Anda di halaman 1dari 7

CURRICULUM VITAE

I. DATA PRIBADI :

Nama : dr. Imelda Tresia Pardede, M.Gizi, SpKK

Tempat/tgl.lahir : Pekanbaru, 15 Maret 1978

Alamat : Jl. Kuras No.1, Pekanbaru, Riau.

HP : 0812 6868 6900

II. RIWAYAT PENDIDIKAN :

1. Lulus SMA Cendana Rumbai 1996


2. Fakultas Kedokteran – Universitas Padjadjaran 1996 – 2003
3. Magister Gizi, Kekhususan Ilmu Gizi Klinik, Program Pascasarjana Fakultas 2005 – 2007
Kedokteran, Universitas Indonesia
4. Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin FK 2011 – 2015
UNPAD, Bandung

III. RIWAYAT PEKERJAAN :


1. Dokter umum di Klinik Tiga Permata, Rumbai 2003 – 2005
2. Dokter umum di RSAB Eria Bunda, Pekanbaru 2004 – 2005
3. Staf pengajar (dosen) Ilmu Gizi Medik di Fakultas Kedokteran Universitas 2004 –sekarang
Riau

IV. KEGIATAN:

1. Ketua KJF Ilmu Gizi Medik FK Universitas Riau Pekanbaru


2. Pengurus IDI Wilayah Riau periode 2016 – 2017
3. Praktek konsultasi gizi medis dan dokter spesialis kulit & kelamin
4. Pembicara pada symposium sehari “Nutrisi pada osteoporosis” FK UNRI, 2008
5. Konsultan Gizi Medik Nestle Dancow Roadshow “Mendukung 10 tanda anak bergizi baik”
Pekanbaru, 2008
6. Pembicara pada seminar awam “Berpuasa aman bagi Diabetisi” RS. Awal Bros Pekanbaru, 2008
7. Pembicara pada simposium “Update in Management of Cardiovascular Diseases and Obesity”
Dumai, 2009
8. Pembicara pada symposium awam “Pola Makan Sehat bagi Diabetisi”, RS. Awal Bros Pekanbaru,
2010
9. Pembicara pada seminar awam “Puasa yang aman dan sehat bagi Diabetisi” RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru, 2010
10. Pembicara pada “Partnership for Diabetes Control in Indonesia”, Hotel Grand Zuri, 2016
11. Pembicara pada seminar awam “Diet Sehat bagi Diabetisi”, RS. Santa Maria, 2016.
SEHAT, CANTIK DAN AWET MUDA
Imelda T. Pardede
KJF Ilmu Gizi Medik
Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Abstrak
Proses menua (aging) merupakan proses alamiah yang dialami oleh setiap makhluk hidup.
Pada proses aging terjadi penurunan fungsi dan kapasitas sel di seluruh tubuh, termasuk kulit.
Proses ini bersifat progresif yang terjadi secara alami. Aging terjadi akibat kerusakan sel oleh
radikal bebas yang dihasilkan dari proses metabolisme sel itu sendiri. Proses aging juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Pada kulit, proses aging dipercepat oleh pajanan sinar
ultraviolet, radiasi sinar inframerah, polusi lingkungan, pajanan rokok dan pola diet yang buruk.
Perubahan pola gaya hidup berupa perubahan pola diet, aktivitas fisik dan penggunaan
pelindung tubuh dari polusi dan pajanan sinar ultraviolet dapat mencegah dan mengurangi efek
percepatan dari faktor lingkungan terhadap proses aging.

Pendahuluan
Sebagai organ terluar, kulit merupakan lini pertama pertahanan tubuh. Dengan demikian
kulit terpajan oleh berbagai faktor eksogen yang dapat menyebabkan kerusakannya, seperti radiasi
sinar UV, polusi, dan zat-zat berbahaya lainnya. Faktor endogen yang dapat menyebabkan
kerusakan kulit berupa rokok, dan nutrisi yang tidak adekuat akibat pola diet yang tidak sehat,
yaitu kurang antioksidan, tinggi gula dan lemak.

Kulit sebagai organ


Kulit adalah bagian tubuh terluar dan merupakan organ terbesar pada tubuh manusia. Pada
orang dewasa kulit dapat mencapai berat hingga 7–8% berat badan dengan luas sekitar 1,6–2 m2.1,2
Kulit berfungsi sebagai pelindung fisik organ-organ tubuh dari lingkungan yang tidak
menguntungkan, mencegah keluar-masuknya air dan elektrolit yang berlebihan, mengurangi
penetrasi zat-zat berbahaya, penetrasi mikroorganisme patogen serta menyerap radiasi sinar
matahari. Selain itu kulit juga berfungsi dalam regulasi suhu, fungsi persepsi, pembentukan
pigmen, proses keratinisasi, dan pembentukan vitamin D.1,3
Struktur kulit terdiri dari tiga lapis, yaitu epidermis, dermis dan hypodermis (subkutan).4
Lapisan epidermis tersusun atas lima lapis, dari bawah ke atas yaitu stratum basalis, stratum
spinosum, stratum granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum.5 Struktur epidermis yang
kompleks ini berperan penting pada fungsi kulit sebagai organ pelindung. Fungsi ini terutama
terdapat di stratum korneum pada lapisan epidermis.6,7 Dua komponen penyokong fungsi kulit
yang penting ini adalah korneosit dan materi lipid interseluler (lemak antarsel).8
Sel-sel pada lapisan epidermis dibentuk pada lapisan basal, yang kemudian seiring bertambahnya
usia sel kulit (keratinosit), sel-sel tersebut bergerak ke lapisan atas, berubah menjadi korneosit
yang membantu menahan air tetap berada di lapisan epidermis. Setelah 28–30 hari sel-sel ini
kemudian terkelupas.
Pada lapisan dermis terdapat reseptor-reseptor saraf, dan berbagai adneksa kulit seperti
kelenjar keringat dan kelenjar lemak. Komponen-komponen inilah yang melaksanakan sebagian
besar fungsi kulit, sebagai sensor suhu, tekanan dan nyeri. Kelenjar lemak menghasilkan selubung
lemak yang berfungsi sebagai sawar dan melindungi kulit dari infeksi bakteri, virus dan atau jamur.
Selain itu, pada dermis terdapat serabut-serabut kolagen, elastin, dan glikosaminoglikan yang
menyusun matriks ekstra seluler.5 Struktur jaringan ikat ini tersusun sedemikian rupa menjadikan
kulit kuat dan elastis.
Lapisan terbawah kulit adalah lapisan subkutis yang terutama tersusun atas lemak yang
berfungsi sebagai batalan yang memperkuat fungsi kulit melindungi organ-organ tubuh bagian
dalam.

Proses penuaan dan penuaan kulit


Secara teori, terdapat dua mekanisme aging: intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsic aging
merupakan proses penuaan alami yang terjadi seiring pertambahan waktu. Proses ini terjadi pada
tingkat seluler dan merupakan reaksi yang terprogram secara genetik dan dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Sel-sel mamalia secara alami dapat beregenerasi dengan kecepatan tertentu dan
kemudian berhenti pada suatu waktu secara ireversibel, sehingga dimulailah aging. Extrinsic aging
merupakan proses penuaan yang terjadi akibat faktor eksogen, seperti radiasi sinar ultraviolet,
polusi, diet yang buruk, rokok dan proses penyakit.
Proses terjadinya aging dipahami melalui teori radikal bebas. Radikal bebas merupakan
molekul oksigen yang akibat interaksinya dengan molekul lain dalam proses metabolisme menjadi
molekul yang kehilangan electron. Molekul ini kemudian menjadi tidak stabil dan sangat reaktif.
Molekul ini akan sangat cepat dapat menarik electron dari molekul lain sehingga menyebabkan
terbentuknya molekul radikal yang lain. Molekul radikal ini kemudian merusak dinding sel. Selain
itu, molekul radikal dapat mengaktivasi molekul lain di dalam sel yang disebut transcription factor
NFk-B. Molekul NFk-B kemudian akan mengaktivasi enzim-enzim dan protein-protein lain di
dalam sel yang menyebabkan dimulainya proses inflamasi. Akibatnya inflamasi ini sel dapat
menjadi rusak dan bahkan mati (apoptosis).
Inflamasi pada sel menyebabkan kerusakan sel, sehingga jaringan dan organ yang dibentuk
oleh sekumpulan sel-sel tersebut pun mengalami kerusakan dan penurunan fungsi.
Akibat proses penuaan pada kulit:
a) Kulit kering.
Secara menyeluruh, produksi dan sekresi minyak dari kelenjar minyak pada kulit mulai
berkurang signifikan setelah melewati usia 30 tahun. Kondisi ini terus berlanjut seiring
bertambahnya usia.
b) Sun damage/pigmentasi.
Saat memasuki usia 30-an akhir, sel-sel melanosit mulai berkurang, sehingga
menyebabkan berkurangnya kemampuan kulit untuk mengatasi dampak buruk sinar
matahari, dan akhirnya menyebabkan terjadinya pigmentasi yang tidak merata.
c) Penipisan kulit
Saat memasuki usia 40 tahun, lapisan dermis dan lemak kulit mulai menipis. Proses ini
terus berlanjut dan mulai tampak signifikan saat memasuki usia 50 tahun. Akibatnya kulit
tampak longgar, tidak kenyal dan kering. Berkurangnya lapisan lemak bawah kulit juga
mengakibatkan kulit lebih mudah mengalami abrasi.
d) Menurunnya kekencangan kulit
Pada lapisan dermis terdapat fibroblast, yaitu sel-sel yang berfungsi membentuk serat-serat
kolagen dan elastin, sehingga kulit tampak kencang. Seiring dengan pertambahan usia,
fibroblast menurun kapasitasnya sehingga produksi kolagen dan elastin pun berkurang.
e) Gangguan sistem imun kulit
Pada kulit terdapat sel-sel Langerhans, yang berfungsi sebagai reseptor sistem imun yang
dapat menangkap benda asing dan toksin. Perubahan sistem imun seiring pertambahan usia
menyebabkan menurunnya fungsi sel-sel Langerhans sehingga respons kulit terhadap zat-
zat iritan menurun.
f) Menurunnya kemampuan sel kulit untuk regenerasi
Saat usia bertambah, kapasitas tubuh untuk memperbaiki kerusakan akibat radikal bebas
yang dihasilkan dari proses metabolisme tubuh menurun secara keseluruhan. Akibatnya
kerusakan akan semakin signifikan dan mempercepat penuaan.
g) Gangguan pengaturan suhu
Pada penuaan, sel-sel kelenjar keringat juga mengalami penurunan fungsi. Kondisi ini
mengakibatkan berkurangnya kemampuan tubuh untuk mengatur suhu dan beradaptasi
dengan suhu di sekitarnya.

Pola gaya hidup yang mendukung kesehatan kulit


Faktor lingkungan dan gaya hidup yang dapat mempercepat proses penuaan pada kulit ialah
faktor-faktor lingkungan dan gaya hidup yang meningkatkan produksi radikal bebas di dalam
tubuh. Sebagian besar adalah hal-hal yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
- Pajanan sinar matahari
- Merokok
- Polusi lingkungan
- Diet yang tidak sehat; kurang antioksidan, tinggi lemak, tinggi gula
- Konsumsi alkohol berlebih
- Stres
- Sabun keras/alkalis
- Kurang tidur

Perubahan pola hidup sehari-hari harus diubah untuk mengurangi pembentukan dan efek
radikal bebas pada sel. Radiasi sinar ultraviolet merupakan salah satu stimulus terkuat pembetukan
radikal bebas. Dengan demikian mengurangi pajanan sinar matahari dengan cara menggunakan
tabir surya dan pelindung fisik seperti payung, topi, pakaian tertutup, sunglasses dapat membantu
mengurangi efek stimulasi tersebut.
Kebiasaan merokok diketahui berhubungan dengan percepatan proses aging. Meskipun
mekanisme yang sebenarnya belum diketahui pasti, namun peningkatan aktivitas enzim matriks
metalloproteinase (MMP) pada kulit perokok dapat menjelaskan kenapa pada kulit perokok terjadi
kerusakan serabut kolagen, seperti pada kulit yang menua akibat pajanan sinar ultraviolet. Dengan
demikian berhenti merokok merupakan salah satu modalitas untuk mencegah penuaan dini.
Pola diet yang buruk, terutama yang banyak mengandung gula dan lemak dapat
mencetuskan proses penuaan melalui stimulasi hormon insulin. Hormon insulin disekresi atas
stimulasi makanan, terutama karbohidrat. Insulin kemudian menstimulasi penyimpanan gula
dalam bentuk lemak sebagai cadangan energy, dan sekresi molekul-molekul yang menyebabkan
inflamasi sel. Selain itu gula dapat bereaksi dengan kolagen dalam proses glikosilasi yang
kemudian menyebabkan cross-linking dari protein kolagen tersebut.

Stress dan kurang istirahat mencetuskan reaksi inflamasi sel melalui stimulasi hormon
kortisol. Kortisol kemudian menginduksi proses-proses lainnya yang mempercepat proses penuaan
melalui pembentukan molekul-molekul radikal.
Olah raga ringan yang dilakukan secara rutin dapat memperbaiki fungsi pompa jantung dan
pembuluh darah. Sirkulasi yang baik dapat mengantarkan nutrisi dan zat-zat lainnya yang
dibutuhkan sel untuk mendukung proses regenerasi sel.

Nutrisi yang baik untuk kesehatan kulit


Makanan merupakan obat yang dibutuhkan manusia dalam keadaan sehat, untuk kehidupan
sehari-hari. Nutrisi yang baik merupakan kebutuhan dasar untuk kesehatan tubuh secara umum,
termasuk kulit. Diet yang baik akan memengaruhi hidrasi kulit, kemerahan, jerawat, dan penuaan
kulit.
Beberapa zat gizi yang terkandung dalam bahan makanan diketahui memengaruhi kesehatan
kulit dan direkomendasikan untuk mencegah timbulnya kerutan pada kulit wajah.
a) Asam lemak esensial pada ikan
b) Antioksidan
Antioksidan dibutuhkan untuk menetralisir oksidan yang bersifat reakif di dalam tubuh.
Oksidan dihasilkan dari proses metabolisme tubuh (endogen) dan radikal bebas yang
disebabkan oleh faktor eksogen seperti pajanan sinar UV, polusi udara, ozon, dan asap
rokok. Zat gizi yang memiliki aktivitas antioksidan ialah vitamin, beberapa mineral,
karotenoid, polifenol. Zat gizi yang bersifat antioksidan ini terutama terkandung dalam
bahan makanan sumber nabati seperti buah dan sayuran segar.
c) Hidrasi kulit yang cukup dengan air.
d) Restriksi kalori bila kegemukan/berat badan berlebih.
Kesimpulan
Proses penuaan (aging) merupakan proses alamiah yang dialami semua makluk hidup.
Proses ini sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan melalui pembentukan molekul radikal bebas
yang berlebih. Perubahan pola hidup termasuk pola makan dan olah raga dapat membantu
menekan dan mengurangi dampak buruk radikal bebas dan mencegah penuaan dini.

Anda mungkin juga menyukai