PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gigantisme merupakan penyakit kronis yang diakibatkan oleh kelebihan
penyakit kardiovaskuler.
(epiphyseal plate) pada ujung-ujung tulang panjang masih belum tertutup, akan
insiden pasien baru adalah 3-4/1 juta penduduk / tahun.Usia rata-rata pada saat
endokrin.
IGF-1 dan akibat massa tumor sendiri. Pengobatan pada kasus dini dengan
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa mampu memahami konsep tentang asuhan
keperawatan pada pasien dengan Gigantisme
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti diskusi ini, ditujukan agar mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan pengertian dari gigantisme
b. Menyebutkan dan menjelaskan etiologi dari gigantisme
c. Menyebutkan manifestasi klinis dari gigantisme
d. Menjelaskan patofisiologi dari gigantisme
e. Menyebutkan dan menjelaskan penatalaksanaan dari gigantisme
f. Menyebutkan komplikasi dari gigantisme
g. Membuat dan melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
penderita gigantisme
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Ginggatisme hampir selalu merupakan akibat sekresi berlebihan GH
sebelum epifisis bersatu. Pada masa hidup selanjutnya kegagalan hipofisis
cenderung terjadi dan oleh karenanya penderitanya biasanya tidak kuat, agresif,
atau jantan. (David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis).
Gigantisme dan akromegali adalah kelainan yang disebabkan oleh karena
sekresi hormone pertumbuhan (HP) atau Growth Hormon (GH) yang berlebihan.
(Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, edisi 3).
Gigantisme dan akromegali merupakan peningkatan hormone protein
dalam banyak jaringan, meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan
adipose dan kadar glukosa darah. (Keperawatan Medikal Bedah,
Bruner&Suddarth, 2001)
Gigantisme adalah kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan,
dengan tinggi dan besar yang diatas normal. Gigantisme disebabkan oleh
kelebihan jumlah hormon pertumbuhan. Tidak terdapat definisi tinggi yang
merujukan orang sebagai "raksasa." tinggi dewasa.
Gigantisme adalah pertumbuhan tidak normal besar karena kelebihan hormon
pertumbuhan selama masa kanak-kanak, sebelum piring pertumbuhan tulang telah
ditutup.
C. Etiologi
Terdapat sekresi GH berlebihan akibat adenoma hipofiis. GH
menyebabkan pertumbuhan berlebihan dari jaringan lunak, termasuk kulit, lidah,
dan visera serta tulang. Hormon ini memiliki sifat antiinsulin. (David, dkk.
Lecture Notes Kedokteran Klinis)
Penyebab ginggatisme dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Ginggatisme primer atau hipofisi, imana penyebabnya adalah adenoma
hipofisis
2. Ginggatisme sekunder atau hipothalamik, disebabkan oleh karena
hipersekresi GHRH dari hipothalamus
3. Ginggatisme primer yang disebabkan oleh tumor ektropik (paru, pankreas,
dll) yang mensekresi GH atau GHRH
Melihat besarnya tumor, adeoma hipofisis dapat dibedakan menjadi 2 :
a. Mikroadenoma : tumor dengan diameter lebih kecil dari 10 mm
b. Makroadenima : tumor dengan diameter lebih besar dari 10 mm
D. Patofisiologi
Pada orang muda denga epifisis terbuka. Produksi GH yang berlebihan
mengakibatkan gigantisme.Gigantisme adalah suatu kelainan yang disebabkan
karena sekresi yang berlebih dari GH, bila kelebihan GH terjadi selama masa
anak-anak dan remaja, maka pertumbuhan longitudinal pasien sangat cepat, dan
pasien sangat cepat akan menjadi seorang raksasa. Setelah pertumbuhan somatic
selesai, hipersekresi GH tidak akan menimbulkan gigantisme, tetapi menyebabkan
penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak. kelebihan hormone pertumbuhan ini
terjadi setelah masa pertumbuhan lewat atau lempeng epifisis menutup. Hal ini
akan menimbulkan penebalan tulang terutama pada tulang akral.
E. Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis yang dapat ditemukan adalah sebagai berikut :
1. Keabnormalan skeletal dan tanda-tanda intoleransi glukosa seperti yang
terlihat pada penderita akromegali
2. Pembesaran tumor pituitari (yang menyebabkan hilangnya hormon trofik
lain, misal hormon yang menstimulasi tiroid, hormon yang menstimulasi
folikel dan kortikotropin).
3. Manusia dikatakan berperawakan raksasa (gigantisme) apabila tinggi
badan mencapai dua meter atau lebih. Ciri utama gigantisme adalah
perawakan yang tinggi hingga mencapai 2 meter atau lebih dengan
proporsi tubuh yang normal. Hal ini terjdi karena jaringan lunak seperti
otot dan lainnya tetap tumbuh.
4. Gigantisme dapat disertai gangguan penglihatan bila tumor membesar
hingga menekan khiasma optikum yang merupakan jalur saraf mata.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pengukuran kadar GH melalui radioimmunoassay, kadarnya hanya
meningkat pada penyakit aktif dan tidak ditekan oleh glukosa pada tes
toleransi glukosa standar.
2. Perimetri untuk mencari defek lapang pandang visual bitemporal (50%)
3. Rontgen tengkorak untuk melihat pembesaran sella, erosi prosesus klinoid,
alur supraorbtal, dan rahang bawah. lantai fosa hpofisis biasanya tampak
mengalami erosi menjadi ganda pada tomogram tampak lateral.
4. CT scan atau MRI untuk melihat ekstensi suprasellar
5. Rontgen tangan untuk mencari bentuk lempeng pada falang distal dan
peningkatan jarak rongga antara sendi karena hipertrofi kartilago.
Bantalan tumit biasanya menebal. Tes ini lebih memiliki unsur menarik
daripada diagnostik
6. Kadar glukosa serum bila meningkat
7. Kadar fosfat dalam serum saat puasa bisa meningkat namun tidak
memiliki manfaat diagnostik
8. Rontgen dada dan EKG bisa menunjukkan hipertrofi ventrikel kiri akibat
hipertensi.
(David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis)
9. Kadar serum hGh yang diukur dengan radioimmunoassay biasanya naik
10. Uji supresi glukosa tidak bisa menekan kadar hormon sampai dibawah
jumlah normal yang dapat diterima, yaitu 2 ng/ml
11. Sinar X tengkorak, computed tromography (CT) Scan, arteriografi, dan
magnetic resonance imaging menentukan keberadaan dan perluasan lesi
pituitari
12. Sinar X tulang menunjukkan penebalan kranium (terutama tulang frontal,
oksipital dan parietal) dan penebalan tulang panjang, serta osteoartritis
ditulang belakang.
G. Terapi
Dikenal 2 macam terapi, yaitu:
1. Terapi Pembedahan
Tindakan pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal dua macam
pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu : bedah makro dengan
melakukan pembedahan pada batok kepala (TC atau trans kranial) dan bedah
mikro (TESH atau trans ethmoid sphenoid hypophysectomy). Cara terakhir ini
(TESH) dilakukan dengan cara pembedahan melalui sudut antara celah infra
orbita dan jembatan hidung antara kedua mata, untuk mencapai tumor hipofisis.
Hasil yang didapat cukup memuaskan dengan keberhasilan mencapai kadar HP
yang diinginkan tercapai pada 70 – 90% kasus. Keberhasilan tersebut juga sangat
ditentukan oleh besarnya tumor.
Efek samping operasi dapat terjadi pada 6 – 20% kasus, namun pada
umumnya dapat diatasi. Komplikasi pasca operasi dapat berupa kebocoran cairan
serebro spinal (CSF leak), fistula oro nasal, epistaksis, sinusitis dan infeksi pada
luka operasi.
2. Terapi radiasi
I. Penatalaksanaan Medis
1. Kraniatomi
Hipofisektomi kranial atau transfenoidal atau terapi radiasi pituitari
dilakukan untuk membuang tumor yang mendasar (David, dkk. Lecture
Notes Kedokteran Klinis)
2. Penggantian hormon tiroid dan gonadal dan kortison dilakukan sesudah
pembedahan
3. Bromocriptine (parlodel) dan octreotide (sandostatin) digunakan untuk
menghambat hGh.
4. Intervensi bedah dilakukan apabila terjadi peningkatan tekanan intra
kranial
5. Radiasi konvensional / sinar proton energi tinggi apabila papil edema dan
penyempitan lapang pandang
6. Pengobatan medis dengan menggunakan ocreotide, suatu analog
somatostatin, juga tersedia. Ocreotide dapat menurunkan supresi kadar GH
dan IGF-1, mengecilkan ukuran tumor, dan memperbaiki gambaran klinis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ginggatisme hampir selalu merupakan akibat sekresi berlebihan GH
sebelum epifisis bersatu. Pada masa hidup selanjutnya kegagalan hipofisis
cenderung terjadi dan oleh karenanya penderitanya biasanya tidak kuat, agresif,
atau jantan. (David, dkk. Lecture Notes Kedokteran Klinis).
Gigantisme dan akromegali adalah kelainan yang disebabkan oleh karena
sekresi hormone pertumbuhan (HP) atau Growth Hormon (GH) yang berlebihan.
(Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, edisi 3).
Gigantisme dan akromegali merupakan peningkatan hormone protein
dalam banyak jaringan, meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan
adipose dan kadar glukosa darah. (Keperawatan Medikal Bedah,
Bruner&Suddarth, 2001)
Gigantisme adalah kondisi seseorang yang kelebihan pertumbuhan,
dengan tinggi dan besar yang diatas normal. Gigantisme disebabkan oleh
kelebihan jumlah hormon pertumbuhan. Tidak terdapat definisi tinggi yang
merujukan orang sebagai "raksasa." tinggi dewasa.
B. Saran
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi pedoman untuk kita
bersama,terkhusus bagi pembaca makalah ini,namun kami selaku penulis
menyaran kan kepada pembaca agar sebagus nya mencari referensi lain untuk
menambah keyakinan kita dalam menimba ilmu,dan membuat ilmu yang kita
pegang menjadi kokoh. Sekian dari panulis,banyak maaf atas segala ke khilafan.
DAFTAR PUSTAKA
Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis,
And Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998