KELOMPOK 5A
Tutor :
dr. Hasna Dewi, Sp.PA
1. LI
2. LI
3. LI
4. LI
5. A. Penyebab :
Kecelakaan
Hipertensi
Vertigo
Sinkop
6. Pencegahan :
Mengamati lingkungan sekitar
Keseimbangan
7. Usia → rentan nyeri akibat fraktur
8. Ada
↓osteoblas → Esterogen menurun → rentan keropos/osteroporosis → rentan fraktur →
osteoblas↑
9. A. Fraktur terbuka
B. Fraktur tertutup
Daerah rentan fraktur :
- f. metatarsal
- f. metacarpal
- f. patella
- f. tibia
- f. Vertebrae
C. fraktur komplit
D. fraktur inkomplit
- Komplikasi dini
- Komplikasi lanjut
Fisiologi Kulit
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh.
Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi,
pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D. Kulit juga sebagai
barier infeksi dan memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan.2
a. Fungsi proteksi Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara
sebagai berikut:2
1) Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia.
2) Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan
dehidrasi, selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh
melalui kulit.
3) Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari
kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di
permukaan kulit.
4) Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada
stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di
sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari,
sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan
pada proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.
5) Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang
pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap
mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang
masuk melewati keratin dan sel Langerhans
b. Fungsi absorpsi2
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti
vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida.
Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan
kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material
toksik dapat diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga
dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke
kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan. Kemampuan absorpsi
kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan
jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau
melalui muara saluran kelenjar, tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis
daripada yang melalui muara kelenjar.
c. Fungsi ekskresi2
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya,
yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat:
1) Kelenjar sebasea Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada
folikel rambut dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen.
Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar
sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit.
Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan
elektrolit. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan
memproteksi keratin.
2) Kelenjar keringat Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL
air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang
yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan
bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan
panas, keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam,
karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak
dan urea.
Terdapat dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar
keringat merokrin.
Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis,
serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau
yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem
saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar
berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar
keringat apokrin melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke
permukaan luar.
Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan
kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah
metabolism. Kadar pH-nya berkisar 4,0−6,8 dan fungsi dari kelenjar
keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan,
mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asing
dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan
dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.
d. Fungsi persepsi Kulit2
mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.
Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis,
badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan,
demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan
terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik
tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
e. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)2
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua
cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler.
Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak
serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa
keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan
lebih sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi)
sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.
f. Fungsi pembentukan vitamin D2
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi
kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu
memodifikasi prekursor dan menghasilkan kalsitriol, bentuk vitamin D yang aktif.
Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan
dari traktus gastrointestinal ke dalam pembuluh darah. Walaupun tubuh mampu
memproduksi vitamin D sendiri, namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara
keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan.Pada
manusia kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah,
kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.
2. Bagaimana anatomi, histologi dan fisiologi tulang ?
Jawab :
Anatomi Tulang
Tulang adalah jaringan hidup yang strukturnya dapat berubah apabila mendapat
tekanan. Seperti jaringan ikat lain, tulang terdiri atas sel-sel, serabut-serabut, dan
matriks. Tulang bersifat keras oleh karena matriks ekstraselularnya mengalami
kalsifikasi, dan mempunyai derajat elastisitas tertentu akibat adanya serabut-serabut
organik.
Dapat dibedakan dua jenis tulang, yakni tulang kompakta dan tulang spongiosa.
Perbedaan antara kedua jenis tulang tadi ditentukan oleh banyaknya bahan padat dan
jumlah serta ukuran ruangan yang ada di dalamnya. Semua tulang memiliki kulit luar
dan lapisan substansia spongiosa di sebelah dalam, kecuali apabila masa substansia
spongiosa diubah menjadi cavitas medullaris (rongga sumsum).3
Fisiologi Tulang
a. Menopang Tubuh
Sistem kerangka adalah sistem yang memberikan bentuk pada tubuh juga
menopang jaringan lunak dan sebagai titik perlekatan tendon dari sebagian besar
otot.3
b. Proteksi
Sistem kerangka melindungi sebagian besar organ dalam tubuh yang sangan
penting untuk berlangsungnya kehidupan, seperti otak yang dilindungi oleh tulang
cranial, vertebrae yang melindungi sistem saraf dan tulang costa yang melindungi
jantung dan paru-paru.3
c. Mendasari Gerakan
Sebagian besar dari otot melekat pada tulang, dan ketika otot berkontraksi, maka
otot akan menarik tulang untuk melakukan pergerakan.3
d. Homeostasis Mineral (penyimpanan dan pelepasan)
Jaringan tulang menyimpan beberapa mineral khususnya kalsium dan fosfat yang
berkontribusi untuk menguatkan tulang. Jaringan tulang menyimpan 99% dari
kalsium dalam tubuh. Apabila diperlukan, kalsium akan dilepaskan dari tulang ke
dalam darah untuk menyeimbangkan krisis keseimbangan mineral dan memenuhi
kebutuhan bagian tubuh yang lain.3
e. Memproduksi Sel Darah
Sumsum tulang merah adalah tempat dibentuknya sel darah merah, beberapa
limfosit, sel darah putih granulosit dan trombosit.3
f. Penyimpanan Trigliserid
Sumsum tulang kuning sebagian besar terdiri dari sel adiposa yang menyimpan
trigliserid.3
Histologi tulang
Struktur umum jaringan tualng terdiri dari matrik tulang, bahan inetrsel yang mengalami
kalsifikasi, osteosit (sel tulang) yang terdapat dalam lakuna (rongga) pada matrik, osteoblas
yang berperan untuk sintesis bahan organik matrik tulang : serabut kolagen dan glikoprotein
dan osteoklas : sel raksasa yang berperan untuk perombakan matrik tualng dan perubahan
bentuk jaringan tulang.3
a. Osteoblas
Adalah bentuk sel tulang muda, fungsi penting dari sel ini adalah untuk sintesis
bahan organik matrik tulang yaitu serabut kolagen dan glikoprotein. Bila aktif
mensintesis osteoblas menunjukkan sel yang berbentuk kuboid, mempunyai
sitoplasma basofilik, mempunyai prosesus sitoplasmik yang memungkinkan
berhubungan dengan osteoblas lain/ disekitarnya,retikulum endoplasmik granuler
dan aparatus golgi yang berkembang dengan baik. Mereka adalah molekul yang
mempunyai polarisasi, pengeluaran molekul yang disentesis melalui permukaan
sel yang berhubungan dengan matrik tulang, nukleus besar dan bulat, mempunyai
kromatin halus yang tersebar terutama pada sisi sel yang jauh dari matrik.
Osteoblas dikelilingi matrik yang baru disintesis dikenal dengan osteoklas.3
b. Osteosit
adalah sel-sel tulang yang matur yang terbungkus dalam lapisan-lapisan matrik
tulang yang telah mengalami mineralisasi, osteosit mempunyai juluran filopodial
yang menggandengkan dengan sel tulang lain saluran filopodial ini (kanalikuli)
memungkinkan difusi nutrisi dari kapiler terdekat menuju osteosit-osteosit yang
jauh, fenomena ini bisa mendukung nutrisi bagi kira-kira 15 rantai lingkaran /
lamela osteosit. Osteosit lebih kecil dibanding osteoblas, mempunyai retikulum
endoplasmik dan aparatus golgi jauh lebih sedikit dibanding osteoblas serta
kromatin inti yang lebih padat, mempunyai fungsi memelihara matrik tulang.
Osteosit dan osteoblast diketahui mempunyai kalsium fosfat yang berikatan
dengan protein atau glikoprotein, suatu indikasi kemampuan untuk melakukan
kalsifikasi matrik.3
c. Matrik tulang
bahan anorganik utama dalam matrik tulang adalah kalsium dan fosfor, keduanya
membentuk kristal hidroksiapatit yang terletak di samping fibril kolagen dan
dikelilingi zat dasar amorf. Ion-ion permukaan hidroksiapatit terhidrasi dan satu
lapisan air dan ion terbentuk disekitar kristas tersebut lapisan ini disebut kulit
hidrasi / hydration shell yang mempermudah pertukaran ion diantara kristal
tersebut dan cairan tubuh. Adapun bahan organik matrik tulang adalah dominan
serabut kolagen, dan zat dasar amorf yang mengandung glikoaminoglikan yang
berhubungan dengan protein. Glikoaminoglikan tulang adalah : kondroitin 4-
sulfat, kondroitin- 6 sulfat dan keratan sulfat, hubungan hidroksiapatit dengan
serabut kolagen berhubungan dengan kekuatan dan resistensi yang merupakan ciri
pokok ulang.3
d. Periosteum dan endoosteum
Permukaan dalam dan luar jaringan tulang dilapisi oleh endoosteum dan
periosteum, suatu jaringan ikat yang penting bagi jaringan tulang, keduanya
vaskuler dan mempunyai sel dengan morfologi fibroblas yang berdiferensiasi
menjadi osteoblas yang memegang peranan dalam pertumbuhan dan perbaikan
jaringan tulang dan menjaga suplai nutrisi bagi sel-sel tulang dari keberadaanya
yang vaskuler, perbaikan kerusakan tulang akan dilakukan oleh diferensiasi sel-sel
di periosteum dan endoosteum menjadi sel-sel tulang baru.3
3. Sistem persarafan
a. Saraf pusat
Pada lansia akan terjadi penurunan berat otak pada usia 45-50
tahunkurang lebih 11% dari berat maksimal. Otak mengandung 100juta sel
termasuk diantaranya sel neuron yang berfungsi menyalurkan impulslistrik
dari susunan saraf pusat.Pada penuaan, otak kehilangan 100.000 neuron/tahun.
Terjadi atroficerebal (berat otak menurun 10%) antar usia 30-70 tahun. Secara
berangsur-angsur tonjolan dendrit di neuron hilang disusul membengkaknya
batang dendritdan batang sel. Secara progresif terjadi fragmentasi dan
kematian sel. 4,5
b. Saraf perifer
Saraf perifer tepi adalah jaringan saraf untuk semua gerakan
(sarafmotorik) dan sensasi (saraf sensoris). Jaringan saraf ini berhubungan
dengan sistem sarat pusat (SSP) melalui batang otak danpada beberapa tempat
sepanjangkord spinal. Penuaan menyebabkan penurunan presepsi sensorik dan
respon motorikpada susunan SSP. Hal ini terjadi karena SSP pada usia lanjut
usia mengalami perubahan. Berat otak pada lansia berkurang berkaitan dengan
berkurangnya kandungan protein dan lemak pada otak sehingga otak menjadi
lebih ringan. Daya hantar saraf mengalami penurunan 10% sehingga gerakan
menjadilambat. Akson dalam medula spinalis menurun 37%. Perubahan
tersebut mengakibatkan penurunan kognitif, koordinasi, keseimbangan,
kekuatan otot,reflek, perubahan postur dan waktu reaksi. Secara fungsional
terdapat suatu perlambat reflek tendon, terdapat kecenderungan kearah tremor
dan langkah yang pendek-pendek atau gaya berjalan dengan langkah kaki
melebar disertai dengan berkurangnya gerakan yang sesuai.Waktu reaksi
menjadi lebih lambat, dengan penurunan atau hilangnya hentakan pergelangan
kaki dan pengurangan reflek lutut, bisep dan trisep terutama
karenapengurangan dendrit dan perubahan pada sinaps, yang memperlambat
konduksi. 4,5
4. Sistem Cardiovascular
5. SistemUrinari
Nenek W diduga mengalami nyeri akibat adanya fraktur femur, manifestasi klinis
dari fraktur adalah hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstremitas, krepitus,
pembengkakan lokal,perubahan warna dan nyeri yang merupakan sensasi subjektif
dan pengalaman emosional tidak menyenangkan yang memperlihatkan
ketidaknyamanan secara verbal dan non verbal berkaitan dengan kerusakan jaringan
yang aktual dan potensial yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi
kerusakan. Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal
yang disebabkan oleh stimulus tertentu. 9
Nyeri akibat trauma ini muncul sebagai akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami
kerusakan. Reseptor nyeri (nosiseptor) mencakup ujung-ujung saraf bebas yang
berespon terhadap berbagai rangsangan termasuk tekanan mekanis (trauma),
deformasi, suhu yang ekstrim, dan berbagai bahan kimia. Energi dari stimulus ini
dapat diubah menjadi energi listrik dan perubahan energi ini dinamakan transduksi.
Transduksi dimulai di perifer, ketika stimulus terjadinya nyeri mengirimkan impuls
yang melewati serabut saraf nyeri perifer yang terdapat di pancar indera, maka akan
menimbulkan potensial aksi. Setelah proses transduksi selesai, transmisi impuls nyeri
dimulai Kerusakan sel dapat mengakibatkan pelepasan neurotransmitter seperti
histamin,bradikinin, serotonin, beberapa prostaglandin, ion kalium, ion hydrogen,
dan substansi P. Masing-masing zat tersebut tertimbun di tempat cedera termasuk
fraktur,hipoksia, atau kematian sel. Substansi yang peka terhadap nyeri yang terdapat
disekitar serabut nyeri di cairan ekstraseluler, menyebarkan pesan adanya nyeri dan
menyebabkan inflamasi. 9
8. Apakah ada hubungan usia dengan jenis kelamin terhadap keluhan?
Jawab :
Pada usia menpouse, terjadi penurunan kadar estrogen sehingga mengakibatkan
penurunan aktivitas osteoblas. Hal ini mengakibatkan penurunan matriks organic
tulang dan peningkatan jumlah osteoklas di dalam jaringan trabekular yang
mengakibatkan patah tulang.
Pada wanita dan laki-laki terjadi penurunan kadar androgen pada saat menopouse.
Akan tetapi, kadar estron laki-laki lebih tinggi di bandingkan perempuan, sehingga
wanita lebih beresiko mengalami patah tulang. Departemen Kesehatan RI
mengelompokan usa lanjut menjadi usia lanjut dini yaitu kelompok yang mulai
memasuki usia lanjut (55-64) : kelompok usia lanjut yaitu kelompok masa senium
(65-70); dan kelompok usia lanjut dengan beresiko tinggi (>70).
1. Fraktur terbuka
2. Fraktur tertutup
3. Fraktur kompresi
4. Fraktur stres
5. Fraktur avulsi
6. Greenstick Fracture (fraktur lentur atau salah satu tulang patah sedang sisi lainnya
membengkok)
7. Fraktur transversal
8. Fraktur kominutif (tulang pecah menjadi beberapa fragmen)
9. Fraktur impaksi
Klasifikasi Klinis10
Manifestasi dari kelainan akibat trauma pada tulang bervariasi. Klinis yang
didapatkan akan memberikan gambaran pada kelainan tulang. Secara umum keadaan
patah tulang secara klinis dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Fraktur tertutup (close fracture).
Fraktur tertutup adalah fraktur dimana kulit tidak ditembus oleh fragmen tulang
sehingga lokasi fraktur tidak tercemar oleh lingkungan atau tidak mempunyai
hubungan dengan dunia luar.
2. Fraktur terbuka (open fracture).
Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui
luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk dari dalam (from within) atau dari
luar (from without)
3. Fraktur dengan komplikasi (complicated fracture).
Fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai dengan komplikasi misalnya
mal-union, delayed union, non-union, serta infeksi tulang.
Klasifikasi Radiologis10
Klasifikasi fraktur berdasarkan penilaian radiologis yaitu penilaian lokalisasi/letak
fraktur, meliputi: diafisial, metafisial, intraartikular, dan fraktur dengan dislokasi.
a. Fraktur transversal
Fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang. Pada fraktur
semacam ini, segmen-segmen tulang yang patah direposisi atau direduksi kembali ke
tempatnya semula, maka segmen-segmen itu akan stabil, dan biasanya dikontrol
dengan bidai gips.
b. Fraktur kuminutif
Serpihan-serpihan atau terputusnya keutuhan jaringan dimana terdapat lebih dari dua
fragmen tulang
c. Fraktur oblik
Fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang. Fraktur ini tidak stabil
dan sulit diperbaiki
d. Fraktur segmental
Dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang menyebabkan terpisahkan segmen
sentral dari suplai darahnya. Fraktur semacam ini sulit ditangani. Biasanya, satu ujung
yang tidak memiliki pembuluh darah akan sulit sembuh dan mungkin memerlukan
pengobatan secara bedah
e. Fraktur impaksi atau fraktur kompresi
Terjadi ketika dua tulang menumbuk tulang yang berada di antaranya, seperti satu
vertebra dengan dua vertebra lainnya (sering disebut dengan brust fracture). Fraktur
pada korpus vertebra ini dapat didiagnosis dengan radiogram. Pandangan lateral dari
tulang punggung menunjukkan pengurangan tinggi vertikal dan sedikit membentuk
sudut pada satu atau beberapa vertebra
f. Fraktur spiral
Timbul akibat torsi pada ekstremitas. Fraktur-fraktur ini khas pada cedera terputar
sampai tulang patah. Jenis fraktur ini hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaringan
lunak dan cenderung cepat sembuh dengan imobilisasi luar.
Komplikasi Fraktur10
Secara umum komplikasi fraktur terdiri atas komplikasi awal dan komplikasi
lama
Komplikasi Awal
1. Syok
Syok terjadi karena kehilangan banyak darah darah dan meningkatnya permeabilitas
kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. Hal ini biasanya terjadi pada
fraktur. Pada beberapa kondisi tertentu, syok neurogenik sering terjadi pada fraktur
femur karena rasa sakit yang hebat pada pasien.
2. Kerusakan arteri
Ditandai dengan tidak adanya nadi; CRT (Cappillary Refill Time) menurun; sianosis
bagian distal; hematoma yang lebar; serta dingin pada ekstremitas
3. Sindrom kompartemen
Suatu kondisi di mana terjadi terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah
dalam jaringan parut akibat suatu pembengkakan dari edema atau perdarahan yang
menekan otot, saraf, dan pembuluh darah.
4. Infeksi
Infeksi dimulai pada kulit (superfisial) dan masuk ke dalam.
5. Avaskular nekrosis
Avaskular nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke tulang rusuk.
6. Sindrom emboli lemak
Terjadi karena sel-sel lemak yang dihasilkan sumsum tulang kuning masuk ke aliran
darah dan sebabkan tingkat oksigen dalam darah rendah
Komplikasi Lama
1. Delayed Union
Kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk
sembuh atau tersambung dengan baik.
2. Non-union
Apabola fraktur tidak sembuh dalam waktu 6-8 bulan dan tidak terjadi konsolidasi
sehingga terdapat pseudoartrosis (sendi palsu)
3. Mal-union
Keadaan dimana fraktur sembuh pada saatnya, etapi tidak terdapat deformitas yang
membentuk angulasi, varus/valgus, pemendekan, atau menyilang, misalnya pada
fraktur radius-ulna.
10. Bagaimana prosedur pemeriksaan rontgen?11
Jawab :
a. Penilaian radiologi muskuloskeletal
1. Adequency: pada radiografi muskuloskeletal yang adekuat, dapat di bedakan korteks,
dan medula tulang, terlihat trabekula, dan jaringan lunak
2. Aligenment: di nilai kesegarisan antara tulang satu dengan yang lain pada persendian
3. Bones: dinilai bentuk, ukuran, batass, kontur dan densitas tulang
4. Cartilage: dinilai tulang rawan dan persendian
5. Soft tissues: di periksa adanya benda asing, pembengkakan, klasifikasi, penulangan
b. Teknik pemotretan
Bila secara klinis di duga adanya fraktur harus di buat 2 foto, yaitu Anterior pasterior
dan lateral (AP/LAT) bila tidak mungkin misalnya keadaan umum pasien tidak
mengizinkan maka di buat 2 proyeksi tegak lurus satu sama lain. persendian
proksimal dan distal harus tampak pada foto Interpretasi foto X-Ray Periksa adanya
benda asing posisi fraktur Sebatang tulang panjang terbagi menjadi 3 bagian,
(bayangkan tulang panjang di bagi 3 bagian) yaitu :
1) 1/3 Proximal (1/3 bagian atas)
2) 1/3 Medial (1/3 bagian tengah)
3) 1/3 Distal (1/3 bagian bawah)
pada kasus fraktur, hal yang perlu di deskripsikan adalah: EFER
Enveronment(berdasarkan adanya luka/kontak dengan lingkungan):
1) Fraktur Terbuka: Bila terdapat luka dimana fragmen tulang mendesak ke otot dan
kulit sehingga adanya hubungan dengan dunia luar
2) Fraktur Tertutup: Dimana fraktur tidak disertai dengan adanya robekan jaringan kulit
sehingga ujung – ujung fragmen yang patah tidak langsung berhubungan dengan
dunia luar.
Extend(luas frakture)
1) Fraktur In-komplit, meliputi hanya sebagian retakan pada sebelah sisi tilang, sebagian
lagi biasanya hanya retak.
Fraktur Komplit, garis fraktur menyilang atau memotong seluruh tulang dan fragmen
– fragmen tulangnya biasanya tergeser.
Jawab :
ANAMNESIS
Berdasarkan skenario , hal yang dapat dianamnesis adalah
Identitas :
- Nama : Nenek W
- Usia : 73 tahun
Keluhan utama :
- Sakit pada tungkai
RPD :
- Terpeleset dikamar mandi
PEMERIKSAAN FISIK
- Kesadaran baik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Dokter menyarankan nenek W melakukan Rontgen
ANAMNESIS
Anamnesis baik dari pasien maupun pengantar pasien. Informasi yang digali adalah
mekanisme cedera, apakah pasien mengalami cedera atau fraktur sebelumnya. Pasien
dengan fraktur tibia mungkin akan mengeluh rasa sakit, bengkak dan ketidakmampuan
untuk berjalan atau bergerak, sedangkan pada fraktur fibula pasien kemungkinan
mengeluhkan hal yang sama kecuali pasien mungkin masih mampu bergerak.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik yang dibutuhkan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu look, feel,
move. Yang pertama look atau inspeksi di mana kita memperhatikan penampakan dari
cedera, apakah ada fraktur terbuka (tulang terlihat kontak dengan udara luar). Apakah
terlihat deformitas dari ekstremitas tubuh, hematoma, pembengkakan dan lain-lain. Hal
kedua yang harus diperhatikan adalah feel atau palpasi. Kita harus mempalpasi seluruh
ekstremitis dari proksimal hingga distal termasuk sendi di proksimal maupun distal dari
cedera untuk menilai area rasa sakit, efusi, maupun krepitasi. Seringkali akan ditemukan
cedera lain yang terjadi bersamaan dengan cedera utama. Poin ketiga yang harus dinilai
adalah move.Penilaian dilakukan untuk mengetahui ROM (Range of Motion). Seringkali
pemeriksaan ROM tidak bisa dilakukan karena rasa sakit yang dirasakan oleh pasien
tetapi hal ini harus tetap didokumentasikan. Pemeriksaan ekstrimitas juga harus
melingkupi vaskularitas dari ekstrimitas termasuk warna, suhu, perfusi, perabaan denyut
nadi, capillary return (normalnya < 3 detik) dan pulse oximetry. Pemeriksaan neurologi
yang detail juga harus mendokumentasikan fungsi sensoris dan motoris.
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Tegantung dari kondisi pasien, pemeriksaan foto thorax dapat dilakukan. Dalam
pemeriksaaan radiologi untuk cedera dan fraktur diberlakukan rule of two yaitu:
a. Dua sudut pandang
b. Dua Sendi
c. Dua ekstrimitas
d. Dua waktu
Jawab :
Berdasarkan anamnesis dan scenario yang terjadi pada nenek W adalah Fraktur tertutup
pada tungkai kaki kanan dan kiri
Jawab :
Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas dan riwayat jatuh adalah
mengkaji dan mengobati trauma fisik akibat jatuh; mengobati berbagai kondisi yang
mendasari instabilitas dan jatuh; memberikan terapi fisik dan penyuluhan berupa latihan
cara berjalan, penguatan otot, alat bantu, sepatu atau sandal yang sesuai; mengubah
lingkungan agar lebih aman seperti pencahayaan yang cukup; pegangan; lantai yang
tidak licin, dan sebagainya.
Pada kasus dalam skenario, nenek W didiagnosis mengalami fraktur akibat jatuh..
Tatalaksana medis pada fraktur yang dialami oleh nenek W bertujuan untuk
mengembalikan pasien pada fungsi sebelum terjadi fraktur. Hal ini dapat dicapai dengan:
operasi
Adakalanya operasi dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas bila ada
penyakit penyerta seperti riwayat infark miokard. Pada keadaan ini operasi sebaiknya
ditunda hingga risiko infark berkurang. Operasi sebaiknya ditunda pula pada pasien
yang membutuhkan terapi antikoagulan segera. Oleh karena itu, pada pasien usia
lanjut yang mengalami fraktur diperlukan penilaian geriatric yang komprehensf.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, dibuat pengkajian geriatric yang prinsipnya
mencakup penyakit dasar, penyakit penyerta, faktor risiko, prognosis, dan kelayakan
operasi. Bila didapatkan penyakit penyerta pada pasien yang akan dioperasi maka
dilakukan manajemen perioperatif hingga penyakit penyerta tersebut dapat terkontrol
atau terkendali.
mobilisasi dini
Penting untuk menghindari komplikasi akibat tirah baring yang lama.
Perlu pula dilakukan penapisan aktivitas hidup harian sebelum dan setelah fraktur
maupun adanya gangguan fungsi kognitif dan depresi.
- Aktivitas hidup harian secara sederhana dapat dinilai dengan indeks activity
daily living (ADL) Barthel.
- Evaluasi fungsi kognitif dapat secara kuantitatif menggunakan abbreviated
mental test (AMT) atau mini-mental state examination (MMSE).
- Adanya depresi ditapis dengan geriatric depression scale (GDS).\
Tatalaksana terhadap nyeri yang dialami oleh nenek W : dapat diberikan paracetamol
500 mg hingga dosis maksimal 3000 mg per hari. Bila respons tidak adekuat dapat
ditambah dengan kodein 10 mg.
Obat antiinflamasi non steroid: ibuprofen 400 mg 3 kali sehari. Pada keadaan sangat
nyeri ( terutama bila terdapat osteoporosis), kalsitonin 50-100 IU dapat diberikan
subkutan malam hari
Untuk mencegah tromboemboli, baik thrombosis vena dalam maupun emboli paru,
pasien perlu mendapat obat antikoagulan selama masa perioperatif. Warfarin
diberikan dengan target international normalized ratio (INR) 2-3. Heparin diberikan
dengan target partial thromboplasitin time (aPTT) 1,5-2,5 kontrol. Low molecular
weight heparin (LMWH) dapat diberikan tanpa pengontrolan Appt. Sebelum operasi,
antikoagulan dihentikan dulu agar perdarahan luka operasi terkendali. Setelah
operasi, antikoagulan dapat diberikan hingga 2-4 minggu atau bila pasien sudah dapat
mobilisasi.
Evaluasi pemeriksaan elektrolit berkala, evaluasi obat-obatan yang digunakan untuk
menghindarkan pasien dari efek samping polifarmasi.
Asupan nutrtisi pada nenek W perlu diperhatikan untuk mencegah malnutrisi.
Suplemen protein dalam jumlah besar harus diberikan, karena asupan pada masa
pascaoperasi dapat kurang dari seharusnya.
Jawab :
Jenis-jenis tirah baring ada 2, yaitu tirah baring partial dan tirah baring total. Pada
tirah baring partial, pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari, sedangkan tirah
baring total semua aktivitas dilakukan ditempat tidur atau tidak beraktivitas. 17
Tidak pernah ada yang membuktikan bahwa tirah baring ialah engobatan yang
adekuat. Namun, tirah baring umumnya dipreskripsikan bagi kondisi berikut meskipun
resikonya telah diketahui.18
Sesuai dengan skenario, Nenek W sebaiknya mendapat tirah baring partial, sehingga
beberapa aktivitas masih dapat dilakukan. Hal ini berguna untuk mencegah komplikasi-
komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat tirah baring.
15. Apa saja komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat tirah baring yang lama?
Jawab :
Efek yang ditimbulkan akibat tirah baring yang lama antara lain :14
1. Sistem muskuloskeletal
Kekuatan
Tirah baring akan mengurangi kekuatan otot secara bertahap sebanyak 0,7-1,5% per
hari atau bisa berkurang sebanyak 25-40% secara keseluruhan. Pengurangan muncul
paling besar pada minggu pertama. Selanjutnya berkurang secara bervariasi. Atrofi
fiber otot akan mulai muncul pada 24 jam selanjutnya. Atrofi otot bergantung pada
derajat dan penyebab ketidakaktifan tubuh. Pada gangguan fungsi lower motor
neuron dengan paralisis flacid kronis yang irreversible , sejumlah otot berkurang 90-
95%. Pada upper motor neuron dengan spasme akan berkurang 30-35% karena
kontraksi otot mencegah atrofi.
Daya tahan
Berkurangnya kekuatan dan efek lanjutan dari tirah baring pada sistem
kardiovaskuler akan mengakibatkan berkurangnya daya tahan.
Sendi
Tirah baring berefek pada sendi. Hyalin kartilage pada sendi menerima nutrisi
melalui influks den efluks cairan sinovial yang disebabkan gerakan sendi. Selama
tirah baring, proses ini akan berhenti. Oleh karena itu nutrisi untuk hyalin kartilage
jadi tidak terpenuhi dan seiring berjalannya waktu, artikular kartilage akan berubah.
Kontraktur adalah kehilangan lingkup gerak pada sendi. Hal ini karena beberapa
sebab, seperti kekakuan jaringan ikat, otot, dan kapsul sendi, seperti pada penyakit
sendi. Pada pasien tirah baring, faktor mekanik sangat penting. Jika otot tidak
bergerak dalam waktu lama, maka fiber otot dan jaringan ikat akan memendek,
menyebabkan kontraktur pada sendi yang relaks. Pemendekan ini terjadi posisi
menetap selama 5-7 hari karena kontraksi serat kolagen dan penurunan sarkomer
pada serat otot. Jika hal ini berlangsung selama 3 minggu, maka jaringan ikat lunak
akan digantikan dengan jaringan ikat padat, menyebabkan kontraktur.
2. sistem saraf
Walaupun tirah baring tidak berpengaruh secara langsung pada sistem saraf,
penyakit koordinasi dan keseimbangan akan terpengaruh. Pada pasien dengan lesi
sistem saraf pusat karena inkoordinasi, efek tirah baring akan lebih parah. Focal
compression neuropathi menurapak komplikasi umum dan komplikasi keduanya
adalah foot drop karena kompresi saraf peroneal
3. Sistem Kardiovaskuler
Efek tirah baring akan meningkatkan tonus simpatetis, meningkatkan detak jantung,
menurunkan efisiensi jantung, postural hipotensi, dan phlebothrombosis. Detak
jantung meningkat satu kali permenit setiap harinya pada orang sehat. Volume darah
berkurang sebanyak 7%. Penggunaan oksigen menurun sebanyak 27% setiap 20
hari. Kondisi ini menurunkan efisiensi jantung dan mengakibatkan postural
hipotensi. Gejalanya berupa pusing atau pingsan.
4. Sistem Pernafasan
Pada posisi terlentang, pasien tirah baring biasanya tidak mengkontraksikan otot
interkostal, diafragma, atau abdomen untuk inspirasi dan ekspirasi maksimal. Atrofi
otot secara umum akan berpengaruh terhadap fungsi dan efisiensi pernafasan. Selain
itu tirah baring juga berpengaruh terhadap mekanisme batuk karena efisiensi silia
berkurang dan batuk menjadi tidak maksimal.
5. Sistem Ginjal dan Urinari
Hiperkalsiuria akibat perubahan tulang yang diinduksi tirah baring akan menjadi
faktor predisposisi pasien mengalami infeksi dan batu ginjal. Karena urin akan
menentap di ginjal dan tidak terbawa aliran melalui drainase atau saluran.
6. Kulit dan Jaringan Dibawahnya
Tirah baring mengakibatkan perubahan komposisi pada kulit dan biasanya
berhubungan dengan tekanan. Ketika jaringan terkena tekanan lebih besar dari
tekanan intrakapiler untuk periode lama, aliran darah akan terhambat. Jaringan akan
iskemik dan menjadi kerusakan jaringan ikat dan kulit. Lesinya berupa sakit tekan,
dekubitus, atau ulkus tekan.
Jawab :
Rehabilitasi para usia lanjut bukanlah untuk mengembalikan peran mereka sebagai
pencari nafkah, melaikan bagaimana mempersiapkan mereka untuk dapat menikmati ruas
lahir dari kehidupannya dengan kemandirian yang maksimal.15
Pada dasarnya falsafah dan teknik rehabilitasi pada penderita lansia tidak berbeda dengan
rehabilitasi pada umumnya, demikian pula modalitas yang diberikan seperti fisioterapi,
okufasiterapi, fisikologi, ortotikprostetik, terapi wicara dan social medic. Yang perlu
diperhatikan adalah sasaran program haruslah tepat pada kelompok umur berapa,
program rehabilitasi bisa diterapkan.
17. Bagaimana mengukur tinggi badan pada lansia dan apa saja factor penyebab
bungkuk pada lansia ?
Jawab :
Pada lansia yang sudah mengalami bungkuk tidak bisa didapatkan ukuran tinggi
badan yang akurat. Namun, prakiraan pengukuran tinggi badan pada lansia ternyata bisa
lebih mudah dilakukan.16
Pada lansia beberapa alat ukur perlu disesuaikan dengan kondisi fisiologisnya.
Seperti tinggi badan, pada lansia yang mengalami keadaan bungkuk tidak mungkin
dilakukan pengukuran tinggi badan karena hasilnya tidak mungkin dapat
menggambarkan ukuran tinggi badan yang sebenarnya sehingga perlu dilakukan
pengukuran lain yang juga bisa menggambarkan tinggi badan lansia tersebut. Salah satu
alat ukur yang dapat digunakan adalah tinggi lutut. Data tinggi badan lansia dapat
menggunakan formula atau nomogram bagi orang yang berusia diatas 59 tahun.16
Pria : (2,02 x tinggi lutut) - (0,04 x umur) + 64,19
Wanita : (1,83 x tinggi lutut) – (0,24 x umur) + 84,88
Selain dari tinggi lutut, tinggi badan lansia dapat diprediksi dari panjang depa, dan
tinggi duduk. panjang depa relative kurang dipengaruhi oleh pertambahan usia, tetapi
nilai panjang depa pada kelompok lansia cenderung lebih rendah dari dewasa muda.16
18. Apa saja tindakan yang dapat memperlambat penuaan ?
Jawab :
Makanan yang membuat orang terlihat awet muda adalah makanan yang
mengandung protein, vitamin, dan mineral yang tinggi. Vitamin dan mineral banyak
dijumpai pada sayuran dan buah-buahan. Pada sayuran dan buah-buahan juga
terkandung antioksidan yang sangat tinggi yang dapat menangkal serangan radikal
bebas di dalam tubuh kita. Dengan begitu, kita bisa terhindar dari penyakit dan terlihat
lebih awet muda. Sayuran dan buah-buahan, terutama yang
kandungan vitamin A, C, dan E-nya tinggi, mempunyai perannya masing-masing
supaya tubuh terlihat awet muda. Sayuran seperti wortel, tomat, tauge, mentimun,
lobak, dan buah-buahan seperti apel, jeruk, pisang, pepaya, nanas, cherry, dan
berbagai jenis buah berry (strawberry, raspberry, blueberry, blackberry) adalah
beberapa diantaranya.
Sementara itu, sayuran hijau daun seperti bayam, kangkung, sawi, dan selada
berperan dalam penambahan zat besi dalam tubuh sehingga sel darah merah yang
rusak dapat dirombak dan diganti dengan yang baru. Oleh sebab itu, seseorang
menjadi lebih fresh dan tampak awet muda. Makanan yang mengandung protein
tinggi seperti telur dan kacang-kacangan juga dapat membuat seseorang tampak awet
muda. Di dalam bahan makanan tersebut terkandung senyawa lesitin (kolin) yang
berperan dalam penggantian sel-sel yang sudah tua. Senyawa tersebut juga
memperlancar kerja otak sehingga otak dapat memproses semua kerja di dalam sel,
jaringan, dan organ tubuh dengan baik.
Inilah salah satu faktor pendukung tetap awet mudanya seseorang karena tidak
ada penggumpulan darah di otak (aliran darah lancar) yang bisa membuat orang
menjadi stres dan terlihat lebih tua dari semestinya. Selain itu, senyawa protein juga
dapat mengganti sel-sel tubuh yang rusak dan memperlancar proses metabolisme di
dalam tubuh. Seperti halnya sayuran hijau, daging-dagingan seperti ayam dan sapi
juga mengandung zat besi dalam jumlah yang besar. Di dalam bahan makanan
tersebut juga terkandung HB (hemoglobin) yang mempunyai peranan dalam mengatur
dan memperlancar aliran darah dan proses metabolisme di dalam tubuh.
Peremajaan wajah20
Dengan mengatasi kelebihan gula, gorengan & toksin pada makanan dan
faktor luar seperti asap & paparan sinar matahari siang dapat membantu mengurangi
masalah penyebab kerut ada mata dan bibir.Sejalan dengan mengatasi kelebihan gula,
gorengan & toksin juga ditambah asupan vitamin & mineral dengan memakan buah-
buahan 3 kali sehari, lemak esensial seperti coconut oil, olive oil ((hindari minyak
esensial dari panas) & melatonin (mengatasi penurunan hormon).
Usus yang kotor dan kulit terpapar toksin dapat menambah faktor penuaan
pada wajah. Untuk mengatasi usus yang kotor dapat dilakukan beberapa cara yaitu:
olahraga (mempercepat gerakan usus), makan sehat kaya serat kasar ( beras
coklat/merah & sayur hijau), aloe vera gel, teh daun sirsak ( obat cuci perut alami),
agar-agar/jeli dan colon therapy. Stress juga merupakan faktor yang menambah beban
pada kulit wajah untuk itu manajemen stress sangat diperlukan terutama fisik dan
pikiran
Konsumsi suplemen20
Permasalahan lain yang timbul akibat dari penuaan yaitu sakit sendi. Faktor
yang menyebabkan sakit sendi antara lain mengecilnya otot paha depan dan belakang
akibat menurunnya hormon dan pertambahan usia. Untuk meningkatkan kualitas
persendian disarankan mengkonsumsi suplemen Glucosamine-Chendroitine atau
secara alami dapat ditemukan pada Tripang. Sendi-sendi manusia dikelilingi oleh
membran yang menyimpan cairan dimana cairan ini diikat sejenis zat yang dinamakan
asam hyaluronat. Fungsi membran ini sebagai pelumas, penahan goncangan dan
pembawa nutrisi, cairan ini melindungi tulang dan sendi. Tetapi akibat dari penuaan,
maka kandungan asam hyaluronat semakin berkurang sehingga tidak dapat berfungsi
maksimal inilah yang menyebabkan sendi terasa sakit. Makanan alami yang
mengandung zat asam hyaluronat yaitu talas jepang atau Satoimo.
Selalu menggunakan tabir surya/sun block/sun cream sedini mungkin dengan SPF (
Sun Protecting Factor) 15 yang mengandung titanium dioksidadan avobenzenauntuk
melindungi kulit dari sinar matahari yang mengakibatkan kelainan warna kulit,
kerutan dan kulit menjadi kendur.
a. Lakukan perawatan secara teratur, meliputi penggunaan scrub atau peeling(untuk
menghilangkan sel-sel kulit mati), memperbaiki sirkulasi darah/getah bening di
kulit dengan massage, pemberian nutrisi, serum, gel atau masker yang
mengandung bahan-bahan yang melembabkan kulit dan berfungsi sebagai
antioksidan.
b. Perbanyak mengkonsumsi sayur dan buah segar berwarna sebagai sumber nutrisi
dan antioksidan untuk menjaga kecantikan kulit. Hindari junk foodatau produk
olahan.
c. Mengkonsumsi produk dari bahan kacang kedelai (tahu, tempe, susu kacang
kedelai), kurma dan minum teh yang berasal dari biji adas sebagai sumber estrogen
alami.
d. Minum air putih paling sedikit 2,5 liter perhari untuk menjaga kelembaban kulit
dan kurangi konsumsi kopi dan soft drink .
e. Minum teh hijau minimal 2 cangkir sehari, karena mengandung antioksidan yang
lebih paten.
f. Mengkonsumsi suplemen antioksidan seperti vitamin A(betakarotin), vitamin C,
vitamin E, vitamin B-kompleks danbeberapa mineral seperti selenium seng.
g. Lakukan olah raga yang dapat menggerakkan sebagian otot ditubuh seperti jalan
cepat, jogging, senam aerobik, berenangminimal 3 kali seminggu. Hal ini dapat
melancarkan aliran darah/getah bening, sehingga asupan nutrisi dan oksigen pada
sel-sel lebih baik serta mempercepat pembentukan sel-sel kulit yang baru.
Pencegahan osteoporosis21
Osteoporosis merupakan penyakit tersembunyi, terkadang tanpa gejala dan
tidak terdeteksi, sampai timbulgejala nyeri karena mikrofraktur atau karena patah
tulang anggota gerak. Karena tingginya morbiditas yang terkait dengan patah tulang,
maka upaya pencegahan merupakan prioritas. Pencegahan osteoporosis dapat dibagi
dalam 3 kategori yaitu primer, sekunder dan tersier (sesudah terjadi fraktur)
Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan upaya terbaik serta dirasa paling murah dan
mudah. Yang termasuk ke dalam pencegahan primer adalah:
Kaksium
Mengkonsumsi kalsium cukup baik dari makanan sehari-hari ataupun dari
tambahan kalsium, pada umumnya aman kecuali pada pasien dengan
hiperkalsemia atau nefrolitiasis. Jenis makanan yang cukup mengandung
kalsium adalah sayuran hijau danjeruk sitrun. Sedangkan diet tinggi protein
hewani dapat menyebabkan kehilangan kalsium bersama urin. Dalam suatu
penelitian dikatakan bahwa perempuan yang melakukan diet vegetarian lebih
dari 20 tahun mengalami kehilangan mineral tulang lebih rendah yaitu
sebesar 18% dibandingkan perempuan non vegetarian sebesar 35%.
Latihan fisik harus mempunyai unsur pembebanan pada anggota tubuh/ gerak
dan penekanan pada aksis tulang seperti jalan, joging, aerobik atau jalan naik
turun bukit. Olahraga renang tidak memberikanmanfaat yang cukup berarti.
Sedangkanjika latihan berlebihan yang mengganggu menstruasi (menjadi
amenorrhea) sangat tidak dianjurkan karena akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan kehilangan massa tulang. Demikianpula pada laki-laki dengan
latihan fisik berat dan berat dapat terjadi kehilangan massa tulang6. Hindari
faktor yang dapat menurunkan absorpsi kalsium, meningkatkan resorpsi
tulang, atau mengganggu pembentukan tulang, seperti merokok, minum
alkohol dan mengkonsumsi obat yang berkaitan dengan terjadinya
osteoporosis6. Kondisi yang diduga akan menimbulkan osteoporosis
sekunder, harus diantisipasi sejak awal.
Pencegahan Sekunder
Konsumsi Kalsium Tambahan
Pemberian Kalsitonin
Terapi
Terapi yang juga diberikan adalah vitamin D dan tiazid, tergantung kepada
kebutuhan pasien. Vitamin D membantu tubuh menyerap dan memanfaatkan
kalsium. Duapuluhlimahidroksi vitamin Ddianjurkan diminum setiap hari
bagi pasien yang menggunakan suplemen kalsium.
Pencegahan Tersier