id
Yang terhormat:
Ketua dan para anggota Dewan Penyantun Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Bapak Rektor/ Ketua Senat, Sekretaris Senat dan para Anggota Senat Universitas Sebelas
Maret Surakarta,
Para Pejabat Sipil dan Militer,
Para Dekan, Direktur Pasca Sarjana,
Para Ketua Lembaga, Kepala Biro dan Ketua UPT di lingkungan Universitas Sebelas
Maret Surakarta,
Para Ketua Jurusan, Kepala Laboratorium/Kepala Bagian, Kepala Tata Usaha dan
KaSubBag serta seluruh Tenaga Administrasi di lingkungan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Para Dosen, Mahasiswa serta segenap Sivitas Akademika Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta,
Para Tamu undangan, Sanak Keluarga dan Handai Taulan serta hadirin sekalian yang
saya muliakan,
tidak mengenal Anatomi, tidak hanya sebagai dokter yang tidak berguna tetapi juga
seorang dokter yang berbahaya. “
Pandangan tersebut saya tuangkan dalam pidato dengan judul: Perubahan Anatomik
Organ Tubuh Pada Penuaan.
Sering dikatakan bahwa anatomi adalah ilmu yang mati dan statis. Kenesi
mengatakan: Anatomy is an exhausted science, with no future in investigation and rooted
in the past. Tetapi sebenarnya anatomi adalah ilmu yang sangat dinamis yang
berkembang seiring dengan kehidupan manusia bahkan pada setiap tahap kehidupan
terjadi perubahan anatomis. Pada proses penuaan organ-organ tubuh berubah sejalan
berjalannya waktu. Artinya akan terjadi perubahan gambaran anatomis organ tubuh dari
bayi sampai ke manula. Contoh yang sederhana papilla mama (puting susu), didalam
buku ajar anatomi, literatur bahkan dosen anatomi selalu mengajarkan bahwa papilla
mama terletak setinggi IC V, tetapi bila terletak setinggi IC VIII apakah ini salah?
karena pada wanita yang telah berkali kali menyusui letak papilla akan turun dan ini
normal bukan penyakit, pada orang yang berusia 80 th papillanya dapat turun setinggi
Umbilicus (pusar). Ini membuktikan bahwa antomi bukanlah ilmu yang statis maka
didalam pengajaran anatomi pengajar harus cerdik dan tidak kaku supaya proses belajar
tidak menakutkan dan tidak membosankan karena anatomi terkenal dengan sebutan ilmu
yang menakutkan karena mahasiswa langsung berhadapan dengan jasad manusia
sebenarnya.
media aorta dan bukan merupakan akibat dari perubahan intima karena aterosklerosis.
Perubahan aorta ini menjadi sebab apa yang disebut isolated aortic incompetence dan
terdengarnya bising pada apex cordis.
Penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil (atrofi) seperti organ
tubuh lain, tetapi malahan terjadi hipertropi. Pada umur 30-90 tahun massa jantung
bertambah (± 1gram/tahun pada laki-laki dan ± 1,5 gram/tahun pada wanita).
Pada daun dan cincin katup aorta perubahan utama terdiri dari berkurangnya
jumlah inti sel dari jaringan fibrosa stroma katup, penumpukan lipid, degenerasi kolagen
dan kalsifikasi jaringan fibrosa katup tersebut. Daun katup menjadi kaku, perubahan ini
menyebabkan terdengarnya bising sistolik ejeksi pada usia lanjut. Ukuran katup jantung
tampak bertambah. Pada orang muda katup antrioventrikular lebih luas dari katup
semilunar. Dengan bertambahnya usia terdapat penambahan circumferensi katup, katup
aorta paling cepat sehingga pada usia lanjut menyamai katup mitral, juga menyebabkan
penebalan katup mitral dan aorta. Perubahan ini disebabkan degenerasi jaringan kalogen,
pengecilan ukuran, penimbunan lemak dan kalsifikasi. Kalsifikasi sering terjadi pada
anulus katup mitral yang sering ditemukan pada wanita. Perubahan pada katup aorta
terjadi pada daun atau cincin katup. Katup menjadi kaku dan terdengar bising sistolik
ejeksi .
2. Pembuluh Darah Otak
Otak mendapat suplai darah utama dari Arteria Karotis Interna dan a.vertebralis.
Pembentukan plak ateroma sering dijumpai didaerah bifurkatio kususnya pada pangkal
a.karotis interna, Sirkulus willisii dapat pula terganggu dengan adanya plak ateroma juga
arteri-arteri kecil mengalami perubahan ateromatus termasuk fibrosis tunika media
hialinisasi dan kalsifikasi. Walaupun berat otak hanya 2% dari berat badan tetapi
mengkomsumsi 20% dari total kebutuhan oksigen komsumsion. Aliran darah serebral
pada orang dewasa kurang lebih 50cc/100gm/menit pada usia lanjut menurun menjadi
30cc/100gm/menit.
Perubahan degeneratif yang dapat mempengaruhi fungsi sistem vertebrobasiler
adalah degenerasi discus veterbralis (kadar air sangat menurun, fibrokartilago meningkat
dan perubahan pada mukopoliskharid). Akibatnya diskus ini menonjol ke perifer
mendorong periost yang meliputinya dan lig.intervertebrale menjauh dari corpus
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vertebrae. Bagian periost yang terdorong ini akan mengalami klasifikasi dan membentuk
osteofit. Keadaan seperti ini dikenal dengan nama spondilosis servikalis.
Discus intervertebralis total merupakan 25% dari seluruh collumna vertebralis
sehingga degenerasi diskus dapat mengakibatkan pengurangan tinggi badan pada usia
lanjut. Spondilosis servikalis berakibat 2 hal pada a.vertebralis, yaitu:
a. Osteofit sepanjang pinggir corpus vetebrales dan pada posisi tertentu bahkan
dapat mengakibatkan oklusi pembuluh arteri ini.
b. Berkurangnya panjang kolum servikal berakiabat a.verterbalies menjadi
berkelok-kelok. Pada posisi tertentu pembuluh ini dapat tertekuk sehingga
terjadi oklusi.
Dengan adanya kelainan anatomis pembuluh darah arteri pada usia lanjut seperti
telah diuraikan diatas, dapat dimengerti bahwa sirkulasi otak pada orang tua sangat rentan
terhadap perubahan-perubahan, baik perubahan posisi tubuh maupun fungsi jantung dan
bahkan fungsi otak
3. Pembuluh Darah Perifer.
Arterosclerosis yang berat akan menyebabkan penyumbatan arteria perifer yang
menyebabkan pasokan darah ke otot-otot tungkai bawah menurun hal ini menyebabkan
iskimia jaringan otot yang menyebabkan keluhan kladikasio.
Normal berkemih seorang sehat dalam waktu 24 jam adalah: 1100-1800 cc,
frekuensi kurang 8 kali, nokturna kurang 2 kali, volume berkemih rata-rata 200-400 cc,
dan volume maksimum berkemih 400-600 cc.
multipel ejakulasi dan perpanjangan periode refrakter. Tetapi banyak golongan lansia
tetap menjalankan aktifitas sexsual sampai umur lanjut.
Secara progresif terjadi fragmentasi dan kematian sel. Pada semua sel terdapat
deposit lipofusin (pigment wear &tear yang terbentuk di sitoplasma, kemungkinan
berasal dari lisosom atau mitokondria). RNA, Mitokondria dan enzym sitoplasma
menghilang, inklusi dialin eosinofil dan badan Levy, neurofibriler menjadi kurus dan
degenerasi granulovakuole. korpora amilasea terdapat dimana-mana dijaringan otak.
Berbagai perubahan degeneratif ini meningkat pada individu lebih dari 60 tahun
dan menyebabkan gangguan persepsi, analisis dan integrasi, input sensorik menurun
menyebabkan gangguan kesadaran sensorik (nyeri sentuh, panas, dingin posisi sendi).
Tampilan sensori motor untuk menghasilkan ketepatan melambat. Gangguan mekanisme
mengontrol postur tubuh dan daya anti grafitasi menurun, keseimbangan dan gerakan
menurun. Daya pemikiran abstrak menghilang, memori jangka pendek dan kemampuan
belajar menurun, lebih kaku dalam memandang persoalan, lebih egois dan introvet.
2. Saraf Otonom
Pusat pengendali saraf otonom adalah hipotalamus. Penelitian tentang berbagai
gangguan fungsi hipotalamus pada usia lanjut saat ini sedang secara intensif dilakukan di
berbagai senter, yang antara lain diharapkan bisa mengungkap berbagai penyebab
terjadinya gangguan otonom pada lansia.
Beberapa hal yang dikatakan sebagai penyebab terjadinya gangguan otonom pada
usia lanjut adalah penurunan asetilkolin, atekolamin, dopamin, noradrenalin.
· Perubahan pada ‘neurotransmisi” pada ganglion otonom yang berupa penurunan
pembentukan asetil-kolin yang disebabkan terutama oleh penurunan enzim utama
kolin-asetilase.
· Terdapat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah
reseptor kolin
Hal ini menyebabkan predeposisi terjadinya hipotensi postural, regulasi suhu sebagai
tanggapan atas panas/dingin terganggu, otoregulasi disirkulasi cerebral rusak
sehingga mudah terjatuh.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
· Kulit
Pada usia lanjut kulit palpebra mengalami atropi dan kehilangan
elastisitasnya sehingga menimbulkan kerutan dan lipatan kulit yang berlebihan.
Keadaan ini biasanya di perberat dengan terjadinya perenggangan septum orbita
dan migrasi lemak preaponeurotik ke anterior. Keadaan ini bisa terjadi pada
palpebra superior maupun inferior dan disebut dengan dermatokalasis.
2. Glandula lakrimalis
Pada usia lanjut sering dijumpai keluhan nrocos, ini disebabkan kegagalan fungsi
pompa sistem kanalis lakrimalis oleh karena kelemahan palpebera, eversi punctum atau
malposisi palpebra. Namun sumbatan sistim kanalis lakrimalis yang sebenarnya atau
dacryostenosis sering juga dijumpai, dimana dikatakan bahwa dacryostenosis akuisita
tersebut lebih banyak dijumpai pada wanita dibanding pria. Adapun patogenesis yang
pasti terjadinya sumbatan ductus nasolakrimalis masih belum jelas, namun diduga oleh
karena terjadi proses fibrotik dan berakibat terjadinya sumbatan.
Setelah usia 40 tahun khususnya pada wanita pasca menopause sekresi basal
kelenjar lakrimal tak menunjukkan gejala epifora oleh karena volume air matanya
sedikit. Akan tetapi bilamana sumbatan sistim lakrimalis tak nyata akan memberi keluhan
mata kering yaitu adanya rasa tidak enak seperti terdapat benda asing atau seperti ada
pasir, mata terasa lelah dan kering bahkan kabur. Sedangkan gejala obyektif yang
didapatkan adalah konjungtiva bulbi kusam dan menebal kadang hiperaemi, pada kornea
didapatkan erosi dan filamen. Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah Schirmer, Rose
Bengal, “Tear film break up time”.
3. Kornea (Cornea)
Arkus Senilis (Gerontoxon, Arcus Cornea)
Merupakan manifestasi proses penuaan pada kornea yang sering dijumpai.
Keberadaan arcus senilis ini tidak memberikan keluhan, hanya secara kosmetik sering
menjadi masalah. Kelainan ini berupa infiltrasi lemak yang berwarna keputihan,
berbentuk cincin dibagian tepi kornea. Mula-mula timbulnya dibagian inferior kemudian
diikuti bagian superior berlangsung luas dan akhirnya berbentuk cincin (anulus senilis).
Etiologi arkus senilis diduga ada hubungannya denga peningkatan kolesterol dan
low density lipoprotein (LDL). Bahan yang membentuk cincin tersebut terdiri dari ester
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kolesterol, kolesterol dan gliserid. Arkus senilis mulai dijumpai pada usia 40–60 tahun
dan terjadi pada hampir pada semua orang yang berusia diatas 80 tahun dimana laki-laki
lebih awal timbulnya dibanding wanita.
4. Muskulus siliaris (Musculus Ciliaris)
Dengan bertambahnya usia, bentuk dari muskulus siliaris mengalami perubahan.
Pada masa kanak-kanak muskulus tersebut cenderung datar, namun semakin bertambah
usia seseorang serabut otot dan jaringan ikatnya bertambah sehingga muskulus tersebut
menjadi lebih tebal, terutama bagian inferior. Proses tersebut berlanjut dan mencapai
tebal maksimal pada usia lebih kurang 45 tahun. Setelah itu terjadi proses degenerasi
dimana maskulus tersebut mengalami proses atropi, juga hialinisasi. Tampak peningkatan
jaringan ikat diantara serabut-serabut muskulus siliaris dan nukleusnya menipis. Tampak
pula butiran lemak dan deposit kalsium diantara serabut muskulus tersebut.
Dengan bertambahnya usia terjadi penurunan amplitudo akamodasi dengan
manifestasi klinis yaitu presbiopia. Penurunan amplitudo akomodasi ini dikaitkan dengan
perubahan serabut lensa yang menjadi padat dan kapsulnya kurang elastis, sehingga lensa
kurang dapat menyesuaikan bentuknya. Untuk mengatasi hal tersebut muskulus siliaris
mengadakan kompensasi sehingga mengalami hipertropi. Proses ini terus berlanjut
dengan semakin bertambahnya usia sehingga terjadi manifestasi presbiopia.
5. Humor Aqueous
Pada mata sehat dengan pemeriksaan fluorofotometer diperkirakan produksi
H.Aqueous 2,4 l+/_ 0,06 micro liter/menit. Beberapa faktor berpengaruh pada pada
produksi H.Aqueous. Dengan pemeriksaan fluorofotometer menunjukkan bahwa dengan
bertambahnya usia terjadi penurunan produksi H.Aqueous 2% (0,06 micro liter/menit)
tiap dekade.
6. Lensa Kristalina
Bentuk lensa cakram biconvex; berukuran diameter 9 mm dan tebal bagian sentral
4mm. Bagian-bagiannya adalah: kapsul, korteks, nukleus.
Pada usia muda lensa tidak bernukleus, pada usia 20 tahun nucleus mulai
terbentuk. Semakin bertambah umur nuleus makin membesar dan padat, sedangkan
volume lensa tetap, sehingga bagian korteks menipis, elastisitas lensa jadi berkurang,
indeks bias berubah (membias sianar jadi lemah). Lensa yang mula-mula bening
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kesimpulan
1. Proses menua disebabkan oleh faktor intrinsik, yang berarti terjadi perubahan
struktur anatomik dan fungsi sel maupun jaringan disebabkan oleh penyimpangan
didalam sel/jaringan dan bukan oleh faktor luar (penyakit). Menghambat penuaan
berarti mempertahankan struktur anatomi pada suatu tahapan kehidupan tertentu
sepanjang mungkin maka untuk ini diperlukan penguasaan ilmu anatomi
2. Terjadinya perubahan anatomik pada sel maupun jaringan tiap saat dalam tahapan
kehidupan menunjukan bahwa anatomi adalah ilmu yang dinamis.
3. Anatomi adalah ilmu dasar yang selalu menjadi dasar dari ilmu yang berkembang
kemudian, mengembangkan ilmu anatomi berarti membina ilmu masa depan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6. Kepada Prof H Ari Gunawan, dr, MS,Phd; Prof. Dr. Hj Juliati Hood A, dr, MS,
SpPA, FIAC; Prof. Dr Indri Safitri, dr, MS sebagai promotor dan co-promotor
yang selalu membimbing dan memberi petunjuk dengan sabar dan dukungan
moril yang memberikan kesejukan dan ketenangan dalam menyelesaikan
pendidikan program Doktor di Universitas Airlangga.
7. Prof Djumikan, dr (alm).Guru saya yang selalu membimbing dengan penuh
perhatian sebagai seorang bapak,semoga Tuhan memberi tempat yang layak
disisinya.
8. Prof. Dr Satimin Hadiwijaya,dr, MARS, kepala laboratorium anatomi senior
saya yang mendorong dan memberi ijin kepada saya untuk melanjutkan studi S3
di Unair.
9. Seluruh staf edukatif, administratif maupun tenaga laboran di Laboratorium
Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Hasan Doewes, dr, SU,
MARS, PAK., Sri Indratni, dr, PAK, MOr., Ratnaningsih H, drg, Ort., Selfi
Handayani, dr, MKES, Nanang Wiyono, dr., mbak Sribukit, mas Mujiono, mas
Darmanto, dan mas Lasimin atas bantuan pengertian dan kerjasama yang baik
selama ini, sehingga saya dipercaya untuk memangku jabatan akademik Guru
Besar Anatomi.
10. Semua guru saya, mulai dari guru di Sekolah Rakyat, SMP, SMA, serta
pendidikan di Fakultas kedokteran Undip, Program Pascasarjana di STIMJ,
Program Pasca Sarjana Kedokteran Keluarga UNS, Program Pasca Sarjana
Universitas Airlangga, atas bimbingan dan didikannya.
11. Mbakyu Dra Endang Sudiyono, kakak saya yang tanpa mengenal lelah memberi
dorongan semangat dan doa.
12. Kedua orang tua saya, almarhum Bapak Slamet Sutantyo dan almarhumah Ibu Sri
Rahayu yang telah membesarkan dan mendidik saya dengan penuh kasih sayang.
Ananda haturkan sembah sujud atas bimbingan, didikan dan doa yang selalu
terucap pada saat kami terlelap.
13. Kedua mertua saya almarhum Bapak Siswanto dan almarhumah Ibu Kustiartini
yang senantiasa memberikan doa restu kepada saya sekeluarga.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14. Saudara -saudara kandung saya beserta keluarga saya ucapkan terima kasih yang
tulus atas segala doa dan dorongannya.
15. Saudara-saudara ipar beserta keluarga terima kasih atas dukungan dan doanya.
16. Istri tersayang Dwi Yanti Hastuti, dari lubuk hati yang terdalam saya sampaikan
ucapan terima kasih atas segala kesabaran, keprihatinan, dorongan dan dukungan
doa selama ini, mengikuti dan menyertai sejak awal hingga saya berhasil meraih
jabatan akademik tertinggi ini
17. Ketiga anak saya, Wulandari Ekorini S Kom beserta suaminya William Budi
Kurniawan Dipl Inf, Endah Dwi Palupi SPd,MM , Retno Tri Astuti SE, engkau
semua adalah permata yang Tuhan anugerahkan kepadaku.Tak ketinggalan untuk
cucuku Sidney engkau pembawa keceriaan dan kebahagian. Terima kasih untuk
dorongan kepada saya untuk melakukan yang terbaik bagi keluarga, masyarakat
dan bangsa.
18. Semua pihak yang tidak dapat saya sebut satu persatu yang telah membantu,
mendorong dan memberi doa restu sehingga saya berhasil meraih jabatan ini
19. Hadirin sekalian, yang telah meluangkan waktu yang sangat berharga ini, dengan
tekun dan penuh kesabaran berkenan untuk mengikuti prosesi pengukuhan saya
sebagai Guru Besar, mohon maaf apabila ada kata atau tingkah laku yang kurang
berkenan.
20. Seluruh panitia pengukuhan Guru Besar yang telah mempersiapkan segala
sesuatunya, sehingga acara prosesi pengukuhan saya sebagai Guru Besar Anatomi
di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret berjalan dengan lancar. Saya
sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya semoga Tuhan yang
membalasnya.Amin.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Daftar Pustaka
Carola R, Harley JP, Noback, 1990. Human Anatomy and Physiology. McGraw-Hill
Publishing Company.
Carmel R, 1997. Cobalamin, Stomach, and Aging. Am J Clin Nutr 1997; 66: 750-9.
Mayo Clinic Staff. 2005. Anti Aging Therapies: Too Good To be True?
http://health.MSN.com/womenshealth/articlepage
Nalla Rk, et al, 2004. Effect of Aging on the Toughness of Human Cortical Bone:
Evaluation By R-Curves. UCRL_JRNL.
Nolan DE, 2006. Normal Age-Related Vision Loss and Related Services for the
Elderly . http:/nubel.statsu.edu/research/donia/agng-visual changes.htm
Vision and Anatomic changes with aging eye. The Eye Digest.
http://www.agingeye.net 2007 01/10/2007.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BIODATA
Data Pribadi
Nama : Prof. DR. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK., MM, MKes.
N.I.P : 130 543 994
Tempat & tgl lahir : Surakarta, 13 Maret 1948
Agama : Kristen
Pekerjaan : Dosen Anatomi FK. UNS
Pangkat/ Golongan : Pembina Utama Muda (Gol. IV/c)
Jabatan Dosen : Guru Besar Anatomi
Nama Isteri : Dwi Yanti Hastuti
Nama Anak : 1. Wulandari Ekorini. Skom.
2. Endah Dwi Palupi. SPd. MM.
3. Retno Tri Astuti. SE.
Alamat Rumah : JI. RM. Said 156/Magorejo II/3 Surakarta
Alamat Kantor : JL. Ir.Sutami 36 A Surakarta
Riwayat Pendidikan
Tahun 1962 : Lulus Sekolah Dasar Kristen Pasar Legi Surakarta
Tahun 1965 : Lulus SMP Kristen Pasar Legi Surakarta
Tahun 1968 : Lulus SMA Santo Yoseph Surakarta
Tahun 1976 : Lulus Dokter Fakultas Kedokteran Univ. Diponegoro Semarang
Tahun 1990 : Brevet Ahli Anatomi Kedokteran dari IDI
Tahun 1991 : Brevet Ahli Anatomi dari PAAI
Tahun 1995 : Lulus Magister Manajemen Sekolah Tinggi llmu Manajemen
Jakarta
Tahun 2001 : Lulus Magister Kedokteran Keluarga Pasca Sarjana UNS
Tahun 2005 : Lulus Doktor Pasca Sarjana IImu Kedokteran Universitas
Airlangga
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pendidikan Tambahan
1. Training Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Surakarta, 1978
2. Program Akta Mengajar Lima. Universitas Terbuka, 1984
3. Kursus Ekonomi Manajerial. Semarang, 1991
4. Kursus Riset Operasi. Semarang, 1991
5. Kursus Manajemen Keuangan. Semarang, 1991
6. Kursus Manajemen Pemasaran. Semarang, 1991
7. Kursus Business Environment. Semarang, 1992
8. Kursus Investment. Semarang, 1992
9. Kursus Business Strategy and Policy. Semarang, 1992
10. Kursus Public Policy Analysis. Semarang, 1992
11. Pendidikan Akupuntur Tingkat Lanjut. Surabaya, 2003.
Riwayat Pekerjaan
1. Tahun 1976 : Calon Pegawai Negri Sipil (III/a)
2. Tahun 1977 : Penata Muda, Asisten Ahli Madya (III/a)
3. Tahun 1981 : Penata Muda Tingkat I, Asisten Ahli (III/b)
4. Tahun 1985 : Penata, Lektor Muda (III/c)
5. Tahun 1989 : Penata Tingkat I, Lektor Madya(III/d)
6. Tahun 1993 : Pembina, Lektor (IV/a)
7. Tahun 1997 : Pembina Tingkat I, Lektor Kepala Madya (IV/b)
8. Tahun 2001 : Pembina Utama Muda, Lektor Kepala ( IV/c)
Organisasi Profesi
Tahun 1976 – sekarang : Anggota IDI SURAKARTA
Tahun 1977 – sekarang : Anggota PAAI
Tahun 2001 – sekarang : Anggota KDKI
Tahun 2005 – sekarang : Anggota PASTI
Karya Ilmiah
A. Publikasi Jurnal Ilmiah
1. Pengukuran Antropometri Tebal Lipat Lemak Kulit sebagai indikator kondisi
Koresterol Darah, 2002.
2. Hubungan antara Lingkar Genggam Bagian Luar, Tinggi Badan, dan Ukuran
Panjang Telapak Kaki Orang Indonesia di Surakarta, 2003.
3. Budaya Kerokan sebagai Upaya Pengobatan Tradisional, 2004.
Artikel
1. Antara Krisis Ekonomi, Kaum Perempuan dan Kesehatan Reproduksi.
Bernas, 2003
2. Ruang Hijau Pangkal Keluarga Sehat. Suara Merdeka, 2003.
3. Sekilas Tentang Pelayanan Dokter Keluarga. Buletin UNS, 2004.
4. Peran Dokter Keluarga Dalam Penatalaksanaan Obesitas. Buletin UNS,
2004.
5. Prevensi dan Promosi Penyakit Kanker. Pewara Dinamika, 2004.
6. Kesehatan Reproduksi Wanita di Lingkungan Industri. Buletin UNS, 2004.
7. Budaya Kerokan Sebagai Upaya Pengobatan Tradisional, Buletin UNS 2004
8. Tatalaksana Dislipidemia Dengan Susu Kedelai. Pewara dinamika
Universitas Negri Yogyakarta, 2005.
9. Makanan dan Kanker Usus Besar, Pewara DINAMIKA Universitas Negri
Yogyakarta, 2005
10. Prevensi dan Promosi Ketagihan Narkoba, Buletin UNS, 2005
11. Olahraga Untuk Penderitaan Hipertensi, Buletin UNS , 2005
12. Olahraga Untuk Penderitaan Asma, Pewara DINAMIKA Universitas Negri
Yogyakarta, 2006
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Pembicara
1. Pembicara pada roundtable discussion tentang dokter keluarga dan
pelayanan kesehatan yang bermutu. Surakarta, 2001.
2. Pembicara pada roundtable discussion tentang keterpaduan pelayanan
kesehatan pada sistem dokter keluarga. Surakarta, 2002.
3. Pembicara pada penyuluhan penyakit hepatitis. Bank Indonesia Surakarta,
2005.
4. Pembicara pada penyuluhan penyakit demam berdarah. Bank Indonesia
Surakarta, 2005.
5. Pembicara pencegahan penyakit jantung pada ikatan wanita bank sewilayah
Surakarta. .Surakarta, 2005.
6. Pembicara ceramah kesehatan mengenai penyakit hepatitis pada persatuan
istri pegawai Bank Indonesia. Surakarta, 2005.
7. Pembicara pada seminar Nasional Kedokteran Keluarga tentang
Penanganan Aging Dalam Praktek Dokter Keluarga, 2006.
D. Desertasi
Kajian Biologi Molekuler Pengobatan Tradisional Kerokan Pada Penanggulangan
Mialgia
E. Penghargaan
1. International Golden Citra Award 1999
2. Indonesia Development Award 1999
3. Insan Penggerak Pembangunan Indonesia 1999
4. 2000 Outstanding Intellectuals of the 21 at Century in Health and
Education
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id