Pendahuluan
Mual dan muntah merupakan hal yang sering terjadi dalam
kehamilan. Studi memperkirakan mual dan muntah muncul dalam
50-90% kehamilan. Mual dan muntah terjadi pada kehamilan
dimulai saat 9-10 minggu gestasi, puncak 1113 minggu, dan
membaik saat 12-14 minggu. Pada 1-10% kehamilan, gejala dapat
berlanjut sampai 20-22 minggu.
Mual dan muntah yang normal merupakan mekanisme
protektif pada kehamilan ~ dapat melindungi wanita dan embrionya
terhadap substansi berbahaya dalam makanan, termasuk
mikroorganisme patogen dari produk daging dan racun tumbuhan,
di mana efeknya sangat besar terhadap embriogenesis. Teori ini
didukung oleh studi bahwa wanita dengan mual dan muntah lebih
sedikit menderita keguguran atau lahir mati.
Hiperemesis gravidarum adalah bentuk paling berat dari mual
dan muntah pada kehamilan, ditandai dengan nausea persisten dan
muntah yang dihubungkan dengan ketosis dan penurunan berat
badan (> 5% berat badan sebelum hamil). Kondisi ini menyebabkan
deplesi volume, elektrolit dan ketidakseimbangan asam basa,
defisiensi nutrisi, dan bahkan kematian. Hiperemesis berat
membutuhkan perawatan di rumah sakit dan terjadi pada 0.3-2%
kehamilan (5 dari 1000 kehamilan).
Patofisiologi
Fisiologi terjadinya hiperemesis gravidarum masih kontroversial.
Hiperemesis gravidarum merupakan interaksi kompleks faktor
biologis, psikologis, dan sosio-kultural. Teori yang ada, antara lain :
Perubahan hormon
Wanita dengan hiperemesis gravidarum sering memiliki nilai hCG
yang dapat menyebabkan hipertiroidisme yang transien. hCG dapat
secara fisiologis menstimulasi kelenjar tiroid dan reseptor TSH.
Puncak hCG terutama pada trimester pertama. Beberapa wanita
dengan hiperemesis gravidarum memiliki hipertiroid klinis. TSH
secara transien ditekan (50-70%) dan fT4 meningkat (40-73%)
dengan tanpa gejala hipertiroidisme, tanpa antibodi tiroid sirkulasi,
dan pembesaran kelenjar tiroid. Fungsi tiroid pada hipertiroidisme
transien pada hiperemesis gravidarum akan kembali normal saat
pertengahan trimester dua tanpa pengobatan antitiroid.
Terdapat laporan mengenai kelompok unik hiperemesis
gravidarum yang berkaitan dengan mutasi pada reseptor TSH
Disfungsi hati
Penyakit
hati,
biasanya
mengandung
peningkatan
serum
transaminase, muncul hampir 50% pasien dengan hiperemesis
gravidarum. Gangguan mitokondria fatty acid oxidation (FAO)
dihipotesiskan memiliki peran dalam patogenesis penyakit hati ibu
berkaitan dengan hiperemesis gravidarum. Wanita dengan
heterozigot defek pada FAO
berkaitan dengan hiperemesis
gravidarum dengan gangguan hati ketika mengandung janin dengan
defek FAO disebabkan akumulasi asam lemak di plasenta dan
oksigen reaktif. Kelaparan juga menyebabkan lipolisis perifer dan
peningkatan asam lemak pada sirkulasi Ibu-janin, dikombinasikan
dengan penurunan kapasitas mitokondria untuk mengoksidasi asam
lemak pada Ibu heterozigot dengan defek FAO yang mengandung
janin tanpa defek FAO, dapat juga menyebabkan hiperemesis
gravidarum dan gangguan hati.
Gangguan lipid
Jarnfelt-Samsio, dkk menemukan kadar yang lebih tinggi pada
trigliserida, kolesterol total, dan fosfolipid pada wanita dengan
hiperemesis gravidarum. Studi lain menunjukkan sebaliknya.
Infeksi
Bakteri helicobacter pylori ditemukan pada lambung mencetuskan
mual dan muntah pada kehamilan. Studi menunjukan hal ini masih
kontroversi. Bagaimanapun, mual dan muntah persisten pada
trimester kedua berkaitan dengan ulkus peptikum yang disebabkan
infeksi H pylori.
Genetik
Studi pada 544,087 kehamilan menunjukkan bahwa anak yang lahir
dari Ibu yang mengalami hiepremesis memilik 3 % risiko mengalami
hiperemesis. Sedangkan wanita yang lahir dari Ibu tanpa
hiperemesis memiliki risiko 1,1%. Survei pada Ibu dengan
hiperemesis
menunjukkan
terdapat
lebih
tinggi
kejadian
hiperemesis
pada
saudaranya.
Secara
keseluruhan
data
menunjukkan adanya peran genetik pada hiperemesis gravidarum.
Penelitian biokimia
Hiperemesis gravidarum berkaitan dengan overaktivitas saraf
simpatis dan peningkatan produksi TNF-alfa. Peningkatan adenosin
juga dituliskan; di mana adenosine menghasilkan supresor terhadap
aktivitas saraf simpatis yang berlebih dan produksi sitokin. Sitokin
yang dihasilkan trofoblas juga dapat menginduksi sekresi hCG.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk hyperemesis gravidarum :
- USG obstetri
: untuk mengevaluasi penyakit trofoblas
atau kehamilan ganda
- USG abdomen : apabila terindikasi secara klinis, untuk
mengevaluasi pancreas atau saluran empedu
Terapi dan tata laksana
Tata laksana sebaiknya konservatif dan termasuk di dalamnya
dukungan dan rekomendasi diet. Terapi alternatif antara lain
hipnosis dan akupresur.
- Studi tidak menunjukkan manfaat akupresur. Studi acak ganda
oleh Rosen menggunakan tekanan atau stimulasi elektrik pada
point P6 dalam pergelangan tangan menunjukkan efektifitas
menurunkan berat badan pada hiperemesis gravidarum
- Berbagai kontroversi seputar hipnosis, yang telah dipelajari
pada beberapa kasus hiperemesis gravidarum menunjukkan
manfaat.
- Konseling psikologis juga diperlukan
- Hidrasi cairan saat rawat jalan juga diperlukan. Apabila
pengobatan dan hidrasi cairan saat rawat jalan gagal atau
terjadi gangguan keseimbangan elektrolit, rawat inap dan
hidrasi cairan IV diperlukan
Terapi farmakalogis
Obat yang diterima FDA untuk mual muntah saat hamil hanya
doxylamine/pyridoxine. Bagaimanapun, antihistamin, antimuntah
golongan phenothiazine, dan agen promotilitas (misalnya
metoclopramide) dapat digunakan untuk mengatur mual dan