TINJAUAN PUSTAKA
Hipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kelereng yang melekat pada
permukaan bawah otak melalui infundibulum. Lokasinya sangat terlindungi baik
yaitu terletak pada sella turcica ossis sphenoidalis. Disebut master endocrine gland
karena hormon yang dihasilkan kelenjar ini banyak mempengaruhi kelenjar
endokrin lainnya. Jika hipofisis membesar, akan cenderung mendorong ke atas
seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin
akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan. 1,2
Kelenjar hipofisis manusia dewasa terdiri dari lobus posterior atau
neurohipofisis sebagai lanjutan dari hipotalamus, dan lobus anterior atau
adenohipofisis yang berhubungan dengan hipotalamus melalui tangkai hipofisis.
Berikut dibahas dua bagian kelenjar hipofisis tersebut. 1,2
Growth hormone adalah suatu hormone yang diproduksi oleh hipofisis
anterior yang berfungsi meningkatkan pertumbuhan dan metabolism pada sel
target. Target sel hormone ini berada di hampir seluruh bagian tubuh. Growth
hormone juga berperan dalam mensintesis somatomedin pada liver untuk
menstimulasi pertumbuhan lempeng epifiseal. Dampak metabolic dari GH yaitu
mobilisasi asam lemak bebas pada jaringan adiposa dan hambatan metabolisme
glukosa di otot dan di jaringan adiposa. 2
Growth hormone merupakan polipeptida dengan 191-asam amino (BM
21.500) yang disintesis dan disekresi oleh somatotrof hipofisis anterior. Seperti
namanya hormone pertumbuhan berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan
linier yang diperantarai oleh insulin liked growth factor-1 (IGF-1) yang juga
dikenal somatomedin.
Definisi
Gigantisme hipofisis seringkali terjadi sebagai akibat dari sekresi GH
berlebihan sebagai akibat tumor hipofisis dengan onset terjadinya pada anak-anak
sebelum epifisis menutup. Gigantisme biasanya menyerang pada anak-anak umur
6-15 tahun. Gigantisme merupakan peningkatan hormon protein dalam banyak
jaringan, meningkatkan penguraian asam lemak dan jaringan adipose dan kadar
glukosa darah. Gigantisme terjadi pada periode anak-anak ketika skeleton masih
berpotensi untuk tumbuh, atau pada pra pubertas. 3
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat
diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan
hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan. Gigantisme
dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormone pertumbuhan terjadi sebelum
lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab
kelebihan produksi hormone pertumbuhan terutama adalah tumor pada sel-sel
somatrotop yang menghasilkan hormone pertumbuhan. Penyebab gigantisme yang
paling sering adalah adenoma kelenjar pituitary, tetapi gigantisme telah di amati
pada anak laki-laki berusia 2,5 tahun dengan tumor hipotalamus yang mugkin
mensekresi GHRH, terutama pada pancreas yg telah mensekresi dengan sejumlah
besar GHRH. 3,4
Etiologi
Gigantisme disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat
diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan
hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan. Gigantisme
dapat terjadi bila keadaan kelebihan hormone pertumbuhan terjadi sebelum
lempeng epifisis tulang menutup atau masih dalam masa pertumbuhan. Penyebab
kelebihan produksi hormone pertumbuhan terutama adalah tumor pada sel-sel
somatrotop yang menghasilkan hormone pertumbuhan. Adenoma hipofisis
merupakan penyebab yang paling sering. Tumor pada umumnya dijumpai di
sayap lateral sella tursica, tetapi gigantisme telah diamati pada anak laki-laki
berusia 2,5 tahun dengan tumor hipotalamus yang mungkin mensekresi GHRH.
Gigantisme
Frontal Bossing
Kiposis, Ostopenia
Artropi
Pertumbuhan tulang ekstremitas berlebihan 4,5
Kelebihan hormon pertumbuhan (GH) sering terjadi pada usia antara decade
kedua dan keempat, karena GH pada decade dua (usia 5 tahun) merupakan
stadium awal perjalanan penyakit secara lambat. Sedangkan pada decade keempat
terjadi secara terus-menerus setelah stadium awal yang melewati decade tiga
sehingga tampak gejala GH: Frontal Bossing, Pembesaran tangan dan kaki, dll.5
Patomekanisme
Pemeriksaan diagnostik
Diagnosis
gigantisme
ditegakkan
berdasarkan
atas
temuan
klinis,
laboratorium, dan pencitraan. Secara klinis akan ditemukan gejala dan tanda
gigantisme. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan kadar
hormon pertumbuhan. Selain itu, dari penilaian terhadap efek perifer hipersekresi
hormon perfumbuhan didapatkan peningkatan kadar insulin like growth factor-I
(IGF-I). Oleh karena sekresinya yang bervariasi sepanjang hari, pemeriksaan
Penatalaksanaan
1. Operasi
Operasi adalah pilihan utama yang dianjurkan pada kebanyakan
pasien gigantisme, karena termasuk dalam pengobatan yang cepat dan
efektif. Operasi dilakukan dengan melakukan insisi melalui hidung atau
melalui bibir bagian atas. dengan alat khusus dokter bedah menghilangkan
jaringan tumor. Operasi ini biasanya disebut operasi transsphenoidal.
Prosedur ini mengurangi tekanan pada daerah otak sekitarnya dan dengan
8
cepat menurunkan kadar GH. Jika operasi ini berhasil penampilan wajah
dan pembengkakan jaringan akan kembali membaik pada beberapa hari.
Pembedahan berhasil baik pada kebanyakan pasien dengan kadar GH
dalam darah dibawah 45 ng/mg sebelum operasi dan jika diameter tumor
hipofisis belum mencapai 10mm.
Komplikasi yang mungkin terjadi saat pembedahan adalah kerusakan
jaringan di sekitar hipofisis yang normal sehingga pasien memerlukan
menggunaan hormon hipofisis dalam waktu yang lama. Bagian dari
hipofisis menyimpan antidiuretik hormon yang penting dalam balance
cairan yang mungkin secara sementara maupun permanen membahayakan
kesehatan pasien sehingga pasien membutuhkan terapi medis. Komplikasi
yang lain yaitu meningitis. 4,5
2. Terapi medikasi
Terapi medis sering digunakan jika pembedahan tidak berhasil dengan
baik Tiga kelompok obat yang digunakan untuk pengobatan akromegali
gigantisme:
a) Somatostatin analogs (SSAs) berefek pada penurunan produksi
GH dan efektif menurunkan kadar GH dan IGF-I pada 50-70%
pasien. SSAs juga mengurangi ukuran tumor sekitar 0-50% pasien
tapi hanya pada tingkat yang kecil. Beberapa penelitian
menunjukkan SSAs aman dan efektif digunakan dalam jangka
panjang dalam pengobatan pasien dengan akromegali gigantisme
yang tidak disebabkan tumor hipofisis.
b) GH reseptor antagonist (GHRAs)
Kelompok obat yang kedua adalah antagonis reseptor GH (GHRAs),
yang mengganggu kerja GH dan menormalkan kadar IGF-I di lebih dari
90 persen pasien. Diinjeksikan sehari sekali, GHRAs biasanya ditoleransi
dengan baik oleh pasien. Efek jangka panjang pada pertumbuhan tumor
masih diteliti. Efek sampingny antara lain sakit kepala, fatig dan gangguan
fungsi hati. 3,4,5
kekurangan hormon.
Menangani gejala gigantisme
DAFTAR PUSTAKA
1. Melmed S, Kleinberg D. Pituitary masses and tumors. In: Kronenberg HM,
Melmed S, Polonsky KS, Larsen PR. Williams Textbook of Endocrinology.
12th ed. Philadelphia, PA: Saunders Elsevier; 2011:chap 9.
10
5. Hammer
11