Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak Kronis Dan Terminal
Disusun Oleh :
1. PENGERTIAN
2. ETIOLOGI
Gejala gigantisme sendiri akan muncul sebelum akhir masa pubertas. Beberapa
gejalanya adalah:
4. PATOFISIOLOGI
diameternya lebih dari 10 mm. Adenoma hipofisis merupakan penyebab paling sering. Tumor
pada umumnya dijumpai disayap lateral sella tursica. Kadang-kadang tumor ektopik dapat
pula dijumpai digaris migrasi rathke pouch yaitu disinus sfenoidalis dan di daerah para
farings. o Akromegali yang disebabkan oleh karena GHRH (Growth Hormone Realising
Hormon) sangat jarang (kurang dari 1%). Namun secara klinis keadaan ini sulit dibedakan
dengan akromegali yang disebabkan oleh karena adeno hipofisis. Perbedaannya hanya dibuat
atas dasar pemeriksaan histopatologis yang mendapatkan adanya hyperplasia dan bukan
adanya adenoma. Penyebab lain adalah tumor Is Let Sel pancreas yang menghasilkan HP
(Isolated Ectopic Production Of GH
5. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
6. PENATALAKSANAAN
a. Operasi
Operasi adalah pilihan utama yang dianjurkan pada kebanyakan pasien gigantisme,
karena termasuk dalam pengobatan yang cepat dan efektif. Operasi dilakukan dengan
melakukan insisi melalui hidung atau melalui bibir bagian atas. dengan alat khusus dokter
bedah menghilangkan jaringan tumor. Operasi ini biasanya disebut operasi transsphenoidal.
Prosedur ini mengurangi tekanan pada daerah otak sekitarnya dan dengan cepat menurunkan
kadar GH. Jika operasi ini berhasil penampilan wajah dan pembengkakan jaringan akan
kembali membaik pada beberapa hari. Pembedahan berhasil baik pada kebanyakan pasien
dengan kadar GH dalam darah dibawah 45 ng/mg sebelum operasi dan jika diameter tumor
hipofisis belum mencapai 10mm. Komplikasi yang mungkin terjadi saat pembedahan adalah
kerusakan jaringan di sekitar hipofisis yang normal sehingga pasien memerlukan
menggunaan hormon hipofisis dalam waktu yang lama. Bagian dari hipofisis menyimpan
antidiuretik hormon yang penting dalam balance cairan yang mungkin secara sementara
maupun permanen membahayakan kesehatan pasien sehingga pasien membutuhkan terapi
medis. Komplikasi yang lain yaitu meningitis.
b. Terapi medikasi
Terapi medis sering digunakan jika pembedahan tidak berhasil dengan baik Tiga
kelompok obat yang digunakan untuk pengobatan akromegali gigantisme: Somatostatin
analogs (SSAs) berefek pada penurunan produksi GH dan efektif menurunkan kadar GH dan
IGF-I pada 50-70% pasien. SSAs juga mengurangi ukuran tumor sekitar 0-50% pasien tp
hanya pada tingkat yang kecil. Beberapa penelitian menunjukkan SSAs aman dan efektif
digunakan dalam jangka panjang dalam pengobatan pasien dengan akromegali gigantisme
yang tidak disebabkan tumor hipofisis.
d. Radioterapi
7. KOMPLIKASI
Osteoarthritis
Sleep apnea
Pembesaran jantung
Selain itu, prosedur operasi dan radioterapi yang dilakukan untuk mengatasi
gigantisme juga dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, seperti:
Hipogonadisme
Hipotiroidisme
Diabetes insipidus
8. PROSES KEPERAWATAN
1. Identitas
a. Identitas
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan, dan
penanggung biaya. Gigantisme biasanya menyerang pada anak-anak umur 6-15
tahun.
b. RiwayatmasukRS
f. Sistemmuskuloskeletal
DS : lemah, cepat lelah, Kelelehan dan kelemahan
DO : lemah
a. PemeriksaanLaboratorium
b. PemeriksaanglukosadarahGigantisme(+):glukosadarahmeningkatPemeriks
aan Growth Hormone darah atau SM-C (IGF 1): Gigantisme (+):
peningkatan GH darah atau SM-C (IGF1)
c. PemeriksaanSomatostatinGigantisme(+):somatostatinmeningkat
d. Pemeriksaanradiologi
e. CT-Scan
f. MRI(MagneticResonanceImaging)
g. Roentgenogramtengkorakdapatmenunjukkanpembesaransellatursikadan
sinus paranasalis; sken tomografi komputasi atau foto resonansi
nmagnetik (MRI) menampakkan tumor. Ikatan falangs dan bertambahnya
penebalan bantal tumit adalah biasa.Maturasi tulang adalah normal
2. Analisa Data
3. Diagnosa Keperawatan
Intervensinya
b. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
kulit basah, tebal, dan berminyak yang disebabkan oleh
hiperlipidemia.
Tujuan : turgor
kembali normal
Kriteria hasil :
5. Implementasi Keperawatan
perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam proses
penyembuhan dan perawatan serta masalah kesehatan yang dihadapi pasien yang
sebelumnya disusun dalam rencana keperawatan (Nursalam, 2013).
6.Evaluasi keperawatan
Menurut Nursalam, 2013, evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu:
a. Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana evaluasi
dilakukan sampai dengan tujuan tercapai.
b. Evaluasi somatif, merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode evaluasi ini
menggunakan SOAP.
DAFTAR PUSTAKA