Anda di halaman 1dari 15

GIGANTISME

Kelompok 3
Nama anggota kelompok 3 :
1. SINDHI YULIZA WIRTA G1A116016
2. AYU HERLINA           G1A116017
3. VIRGINIA AYUGA       G1A116018
4.DELLA RAFIKA          G1A116019
5. FATMA APERTA           G1A116020
6. LUCYA WULANDARI. G1A116021
7. VANESA OKTARIA G1A116022
8. LILY SABET                     G1A116023
1. Apa itu Gigantisme?
Gigantisme adalah berlebihya produksi hormon pertumbuhan pada anak-anak yang memberi dampak
kepada ukuran tinggi dan berat badan nya.kondisi ini tergolong langka dan terjadi sebelum lempeng
epifisis atau lempeng pertumbuhan menutup.

Hormon pertumbuhan manusia (Growth Hormone/GH) merupakan peptida rantai tunggal yang terdiri dari
191 asam amino, yang diisolasi dari sel somatotrop pada kelenjar hipofisis anterior pada tahun 1956, dan
pertama kali digunakan sebagai terapi untuk penatalaksanaan dwarfisme hipofisis pada tahun 1958

Pertumbuhan linear yang abnormal karena aksi Insulinlike Growth Factor-I (IGF-I)/GH menyebabkan
gigantisme ketika lempeng pertumbuhan epifiseal terbuka saat masa kanak-kanak, ketika pubertas muncul
akan diikuti dengan perubahan akromegalik yang progresif menyebabkan akromegalik gigantisme. 1
Growth Hormon
◦ A.sintesis
GH adalah hormon hipofisis anterior yang paling banyak dan sel somatotrop yang mesekresikan GH
sebanyak 50 % dari populasi sel total hipofisis anterior. Sel mammosomatotrop, yang menkoekspresikan
PRL dengan GH, dapat diidentifikasi dengan menggunakan teknik double immunostaining.
Perkembangan somatotrop dan transkripsi GH ditentukan dengan ekspresi cell-specific Pit-1 35 nuclear
transcription factor.
Terdapat 5 gen yang menyandi GH dan protein terkait. Gen pituitary GH (hGH-N) menghasilkan dua
produk alternatif yang meningkatkan GH sampai 22 k-Da (191 asam amino) dan jumlah yang lebih sedikit
molekul GH 20 kDa dengan aktivitas biologis yang serupa.
Sel placental syncytiotrophoblast mengekspresikan gen varian GH (hGH-V), hormon Human Chorionic
Somtaotropin (HCS) diekspresikan oleh kluster gen yang berbeda. 3
Growth Hormon
◦ B.SEKRESI
Sekresi GH dikendalikan oleh kompleks hipotalamik dan faktor perifer. Growth Hormone Releasing
Hormone (GHRH) terdiri dari 44 asam amino peptida hipotalamik yang menstimulasi sintesis GH dan
pelepasannya.
1. Ghrelin, merupakan octanoylated gastricderived peptide, dan agonis sintetik dari Growth Hormone
Secretagogue-Reseptor (GHS-R) menginduksi GHRH dan juga secara langsung menstimulasi
pelepasan GH.
2. Somatostatin [somatotropin-release inhibiting factor (SRIF)] disintesis di area preoptik medial di
hipotalamus dan menghambat sekresi GH
3. SRIF mengatur pola sekretori GH basal. SRIF juga diekpresikan pada banyak jaringan
ekstrahipotalamus, termasuk sistem saraf pusat, gastrointestinal, dan pankreas, dimana SRIF juga
berperan untuk menghambat sekresi hormon islet.
4. IGF-1, target GH di perifer, memberikan umpan balik untuk menghambat GH, estrogen merangsang
GH,
5. glukokortikoid berlebihan yang kronik akan mensupresi pelepasan GH.
Growth hormon
3.Aksi
Pola sekresi GH dapat mempengaruhi respon jaringan. Pengeluaran GH lebih tinggi pada laki-laki
jika dibandingkan pada perempuan sekresi GH yang relatif kontinu kemungkinan merupakan penentu
biologis yang penting pada pola pertumbuhan linier dan induksi enzim hati. Hati dan kartilago
mengandung jumlah reseptor GH yang paling banyak. Ikatan GH dengan reseptor dimer diikuti dengan
rotasi internal dan selanjutnya memberi sinyal melalui jalur JAK/STAT. Protein STAT yang teraktivasi
mengalami translokasi ke nukleus, dimana terjadi modulasi ekspresi gen target yang diregulasi GH. Analog
GH yang berikatan dengan reseptor tetapi tidak memiliki kapabilitas memediasi sinyal reseptor merupakan
aksi antagonis GH yang poten. Antagonis GH reseptor (pegvisomant) telah disetujui untuk menjadi terapi
akromegali.
GH menginduksi sintesis protein dan retensi nitrogen dan mengganggu toleransi glukosa dengan
melawan aksi insulin. GH juga mentimulasi lipolisis, yang mengakibatkan peningkatan kadar asam lemak
yang bersirkulasi, menurunkan massa lemak omental, dan memicu pengurangan massa tubuh. GH memicu
retensi natrium, kalium, dan air dan meningkatkan kadar fosfat inorganik. Pertumbuhan linear tulang
sebagai hasil dari kompleks hormonal dan aksi faktor pertumbuhan termasuk IGF-1. GH menstimulasi
diferensiasi prekondrosit epifiseal. Sel prekursor ini memproduksi IGF-1 secara lokal dan proliferasinya
juga responsif terhadap faktor pertumbuhan.
 
Insulin-like Growth Factor (IGF)
Hati merupakan sumber paling besar dari IGF-1 yang bersirkulasi.
Pada jaringan perifer, IGF-1 menggunakan aksi parakrin lokal yang bergantung atau tidak bergantung
terhadap GH. Dengan demikian pemberian GH menginduksi IGF-I yang bersirkulasi dan juga
menstimulasi produksi IGF-I lokal di banyak jaringan. Baik IGF-I dan IGF-II berikatan dengan IGF-
binding proteins (IGFBPs) yang memiliki affinitas tinggi yang meregulasi bioaktivitas IGF. Kadar IGFBP3
bergantung pada GH, dan merupakan protein karier yang paling utama untuk mensirkulasikan IGF-I. 3
Defisiensi GH dan malnutrisi biasanya berkaitan dengan rendahnya kadar IGFBP3. IGFBP1 dan IGFBP2
meregulasi aksi IGF pada jaringan lokal tetapi tidak berikatan dalam jumlah bermakna dengan IGF-I yang
bersirkulasi.
Kadar IGF-1 meningkat pada pubertas dan lebih banyak pada perempuan dibandingkan lakilaki.
Karena GH merupakan penentu utama pada sintesis IGF-I di hepar, abnormalitas sintesis atau aksi GH
akan menurunkan kadar IGF-I.
2.Apakah etiologi dari
Gigantisme?
Pelepasan hormon pertumbuhan berlebihan hampir selalu disebabkan oleh tumor hipofise
jinak (adenoma) .
Penyebab gigantisme dan akromegali dapat digolongkan sebagai berikut:

1. GA (Gigantisme Akromegali) Primer atau Hipofisis, dimana penyebabnya adalah adenoma hipofisis.
2. GA Sekunder atau Hipotalamik, disebabkan oleh karena hipersekresi GHRH dari Hipotalamus.
3. GA yang disebabkan oleh karena tumor ektopik (paru, pancreas, dll) yang mensekresi HP atau GHRH
Selain dikarenakan tumor kelenjar pituitary, penyebab gigantisme lainnya aantara lain adalah:5
1. Carney complex
Yaitu tumbuhnya tumor jinak pada jaringan ikat, tumor jinak atau ganas pada kelenjar endokrin, sertamun
culnya bintik-bintik yang lebih gelap pada kulit. kondisi ini merupakan penyakit turunan.
2. Multiple endocrine neoplasia type 1/MEN 1
Yaitu tumbuhnya tumor pada kelenjar hipofisis, kelenjar paratiroid, dan pancreas.
3. Neurofibromatosis
Yaitu tumbuhnya tumor pada system saraf dan merupakan kelainan genetic.
4. Sindroma McCune-Albright
Yang ditandai dengan pertumbuhan tidak wajar pada jaringan tulang, kelainan pada kelenjar, dan muncul
bercak cokelat muda pada kulit.
3. Bagaimana gejala klinis pada
Gigantisme?
Gigantisme memiliki gejala-gejala fisik yang bisa dikenali pada anak secara langsung, yaitu:
a) Tangan dan kaki yang berukuran sangat besar.
b) Wajah yang terasa kasar.
c) Jari kaki dan tangan terasa tebal.
d) Dahi dan dagu yang berukuran lebar.
e) Perkembangan masa puber yang terlambat.
f) Terdapat celah di antara gigi.
g) Gangguan pola tidur.
h) Mengeluarkan air susu ibu (ASI).
i) Sering berkeringat.
Gejala yang dialami tergantung dari seberapa besar ukuran tumor pada kelenjar hipofisis, karena tumor
yang berukuran besar dapat menyebabkan gejala tambahan akibat penekanan pada saraf otak. Penderita
gigantisme dapat mengalami sakit kepala, kelelahan, mual, gangguan penglihatan, kehilangan
pendengaran, serta siklus menstruasi yang tidak normal.7
Gejala penyerta…
a) Mengalami hiperglikemi – Yaitu meningkatnya hormon pertumbuhan yang berlebih sehingga
mengurangi kadar glukosa diseluruh tubuh.
b) Menderita Panhipopihitarisme, Jika kondisi yang terserang gigantisme tidak segera mendapat
perawatan intensif maka sel tumor yang ada dikelenjar hipofisis yang akan terus berkembang dan
merusak seluruh jaringan  kelenjar itu sendiri seiring bertambahnya usia.
Bagi seseorang yang telah difonis atau terdiagnosa telah diketahui adanya tumor yang tumbuh
pada kelenjar hipofisis sebaiknya segera melakukan terapi pembedahan atau terapi radiasi agar tumor yang
ada tidak terus berkembang menjadi besar dan memenuhi kantung kelenjar hipofisis yang nantinya bisa
mengganggu jaringan  bagian bagian mata dan mengakibatkan kebutaan atau penurunan ketajaman
penglihatan. 
GH atau hormon pertumbuhan akan mengalami pengurangan dan akan semakin stabil kadarnya
ketika sudah melewati 5 tahun yang nantinya berubah menjadi plateau. Walaupun banyak penderita yanag
menolak menjalani terapi  namun pada kenyataannya tidak ada lagi jalan terbaik lain kecuali dengan
menggunakan metode terapi radiasi dan bedah operasi.6,7
Tumor yang ada pada kelenjar hipofisis adalah penyebab penyakit gigantisme namun tumornya adalah
non kanker namun keberadaannya mampu menyebabkan sekresi hormon pertumbuhan terlalu banyak. Jika
kondisi tumornya tidak segera diangkat maka pembesaran akan terus terjadi dan akan menggangu dan
merusak jaringan otak. terapi radiasi dan bedah adalah pilihan terbaik untuk proses penyembuhan.
 
 
 
 
Daftar Pusaka
1. Gottinger JWJ. Tumors of the Pituitary Gland. In: Journal of Neuropathology and Experimental
Neurology [Internet]. 1998. p. 1907. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/B978-1-4377-1534-
7.00026-5
2. Chang C V, Felicio AC, Toscanini AC. Pituitary Tumor Apoplexy. Arq Neuropsiquiatr.
2009;67(December 2008):328–33.
3. More M. Lesions within and around the Pituitary. 2008;(1):5–18.
4. American Cancer Society. Pituitary Tumors. ACS; 2014.
5. Phillips N, the Pituitary MDT. Guidelines for the Management of Pituitary Tumours. Yorkshire: Brain
and CNS NSSG; 2013. 1-25 p.
6. Olsson DS. Non - functioning pituitary tumours - mortality , morbidity and tumour progression.
Institute of Medicine at the Sahlgrenska Academy University of Gothenburg; 2014.
7. American Brain Tumor Association. Pituitary Tumors. ABTA; 2015.
 
 
Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai