Anda di halaman 1dari 5

Pentingnya Mempelajari Farmakologi Bagi Mahasiswa Kedokteran

Sakit? Kita pasti sepakat akan menghubungkannya dengan dokter. Benar, dokter
secara operasional dapat didefiniskan sebagai seorang tenaga kesehatan yang menjadi tempat
kontak pertama pasien untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa
memandang jenis penyakit, organologi, golongan usia, dan jenis kelamin yang sedini
mungkin, secara menyeluruh dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan profesional
kesehatan lainnya, dengan menggunakan prinsip pelayanan komprehensif, efektif, dan
efisien, serta menjujung tinggi ta nggung jawab profesional, hukum, etika, dan moral.
Layanan yang diselenggarakannya adalah sebatas kompetensi dasar kedokteran yang
diperolehnya selama pendidikan kedokteran.

Banyak orang tua yang menginginkan anaknya kelak menjadi seorang dokter dengan
memasukannya di fakultas kedokteran, sehingga bagaimanapun caranya akan mereka tempuh
agar anaknya menjadi seorang dokter dengan landasan bahwa profesi dokter itu jarang ada
yang menganggur jika dikaitkan dengan dunia pekerjaan di masa depan dan jumlah presentasi
dokter umum di Indonesia belum ideal dan dibutuhkan waktu tiga sampai lima tahun kedepan
untuk mewujudkan kata ideal tersebut. Namun, untuk mewujudkan kata ideal tersebut perlu
adanya pengetahuan luas dan keterampilan yang baik untuk dapat mengurangi ataupun
mencegah gejala dari suatu penyakit. Maka dari itu, hendaknya seorang mahasiswa
kedokteran diharapkan mampu mengaitkan dan mengaplikasikan ilmu dasar yang satu
dengan ilmu dasar yang lain.

Pengaplikasian ilmu dasar merupakan hal sangat penting bagi mahasiswa kedokteran.
Dengan pengamalan ilmu dasar yang baik, mahasiswa akan mampu mengembangkan
kemampuannya dalam memahami ilmu penunjang yang lain. Selain ilmu dasar, ilmu klinik
juga tidak kalah penting karena merupakan proses aplikasi dari ilmu dasar itu sendiri. Salah
satu disiplin ilmu yang harus dipelajari oleh mahasiswa kedokteran adalah ilmu farmasi
kedokteran yang diajarkan sebagai farmakologi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK), sesuai dengan KIPDI III.

Secara luas farmakologi adalah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel hidup
lewat proses kimia khususnya lewat reseptor. Dalam ilmu kedokteran senyawa tersebut
disebut sebagai obat. Farmakologi sebagai ilmu berbeda dari ilmu lain secara umum pada
keterkaitannya yang erat dengan ilmu dasar maupun ilmu klinik. Sangat sulit mengerti
farmakologi tanpa pengetahuan tentang fisiologi tubuh, biokimia, dan patogenesis penyakit
dan ilmu kedokteran klinik. Jadi, farmakologi ialah ilmu yang mengitegrasikan ilmu
kedokteran dasar, dan menjembatani ilmu preklinik dan ilmu klinik. Mahasiswa yang belajar
farmakologi mendapat bayangan yang lebih jelas mengenai keterkaitan antara ilmu
kedokteran dasar yang telah mereka dapat dan yang akan didapat, karena farmakologi terkait
dengan hampir semua ilmu kedokteran lainnya termasuk ilmu gizi.

Pengetahuan dasar farmakologi dapat bermanfaat bagi dokter, mahasiswa yang tengah
menempuh pendidikan preklinik, dan orang lain yang menggunakan pengetahuan tentang
obat dalam pekerjaannya sehari-hari. Bagi mahasiswa kedokteran, farmakologi dapat
diartikan sebagai seni menimbang. Maksudnya, tanpa pengetahuan farmakologi yang baik
mahasiswa akan sulit menentukan kesesuaian obat dengan diagnosa penyakit yang telah
dibuat dan dapat merupakan sumber bencana bagi pasien karena ketidaktahuan obat yang
aman secara murni ketika terjun dalam dunia praktik. Hanya dengan penggunaan yang
cermat, obat akan bermanfaat tanpa efek samping tidak diinginkan yang terlalu menggangu.
Selain itu, pengetahuan mengenai efek samping obat memampukan mahasiswa kedokteran
mengenal tanda dan gejala yang disebabkan obat. Jadi, obat selain bermanfaat dalam
pengobatan penyakit, juga merupakan penyebab penyakit.

Terlepas dari peran farmakologi dalam kaitannya dengan kesesuaian obat dan
diagnosa yang dibuat, ketika seorang mahasiswa kedokteran yang telah menyelesaikan masa
preklinik dan akan melanjutkan masa klinik, ilmu farmakologi yang ia dapat selama
pendidikan akan menjadi alat komunikasi penghubung sesama profesi atau dengan ahli
farmasi menyangkut aktivitas pemberian obat kepada pasien demi kelangsungan hidup serta
hak sehat manusia. Selain sebagai alat komunikasi, seorang mahasiswa kedokteran dengan
pemahaman farmakologi yang baik berarti telah berhasil mengintegrasikan prinsip bioetika
kedokteran khususnya prinsip Beneficence, dan Non-malficence, dimana seorang dokter
menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk
memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk serta seorang dokter tidak melakukan
perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya
bagian pasien sendiri.

Oleh karena itu, pentingnya ilmu farmakologi tidak dapat diragukan lagi. Tanpa bekal
pengetahuan farmakologi yang matang, baik dokter maupun mahasiswa kedokteran sukar
mengikuti perkembangan pesat ilmu farmakologi dan menunjukan kualitas tenaga kesehatan
suatu negara. Perkembangan yang pesat itulah menuntut setiap negara berlomba-lomba untuk
menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas. Semakin baik pemahaman tenaga kesehatan
suatu negara mengenai perkembangan farmakologi, maka semakin baik pula kualitas kinerja
tenaga kesehatan di negara tersebut.
ARTIKEL

PENTINGNYA MEMPELAJARI FARMAKOLOGI BAGI MAHASISWA

KEDOKTERAN

DISUSUN OLEH:

LILY SABET

G1A116023

DOSEN PEMBIMBING :

dr. Ave Olivia Rahman, M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2016/2017

Anda mungkin juga menyukai