Anda di halaman 1dari 16

HORMON PERTUMBUHAN (SOMATOTROPIN)

Posted on March 2, 2014 by Fitria

Somatotropin adalah hormon polipeptida yang memiliki berat molekul 22.000. Hormon ini
merupakan 10% dari berat kelenjar hipofisis kering. Hormon polipeptida berasal dari protein
berupa 191 rantai asam amino yang disintesis, disimpan dan dilepaskan oleh sel somatotroph di
dalam sayap anterior kelenjar pituari. Somatotropin disingkat GH untuk hewan dan rhGH untuk
manusia karena faktor DNA rekombinan.

Somatotropin berperan dalam mengendalikan pertumbuhan tulang, otot dan organ serta
memengaruhi kecepatan pertumbuhan tubuh dengan memberikan stimulasi kepada hati untuk
mensekresi hormon somatomedin, sebuah hormon perkembangan yang memberikan stimulasi
lebih lanjut terhadap sel untuk berkembang biak. Seseorang yang kelebihan hormon ini akan
mengalami pertumbuhan luar biasa yang disebut gigantisme pada anak dan akromegali pada
orang dewasa. Orang yang kekurangan hormon ini akan mengalami kekerdilan (dwarfisme).
Hormon ini dikeluarkan oleh hipofisis. Disamping hormone pertumbuhan, beberapa hormone
lain juga berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan normal yaitu hormone tiroid,
insulin, androgen dan estrogen.

Pemberian hormone pertumbuhan pada pasien hipopituitarisme menyebabkan pertumbuhan


normal apabila pengobatan dimulai cukup dini. Pematangan alat kelamin tidak terjadi tanpa
pemberian hormone kelamin atau gonadotropin. Gigantisme dan akromegali tidak pernah
dilaporkan terjadi akibat terapi dengan hormone ini.

Hormon Pertumbuhan Manusia akan berkurang seiring dengan pertambahan usia. Pada umur 60
tahun volume Hormon Pertumbuhan hanya tinggal sebesar 25% jika dibandingkan dengan usia
21 tahun. Faktor-faktor yang membuat proses penuaan manusia jauh lebih cepat dari yang
seharusnya adalah factor pola hidup yang tidak sehat.

EFEK TERHADAP METABOLISME

Hormon pertumbuhan memiliki efek penting pada metabolisme protein, lipid dan karbohidrat
dengan mekanisme kerja belum jelas. Hormon lain yaitu insulin, glukokortikoid, katekolamin
dan glucagon juga berpengaruh terhadap pengaturan zat-zat ini. Dalam beberapa kasus, efek
langsung hormon pertumbuhan telah jelas menunjukkan, pada orang lain, IGF-I dianggap
sebagai mediator kritis, dan beberapa kasus tampak bahwa efek baik langsung dan tidak
langsung yang berperan.

Pengaruh hormone ini terhadap metabolism karbohidrat saling berkaitan sehingga sukar dirinci
satu persatu. Hormon pertumbuhan memperlihatkan efek anti-insulin yaitu meninggikan kadar
gula darah, tetapi disamping itu juga berefek seperti insulin yaitu menghambat penglepasan asam
lemak dan merangsang ambilan asam amino oleh sel. Efek ini sebagian besar mungkin
dipengaruhi oleh somatomedin C atau disebut juga IGF-1 (insulin like growth factor 1) dan
sebagian kecil oleh IGF-2 (insulin like growth factor 2).
Hormon pertumbuhan terbukti berpengaruh pada penyakit diabetes mellitus. Pasien diabetes
sangat sensitive terhadap terjadinya hiperglikemiaoleh hormone pertumbuhan. Pada pasien
bukan diabetes mellitus, hormone ini dapat diberikan dalam dosis besar tanpa menyebabkan
hiperglikemia, bahkan sebaliknya kadang-kadang dapat menyebabkan hipoglikemia pada
pemberian akut karena mempermudah glikogenesis. Pada keadaan lapar, hormone pertumbuhan
menyebabkan mobilisasi lemak dari depot lemak untuk masuk ke peredaran darah. Hormon ini
sepertinya mengalihkan sumber energy dari karbohidat ke lemak.

Hormon pertumbuhan memperlihatkan keseimbangan positif untuk N, P, Na, K, Ca dan Cl,


unsure-unsur terpenting untuk membangun jaringan baru. Nitrogen terutama terdapat dalam
asam amino dibawah pengaruh hormone pertumbuhan jumlah asam amino yang dibawa ke
dalam jaringan untuk membentuk protein meningkat, sehingga kadar N dalam darah (urea)
menurun, sesuai dengan efek anaboliknya.

Efek GH terhadap pertumbuhan terutama terjadi melalui peningkatan produksi IGF-1, terutama
dibentuk dalam hepar. Selain itu GH juga merangsang produksi IGF-1 di tulang, tulang rawan,
otot dan ginjal. GH merangsang pertumbuhan longitudinal tulang sampai epifisis menutup,
hampir saat akhir pubertas.

Baik pada anak-anak ataupun dewasa, GH mempunyai efek anabolic pada otot dan katabolic
pada sel-sel lemak sehingga terjadi peningkatan masa otot dan pengurangan jaringan lemak
terutama di daerah pinggang. Terhadap Metabolisme karbohidrat, GH dan IGF-1 mempunyai
efek yang berlawanan pada sensitivitas terhadap insulin.

GH menurunkan sensitifitas terhadap insulin sehingga terjadi hiperinsulnemia. Sebaliknya, pada


pasien yang tidak sensitive terhadap GH karena mutasi receptor, IGF-1 bekerja melalui receptor
IGF-1 dan receptor insulin mengakibatkan penurunan kadar insulin dan kadar glukosa.

PENGATURAN

Sekresi hormone pertumbuhan secara fisiologis diatur oleh hipotalamus factor penglepas
hormone pertumbuhan (GHRF = Growth Hormone Releasing Factor) yang merangsang sekresi
hormone pertumbuhan. Selain itu dalam hipotalamus juga dijumpai Stomatosatin (GH-RIH =
growth hormone releasing inhibator hormone) yang menghambat sekresi beberapa hormone
antara lain hormone pertumbuhan. Dengan demikian, hipotalamus memegang peran dwifungsi
dalam pengaturan hormone ini.

Pada waktu istirahat sebelum makan pagi, kadar hormone pertumbuhan 1-2 ng/mL, sedangkan
pada keadaan puasa sampai 60 jam, meningkat perlahan mencapai 8 ng/mL. Kadar ini selalu
meningkat segera setelah seseorang tertidur lelap. Pada orang dewasa, kadar hormone
pertumbuhan meningkat terutama pada waktu tidur, sedangkan pada remaja juga meningkat pada
waktu bangun. Kadar pada anak dan remaja lebih tinggi dibanding kadar pada dewasa dan
puncak terjadi pada saat remaja. Sekresi GH bervariasi sepanjang kehidupan bahkan juga 24 jam.
Oleh karena itu pemeriksaan kadar GH sesaat tidak berarti untuk menegakan diagnosis defisiensi
dan perlu dilakukan tes provokasi.
Pada anak, hipoglikemia merupakan perangsang yang kuat sehingga menyebabkan kadar homon
pertumbuhan meningkat. Pada hipoglikemia karena insulin misalnya, kadar hormone
pertumbuhan mencapai 50 ng/mL. Kerja fisik, stress dan rangsangan emosi merupakan
perangsangan (stimulus) fisiologis untuk meningkatkan sekresi hormone ini.

Beberapa obat dan neurotransmitter dapat mempengaruhi sekresi hormone pertumbuhan,


mungkin dengan jalan mempengaruhi sekresi/aktivitas zat-zat pengatur hormone ini. Pada orang
normal, glukokortikoid dosis besar menghambat sektesi hormone pertumbuhan. Kemungkinan
besar inilah salah satu sebab mengapa pemberian glukokortikoid pada anak menghambat
pertumbuhan.

Sekersi hormone pertumbuhan yang berlebihan dapat ditekan dengan pemberian agonisdopamin.
Dopamin diketahui merangsang sekresi hormone pertunmbuhan pada orang normal, tetapi pada
akromegalidopamin justru menghambat sekresi hormone tersebut. Bromokriprin, suatu
agonisdopamin derivat ergot, dipakai untuk menekan sekresi hormone pertumbuhan pada pasien
tumor hipofisis. Efek bromokriptin tidak segera terlihat, penurunan kadar hormone dalam darah
terjadi setelah pengobatan dalam jangka panjang. Sekresi hormone pertumbuhan kembali
berlebihan setelah pemberian bromokriptin dihentikan. Bromokriptin juga menekan sekresi
prolaktin yang berlebihan yang terjadi pada tumor hipofisis.

Antagonis serotonin (5-HT) misalnya Siproheptadin dan metergolin, antagonis adrenergic


misalnya pentolamin, juga dapat menghambat sekresi hormone pertumbuhan, tetapi efeknya
lemah dan tidak konsisten. Somatostatin meskipun dapat menghambat sekresi hormone
pertumbuhan, tidak digunkan untuk pengobatan akromegali terutama karena menghambat sekresi
hormone-hormon lain.

INDIKASI

Selama ini, indikasi hormone pertumbuhan hanya dibatasi untuk dimengatasi kekerdilan akibat
hipopituitarisme. Dengan ditemukannya cara rekayasa genetika untuk memproduksi hormone ini
secara mudah dalam jumlah besar, ada kemungkinan penggunaannya untuk mengatasi gangguan
pertumbuhan akan lebih luas. Efektivitas hormon ini pada defisiensi partial dan anak pendek ini
yang normal hanya tampak diawal terapi untuk indikasi ini, sulit ditentukan siapa yang perlu
diobati, kapan pengobatan dimulai dan kapan pengobatan berakhir. Juga perlu disertai
penanganan psikologis, yang akan sangat penting artinya bila terapi gagal.

Berbagai usulan dimunculkan dalam 10 tahun terakhir ini, antara lain anjuran penggunaan pada
anak pendek yang tingginya dibawah 10% populasi dan berespons terhadap terapi hormone
pertumbuhan yang dicobakan dulu selama 6 bulan. Bagaimanapun penggunaan hormone ini pada
kasus tanpa defisiensi hormone berhadapan dengan pertimbangan ethis. Perlu pertimbangan
manfaat resiko yang lebih luas yaitu bukan hanya mempertimbangkan resiko efek samping serius
misalnya akromegali, gangguan kardiovaskular, gangguan metabolism glukosa yang terjadi pada
kelebihan hormone endogen tetapi juga resiko kejiwaan pada kegagalan terapi (perubahan
persepsi pendek normal menjadi abnormal).
Dengan dibuatnya hormone ini, secara rekayasa genetic keterbatasan pengadaan tidak akan
menjadi masalah lagi. Kalau factor biaya yang juga tidak menjadi masalah, perlu dipikirkan
adanya batasan yang jelas mengenai indikasinya. Saat ini telah ada laporan penggunaan diluar
indikasi yang telah jelas, misalnya penyalahgunaan obat atlet untuk mencapai tinggi dan bentuk
badan tertentu dan pada orang lanjut usia untuk menghambat proses penuaan. Meskipun
penelitian menunjukan bahwa hormone pertumbuhan menyebabkan hal-hal yang
menguntungkan pada atlet dan orang lanjut usia yaitu penurunan jumlah jaringan lemah,
peningkatan jaringan otot, peningkatan BMR, menurunan total kolestrol, peningkatan kekuatan
isometric dan kemampuan kerja fisik, namun efeknya sebagai anti penuaan tetap dipertanyakan.
Pada menchit, justru GH dan IGF-1 analog secara konsisten memperpendek umur. Pemakaian
GH oleh atlet dilarang oleh komite olimpiade. Terapi hormone GH telah disetujui di USA untuk
pasien yang kekurangan berat (wasting) karena AIDS, terapi ini bermanfaat untuk sebagian
pasien tersebut.

Hormon pertumbuhan perlu diberikan 3x seminggu selama masa pertumbuhan. Pada saat
pubertas, perlu ditambahkan pemberian hormon kelamin agar terjadi pematangan organ kelamin
yang sejalan dengan pertumbuhan tubuh. Evaluasi terapi dilakukan 6 bulan setelah pengobatan.
Terapi dikatakan berhasil bila terlihat pertambahan tinggi minmal 5 cm. Tampaknya, pengobatan
lebih berhasil pada mereka yang gemuk. Pertumbuhan sangat kecil atau hampir tidak ada pada
usia 20-24 tahun. Resistensi, yang sangat jarang terjadi, biasanya disebabkan oleh timbulnya
antibody terhadap hormone pertumbuhan, hal ini dapat diatasi dengan menaikan dosis. Di masa
lalu, manfaat GH pada usia dewasa dengan defisiensi GH tidak pernah dibicarakan. Baru
belakangan diketahui gejala-gejala obesitas umum, kurangnya masa otot dan curah jantung yang
menurun akan berkurang dengan pemberian GH. Tahun 2004, GH diindikasikan untuk short-
bowl syndrome yang tergantung pada total parenteral nutrition. Pemberiannya bersama
glutamine, untuk memperbaiki pertumbuhan sel mukosa usus. Tahun 1993 di USA, rhGH
diizinkan digunakan untuk meningkatkan produksi susu oleh sapi, tetapi karena sering terjadi
mastitis, maka pemakaian antibiotic meningkat dan dikhawatirkan adanya residu antibiotic pada
susu dan daging sapi.

SEDIAAN

Hormon pertumbuhan yang dipergunakan dalam klinik saat ini adalah hasil rekayasa genetic.
Penggunaan hormone hasil rekayasa genetic memperkecil kemungkinan efek samping yang
ditimbulkan oleh bahan protein manusia yang belim tentu bebas penyakit. Hal ini menjadi
masalah setelah ditemukannya kasus penyakit Creutzfeld-jacob yaitu degenerasi susunan saraf
yang disebabkan oleh virus Creutzfeld-jacob yang sulit dideteksi sehingga kontaminasinya dalam
sari hipofisis manusia tidak dapat dihindari. Kasus penyakit yang sangat jarang ini ditemukan
pada pasien yang mendapat sediaan hormone pertumbuhan ekstraksi hipofisis manusia. Karena
hal diatas, pada pertengahan 1985, beberapa Negara antara lain USA, telah melarang
penggunaan sediaan sari hipofisis manusia.

Ada 2 GH recombinan (rhGH) yang saat ini digunakan yaitu somatropin yang identik dengan
GH manusia yang alaminya dan somatrem yang memiliki tambahan residu metioni. Keduanya
diketahui memiliki potensi yang sama.
SOMATREM

Hormon pertumbuhan yang dihasilkan dengan cara rekayasa genetic ini memiliki satu gugus
metionin tambahan pada terminal-N. Hal ini mungkin menjadi penyebab timbulnya antibody
dalam kadar rendah terhdap sediaan ini pada ± 30% pasien, adanya antibody ini tidak
mempengaruhi perangsangan pertumbuhan oleh hormone. Efek biologisnya sama dengan
somatropin. 1mg Somatren setara dengan 2,6 iu hormone pertumbuhan.

KEGUNAAN KLINIK

Diindikasikan untuk defisiensi hormone pertumbuhan pada anak. Penggunaan pada defisiensi
parsial dan anak pendek normal masih terus diteliti. Suntikan lepas lambat yang melepas obat
perlahan-lahan dapat diberikan subkutan sebulan sekali. Ada pula preparat yang diberikan 3-6x
seminggu. Kadar puncak dicapai dalam 2-4 jam dan kadar terapi bertahan 36 jam. Bila terapi
tidak berhasil, setelah 6 bulan harus dihentikan.

Dosisnya harus disesuaikan kebutuhan perorangan, dan diberikan oleh spesialis. Dosis total
seminggu dapat juga dibagi dalam 6-7 kali pemberian, beberapa penelitian menunjukan bahwa
respon lebih baik bila obat diberikan tiap hari. Pengobatan diteruskan sampai terjadinya
penutupan epifisis atau bila tak ada lagi respons.

EFEK SAMPING

Hiperglikemia dan ketosis (diabetogenik) bisa terjadi pada pasien dengan riwayat diabetes
mellitus.

SOMATROPIN

Secara kimia identik dengan hormone pertumbuhan manusia tetapi dibuat dengan rekayasa
genetic. Efek biologic sama tetapi tidak ada resiko kontaminasi virus penyebab penyakit
Creutzfeld-jacob. Satu mg obat ini setara 2,6 iu hormone partumbuhan.

KEGUNAAN KLINIK

Sama dengan somatrem.

EFEK SAMPING DAN INTERAKSI OBAT

Pembentukan antibody hanya pada 2% pasien, antibody ini juga tudak menghambat efek
perangsangan pertumbuhan. Glukokortikoid diduga dapat menghambat perangsangan
pertumbuhan oleh hormone ini.

CARA PEMBERIAN
IM dan SC seperti somatrem, begitu bula lama pengobatan. Dosis maksimum dibagi menjadi 3x
pemberian dalam seminggu, atau 6-7x pemberian dalam seminggu. Ada juga yang menggunakan
dosis sama dengan somatrem. Telah diketahui bahwa umumnya pengobatan dengan hormon
pertumbuhan menunjukan respon yang makin lama makin mennurun. Suatu penelitian
menunjukan bahwa menaikan dosis pada saat respon menurun dapat kembali meningkatkan
respon, tanpa efek samping pada metabolism karbohidrat maupun lipid. Penurunan respon
mungkin juga disebabkan oleh penutupan epifisis atau ada masalah lain, misalnya malnutrisi atau
hipotiroidisme. Saat penyuntukan mempengaruhi hasil. Penyuntikan pada malam hari kurang
mempengaruhi pola metabolism (asam lemak rantai medium, serum alanin, laktat) dibandingkan
pada pagi hari

Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah
(pars intermedia), dan bagian posterior.

Growth Hormone (Hormon Pertumbuhan)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makhluk hidup mengalami penambahan tinggi, penambahan besar diameter. Begitu juga
manusia juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Bayi yang baru lahir tentu berbeda dengan
orang dewasa. Seiring waktu pertumbuhannya, bukan hanya ukuran tubuh saja yang menjadi lebih besar
namun hal-hal lain juga menjadi semakin matang. Tidak seperti pada makhluk hidup lainnya, pada
manusia perkembangan bukan hanya menyangkut masalah kemampuan berkembang biak, namun juga
banyak aspek lainnya. Misalnya kemampuan berfikir dan kemampuan emosional. Pada makalah ini kami
menjelaskan bagaimana pertumbuhan dan perkembangan pada manusia.

Hormon pertumbuhan manusia atau yang biasa disebut dengan HGH (HumanGrowth Hormon)
adalah suatu hormon anabolik yang berperan sangat besar dalam pertumbuhan dan pembentukan
tubuh, terutama pada masa anak-anak dan puberitas.Growth Hormone berperan meningkatkan ukuran
dan volume dari otak, rambut, otot danorgan-organ di dalam tubuh.HG bertanggung jawab atas
pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai diatumbuh besar.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk membahas sedikit banyaknya tentang hormon
pertumbuhan pada manusia. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan tentang
hormon pertumbuhan untuk para pembaca semua.
II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Hormon Pertumbuhan


Hormon pertumbuhan manusia atau yang biasa disebut dengan HGH (HumanGrowth Hormon)
adalah suatu hormon anabolik yang berperan sangat besar dalam pertumbuhan dan pembentukan
tubuh, terutama pada masa anak-anak dan puberitas.Growth Hormone berperan meningkatkan ukuran
dan volume dari otak, rambut, otot danorgan-organ di dalam tubuh.HG bertanggung jawab atas
pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai diatumbuh besar. Setelah manusia sudah bertumbuh
besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan tetapi hormon ini bertugas untuk menjaga agar
organ tubuh tetap pada kondisiyang prima.

Pada orang dewasa GH berperan terutama untuk menjaga volume dan kekuatanyang cukup dari
kulit, otot-otot, dan tulang. Selain itu GH juga berperan meningkatkanfungsi, perbaikan dan memelihara
kesehatan dari otot, jantung, paru-paru, hati, ginjal, persendian, persarafan tubuh, dan otak.Kelenjar
yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH (Human GrowthHormon) adalah kelenjar pituitary.
Kelenjar pituitary terletak di bawah otak manusia. Ukurandari kelenjar ini adalah sebesar kacang kedelai.
Walaupun kecil, kelenjar ini merupakan rajadari seluruh kelenjar yang memproduksi hormon di tubuh
manusia. Produksi dari HGH(Human Growth Hormon) sangat mempengaruhi produksi hormon-hormon
lain di dalamtubuh.HG diproduksi pada tiga sampai empat jam pertama dari waktu tidur, dan
produksinya mencapai puncak pada masa remaja, hingga mencapai kadar 1500 µg perhari.

Pada pria dan wanita muda dengan usia 25 tahun dan bertumbuh dengan baik, produksi
GHmencapai 350 µg perhari. Secara normal, seseorang akan mengalami penurunan kadar dariGH sejak
usia memasuki 20 tahun yaitu menurun sebesar 14 % setiap pertumbuhan 10 tahunusia, dan akan
memiliki GH dalam jumlah yang sedikit ataupun tidak sama sekali pada usia65 tahun. Penurunan kadar
GH di dalam tubuh, akan menyebabkan berbagai kemunduran, baik kemunduran fisik maupun mental.
II. Tanda dan gejala Tanda-tanda adanya penurunan GH pada orang dewasa diantaranya adalahrambut
yang menipis, kulit menjadi tipis, kering dan mengendur, kedua belah pipi yangmengendur, gusi yang
menyusut, perut yang membesar dan kenyal seperti karet ban, otot-otottubuh yang mengendur, mudah
atau senantiasa merasa leleh dan sulit kembali menjadi bugar walupun telah beristirahat, perasaan tidak
menyukai dan pandangan yang buruk tentanglingkungan sekitar sehingga cenderung lebih suka
menyendiri dan disertai perasaan cemasserta khawatir yang dialami terus menerus.Kemunduran fisik
maupun mental akibat penurunan kadar GH didalam tubuhdapat diketahui melalui pemeriksaan Insulin-
like Growth Factor 1 (IGF-I) atau yang jugadikenal dengan Somatomedin C, dan seseorang dianggap
mengalami kekurangan GH apabiladidapatkan kadar IGF-1 kurang dari 350 ng/ml. Kekurangan GH dapat
diatasi dengan terapi pemberian hormon atau sulih hormon dengan menggunakan sediaan GH yang
diberikanmemalui suntikan dan sediaan tersebut telah banyak tersedia di pasaran.

Terapi sulih hormone menggunakan suntikan GH, mengikuti prinsip pemberian dosis kecil dan
dengan jumlah pemberian yang sering, biasanya dosis sebesar 0,5 – 1 IU dengan pemberian sebanyak
tigakali perminggu. Pemberian terapi sulih hormon dengan GH dengan menggunakan prinsiptersebut
adalah untuk menghindari efek samping yang dapat timbul akibat pemberian GH, diantaranya berupa
carpal tunnel syndrome, pembengkakan dan rasa nyeri yang ringan padatubuh.Pemberian GH tidak
boleh dilakukan pada orang-orang dengan penyakit padaretina (retinopati proliferatif), peninggian
tekanan di dalam kepala, penderita kanker (walupun masih menjadi kontroversi), dan relative
pemberiannya tidak ditujukan pada wanitayang sedanghamil.Manfaat dari terapi sulih hormon pada
orang yang mengalami kekuranganGH meliputi peningkatan massa otot sebesar 8,8% dalam terapi
selama 6 bulan tanpamelakukan olah raga, hilangya lemak sebesar 14,4% dalam terapi selama 6 bulan
tanpamelakukan diet, memiliki tenaga ataupun kemampuan bekerja yang meningkat, perbaikandari
organ-organ hati, jantung, limpah dan organ-organ tubuh lainya yang terpengaruh oleh bertambahnya
usia, perbaikan dari daya ingat, penurunan tekanan darah yang tinggi, perbaikan sistem daya tahan
tubuh terhadap penyakit, penurunan kadar kolesterol yangmerugikan tubuh (koleterol LDL) dan
meningkatkan kadar kolesterol yang baik (kolesterolHDL), penurunan rasa lelah dandepresei akibat
penuaan, penglihatan dan pendengaran yanglebih tajam, tulang yang lebih kuat, perbaikan mood,
perbaikan dari penampilan tubuh yangditandai dengan kembali menebalnya rambut, hilangnya keriput
dan selulit di kaki, penembahan jumlah jaringan ikat dan kolagen kulit yang menyebabkan kulit menjadi
tebal,lentur, dan terlebih mudah.

Hormon-hormon lain juga dapat berperan dalam menigkatkankadar atau manfaat dari GH,
antara lain melatonin, insulin, hormone tiroid, estrogen, progesteron, gonadotropin, hormon luteizing,
vasopressin, dihidroepiandrosteron (DHEA). 5-alfa-androstenediol, testosteron, eritropoeitin, dan
hormone paratiroid.Peningkatan ataupun untuk mempertahankan kadar GH dapat dilakukan
secaraalamiah tanpa melalui pemberian obat-obatan. Cara alamiah tersebut dengan memakanmakanan,
dengan jumlah kalor dan protein yang cukup terutama makanan –makanan berupa buah-buahan, daging
terutama dari golongan unggas, telur dan ikan, kurangi konsumsialkohol, cuka, maupun minuman
ataupun makanan yang mengandung kafein, gula , permen,kue-kue, roti, pasta, sereal dan produk-
produk olahan dari susu. “Hindari memiliki berat badan berlebihan ataupun gemuk, kurang tidur, tingkat
stress yang tinggi dalam jangka waktulama, rokok, obat-obatan atau narkoba.

Somatotropin adalah hormon polipeptida yang memiliki berat molekul 22.000. Hormon ini
merupakan 10% dari berat kelenjar hipofisis kering. Hormon polipeptida berasal dari protein berupa 191
rantai asam amino yang disintesis, disimpan dan dilepaskan oleh sel somatotroph di dalam sayap
anterior kelenjar pituari. Somatotropin disingkat GH untuk hewan dan rhGH untuk manusia karena
faktor DNA rekombinan.

Somatotropin berperan dalam mengendalikan pertumbuhan tulang, otot dan organ serta
memengaruhi kecepatan pertumbuhan tubuh dengan memberikan stimulasi kepada hati untuk
mensekresi hormon somatomedin, sebuah hormon perkembangan yang memberikan stimulasi lebih
lanjut terhadap sel untuk berkembang biak. Seseorang yang kelebihan hormon ini akan mengalami
pertumbuhan luar biasa yang disebut gigantisme pada anak dan akromegali pada orang dewasa. Orang
yang kekurangan hormon ini akan mengalami kekerdilan (dwarfisme). Hormon ini dikeluarkan oleh
hipofisis. Disamping hormone pertumbuhan, beberapa hormone lain juga berperan dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan normal yaitu hormone tiroid, insulin, androgen dan estrogen.
Pemberian hormone pertumbuhan pada pasien hipopituitarisme menyebabkan pertumbuhan normal
apabila pengobatan dimulai cukup dini. Pematangan alat kelamin tidak terjadi tanpa pemberian
hormone kelamin atau gonadotropin. Gigantisme dan akromegali tidak pernah dilaporkan terjadi akibat
terapi dengan hormone ini.

Hormon Pertumbuhan Manusia akan berkurang seiring dengan pertambahan usia. Pada umur
60 tahun volume Hormon Pertumbuhan hanya tinggal sebesar 25% jika dibandingkan dengan usia 21
tahun. Faktor-faktor yang membuat proses penuaan manusia jauh lebih cepat dari yang seharusnya
adalah factor pola hidup yang tidak sehat.

B. EFEK TERHADAP METABOLISME


Hormon pertumbuhan memiliki efek penting pada metabolisme protein, lipid dan karbohidrat
dengan mekanisme kerja belum jelas. Hormon lain yaitu insulin, glukokortikoid, katekolamin dan
glucagon juga berpengaruh terhadap pengaturan zat-zat ini. Dalam beberapa kasus, efek langsung
hormon pertumbuhan telah jelas menunjukkan, pada orang lain, IGF-I dianggap sebagai mediator kritis,
dan beberapa kasus tampak bahwa efek baik langsung dan tidak langsung yang berperan.
Pengaruh hormone ini terhadap metabolism karbohidrat saling berkaitan sehingga sukar dirinci
satu persatu. Hormon pertumbuhan memperlihatkan efek anti-insulin yaitu meninggikan kadar gula
darah, tetapi disamping itu juga berefek seperti insulin yaitu menghambat penglepasan asam lemak dan
merangsang ambilan asam amino oleh sel. Efek ini sebagian besar mungkin dipengaruhi oleh
somatomedin C atau disebut juga IGF-1 (insulin like growth factor 1) dan sebagian kecil oleh IGF-2
(insulin like growth factor 2).

Hormon pertumbuhan terbukti berpengaruh pada penyakit diabetes mellitus. Pasien diabetes
sangat sensitive terhadap terjadinya hiperglikemiaoleh hormone pertumbuhan. Pada pasien bukan
diabetes mellitus, hormone ini dapat diberikan dalam dosis besar tanpa menyebabkan hiperglikemia,
bahkan sebaliknya kadang-kadang dapat menyebabkan hipoglikemia pada pemberian akut karena
mempermudah glikogenesis. Pada keadaan lapar, hormone pertumbuhan menyebabkan mobilisasi
lemak dari depot lemak untuk masuk ke peredaran darah. Hormon ini sepertinya mengalihkan sumber
energy dari karbohidat ke lemak.

Hormon pertumbuhan memperlihatkan keseimbangan positif untuk N, P, Na, K, Ca dan Cl,


unsure-unsur terpenting untuk membangun jaringan baru. Nitrogen terutama terdapat dalam asam
amino dibawah pengaruh hormone pertumbuhan jumlah asam amino yang dibawa ke dalam jaringan
untuk membentuk protein meningkat, sehingga kadar N dalam darah (urea) menurun, sesuai dengan
efek anaboliknya.

Efek GH terhadap pertumbuhan terutama terjadi melalui peningkatan produksi IGF-1, terutama
dibentuk dalam hepar. Selain itu GH juga merangsang produksi IGF-1 di tulang, tulang rawan, otot dan
ginjal. GH merangsang pertumbuhan longitudinal tulang sampai epifisis menutup, hampir saat akhir
pubertas.

Baik pada anak-anak ataupun dewasa, GH mempunyai efek anabolic pada otot dan katabolic
pada sel-sel lemak sehingga terjadi peningkatan masa otot dan pengurangan jaringan lemak terutama di
daerah pinggang. Terhadap Metabolisme karbohidrat, GH dan IGF-1 mempunyai efek yang berlawanan
pada sensitivitas terhadap insulin.

GH menurunkan sensitifitas terhadap insulin sehingga terjadi hiperinsulnemia. Sebaliknya, pada


pasien yang tidak sensitive terhadap GH karena mutasi receptor, IGF-1 bekerja melalui receptor IGF-1
dan receptor insulin mengakibatkan penurunan kadar insulin dan kadar glukosa.
Sekresi hormone pertumbuhan secara fisiologis diatur oleh hipotalamus factor penglepas
hormone pertumbuhan (GHRF = Growth Hormone Releasing Factor) yang merangsang sekresi hormone
pertumbuhan. Selain itu dalam hipotalamus juga dijumpai Stomatosatin (GH-RIH = growth hormone
releasing inhibator hormone) yang menghambat sekresi beberapa hormone antara lain hormone
pertumbuhan. Dengan demikian, hipotalamus memegang peran dwifungsi dalam pengaturan hormone
ini.

Pada waktu istirahat sebelum makan pagi, kadar hormone pertumbuhan 1-2 ng/mL, sedangkan
pada keadaan puasa sampai 60 jam, meningkat perlahan mencapai 8 ng/mL. Kadar ini selalu meningkat
segera setelah seseorang tertidur lelap. Pada orang dewasa, kadar hormone pertumbuhan meningkat
terutama pada waktu tidur, sedangkan pada remaja juga meningkat pada waktu bangun. Kadar pada
anak dan remaja lebih tinggi dibanding kadar pada dewasa dan puncak terjadi pada saat remaja. Sekresi
GH bervariasi sepanjang kehidupan bahkan juga 24 jam. Oleh karena itu pemeriksaan kadar GH sesaat
tidak berarti untuk menegakan diagnosis defisiensi dan perlu dilakukan tes provokasi.

Pada anak, hipoglikemia merupakan perangsang yang kuat sehingga menyebabkan kadar homon
pertumbuhan meningkat. Pada hipoglikemia karena insulin misalnya, kadar hormone pertumbuhan
mencapai 50 ng/mL. Kerja fisik, stress dan rangsangan emosi merupakan perangsangan (stimulus)
fisiologis untuk meningkatkan sekresi hormone ini.

Beberapa obat dan neurotransmitter dapat mempengaruhi sekresi hormone pertumbuhan,


mungkin dengan jalan mempengaruhi sekresi/aktivitas zat-zat pengatur hormone ini. Pada orang
normal, glukokortikoid dosis besar menghambat sektesi hormone pertumbuhan. Kemungkinan besar
inilah salah satu sebab mengapa pemberian glukokortikoid pada anak menghambat pertumbuhan.

Sekersi hormone pertumbuhan yang berlebihan dapat ditekan dengan pemberian


agonisdopamin. Dopamin diketahui merangsang sekresi hormone pertunmbuhan pada orang normal,
tetapi pada akromegalidopamin justru menghambat sekresi hormone tersebut. Bromokriprin, suatu
agonisdopamin derivat ergot, dipakai untuk menekan sekresi hormone pertumbuhan pada pasien tumor
hipofisis. Efek bromokriptin tidak segera terlihat, penurunan kadar hormone dalam darah terjadi setelah
pengobatan dalam jangka panjang. Sekresi hormone pertumbuhan kembali berlebihan setelah
pemberian bromokriptin dihentikan. Bromokriptin juga menekan sekresi prolaktin yang berlebihan yang
terjadi pada tumor hipofisis.
Antagonis serotonin (5-HT) misalnya Siproheptadin dan metergolin, antagonis adrenergic
misalnya pentolamin, juga dapat menghambat sekresi hormone pertumbuhan, tetapi efeknya lemah
dan tidak konsisten. Somatostatin meskipun dapat menghambat sekresi hormone pertumbuhan, tidak
digunkan untuk pengobatan akromegali terutama karena menghambat sekresi hormone-hormon lain.

C. INDIKASI HORMON PERTUMBUHAN

Selama ini, indikasi hormone pertumbuhan hanya dibatasi untuk dimengatasi kekerdilan akibat
hipopituitarisme. Dengan ditemukannya cara rekayasa genetika untuk memproduksi hormone ini secara
mudah dalam jumlah besar, ada kemungkinan penggunaannya untuk mengatasi gangguan pertumbuhan
akan lebih luas. Efektivitas hormon ini pada defisiensi partial dan anak pendek ini yang normal hanya
tampak diawal terapi untuk indikasi ini, sulit ditentukan siapa yang perlu diobati, kapan pengobatan
dimulai dan kapan pengobatan berakhir. Juga perlu disertai penanganan psikologis, yang akan sangat
penting artinya bila terapi gagal.

Berbagai usulan dimunculkan dalam 10 tahun terakhir ini, antara lain anjuran penggunaan pada
anak pendek yang tingginya dibawah 10% populasi dan berespons terhadap terapi hormone
pertumbuhan yang dicobakan dulu selama 6 bulan. Bagaimanapun penggunaan hormone ini pada kasus
tanpa defisiensi hormone berhadapan dengan pertimbangan ethis. Perlu pertimbangan manfaat resiko
yang lebih luas yaitu bukan hanya mempertimbangkan resiko efek samping serius misalnya akromegali,
gangguan kardiovaskular, gangguan metabolism glukosa yang terjadi pada kelebihan hormone endogen
tetapi juga resiko kejiwaan pada kegagalan terapi (perubahan persepsi pendek normal menjadi
abnormal).

Dengan dibuatnya hormone ini, secara rekayasa genetic keterbatasan pengadaan tidak akan
menjadi masalah lagi. Kalau factor biaya yang juga tidak menjadi masalah, perlu dipikirkan adanya
batasan yang jelas mengenai indikasinya. Saat ini telah ada laporan penggunaan diluar indikasi yang
telah jelas, misalnya penyalahgunaan obat atlet untuk mencapai tinggi dan bentuk badan tertentu dan
pada orang lanjut usia untuk menghambat proses penuaan. Meskipun penelitian menunjukan bahwa
hormone pertumbuhan menyebabkan hal-hal yang menguntungkan pada atlet dan orang lanjut usia
yaitu penurunan jumlah jaringan lemah, peningkatan jaringan otot, peningkatan BMR, menurunan total
kolestrol, peningkatan kekuatan isometric dan kemampuan kerja fisik, namun efeknya sebagai anti
penuaan tetap dipertanyakan. Pada menchit, justru GH dan IGF-1 analog secara konsisten
memperpendek umur. Pemakaian GH oleh atlet dilarang oleh komite olimpiade. Terapi hormone GH
telah disetujui di USA untuk pasien yang kekurangan berat (wasting) karena AIDS, terapi ini bermanfaat
untuk sebagian pasien tersebut.

Hormon pertumbuhan perlu diberikan 3x seminggu selama masa pertumbuhan. Pada saat
pubertas, perlu ditambahkan pemberian hormon kelamin agar terjadi pematangan organ kelamin yang
sejalan dengan pertumbuhan tubuh. Evaluasi terapi dilakukan 6 bulan setelah pengobatan. Terapi
dikatakan berhasil bila terlihat pertambahan tinggi minmal 5 cm. Tampaknya, pengobatan lebih berhasil
pada mereka yang gemuk. Pertumbuhan sangat kecil atau hampir tidak ada pada usia 20-24 tahun.
Resistensi, yang sangat jarang terjadi, biasanya disebabkan oleh timbulnya antibody terhadap hormone
pertumbuhan, hal ini dapat diatasi dengan menaikan dosis. Di masa lalu, manfaat GH pada usia dewasa
dengan defisiensi GH tidak pernah dibicarakan. Baru belakangan diketahui gejala-gejala obesitas umum,
kurangnya masa otot dan curah jantung yang menurun akan berkurang dengan pemberian GH. Tahun
2004, GH diindikasikan untuk short-bowl syndrome yang tergantung pada total parenteral nutrition.
Pemberiannya bersama glutamine, untuk memperbaiki pertumbuhan sel mukosa usus. Tahun 1993 di
USA, rhGH diizinkan digunakan untuk meningkatkan produksi susu oleh sapi, tetapi karena sering terjadi
mastitis, maka pemakaian antibiotic meningkat dan dikhawatirkan adanya residu antibiotic pada susu
dan daging sapi.

Hormon pertumbuhan yang dipergunakan dalam klinik saat ini adalah hasil rekayasa genetic.
Penggunaan hormone hasil rekayasa genetic memperkecil kemungkinan efek samping yang ditimbulkan
oleh bahan protein manusia yang belim tentu bebas penyakit. Hal ini menjadi masalah setelah
ditemukannya kasus penyakit Creutzfeld-jacob yaitu degenerasi susunan saraf yang disebabkan oleh
virus Creutzfeld-jacob yang sulit dideteksi sehingga kontaminasinya dalam sari hipofisis manusia tidak
dapat dihindari. Kasus penyakit yang sangat jarang ini ditemukan pada pasien yang mendapat sediaan
hormone pertumbuhan ekstraksi hipofisis manusia. Karena hal diatas, pada pertengahan 1985,
beberapa Negara antara lain USA, telah melarang penggunaan sediaan sari hipofisis manusia.

Ada 2 GH recombinan (rhGH) yang saat ini digunakan yaitu somatropin yang identik dengan GH
manusia yang alaminya dan somatrem yang memiliki tambahan residu metioni. Keduanya diketahui
memiliki potensi yang sama.

Hormon pertumbuhan yang dihasilkan dengan cara rekayasa genetic ini memiliki satu gugus
metionin tambahan pada terminal-N. Hal ini mungkin menjadi penyebab timbulnya antibody dalam
kadar rendah terhdap sediaan ini pada ± 30% pasien, adanya antibody ini tidak mempengaruhi
perangsangan pertumbuhan oleh hormone. Efek biologisnya sama dengan somatropin. 1mg Somatren
setara dengan 2,6 iu hormone pertumbuhan.

D. KEGUNAAN KLINIK HORMON PERTUMBUHAN


Diindikasikan untuk defisiensi hormone pertumbuhan pada anak. Penggunaan pada defisiensi
parsial dan anak pendek normal masih terus diteliti. Suntikan lepas lambat yang melepas obat perlahan-
lahan dapat diberikan subkutan sebulan sekali. Ada pula preparat yang diberikan 3-6x seminggu. Kadar
puncak dicapai dalam 2-4 jam dan kadar terapi bertahan 36 jam. Bila terapi tidak berhasil, setelah 6
bulan harus dihentikan.

Dosisnya harus disesuaikan kebutuhan perorangan, dan diberikan oleh spesialis. Dosis total
seminggu dapat juga dibagi dalam 6-7 kali pemberian, beberapa penelitian menunjukan bahwa respon
lebih baik bila obat diberikan tiap hari. Pengobatan diteruskan sampai terjadinya penutupan epifisis atau
bila tak ada lagi respons.

Anda mungkin juga menyukai