

mendengarkan lagu dan bermain hp -klien tampak jarang memegang kepala dan
08.00 WIB
R / klien mengatakan nyerinya berkurang punggungnya

saat mendengarkan lagu dan bermain hp


-kontrol lingkungan yang memperberat rasa Analisa: masalah DP 1 teratasi sebagian
nyeri
Planning :
R / klien mengatakan lingkungan saat ini
sudah nyaman Observasi
-membatasi aktivitas -Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
08.05 WIB
R / klien mengatakan ia banyak beristirahat kualitas, intensitas nyeri
-Kolaborasi pemberian analgetic ketorolac -identifikasi skala nyeri
30 mg Terapeutik
R / klien mengatakan nyeri berkurang saat -berikan Teknik nonfarmakologi untuk mengurangi

08.10 WIB diberi obat nyeri nyeri


-kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetic

08.15 WIB

No. TANGGAL TINDAKAN DAN RESPON/ HASIL PARAF EVALUASI ( SOAP ) PARAF

DAN JAM DAN JAM

2. 15/03/2022 -Hand over pasien shif malam ke shif pagi Subjek:


-monitor intake atau asupan cairan dengan
07.00 WIB Klien mengatakan makanannya sudah habis 1 porsi
tepat
karna makanan keras sudah diganti dengan bubur dan
R / klien mengatakan sudah bisa
pudding
menghabiskan makanan 1 porsi bubur dan
pudding Objek:
07.10 WIB -monitor asupan kalori harian -klien tampak menghabiskan 1 porsi makanan
R / klien mengatakan makanannya sudah
-makanan klien tampak tidak bersisa
habis 1 porsi karna makanan keras sudah
diganti dengan bubur dan pudding
- BB 45 kg, TB 155 cm
-monitor berat badan klien
H / BB 45 kg, TB 155 cm
07.12 WIB Analisa: masalah DP 2 teratasi Sebagian
-ajarkan konsep nutrisi yang baik
R / klien mengatakan ia akan mengikuti Planning: intervensi dilanjutkan

arahan perawat Observasi


07. 13 WIB
-dukung pemenuhan nutrisi yang baik -monitor intake atau asupan cairan dengan tepat
R / ibu klien mengatakan ia merasa terbantu -monitor asupan kalori harian
dengan dukungan perawat -monitor berat badan klien
-kolaborasi dengan ahli gizi untuk asupan Mandiri
07.20 WIB
kalori harian -ajarkan konsep nutrisi yang baik
H / ahli gizi memberikan diet lunak 3 x per -dukung pemenuhan nutrisi yang baik
hari dan minum susu 2 x sehari Kolaborasi
-rundingkan dengan ahli gizi terkait -kolaborasi dengan ahli gizi untuk asupan kalori harian
07.23 WIB
perkembangan klien setiap hari -rundingkan dengan ahli gizi terkait perkembangan klien
H / ahli gizi memberikan 1200 kal/hr setiap hari
08.00 WIB

No. TANGGAL TINDAKAN DAN RESPON/ HASIL PARAF EVALUASI ( SOAP ) PARAF

DAN JAM DAN JAM

3. 15/03/2022 -identifikasi gangguan fungsi tubuh Subjek:


R / klien mengatakan kakinya sudah mampu
09.00 WIB -klien mengatakan kakinya sudah mampu dibawa
dibawa berjalan sedikit-sedikit
berjalan sedikit-sedikit
09.02 WIB -monitor pola istirahat
-Ibu klien mengatakan klien masih mudah lelah dan
R / klien mengatakan tadi malam mampu
capek
tidur 6 jam
-monitor kekuatan otot Objek:

09.03 WIB H / 4444/4444 -klien tampak lemah


-anjurkan tirah baring -kekuatan otot 4444/4444
R / klien mengatakan sudah banyak
09.05 WIB Analisa: masalah DP 3 teratasi Sebagian
beristirahat
-anjurkan melakukan aktivitas secara Planning: intervensi dilanjutkan
bertahap Planning: intervensi dilanjutkan
R / klien mengatakan sudah berjalan sedikit-
09.08 WIB Observasi
sedikit disekitar tempat tidurnya
-identifikasi gangguan fungsi tubuh
-latih ROM
-monitor pola istirahat
H / klien melakukan latihan ROM dengan
-monitor kekuatan otot
baik
Edukasi
-anjurkan tirah baring
09.10 WIB
-anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Terapeutik
-latih ROM

No. TANGGAL TINDAKAN DAN RESPON/ HASIL PARAF EVALUASI ( SOAP ) PARAF

DAN JAM DAN JAM

4. 14/03/2022 -identifikasi perubahan citra tubuh yang Subjek:


mengakibatkan isolasi social
09.00 WIB Klien mengatakan ia masih malu badannya lebih besar
R / Klien mengatakan ia masih malu dari teman-temannya dan ia belum siap bertemu teman-
badannya lebih besar dari teman-temannya temannya lagi

-monitor frekuensi pernyataan kritik Objek:


09.02 WIB terhadap diri sendiri -klien tampak minder
R / klien mengatakan ia belum siap bila -klien lebih banyak menundukkan kepalanya
harus bertemu teman-temannya lagi
Analisa: masalah DP 3 belum teratasi
-jelaskan pada keluarga tentang perawatan
perubahan citra tubuh
R / ibu klien mengatakan akan merawat Planning: intervensi dilanjutkan
09.03 WIB
anaknya dengan baik
Observasi
-latih fungsi tubuh yang dimiliki
-identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan
R / klien mengatakan badannya terasa lemah
isolasi social
-anjurkan mengikuti kelompok pendukung
09.05 WIB -monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri
R / ibu klien mengatakan akan secara
sendiri
perlahan-lahan mendaftarkan klien ke
Edukasi
kelompok pendukung
09.08 WIB -jelaskan pada keluarga tentang perawatan perubahan
-diskusikan perbedaan penampilan fisik
citra tubuh
terhadap harga diri
-latih fungsi tubuh yang dimiliki
R / klien mengatakan ia malu dengan bentuk
-anjurkan mengikuti kelompok pendukung
tubuhnya
Terapeutik
-diskusikan cara mengembangkan harapan
-diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga
09.10 WIB citra tubuh secara realistis
diri
R / ibu klien mengatakan ia sudah melatih -diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh
anaknya untuk menghargai citra tubuhnya
perlahan-lahan secara realistis

09.15 WIB
CATATAN KEPERAWATAN DAN PERKEMBANGAN

HARI KETIGA TANGGAL 16/03/2022

No. TANGGAL TINDAKAN DAN RESPON/ HASIL PARAF EVALUASI ( SOAP ) PARAF

DAN JAM DAN JAM

1. 16/03/2022 -Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Subjek:


frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
07. 00 WIB -Klien mengatakan nyeri kepala dan punggung sudah
R / klien mengatakan nyeri kepala dan jauh berkurang
punggung sudah jauh berkurang

-identifikasi skala nyeri Objektif :


07.50 WIB -klien tampak santai
H / skala nyeri 2
-skala nyeri 2

-berikan Teknik nonfarmakologi untuk -klien tampak sudah tidak memegang kepala dan
08.00 WIB
mengurangi nyeri, misalnya dengan punggungnya

mendengarkan lagu dan bermain hp

R / klien mengatakan nyerinya berkurang Analisa: masalah DP 1 teratasi

saat mendengarkan lagu dan bermain hp Planning : Intervensi di Hentikan

-kontrol lingkungan yang memperberat rasa


nyeri

08.05 WIB R / klien mengatakan lingkungan saat ini


sudah nyaman

-membatasi aktivitas

08.10 WIB R / klien mengatakan ia banyak beristirahat

-Kolaborasi pemberian analgetic ketorolac


30 mg

R / klien mengatakan nyeri berkurang saat


08.15 WIB
diberi obat nyeri
No. TANGGAL TINDAKAN DAN RESPON/ HASIL PARAF EVALUASI ( SOAP ) PARAF

DAN JAM DAN JAM

2. 16/03/2022 -Hand over pasien shif malam ke shif pagi Subjek:

07.00 WIB -monitor intake atau asupan cairan dengan Klien mengatakan makanannya sudah habis 1 porsi
tepat terus setiap kali makan

R / klien mengatakan makanannya sudah Objek:

habis 1 porsi terus setiap kali makan -klien tampak menghabiskan 1 porsi makanan

-monitor asupan kalori harian -makanan klien tampak tidak bersisa


07.10 WIB
R / klien mengatakan makanannya sudah
- BB 45 kg, TB 155 cm
habis 1 porsi karna makanan keras sudah
diganti dengan bubur dan pudding
Analisa: masalah DP 2 teratasi
-monitor berat badan klien
Planning: intervensi dihentikan
07.12 WIB
H / BB 45 kg, TB 155 cm

-ajarkan konsep nutrisi yang baik


07. 13 WIB
R / klien mengatakan ia sudah mengikuti
arahan perawat
-dukung pemenuhan nutrisi yang baik

07.20 WIB R / ibu klien mengatakan ia merasa terbantu


dengan dukungan perawat

-kolaborasi dengan ahli gizi untuk asupan


kalori harian
07.23 WIB
H / ahli gizi memberikan diet lunak 3 x per
hari dan minum susu 2 x sehari

-rundingkan dengan ahli gizi terkait


perkembangan klien setiap hari

08.00 WIB
H / ahli gizi memberikan 1200 kal/hr
No. TANGGAL TINDAKAN DAN RESPON/ HASIL PARAF EVALUASI ( SOAP ) PARAF

DAN JAM DAN JAM

3. 15/03/2022 -identifikasi gangguan fungsi tubuh Subjek:

09.00 WIB R / klien mengatakan kakinya masih mampu -klien mengatakan kakinya masih mampu dibawa
dibawa berjalan sedikit-sedikit saja berjalan sedikit-sedikit saja
09.02 WIB
-Ibu klien mengatakan klien masih mudah lelah dan
-monitor pola istirahat
capek
R / klien mengatakan tadi malam mampu
Objek:
tidur 7 jam
09.03 WIB -klien tampak lemah
-monitor kekuatan otot -kekuatan otot 4444/4444

09.05 WIB H / 4444/4444 Analisa: masalah DP 3 teratasi Sebagian

-anjurkan tirah baring Planning: intervensi dilanjutkan

R / klien mengatakan sudah banyak Observasi


beristirahat
09.08 WIB -identifikasi gangguan fungsi tubuh
-anjurkan melakukan aktivitas secara
-monitor pola istirahat
bertahap
-monitor kekuatan otot
R / klien mengatakan sudah berjalan sedikit-
sedikit disekitar tempat tidurnya Edukasi

09.10 WIB -latih ROM -anjurkan tirah baring

H / klien melakukan latihan ROM dengan -anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
baik
Terapeutik

-latih ROM

No. TANGGAL TINDAKAN DAN RESPON/ HASIL PARAF EVALUASI ( SOAP ) PARAF

DAN JAM DAN JAM

4. 14/03/2022 -identifikasi perubahan citra tubuh yang Subjek:


mengakibatkan isolasi social
09.00 WIB Klien mengatakan ia saat ini hanya mau bertemu dengan
R / Klien mengatakan ia hanya mau bertemu teman terdekatnya saja
dengan teman terdekatnya saja Objek:
-monitor frekuensi pernyataan kritik -klien tampak minder
09.02 WIB
terhadap diri sendiri -klien sudah mulai mau mengangkat kepalanya

R / klien mengatakan ia mau bertemu dengan Analisa: masalah DP 3 belum teratasi


teman terdekatnya saja
-jelaskan pada keluarga tentang perawatan
perubahan citra tubuh
Planning: intervensi dilanjutkan
R / ibu klien mengatakan sudah merawat
09.03 WIB Observasi
anaknya dengan baik
-identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan
-latih fungsi tubuh yang dimiliki isolasi social

R / klien mengatakan badannya terasa lemah


09.05 WIB -monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri

-anjurkan mengikuti kelompok pendukung sendiri

R / ibu klien mengatakan ia secara perlahan- Edukasi


09.08 WIB
lahan mendaftarkan klien ke kelompok -jelaskan pada keluarga tentang perawatan perubahan
pendukung setelah fisiknya kuat citra tubuh

-diskusikan perbedaan penampilan fisik -latih fungsi tubuh yang dimiliki


terhadap harga diri
-anjurkan mengikuti kelompok pendukung
09.10 WIB R / klien mengatakan ia akan berusaha
menyukai dengan bentuk tubuhnya Terapeutik

-diskusikan cara mengembangkan harapan -diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga

citra tubuh secara realistis diri


09.15 WIB R / ibu klien mengatakan ia sudah melatih -diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh
anaknya untuk menghargai citra tubuhnya secara realistis
perlahan-lahan
DAFTAR PUSTAKA

Doenges E, Marilyin. 1999. Rencana Asuhan keperawatan. Jakarta : EGC Price & Wilson,
2005. Patofisiologi dan Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, edisi 6 Jakarta :
EGC

Rumahorbo, Hotma . 1999. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Endokrin. Jakarta : EGC

Suddart & Brunner. 2000. Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8. Jakarta : EGC

Suyono slamet. 2001. Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Melmed S, Kleinberg D. Pituitary masses and tumors. In: Kronenberg HM, Melmed S,
Polonsky KS, Larsen PR. Williams Textbook of Endocrinology. 12th ed.
Philadelphia, PA: Saunders Elsevier; 2011:chap 9.

Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih


Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994 Anonym.Gigantism.

The Journal of clinical endocrinology & metabolism, volume 84, issue 12, page 4379 –
4384, http://doi.org/10.1210/jcem.84.12.6222

Anda mungkin juga menyukai