Anda di halaman 1dari 50

1

SISTEM ONKOLOGI
LAPORAN TUTORIAL MODUL 4 BENJOLAN PADA KULIT

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1


ANDI SILPIA

(2011730122)

DEBI LAILATUL RAHMI

(2011730128)

GALIH LIDYA RAHMAWATI

(2011730135)

GHISQY ARSI MULKI

(2011730136)

INTAN AZZAHRA

(2011730141)

JOVAN OCTARA

(2011730143)

MIFTAH RIZQI

(2011730155)

RR YUNISA PUTRI RYANTI

(2011730161)

TOHARI

(2011730165)

TUTOR: dr. Busjra

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2013/2014

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah Rahmah HidayahNYA sehingga kami
akhirnya dapat menyelesaikan laporan modul 4 BENJOLAN PADA KULIT sebagai tuntutan
perlengkapan administrasi. Laporan ini merupakan hasil observasi dari problem based learning
yang telah kami jalani yang merupakan sebuah metode pembelajaran yang bertujuan melatih
siswa untuk berpikir kritis dalam menghadapi suatu kasus atau masalah.
Kami menyadari bahwa segala kesempurnaan hanya milik Allah, saran dan kritik yang
bersifat membangun untuk perbaikan laporan ini sangat kami harapkan.
Terima kasih kepada para narasumber yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, dan
seluruh pihak yang ikut terlibat dalam menyumbangkan segala aspirasi, tenaga, dan waktu
sehingga laporan ini dapat tersusun.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 12 Januari 2014

Kelompok 1

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................1
DAFTAR ISI ...................2
BAB I
A. Pendahuluan.................................................................................................................... ...3
B. Tujuan Pembelajaran...........................................................................................................3
C. Skenario 1...........................................................................................................................3
D. Kata Kunci..........................................................................................................................3
E. Pertanyaan...........................................................................................................................3
BAB II
Isi................................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................50

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan pembelajaran
Tujuan Instruksional umum (TIU)
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang penyakitpenyakit dengan gejala pada BENJOLAN PADA KULIT, anatomi, histologi, dan fisiologi
kulit sebagai dasar mekanisme menahan gangguan mekanik fisik maupun infeksi.
Pathogenesis benjolan kulit-keganasan kulit. Penyembuhan luka pada kulit

1.2 Skenario 1
Laki-laki 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan ada benjolan di bokong kanan.
Benjolan tidak terasa sakit tetapi dirasakan benjolan makin membesar. Pasien merasa tidak
enak (terasa terganjal di bokong tersebut) saat mengemudi kendaraan . saat ini pasien
merasakan benjolan sangat membesar dan mengeras.
1.3 Kata/Kalimat Kunci
Laki-laki, 35 tahun
KU : benjolan di bokong kanan, tidak sakit, tapi membesar
benjolan membesar dan mengeras
1.4 Pertanyaan

1. Jelaskan anatomi kulit sebagai dasar pertahanan gangguan mekanik fisik maupun infeksi
dan fisiologi kulit?
2. Jelaskan bagaimana prinsip umum pengobatan tumor kulit? Dan pada skenario?
3. Bagaimana Patomekanisme Terbentuknya Benjolan Di Kulit ? Mengapa Benjolan
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Membesar Dan Mengeras ?


Jelaskan bagaimana alur diagnostik dari pemeriksaan benjolan di kulit?
Jelaskan tumor jinak , etiologi, patomekanisme, penanganan dll ?
Jelaskan tumor ganas , etiologi, patomekanisme, penanganan dll ?
Jelaskan WD ?
Jelaskan DD 1?
Jelaskan DD 2?

BAB II
ISI

1. Jelaskan anatomi kulit sebagai dasar pertahanan gangguan mekanik fisik maupun
infeksi dan fisiologi kulit?
ANATOMI KULIT
Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus
daging dan organ-organ yang ada di dalamnya. Pemahaman tentang anatomi dan fisiologi kulit
akan membantu mempermudah perawatan kulit untuk mendapatkan kulit wajah yang segar,
lembab, halus, lentur dan bersih. Luas kulit pada manusia rata-rata + 2 meter persegi dengan
berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya sekitar 16

% dari berat badan seseorang. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai
macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah
mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan
pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi
sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar
ultra violet.Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan seperti jaringan tubuh
lainnya, kulit juga bernafas (respirasi), menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
Kulit menyerap oksigen yang diambil lebih banyak dari aliran darah, begitu pula dalam
pengeluaran karbondioksida. Kecepatan penyerapan oksigen ke dalam kulit dan pengeluaran
karbondioksida dari kulit tergantung pada banyak faktor di dalam maupun di luar kulit, seperti
temperatur udara atau suhu, komposisi gas di sekitar kulit, kelembaban udara, kecepatan aliran
darah ke kulit, tekanan gas di dalam darah kulit, penyakit-penyakit kulit, usia, keadaan vitamin
dan hormon di kulit, perubahan dalam metabolisme sel kulitdan pemakaian bahan kimia pada
kulit. Sifat-sifat anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah tubuh berbeda. Sifat-sifat
anatomis yang khas, berhubungan erat dengan tuntutan-tuntutan faali yang berbeda di masingmasing daerah tubuh, seperti halnya kulit di telapak tangan, telapak kaki, kelopak mata, ketiak
dan bagian lainnya merupakan pencerminan penyesuaiannya kepada fungsinya di masing-masing
tempat. Kulit di daerah-daerah tersebut berbeda ketebalannya, keeratan hubungannya dengan
lapisan bagian dalam, dan berbeda pula dalam jenis serta banyaknya andeksa yang ada di dalam
lapisan kulitnya. Pada permukaan kulit terlihat adanya alur-alur atau garis-garis halus yang
membentuk pola yang berbeda di berbagai daerah tubuh serta bersifat khas bagi setiap orang,
seperti yang ada pada jari-jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki atau dikenal dengan pola
sidik jari (dermatoglifi).Dalam tata kecantikan, perawatan kulit dan wajah menjadi penekanan
utama untuk mendapatkan penampilan yang menarik. Keseluruhan badan atau tubuh kita, harus
dirawat dengan baik dan dijaga agar selalu bersih, sehat, lembut, segar dan cantik. Kita perlu
memberikan perhatian khusus dalam perawatan kulit karena kita hidup di negara yang beriklim
tropis yang selalu berudara panas, dan kulit merupakan pertahanan pertama terhadap lingkungan
sekitar, juga kulit paling banyak diganggu oleh sengatan sinar matahari dan kotoran keringat
badan. Rias wajah sederhana,dapat membuat seorang wanita mampu tampil menarik, asal
kulitnya sehat. Rahasianya sederhana yaitu perawatan yang tepat. Semakin dini perawatan itu
dilakukan semakin memuaskan pula hasil yang dirasakannya kelak.9Kulit menutup tubuh

manusia pada daerah tubuh yang paling luas dari kepala sampai ke kaki. Kulit wajah yang sehat
dan cantik akan tampak kencang, lentur, dan lembab, kondisi ini tidak akan menetap selamanya,
sejalan dengan perkembangan usia, ketika kondisi tubuh menurun, kulit tidak hanya menjadi
kering tapi juga suram dan berkeriput. Keadaan ini makin mudah terjadi setelah melewati usia
tiga puluhan. Saat itu fungsi kelenjar minyak mengendur, sehingga kulit terasa lebih kering
dibandingkan dengan sebelumnya. Diduga dengan bertambahnya usia, kadar asam amino
pembentuk kalogen pun berkurang sehingga kalogen yang terbentuk bermutu rendah, selain itu
kalogen kehilangan kelembaban dan menjadi kering serta kaku. Akibatnya jaringan penunjang
itu tak mampu menopang kulit dengan baik, seperti yang tampak pada kulit orang tua yang
makin lama makin kendur dan kurang lentur. Perubahan susunan molekul kalogen ini merupakan
salah satu faktor utama yang membuat kulit manusia lebih cepat keriput, timbul pigmentasi,
kehilangan kelembaban dan elastisitas. Kapan tanda-tanda penuaan itu muncul, tergantung pada
usaha kita untuk melindungi dan merawatnya secara baik.
Struktur kulit berdasarkan Histopatologik terdiri dari tiga lapisan yaitu :
EPIDERMIS
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan dalam
perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbedabeda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter pada telapak tangan
dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi,
dahi dan perut. Sel-sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena
secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang
merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.
Dalam epidermis terdapat dua sistem :
1. Sistem malpighi, bagian epidermis yang sel selnya akan mengalami keratinisasi.
2. Sistem pigmentasi, yang berasal dari crista neuralis dan akan memberikan melanosit untuk
sintesa melanin.
Disamping sel sel yang termasuk dua sistem tersebut terdapat sel lain, yaitu sel Langerhans dan
sel Markel yang belum jelas fungsinya.

Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan kulit, yaitu :


a. Lapisan tanduk (stratum corneum)
merupakan lapisan epidermis paling atas, dan menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam.
Lapisan tanduk terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses
metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit mengandung air. Lapisan tanduk sebagian besar
terdiri atas keratin yaitu sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap
bahan-bahan kimia, dikenal dengan lapisan horny. Lapisan horny, terdiri dari milyaran sel pipih
yang mudahterlepas dan digantikan sel baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya 28
hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit terasa sedikit kasar. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus
berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self repairing capacity atau
kemampuan memperbaiki diri. Dengan bertambahnya usia, proses keratinisasi berjalan lebih
lambat. Ketika usia mencapai sekitar 60-tahunan, proses keratinisasi membutuhkan waktu sekitar
45-50 hari, akibatnya lapisan tanduk yang sudah menjadi kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul
bercak putih karena melanosit lambat bekerjanya dan penyebaran melanin tidak lagi merata serta
tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat
kecil, dan lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari lapis-lapis
kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor kulit. Lapisan tanduk memiliki
daya serap air yang cukup besar.
b. Lapisan bening (stratum lucidum)
disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah lapisan tanduk, dan dianggap sebagai
penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma selsel jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat dilewati sinar (tembus
cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada telapak tangan dan telapak kaki. Proses
keratinisasi bermula dari lapisan bening.
c. Lapisan berbutir (stratum granulosum)
tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk kumparan yang mengandung butir-butir dalam
protoplasmanya, berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini paling jelas pada kulit telapak
tangan dan kaki.

d. Lapisan bertaju (stratum spinosum)


disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel yang saling berhubungan dengan perantaraan
jembatan-jembatan protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan, maka
seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut
protein. Sel-sel pada lapisan taju normal, tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar
antara bulat ke bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit makin besar
ukurannya. Di antara sel-sel taju terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran
cairan jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju
yang lebih dalam, banyak yang berada dalamsalah satu tahap mitosis. Kesatuan-kesatuan lapisan
taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti-inti sel dalam bagian basal lapis taju
mengandung kolesterol, asam amino dan glutation.
e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)
merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk oleh satu baris sel torak (silinder) dengan
kedudukan tegak lurus terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu
dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus yang membatasi
epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis cukup besar terhadap pengaturan
metabolisme demoepidermal dan fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermis
bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-lapisan lebih atas,
akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells,
melanoblas atau melanosit) pembuat pigmen melanin kulit.
DERMIS
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai True Skin.
Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan
subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
Lapisan papiler; yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan
pembuluh darah.

10

Lapisan retikuler; yaitu bagian di bawahnya yang menonjol kea rah sub kutan yang terdiri
dari serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia.
Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia
meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan
dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan
kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput. Dermis mempunyai banyak jaringan
pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut,
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat
epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai
nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi (Wasitaatmadja, 1997).
SUBKUTIS
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang
berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan sarafsaraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau
penyangga benturan bagi organorgan tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai
cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh,
paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua,
kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya
berisi banyak lemak, akan berkurang lemaknya dan akibatnya kulit akan mengendur serta makin
kehilangan kontur.

11

12

FISIOLOGI KULIT
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
1. Fungsi Proteksi
Kulit menjaga tubuh dari gangguan fisik, kimia, suhu, sinar ultraviolet dan
mikroorganisme. Proteksi terhadap gangguan fisik dan mekanisdilaksanakan oleh stratum
korneum pada telapak tangan dan telapak kaki dan proses keratinisasi berperan sebagai
barier mekanis. Serabut elastis dan kolagenmenyebabkan adanya elastisitas kulit dan
lapisan lemak pada sub kutis jugasebagai barier terhadap tekanan. Proteksi terhadap
gangguan kimia dilaksanakanoleh stratum korneum yang impermeabel terhadap berbagai
zat kimia dan air serta adanya keasaman kulit. Proteksi tehadap radiasi dan sinar
ultravioletdilaksanakan oleh melanosit, ketebalan stratum korneum dan asam
uroleanatyang dijumpai pada keringat.
2. Fungsi Ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat dan sisa metabolisme seperti NaCl, urea, asam urat,
amonia. Kelenjar sebasea menghasilkan sebum yang bergunauntuk menekan evaporasi
air yang berlebihan. Kelenjar keringat mengeluarkankeringat beserta garam-garamnya
3. Fungsi Absorbsi
Fungsi absorbsi dimungkinkan dengan adanya permeabilitas kulit.Absorbsi berlangsung
melalui celah antar sel, menembus epidermis atau melaluimuara saluran kelenjar. Kulit
yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan atau benda-benda padat, tetapi larutan yang
mudah menguap akan mudah diabsorpsi.Kemampuan absorbsi dipengaruhi oleh
ketebalan kulit, hidrasi, kelembaban,metabolisme, umur, trauma pada kulit dan jenis
vehikulum
4. Fungsi Keratinisasi
Keratinisasi adalah proses diferensiasi sel-sel stratum basale menjadi sel-sel yang
berubah bentuk dan berpindah ke lapisan atas menjadi sel-sel yang makin gepeng dan

13

akhirnya mengalami deskuamasi. Proses keratinisasi iniberlangsung 14-21 hari dan


memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secaramekanis fisiologik
5. Fungsi Pembentukan Pigmen
Pembentukan pigmen kulit dilaksanakan oleh sel melanosit yang ada distratum basale.
Proses pembentukan melanin terjadi didalam melanosom yangterdapat dalam melanosit
dan kemudian melalui dendrit-dendritnya membawamelanosom ke sel keratinosit,
jaringan sekitarnya bahkan sampai ke dermis.Warna kulit ditentukan oleh jumlah, tipe,
ukuran, distribusi pigmen, ketebalankulit, reduksi Hb, oksi Hb dan karoten.

6. Fungsi Termoregulasi
Pengaturan regulasi panas dilaksanakan oleh sekresi kelenjar keringat,kemampuan
pembuluh darah untuk berkontraksi dan vaskularisasi kulit yang banyak pada dermis.
Panas tubuh keluar melalui kulit dengan cara radiasi,konveksi, konduksi dan evaporasi.
7. Fungsi Pembentukan Vitamin D
Pembentukan Vitamin D berlangsung pada stratum spinosum dan stratum basale yaitu
dengan mengubah 7 dehidro kolesterol dengan bantuan sinar ultraviolet B. Walaupun
didapat pembentukan vitamin D ditubuh tapi kebutuhanini belum cukup sehingga perlu
pemberian vitamin D dari luar
8. Fungsi Persepsi
Fungsi persepsi dimungkinkan dengan adanya saraf sensori di dermis dan sub kutis.
Persepsi yang dapat diterima kulit adalah perabaan, tekanan, panas,dingin dan rasa sakit.
Persepsi raba terletak pada badan taktil Meisnier yang berada di papila dermis dan
Merkel Ranvier di epidermis. Persepsi tekana oleh badan Vater Paccini di epidermis, rasa
panas oleh badan Ruffini di dermis dansub kutis, rasa dingin oleh badan Krause dan rasa

14

sakit oleh free nerve ending.Saraf-saraf sensorik lebih banyak jumlahnya di daerah
erotic.
9. Peran dalam imunologi kulit
Pada kulit didapat apa yang disebut SALT ( Skin Associated Lymphoid Tissue ) yang
terdiri dari sel Langerhans, keratinosit, saluran limfatik kulit dan sel endotel kapiler
khusus yang memiliki reseptor khusus untuk menarik sellimfosit T kedalam epidermis.
Sel Langerhans berfungsi sebagai antigen presenting cell yang membawa antigen ke sel
limfatik dalam reaksi alergikontak. Sel keratinosit memproduksi cairan yang
mengandung protein yang akan berikatan dengan antigen yang masuk ke epidermis untuk
membentuk antigenkompleks yang potensial. Keratinosit juga memproduksi Limphokine
LikeActivity seperti Epidermal Thymocyte Activating Factor ( ETAF ) yang identik
dengan IL-1 dan berbagai fungsi lain. SALT juga sangat penting untuk memonitor sel-sel
ganas yang timbul akibat radiasi UV, zat kimia maupun olehvirus onkogenik. Sampai saat
ini peranan SALT masih terus diselidiki.

2. Jelaskan bagaimana prinsip umum pengobatan tumor kulit? Dan pada skenario?

Terapi Kanker Kulit


Prinsip penting pertama dalam pengobatan umum kanker kulit adalah bahwa sebagian jaringan
harus diambil untuk pemeriksaan histologi, kecuali apabila diagnosis sudah pasti.
Terapi pada kanker kulit terdiri dari terapi pembedahan dan non-pembedahan. Terapi
pembedahan terdiri dari pembedahan eksisi, pembedahan dengan menggunakan teknik Mohs
Micrographic Surgery (MMS), curretage and cautery, dan cryosurgery.

15

Terapi pembedahan
a. Pembedahan dengan eksisi
Pada teknik ini, tumor dieksisi beserta dengan jaringan normal disekitarnya dengan batas yang
telah ditentukan sebelumnya untuk memastikan seluruh sel kanker sudah terbuang.
b. Pembedahan dengan teknik Micrographic Surgery (MMS)
Micrographic Surgery (MMS) adalah sebuah teknik pembedahan yang pertama kali dilakukan
oleh Frederic Mohs di tahun 1940. Pada teknik ini, tumor dieksisi beserta dengan jaringan
normal disekitarnya dengan batas yang telah ditentukan sebelumnya.
Indikasi penggunaan teknik Micrographic Surgery (MMS) antaralain:
-

lokasi tumor: terutama di bagian tengah wajah, sekitar mata, hidung dan telinga
ukuran tumor: berapapun, tapi khususnya >2cm
subtipe histologi: morfoik, infiltratif, mikronodular, dan subtipe basoskuamosa

definisi batas tumor yang kurang baik melalui klinis. Lesi yang berulang (rekuren). Ada
keterlibatan perivaskular dan perineural.
c. curretage and cautery
merupakan metode tradisional dalam terapi pembedahan kanker kulit. Metode ini
merupakan metode kedua terbanyak yang dilakukan setelah metode eksisi. curretage and
cautery bila dilakukan untuk terapi pada lesi yang terdapat di wajah akan mengakibatkan angka
rekurensi yang tinggi, sehingga merupakan suatu kontraindikasi.
d. Cryosurgery
Cryosurgery menggunakan cairan nitrogen dalam temperatur -50 hingga -60 0C untuk
menghancurkan sel kanker. Teknik double freeze direkomendasikan untuk lesi yang terdapat di
wajah. Fractional cryosurgery direkomendasikan untuk lesi yang berukuran besar dan lokasinya
tersebar. Keberhasilan dari teknik ini tergantung dari seleksi jaringan dan kemapuan operator.

16

Terapi non-pembedahan
a. Photodynamic therapy
Photodynamic therapy melibatan penggunaan reaksi fotokimia dimediasi melalui interaksi agen
photo sensitizing, cahaya dan oksigen. Karena fotosensitizer diarahkan secara langsung
ditargetkan pada jaringan lesi, photodynamic therapy dapat meminimalkan kerusakan pada
struktur sehat berdekatan. Metode ini efektif untuk lesi pada wajah dan kulit kepala yang bersifat
primer dan superfisial.
b. Radiasi
Radiasi menggunakan sinar x-ray dengan energi tinggi untuk membunuh sel kanker. Dikatakan
bahwa, radiasi bukanlah untuk menyembuhkan kanker, melainkan sebagai terapi adjuvan setelah
pembedahan untuk mencegah rekurensi dari sel kanker atau untuk mencegah metastasis.
c. Kemoterapi
Kemoterapi adalah metode dengan menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker
khusus pada tipe Melanoma Maligna. Hal ini disebabkan karena sifat dari Melanoma Maligna
yang sering melakukan metastasis ke organ lain. Beberapa jenis obat kemoterapi yang digunakan
adalah Dacarbazine (DTIC), Cisplatin yang dikombinasikan dengan Vinblastine,
Termozolomide (Temodar), dan Paclitaxel.
3. Bagaimana Patomekanisme Terbentuknya Benjolan Di Kulit ? Mengapa Benjolan
Membesar Dan Mengeras ?

Patomekanisme terbentuknya benjolan ; karsinogenesis


Pada dasarnya, semua neoplasma dibagian tubuh manapun merupakan pertumbuhan jaringan
baru yang tidak terkontrol, itulah mengapa tumor cenderung membesar. Berikut patomekanisme
pembesaran tumor.

Suatu neoplasma terbentuk dari proliferasi klonal sel yang mengalami

transformasi tunggal (termutasi). Seperti yang diketahui , peristiwa awal yang mengubah sel

17

normal menjadi abnormal yang termutasi mungkin merupakan permulaan dari suatu onkogen ,
inaktivasi gen supresor tumor, atau keganasan untuk memperbaiki DNA atau menginduksi
apoptosis sel yang mengalami kerusakan. Namun demikian , transformasi awal ini tidak cukup
memadai untuk menyebabkan timbulnya tumor maligna yang lengkap . sel yang mengalami
mutasi harus bereplikasi sendiri dan menjalani banyak mutasi untuk mencapai keganasan penuh
dengan kemampuan untuk menginfiltrasi jaringan local, memasuki pembuluh darah, dan
bermetastasis.
Model klasik karsinogenesis membagi proses menjadi 3 tahap : inisiasi, promosi, dan progresi.
Inisiasi adalah proses yang melibatkan mutasi genetic yang menjadi permanen dalam DNA sel.
Promosi adalah suatu tahap ketika sel mutan berpfoliferasi. Hormone sering menjadi promotor
yang merangsang pertumbuhan. Beberapa sel kanker dapat membuat faktor pertumbuhannya
sendiri dan tidak membutuhkan tanda eksternal . klon sel yang tidak stabil dan mengalami
inisiasi , dipaksa untuk berproliferasi dan menjalani mutasi tambahan sehingga akhirnya
berkembang menjadi suatu tumor yang ganas. Progresi adalah suatu tahap ketika klon sel mutan
mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas seiring berkembangnya tumor, sel
menjadi heterogen akibat mutasi tambahan. Beberapa subklon ini dapat memperlihatkan perilaku
ganas yang lebih agresif atau lebih mampu untuk menghindari serangan oleh sistem imun pasien.
Selama stadium progresif , massa tumor yang meluas mendapat lebih banyak perubahan yang
memungkinkan tumor menginvasi jaringan yang berdekatan , membentuk pasokan darahnya
sendiri (angiogenesis), masuk (penetrasi) ke pembuluh darah, dan bermigrasi ke bagian tubuh
lain yang letaknya berjauhan (metastasis) untuk membentuk tumor sekunder.
Patologi tumor ganas pada kulit
1. karsinoma sel basal
Tumor ini disangka berasal dari sel epidermal pluropotensial, atau dari epidermis / adneksanya.
Memiliki karakteristik dasar yaitu sel tumor membentuk kelompok dengan ukuran bervariasi,
morfologi sel relative homogen. Atipia nucleus dan mitosis jarang ditemukan. Sel di sekitar
tumor tersusun palisade , sering kali terdapat celah dengan jaringan sekitar. Secara
histomorfoligis dapat dibagi menjadi beberapa jenis berikut : nodular, pigmentasi, superfisial,
sklerotik, adenoid, dan heterogen.

18

karsinoma sel skuamosa


Berasal dari sel epidermis yang mempunyai beberapa tingkat kematangan , dapat intraepidermal
dapat pula bersifat invasive fan bermetastasis jauh. Secara irregular tumbuh infiltrative ke dalam
dermis, hingga stratum reticular dermis, sebagiann dapat berhubungan dengan epidermis.
Mengapa benjolan mengeras ?
Walaupun peristiwa pokok riwayat hidup setiap neoplasma adalah pembentukan klonus sel sel
proliferative yang tidak dapat dikendalikan , yang tidak memberikan respons terhadapa sinyal
sinyal homeostasis dalam tubuh , maka neoplasma yang sangat ganas sekalipun sama sekali
tidak autonomy. Neoplasma membutuhkan suplai oksigen dan zat-zat makanan bagi proliferasi
sel neoplastic dan ini harus disediakan oleh tubuh. Sel neoplastic ini mampu memmpengaruhi sel
non-neoplastic disekitarnya guna menghantarkan makanan untuk sel tumor tersebut. Jadi
kerangka kerja penyokong / pendukung atau stroma neoplasma tidak hanya berupa jaringan ikat
fibrosa tetapi juga banyak sekali pembuluh darah berdinding tipis , dan bercabang halus. Sel sel
jarinngan ikat dan pembuluh pembuluh darah ini sebenarnya bukan merupakan bagian klonus sel
neoplastic , tapi merupakan sel hospes non neoplastic yang proliferasinya dirangsang oleh zat
yang dikeluarkan oleh sel sel tumor.
Neoplasia terdiri dari sel neoplastic yang berproliferasi dan berhubungan dengan sistem
penyokong yang disebut stroma. Pengaturan sel tumor dan stroma sangat berbeda atara
neoplasma , dengan unsur unsur stroma yang dalam kenyataannya relative seimbang, sehingga
fapat memberi sifat tersendiri pada neoplasma. Tumor yang sangat keras mengandung stroma
fibrosa yang sangat padat dan kadang kadang disebut schirihous. Tumor terutama terdiri dari sel
sel neoplastic dengan stroma yang relative sedikit akan bersifat jauh lebih lunak dan kadang
kadang disebut medularis.
4. Jelaskan bagaimana alur diagnostik dari pemeriksaan benjolan di kulit?
Diagnosis tumor ganas adalah usaha untuk mengidentifikasi jenis tumor ganas yang diderita.1
Menegakkan diagnosis suatu tumor ganas adalah sangat penting walaupun tidak selalu mudah
dan harus dilakukan sebelum memberikan terapi atau penatalaksanaan tumor ganas itu sendiri.
maka pembahasan pendekatan diagnostik tumor ganas selanjutnya difokuskan pada:

19

pemeriksaan klinis,
pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan Patologi Anatomi,
imaging,
tumor marker
diagnosis molekuler

Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan klinik disini adalah pemeriksaan rutin yang biasa dilakukan dengan cara anamnesis
dan pemeriksaan fisis, yaitu:

inspeksi
palpasi,
perkusi,
auskultasi

Pemeriksaan ini sangat penting, karena dari hasil pemeriksaan klinik yang dilakukan secara teliti,
menyeluruh, dan sebaik-baiknya dapat ditegakkan diagnosis klinik yang baik pula. Pemeriksaan
klinik yang dilakukan harus secara holistik, meliputi bio-psiko-sosio-kulturo-spiritual.
Anamnesis seorang pasien, dapat bermacam-macam mulai dari tidak ada keluhan sampai banyak
sekali keluhan, bisa ringan sampai dengan berat. Semakin lanjut stadium tumor, maka akan
semakin banyak timbul keluhan gejala akibat tumor ganas itu sendiri atau akibat penyulit yang
ditimbulkannya.
Apabila ditemukan tumor ganas di dalam atau di permukaan tubuh yang jumlahnya banyak
(multiple), maka perlu ditanyakan tumor mana yang timbul lebih dahulu.2 Tujuannya adalah
untuk memperkirakan asal dari tumor tersebut. Pemeriksaan fisik ini sangat penting sebagai data
dasar keadaan umum pasien dan keadaan awal tumor ganas tersebut saat didiagnosa. Selain
pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus terhadap tumor ganas tersebut perlu dideskripsikan
secara teliti dan rinci. Untuk tumor ganas yang letaknya berada di atau dekat dengan permukaan
tubuh, jika perlu dapat digambar topografinya pada organ tubuh supaya mudah
mendeskripsikannya. Selain itu juga perlu dicatat:

20

1. Ukuran tumor ganas, dalam 2 atau 3 dimensi,


2. Konsistensinya
3. Ada perlekatan atau tidak dengan organ di bawahnya atau kulit di atasnya.
Pemeriksaan laboratorium2
Pemeriksaan laboratorium rutin untuk menunjang diagnosis tumor ganas tidak banyak artinya,
tetapi penting dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keadaan pasien apakah ada penyulit
kanker atau penyakit sekunder, dan juga untuk persiapan terapi yang akan dilakukan baik itu
tindakan bedah maupun tindakan medik. Beberapa pemeriksaan yang perIu dilakukan, antara
lain:

darah lengkap
faal hemostatik
urin lengkap
protein serum
tes fungsi hati
alkali fosfatase
tes fungsi ginjal
elektrolit serum
gula darah
LDH
asam urat
serum IgM

Pemeriksaan patologi anatomi2


Pemeriksaan Patologi Anatomi (PA) ialah pemeriksaan morfologi tumor, meliputi pemeriksaan
makroskopi dan mikroskopi. Bahan untuk pemeriksaan PA dapat diperoleh dari biopsi tumor
ganas atau dari spesimen operasi. Ada beberapa cara biopsi yang sering dilakukan,4 yaitu:
1.

Biopsi insisi, yaitu mengambil sebagian kecil jaringan tumor ganas dengan menggunakan
pisau bedah;

2.

Biopsi eksisi (biopsi in toto), yaitu mengambil seluruh tumor. Untuk tumor jinak,
tindakan ini sekaligus sebagai terapi;

3.

Biopsi truneut, yaitu mengambil sebagian jaringan tumor dengan alat biopsi khusus
berbentuk jarum besar yang dapat memotong dan mengambil jaringan tumor;

21

4.

Biopsi aspirasi dengan jarum (Needle Aspiration Biopsy), yaitu mengambil sebagian
kecil jaringan tumor ganas dengan cara disedot menggunakan jarum yang ditusukkan
kedalam jaringan tumor.

5.

Biopsi endoskopi, yaitu mengambil sebagian kecil jaringan tumor dengan menggunakan
endoskop.

SeteIah bahan sediaan PA diperoleh, selanjutnya diproses melalui beberapa cara agar dapat
dipotong sangat halus.5 Proses tersebut antara lain: sediaan beku (Vries coupe), paraffine block,
plastic coupe, pemeriksaan sitologi, pemeriksaan histopatologi, dll, kemudian dilakukan
pengecatan sesuai tujuan pemeriksaan.

Imaging
Pemeriksaan imaging yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis tumor ganas
(radiodiagnosis) banyak jenisnya mulai dari yang konvensional sampai dengan yang canggih,
dan untuk efisiensi harus dipilih sesuai dengan kasus yang dihadapi. Pada tumor ganas yang
letaknya profunda dari bagian tubuh atau organ, pemeriksaan imaging diperlukan untuk tuntunan
(guiding) pengambilan sampel patologi anatomi, baik itu dengan cara fine needle aspiration
biopsi (FNAB) atau biopsi lainnya. Selain untuk membantu menegakkan diagnosis, pemeriksaan
imaging juga berperan dalam menentukan staging dari tumor ganas. Beberapa pemeriksaan
imaging tersebut antara lain:

Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-foto tengkorak, leher, toraks,

abdomen, tulang, mammografi, dll.


Radiografi dengan kontras, contoh: Foto Upper Gr, bronkografi, Colon in loop,

kistografi, dll.
USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan gelombang suara.

Contoh: USG abdomen, USG urologi, mammosografi, dll.


CT-scan (Computerized Tomography Scanning). Contoh: Scan kepala, thoraks, abdomen,
whole body scan, dll.

22

MRI (Magnetic Resonance Imaging). Merupakan alat scanning yang masih tergolong
baru dan pada umumnya hanya berada di rumah sakit besar. Hasilnya dikatakan lebih

baik dari CT.


Scinfigrafi atau sidikan Radioisotop. Alat ini merupakan salah satu alat scanning dengan
menggunakan isotop radioaktif, seperti: Iodium, Technetium, dll. Contoh: scinfigrafi

tiroid, tulang, otak, dll.


RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor (tumor marker).

Tumor Marker2
Penanda tumor (PT) atau tumor marker ialah molekul protein berupa enzim, hormon, dll yang
dalam keadaan normal tidak atau sedikit sekali diproduksi oleh sel tubuh. PT merupakan salah
satu penunjang pemeriksaan kanker tertentu, baik untuk screening, menegakkan diagnosis,
prognosis, pemantauan hasil pengobatan dan juga deteksi kekambuhan. Untuk tujuan screening,
diagnosis, maupun untuk menilai hasil pengobatan, maka harus dipilih penanda tumor yang
memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi. Tetapi perlu diingat bahwa hingga saat ini
belum ditemukan PT tunggal yang memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi. Pemeriksaan
kombinasi PT berupa panel pemeriksaan tertentu, untuk jenis tumor tertentu, dapat meningkatkan
sensitivitas dan spesifisitas diagnostik. Beberapa tes yang dipakai adalah CEA (Carcinoma
Embryonic Antigen ), NSE (Neuron-spesific enolase), Cyfta 21-1 (Cytokeratin fragments 19).

6. Diagnosis molekuler
Dengan semakin berkembangnya teknik molekuler, diagnosis tumor pun semakin mudah. Hal ini
memanfaatkan deteksi reseptor sel T atau gen immunoglobulin yang berbasis PCR,untuk
membedakan antara proliferasi monoklonal(neoplastic) dengan poliklonal(reaktif). PCR yang
berbasis deteksi transkrip BCR-ABL bermanfaat untuk diagnosis penyakit leukimia myeloid
kronik. Di samping itu, teknik fluorescent in situ hybridization (FISH) juga berguna dalam
mendeteksi translokasi dari banyak tumor. Kolaborasi FISH dan PCR juga digunakan untuk
memperlihatkan amplifikasi onkogen seperti HER-2 dan N-MYC. Onkogen ini menentukan

23

prognosis kanker payudara dan neuroblastomas. Teknik molekular juga dapat digunakan untuk
mengukur sisa penyakit setelah pengobatan, seperti pada deteksi transkrip BCR-ABL tadi.5
Selain itu, salah satu temuan terpenting dalam analisis molekular adalah analisis tumor oleh
teknik DNA-microarray. Teknik ini juga disebut dengan teknologi gene-chip. Prosesnya dimulai
dari mengekstrak mRNA dari jaringan tumor dan jaringan normal. Pembuatan mRNA dengan
cara mensintesis dengan fluorescent-labeled nukleotida. Kemudian dihibridisasi pada sekuen
yang spesifik dan dihubungkan dengan solid-chip, biasanya silicon chip. Setelah hibridisasi, laser
resolusi tinggi akan melakukan scanning untuk mendeteksi fluoresen pada masing-masing plot.
Bila intensitas fluoresen proporsional dengan mRNA asal, maka plot tersebut akan mesintesis
cDNA yang terhibridisasi pada titik itu. Pada intinya, metode ini berguna untuk
membandingkan/mengukur keganasan suatu tumor terhadap gen-gen yang diserangnya.

5. Jelaskan tumor jinak , etiologi, patomekanisme, penanganan dll ?

TUMOR JINAK KULIT


Tumor adalah sebutan untuk neoplasma atau lesi solid yang ditandai dengan pertumbuhan
abnormal sel yang terlihat sebagai pembengkakan. Tumor berbeda dengan kanker. Tumor dapat
berupa tumor jinak, dan maligna (ganas), dimana kanker merupakan definisi dari sebuah maligna
atau keganasan.
Tumor jinak kulit merupakan benjolan pada kulit yang bersifat jinak, tidak berhubungan
dengan keganasan kulit yang berdiferensiasi normal, pertumbuhannya lambat dan ekspansif
dengan mendesak jaringan normal disekitarnya. Tumor kulit dapat berkembang dari struktur
histologis yang menyusun kulit seperti epidermis, jaringan ikat, kelenjar, otot, dan elemenelemen saraf.
Tumor ini sering ditemukan, diantara tumor-tumor yang biasa didapatkan pada manusia. Oleh
karena perkembangan tumor kulit dapat dilihat dan diraba sejak permulaan, tumor jinak yang
berkembang di kulit ini jarang menyebabkan gangguan fungsi, karena sebagian besar diangkat
dengan alasan estetik dan menghindari terjadinya keganasan.

24

ETIOLOGI
Tumor kulit dapat terjadi karena:
1. Faktor eksternal
Sering terpapar sinar matahari
Terpapar sinar X-ray dan radionuklir dalam waktu lama
Pemakaian bahan-bahan kimia seperti arsen, berilium, cadmium, merkuri, plumbum,
dan berbagai logam berat lainya
Adanya jaringan parut yang luas dan lama. Misalnya jaringan parut akibat luka bakar
2. Faktor internal
Imunitas rendah
Genetik
Hormonal
Ras, banyak terjadi pada kulit putih.
KLINIK TUMOR JINAK KULIT
Pertumbuhan
Neoplasma jinak tumbuh hanya lokal saja terbatas pada organ tempat asal timbul, tidak
mengadakan metastasis. Tumbuh secara ekspansif, dengan mendesak jaringan normal
disekitarnya. Sel-sel jaringan sekitarnya yang terdesak itu menjadi pipih dan membentuk
kapsul yang membungkus tumor. Batas antara tumor dan jaringan sekitarnya tegas.
Pertumbuhan umumnya pelan dalam waktu tahunan dan tidak mengalami regresi atau
pengecilan.
Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut
menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel memiliki mekanisme perbaikan DNA
(DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan
apoptosis jika kerusakan DNA berat. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang
ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi
nucleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk mekanisme tersebut biasanya
dapat memicu terjadinya kanker.
Penuaan menyebabkan lebih banyak mutasi DNA. Ini berarti angka kejadian tumor
meningkat kuat sejalan dengan penuaan. Hal ini bermakna orang tua yang menderita
tumor, kebanyakan tumor ini merupakan tumor ganas.
Efek Patologis

25

Tumor jinak yang sangat beragam, dan mungkin tanpa gejala atau dapat menyebabkan
gejala tertentu, tergantung pada lokasi anatomi atau jenis jaringan.
Gejala atau efek patologis dari beberapa tumor jinak meliputi:
Perdarahan atau kehilangan darah menyebabkan anemia
Tekanan atau desakan tumor menyebabkan sakit atau disfungsi
Perubahan kosmetik
Gatal
Gangguan hormone
Obstruksi saluran tubuh
Kompresi dari pembuluh darah atau organ vital.
Tumor jinak jarang mengganggu keadaan umum pasien dan jarang menimbulkan
kematian kecuali tumor itu sendiri timbul pada organ vital atau endokrin.
Fisik
Keadaan umum dan penampilan penderita tumor jinak kulit pada umumnya baik. Ciri-ciri
fisik tumor jinak pada kulit secara umum menunjukkan gambaran sebagai berikut:
1. Bentuk teratur, meliputi: bulat, oval, polipoid
2. Batas tegas
3. Tidak ada infiltrasi atau melekat dengan organ atau jaringan sekitarnya
4. Tumbuh terbatas lokal saja, tidak menyebar
5. Vaskularisasi normal.
Terapi
Pasien dengan tumor jinak kulit biasanya datang dengan gangguan kesehatan dan
kosmetik, pembedahan biasanya menjadi pilihan yang paling efektif.
1. Tumor primer: eksisi sederhana
2. Tumor residif: re-eksisi
Spesimen operasi periksa patologi, untuk menentukan apakah tumor telah terangkat atau
konfirmasi diagnosis.

JENIS TUMOR JINAK KULIT

Keratosis Seboroik

Keratosis seboroik adalah tumor jinak yang sering dijumpai pada orang tua berupa tumor kecil
atau makula hitam yang menonjol diatas permukaan kulit. Keratosis seboroik adalah tumor jinak

26

yang berasal dari proliferasi epidermal, sering dijumpai pada orang tua dan biasanya
asimtomatik.
Keratosis seboroik mempunyai sinonim nevus seboroik, kutil senilis, veruka seboroik senilis,
papiloma sel basal.Penyebab pasti dari keratosis seboroik belum diketahui. Ada pendapat yang
mengatakan bahwa faktor keturunan memegang peranan penting. Beberapa kasus menurun
melalui autosomal dominan. Ada pula yang mengatakan bahwa terpapar sinar matahari secara
kronis yang menjadi penyebabnya.
Ada pula yang mengatakan diduga infeksi virus berdasarkan gambaran klinis kutilnya. DNA dari
human papiloma virus didapat pada 40 kasus keratosis seboroik genital dan 42 dari 55 kasus
keratosis seboroik non genital (76%).
Keratosis seboroik sering didapat pada usia pertengahan sampai tua dan dapat muncul pertama
kali di usia remaja.
Diagnosis didapat melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang berupa
histologi. Tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologis.
Anamnesis Keratosis seboroik

Biasanya asimptomatik, pasien hanya mengeluh terdapat bejolan hitam terasa tidak
nyaman.

Lesi kadang dapat terasa gatal, ingin digaruk atau di jepit.

Pasien kadang terasa benjolan semakin membesar secara lambat.

Lesi tidak dapat sembuh sendiri secara tiba-tiba.

Sebagian kasus terdapat riwayat keluarga yang diturunkan.

Lesi dapat timbul diseluruh tubuh kecuali telapak tangan dan kaki serta membran
mukosa.

Pemeriksaan Fisik Keratosis seboroik


Keratosis seboroik tampak sebagai lesi berupa papul atau plak yang agak menonjol, namun dapat
juga terlihat menempel pada permukaan kulit. Lesi biasanya memiliki pigmen warna yang sama
yaitu coklat, namun kadang kadang juga dapat ditemukan yang bewarna hitam atau hitam

27

kebiruan, bentuk bulat sampai oval, ukuran dari miliar sampai lentikular bahkan sampai
35x15cm. pada lesi multiple distribusi seiring dengan lipatan kulit.
Permukaan lesi biasanya berbenjol benjol. Pada lesi yang memiliki permukaan halus biasanya
terkandung jaringan keratotik yang menyerupai butiran gandum. Pada perabaan terasa lunak dan
berminyak.
Lesi biasanya timbul pada usia lebih dari 40 tahun dan terus bertambah seiring dengan
bertambahnya usia. Pada beberapa individu lesi dapat bertambah besar dan tebal, namun jarang
lepas dengan sendirinya.
Trauma atau penggosokan dengan keras dapat menyebabkan bagian puncak lesi lepas, namun
akan tumbuh kembali dengan sendirinya. Tidak ada tendensi untuk berubah ke arah keganasan.
Akan tetapi melanoma, karsinoma sel basal, dan terkadang tumbuh di lesi keratosis seboroik.
Pemeriksaan Penunjang Keratosis seboroik
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan histopatologi. Komposisi
keratosis seboroik adalah sel basaloid dengan campuran sel skuamosa. Invaginasi keratin dan
horn cyst merupakan karakteristiknya. Sarang-sarang sel skuamosa kadang dijumpai, terutama
pada tipe irritated. Satu dari tiga keratosis seboroik terlihat hiperpigmentasi pada pewarnaan
hematoksilin-eosin.
Pengobatan Keratosis seboroik :
1. Amonium lactat lotion
Mengandung asam laktat dan asam alfa hidroxi yang mempunyai daya keratolitik dan
memfasilitasi pelepasan sel-sel keratin. Sedian 15% dan 5% strenght; 12% strenght dapat
menyebabkan iritasi muka karena menjadikan sel-sel keratin tidak beradesi.
2. Trichloroacetic acid
Membakar kulit, keratin dan jaringan lainya. Dapat menyebabkan iritasi lokal. Pengobatan
keratosis seboroik dengan 100% trichloroacetic acid dapat menghilangkan lesi, tepi
penggunaanya harus ditangan profesional yang ahli.

28

Terapi topikal dapat digunakan tazarotene krim 0,1% dioles 2 kali sehari dalam 16 minggu
menunjukkan perbaikan keratosis seborik pada 7 dari 15 pasien.
Terapi Bedah pada Keratosis seboroik :
Krioterapi
Merupakan bedah beku dengan menggunakan cryogen bisa berupa nitrogen cair atau
karbondioksid padat. Mekanismenya adalah dengan membekukan sel-sel kanker,
pembuluh darah dan respon inflamasi lokal. Pada keratosis seboroik bila pembekuan
terlalu dingin maka dapat menimbulkan skar atau hiperpigmentasi, tetapi apabila
pembekuan dilakukan secara minal diteruskan dengan kuretase akan memberikan hasil
yang baik secara kosmetik.
Bedah listrik
Bedah listrik (electrosurgery) adalah suatu cara pembedahan atau tindakan dengan
perantaraan panas yang ditimbulkan arus listrik boiak-balik berfrekwensi tinggi yang
terkontrol untuk menghasilkan destruksi jaringan secara selektif agar jaringan parut yang
terbentuk cukup estetis den aman baik bagi dokter maupun penderita. Tehnik yang dapat
dilakukan dalam bedah listrik adalah : elektrofulgurasi, elektrodesikasi, elektrokoagulasi,
elektroseksi atau elektrotomi, elektrolisis den elektrokauter.
Elektrodesikasi
Merupakan salah satu teknik bedah listrik. Elektrodesikasi dan kuret dilakukan di
bawah prosedur anestesia lokal, awalnya tumor dikuret, kemudian tepi dan dasar
lesi dibersihkan dengan elektrodesikasi, diulang-ulang selama dua kali. Prosedur
ini relatif ringkas, praktis, dan cepat serta berbuah kesembuhan. Namun
kerugiannya, prosedur ini sangat tergantung pada operator dan sering
meninggalkan bekas berupa jaringan parut.
Laser CO2
Sinar Laser adalah suatu gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang tertentu,
tidak memiliki efek radiasi dan memiliki afinitas tertentu terhadap suatu bahan/target.
Oleh karena memiliki sel target dan tidak memiliki efek radiasi sebagaimana sinar
lainnya, ia dapat digunakan untuk tujuan memotong jaringan, membakar jaringan pada
kedalaman tertentu, tanpa menimbulkan kerusakan pada jaringan sekitarnya. Sebagai
pengganti pisau bedah konvensional, memotong jaringan sekaligus membakar pembuluh
darah sehingga luka praktis tidak berdarah saat memotong.
Bedah skalpel

29

Satu cara konservatif namun tetap dipakai sampai sekarang ialah bedah skalpel.
Umumnya karena invasi tumor sering tidak terlihat sama dengan tepi lesi dari
permukaan, sebaiknya bedah ini dilebihkan 3-4 mm dari tepi lesi agar yakin bahwa
seluruh isi tumor bisa terbuang. Keuntungan prosedur ini ialah tingkat kesembuhan yang
tinggi serta perbaikan kosmetik yang sangat baik.
Dermabrasi
Prosedur dermabrasi dikerjakan menggunakan instrumen yang digerakkan motor 24,000
rpm dengan silinder sandpaper / wire brush. Menggunakan anestesi lokal atau narkose.
Perbaikan terjadi karena dermis yang ditipiskan dengan tehnik ini tidak akan menebal
kembali. Setelah luka sembuh ditutupi epitel baru yang terbentuk diatas raw surface.
Keberhasilan dan cepatnya penyembuhan tergantung pertumbuhan sel-sel epitel, foilikel
rambut, kelenjar keringat yang ada. Proses ini menyerupai penyembuhan pada donor-site
skin graft.

Veruka Vulgaris

Bentuk ini paling sering ditemui pada anak-anak tetapi dapat juga pada orang dewasa dan orang
tua. Tempat predileksi utamanya adalah ekstremitas bagian ekstensor. Pada anak, lesinya timbul
multiple dan cepat meluas, karena autokulasi atau garukan (fenomena koebner), sedang pada
orang dewasa lesi ini jarang didapatkan dalam jumlah banyak.
Pada keadaan awal, ukurannya biasanya hanya sebesar pentol jarum dengan permukaan halus
dan mengkilat. Dalam waklu beberapa minggu atau bulan kian membesar dan permukaannya
menjadi kasar, berwarna abu-abu kecoklatan atau kehitaman. Kadang-kadang beberapa lesi
bergabung satu sama lain, menimbulkan plak verukosa.
Pengobatan dapat dilakukan bermacam-macam tindakan yang bertujuan endestruksi lesi: Bedah
listrik dengan memakai bahan kaustik seperti : Larutan perak nitrat 25%, TCA (Trichlor Acetic
Acid) jenuh, Fenoil likuefaktum, Bedah scalpel (ekstirpasi), Bedah beku : CO2, N 2, N2O
Prognosis baik tetapi penyakit sering residif walaupun telah dilakukan pengobatan yang adekuat.

Acrochordon (skin tag)

30

Acrochordon memiliki sinonim skin tag, fibroepitelial polips, fibroma pendularis, fibroepitelial
papilloma. Merupakan tumor epitel kulit yang berupa penonjolan pada permukaan kulit yang
bersifat lunak dan berwarna seperti daging atau hiperpigmentasi, melekat pada permukaan kulit
dengan sebuah tangkai dan biasa juga tidak bertangkai. Skin tag mempunyai prevalensi yang
sama pada laki-laki dan perempuan, ditemukan terutama pada orang gemuk dan terjadi
peningkatan pada perempuan hamil. Pada awalnya timbul pada umur 10-50 tahun dan meningkat
pada dekade kelima dan sekitar 95% ditemukan pada umur 70-an. Predileksi ditemukan di
daerah leher (35%), aksila (48%), kelopak mata, dan lipatan kulit lainnya seperti lipatan paha
dan payudara. Lesi ini telah diamati untuk mengikuti kutil, keratosis seboroik, dan kondisi kulit
inflamasi. Biasanya dalam bentuk papula berdaging lunak, meskipun tidak selalu pedunculated,
Lesi ditemukan soliter atau multiple atau beberapa dapat bervariasi dengan diameter 1-6 mm
dengan hiperpigmentasi.
Penyebab skin tag ini masih diperdebatkan, mungkin berhubungan kondisi inflamasi non spesifik
dari kulit. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa skin tag merupakan efek yang biasa
terjadi akibat penuaan kulit dengan beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantara
ketidakseimbangan hormon memudahkan pertumbuhan skin tag misalnya pada peningkatan
hormon estrogen dan progesterone selama kehamilan, peningkatan hormon pertumbuhan dan
akromegali

Dermatofibroma

Dermatofibroma merupakan suatu nodul yang berasal dari mesodermal dan dermal. Belum
diketahui secara pasti apakah lesi ini merupakan murni suatu neoplasma atau reaksifibrotik dari
trauma minor, gigitan serangga, infeksi virus, ruptur kista, atau berasal dari folikulitis. Gejala
yang dapat dirasakan dan menjadi keluhan pada sebagian besar pasien adalah rasa gatal hebat
pada daerah lesi dan nyeri saat perabaan tetapi tidak umum. Terkadang pasien juga tidak
bergejala. Umumnya ditemukan pada wanita, tetapi sering juga ditemukan pada penderita usia
muda. Rata-rata lesi terjadi pada umur 17 tahun.
Predileksi dapat pada semua bagian tubuh, tetapi pada umumnya ditemukan pada daerah anterior
dan tungkai bawah serta punggung. Bentuk khas pada dermatofibroma adalah nodul kecil,
dengan ukuran 3-10 mm, namun ada juga sampai diameter 1-3 cm. Bentuknya dapat berupa

31

papul, plak atau nodul, batas tegas, menetap dalam kulit dan dapat ditekan ke bawah atau sedikit
meninggi. Suatu tanda klinis khas yaitu dample sign atau Fitzpatricks sign yakni jika sisi
lateral ditekan maka akan membentuk cekungan pada kulit di atasnya.
Pada dermatofibroma multiple seringkali terdapat lingkaran hiperpigmentasi yang sempit
mengelilingi nodul, berwarna coklat hingga merah.
Beberapa pasien membutuhkan eksisi apabila ditemukan perbedaan mencolok dengan kulit
sekitar, dapat dilakukan eksisi ekiliptik. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan
mengikis daerah lesi menggunakan pisau bedah no. 15 agar dapat terjadi luka yang diharapkan
akan bergranulasi dan reepitelisasi.

Keloid

Keloid adalah pembentukan jaringan parut berlebihan yang tidak sesuai dengan beratnya trauma.
Kecenderungan timbul keloid lebih besar pada kulit berwarna gelap. Cenderung timbul pada
usia dewasa muda dan jarang pada usia tua. Pertumbuhannya cenderung progresif.
Predileksinyya terutama di daerah sternum, bahu, cuping telinga, pinggang, dan wajah. Pada
orang-orang yang berbakat keloid, setiap kerusakan kulit akan menimbulkan keloid.
Insidens keloid bevariasi sesuai dengan umur, jenis kelamin, ras, lokasi anatomi, dan tipe trauma.
Keloid terutama terjadi pada anak-anak dan dewasa muda serta perempuan lebih banyak
ditemukan menderita keloid dibanding laki-laki. Keloid biasanya terjadi antara umur 10-30
tahun. Keloid lebih banyak ditemukan pada orang kulit gelap. Orang Afrika dan Amerika lebih
banyak menderita keloid dibanding orang kaukasian.
Faktor-faktor yang menyokong timbulnya keloid, meliputi: Infeksi kronis, benda asing dalam
luka, tidak adanya relaksasi setempat saat penyembuhan luka, regangan yang berlebihan pada
pertautan luka. Keloid terbentuk 2-4 minggu atau lebih dari 1 tahun setelah trauma. Selain itu
keloid dapat juga timbul spontan dan sering ditemukan adanya riwayat keluarga yang menderita
keloid. Harus dibedakan antara istilah keloid dan parut hipertrofik. Pada paru hipertrofik, besar
parut sesuai dengan lukanya. Parut ini tidak melewati batas tepi luka, timbul segera setelah luka
biasanya 4 minggu dan akan mengalami regresi.

32

Keloid ditangani secara konservatif yaitu dengan penyuntikan kortikosteroid (misalnya golongan
triamcinolon) intralesi keloid. Penyuntikan ini diulang 2-3 minggu sekali sampai efek yang
diinginkan tercapai. Cara ini cocok untuk keloid yang tidak terlalu luas dan tebal.
Pembedahan sederhana untuk mengeksisi keloid harus dilakukan dengan tissue handlingyang
baik. Pembedahan pada keloid dapat berupa bedah beku, bedah laser, bedah listrik, dan
cryosurgery Penutupan kulit harus diusahakan dengan regangan yang seminimal mungkin, kalau
perlu dilakukan jahitan lapis demi lapis untuk mendekatkan jaringan dibawah kulit dalam
rangka meminimalkan regangan. skin grafting dapat juga digunakan untuk mengurangi
ketegangan kulit. Usahakan untuk mencegah semua sumber inflamasi post operatif seperti
terperangkapnya folikel rambut, benda asing, hematom dan infeksi. Angka rekurensi
pembedahan sendiri sekitar 45-100%. Oleh karena itu pembedahan akan lebih efektif bila
dikombinasi dengan eksternal radiasi, dan injeksi kortikosteroid. Cegah terjadinya reaksi
inflamasi di daerah operasi, kombinasi dengan radiasi eksternal atau injeksi kortikosteroid.

Kista Ateroma

Kista ateroma adalah benjolan dengan bentuk yang kurang lebih bulat dan berdinding tipis, yang
terbentuk dari kelenjar keringat (sebacea), dan terbentuk akibat adanya sumbatan pada muara
kelenjar tersebut. Disebut juga kista sebacea, kista epidermal. Sumbatan pada muara kelenjar
sebacea, dapat disebabkan oleh infeksi, trauma (luka/benturan), atau jerawat. Banyak dijumpai di
kulit yang banyak mengandung kelenjar keringat, misalnya di muka, kepala, punggung. Bentuk
bulat, berbatas tegas, berdinding tipis, dapat digerakkan, melekat pada kulit di atasnya. Isinya
cairan kental berwarna putih abu-abu, kadang disertai bau asam. Merah dan nyeri jika terjadi
peradangan.
Penatalaksanaan kista ateroma dilakukan dengan mengambil benjolan dengan menyertakan kulit
dan isinya, tujuannya untuk mengangkat seluruh bagian kista hingga ke dindingnya secara utuh.
Bila dinding kista tertinggal saat eksisi, kista dapat kambuh, oleh karena itu, harus dipastikan
seluruh dinding kista telah terangkat.
Bila terjadi infeksi sekunder, dan terbentuk abses, dilakukan pembedahan dan evakuasi nanah,
biasanya diberikan antibiotik selama 2 minggu. Terapi antibiotik diberikan jika ada tanda infeksi

33

yaitu kemerahan dan inflamasi, yang tersering oleh bakteri staphylococci. Setelah luka tenang (36 bulan) dapat dilakukan operasi untuk kista ateromanya.

Kista Dermoid

Sinonim dari penyakit ini kista dermoid brankhiogenik. Kista dermoid merupakan kista yang
berasal dari ektodermal, dindingnya dibatasi oleh epitel skuamosa berlapis dan berisi apendiks
kulit serta biasanya terdapat pada garis fusi embrional. Epidemiologi kista dermoid jarang
terjadi, mengenai pria dan wanita sama banyaknya, namun ada pendapat lain yang mengatakan
lebih banyak dijumpai pada pria. Etiologi kista ini berkembang dari sekuesterasi epitel sepanjang
garis fusi embrionik.
Manifestasi klinik berupa nodul intrakutan atau subkutan, soliter berukuran l-4 cm, mudah
digerakkan dari kulit diatasnya dan dari jaringan di bawahnya. Pada perabaan, permukaannya
halus, konsistensi lunak dan kenyal, dan secara makroskopis isi kista berupa material keratin
yang berlemak dengan rambut, juga kadang-kadang tulang, gigi atau jaringan syaraf. Lokasi
tumor biasanya pada kepala dan leher, pada garis fusi embrionik kadang juga pada ovarium.
Histopatologi tampak dinding kista berupa epidermis dengan apendiksnya yang sudah sempurna
perkembangannya, sehingga sering dijumpai adanya folikel rambut yang tumbuh ke dalam
lumen kista. Sedangkan dermis mengelilingi kista, dan mengandung kelenjar sebasea, kelenjar
ekrin dan kadang-kadang apokrin. Diagnosis banding : Kista epitel lainnya, Glioma Ensefalokel
Pengobatan yaitu eksisi total. Bila terdapat traktus sinus maka harus dilakukan eksplorasi dan
eksisi guna mencegah rekurensi. Prognosis bila eksisi dilakukan secara komplit, maka hasilnya
bersifat kuratif.

Kista Epidermoid

Kista epidermoid berasal dari sel epidermis yang masuk ke jaringan subkutis akibat trauma tajam
Sel-sel tersebut berkembang kista dengan dinding putih tebal, bebas dari dasar berisi massa
seperti bubur, yaitu hasil keratinisasi, sebagian mengandung elemen rambut (pilar atau
trichilemmal cyst). Penyebabnya tidak diketahui, diperkirakan oleh karena adanya dilatasi folikel
rambut oleh trauma.

34

Kista ini biasa ditemukan pada telapak kaki atau telapak tangan, yaitu yang epidermalnya tebal
dan mudah mengalami trauma. Kista jarang menjadi besar tetapi cukup menggangu karena
lokasinya. Kista epidermoid banyak terjadi pada umur 30-40 tahun.
Terapi terdiri dari eksisi lengkap termasuk punctum pada permukaan kulit dan meluas ke bawah
sampai dinding kista. Eksisi lengkap diperlukan untuk mencegah rekurensi akibat elemen
epidermis yang tertinggal. Jika terinfeksi, insisi dan drainase diindikasikan karena dinding sangat
rapuh untuk dieksisi secara meyakinkan. Eksisi sekunder setelah infeksi sembuh lalu
diindikasikan untuk mencegah infeksi rekuren.

Keratoakantoma

Keratoakantoma adalah tumor kulit jinak yang berupa benjolan bulat dan keras, biasanya
berwarna seperti daging dengan bagian tengah seperti kawah yang mengandung bahan lengket.
Diduga sinar matahari memegang peran yang penting dalam terjadinya keratoakantoma.
Tampaknya keratoakantoma muncul dari sebuah akar rambut sehingga mereka hanya tumbuh di
daerah kulit yang berambut. Cedera ringan merupakan faktor pemicu terjadinya
keratoakantoma.
Keratoakantoma seringkali muncul di daerah kulit yang mengalami cedera.
Pada mulanya tampak sebagai beruntusan/bisul kecil dengan bagian tengah yang keras.
Kemudian akan terbentuk benjolan bulat dan keras, biasanya berwarna seperti daging dengan
bagian tengah seperti kawah yang mengandung bahan yang lengket. Pertumbuhannya sangat
cepat dan dalam waktu 1-2 bulan, ukurannya bisa mencapai 5 cm. Beberapa bulan kemudian
keratoakantoma akan menghilang dengan sendirinya tetapi mungkin akan meninggalkan jaringan
parut. Sering ditemukan di wajah, lengan dan punggung tangan.

(1,11,12)

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk memperkuat diagnosis dan


memastikan bahwa kelainan yang terjadi bukan merupakan suatu keganasan, bisa dilakukan
biopsi.
Terdapat beberapa cara untuk mengobati keratoakantoma:
1. Pembekuan

35

Keratoakantoma yang kecil bisa diobati dengan pembekuan oleh larutan nitrogen, baik
dalam bentuk semprotan atau dioleskan dengan kapas. Setelah pemberian nitrogen, akan
terjadi pembengkakan dengan atau tanpa lepuhan, yang selanjutnya akan mengering
dan membentuk keropeng dalam waktu sekitar 2 minggu.
2. Kuretase dan kauterisasi.
Cara ini kadang digunakan untuk keratoakantoma yang lebih tebal. Penyembuhan
biasanya terjadi dalam waktu 3 minggu dan meninggalkan jaringan parut yang tidak
terlalu mengganggu penampilan.
3. Eksisi
Keratoakantoma disayat membentuk elips dan bekas sayatan dijahit. 1 minggu kemudian
jahitan diangkat
dan akan meninggalkan jaringan parut berbentuk garis.
4. Radioterapi
Kadang keratoakantoma yang besar diobati dengan penyinaran. Pengobatan ini tidak
menimbulkan nyeri dan penyembuhan akan terjadi beberapa minggu sesudahnya.
5. Pemberian 5 Fluorouracil topical
Dapat mengobati lesi dalam waktu 1-6 minggu, sedangkan pemberian 5 Fluorouracil
injeksi intralesi dapat mengobati lesi dalam waktu 1-9 minggu. Selain itu dapat pula
diberikan imiquimod, podophyllum resin, metotrexate injeksi intra lesi, interferon alfa-2
injeksi intra lesi, dan isotretinoin.

Nevus

Nevus pigmentosus ialah tumor yang berwarna hitam atau hitam kecokelatan, karena sel
melanosit mengandung pigmen melanin. Nevus itu pada umumnya berupa nodus atau plaque
kecil kurang dari 1 cm, pada kulit, tetapi ada pula yang terdapat pada mukosa mulut, rectum, dan
konjungtiva, dan sebagainya
Jenis-jenis nevus, meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nevus intradermal
Nevus junctional
Nevus compound
Nevus biru
Giant pigmeted nevus
Nevus epitelid/juvenile melanoma

Ada bermacam-macam nevus. Sebagian besar (75%) nevus itu adalah tipe intradermal. Penting
diketahui ada beberapa jenis nevus yang merupakan lesi pra-kanke, seperti: nevus junctional dan
nevus compound. Demikian pula ada nevus yang yang patologik kelihatannya seperti ganas,

36

tetapi klinik adalah jinak, yaitu juvenile melanoma. Terpenting ialah beberapa jenis nevus yang
bersifat jinak dapat berubah menjadi ganas, menjadi melanoma maligna.
Adapun gejala nevus maligna:
1.

Membesar

2.

Bertambah hitam

3.

Terasa gatal

4.

Berdarah

5.

Timbul ulserasi

6.

Ada penyebaran pigmen nevus

7.

Rambut pada nevus rontok

8.

Ada metastasis di kelenjar limfe regional.

Pada umumnya nevus tidak perlu diberi terapi kecuali untuk kosmetik dan mencegah terjadinya
kanker pada nevus pra-maligna. Adapun tindakan yang biasa dilakukan:
Eksisi simple
Spesimen operasi periksa patologis. Tidak dianjurkan melakukan elektrokoagulasi,
cryosurgery karena tidak ada bahan untuk pemeriksaan patologi.
Re-eksisi luas
Kalau pada pemeriksaan patologi dicurigai suatu melanoma maligna, lakukan eksisi
luas, dan tentukan radikalitas operasi.

Siringoma

Siringoma adalah tumor jinak adenoma duktus kelenjar ekrin intraepidermis dan digolongkan
dalam less mature tumors. Terdapat 2 bentuk klinis, namun ada penulis lain yang membaginya
menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Siringoma periorbital (Periorbital Syrigoma)
2. Siringoma eruptif (Eruptive syringoma, Eruptive hidradenoma, Disseminated syringoma)
3. Varian lain : bentuk linear unilateral atau distribusi nevoid, terbatas linear, terbatas pada
scalp, terbatas pada vulva, terbatas pada ekstremitas distal, lichen planus-like, tipe milia
(milia like).

37

Bentuk klinis tersering atau pada umumya ialah bentuk periorbital, dan tempat predileksi
tersering mula timbul di periorbita inferior/kelopak mata bagian bawah. Lebih banyak dijumpai
pada wanita dibanding pria, dengan awitan usia tersering ialah pubertas, namun penulis lain
menyebutkan dapat timbul pada kelompok usia manapun dan decade 2 dan 3 adalah kelompok
usia yang paling umum dijumpai.
Gambaran klinis lesi ialah papul-papul datar lunak/padat lunak, diameter l-2mm/2-3mm, dengan
warna umumnya seperti wama kulit (Skincolored) atau sedikit kekuningan tapi dapat pula agak
merah muda atau bahkan kecoklatan, yang tersebar khususnya di daerah kelopak mata, leher,
serta dapat pula dalam bentuk generalisata yaitu pada dada, daerah epigastrik atau abdomen dan
bahkan dapat pula di daerah penis, vulva serta jari-jari tangan.
Diagnosis banding klinis yang tersering ialah milia, kemudian dapat juga terbuka plana dan
angiofibroma. atau hyperplasia sebease, xanthoma eruptif, hidrostoma dan akne vulgaris.
Gambaran histopatologis siringoma ialah ditemukannya sjeumlah besar duktus kecil dalam
stroma fibrosa dengan dinding terdiri dari 2 baris sel epitel yang pada banyak kasus sel-sel
tersebut pipih atau gepeng, Kadang-kadang sel-sel epitel pada baris dalam tampak berongga
(vacuolated). Lumen duktus mengandung debris amorfik. Juga ditemukan adanya epitel strand
yang solid dan basofilik diluar duktus. Kadang-kadang dekat epidermis dijumpai kista duktus
yang didalam luminanya dipenuhi dengan keratin dan dibatasi dengan sel-sel yang mengandung
granula keratohialin. Kista keratin ini menyerupai milia dan terkadang mengalami ruptur
sehingga menimbulkan reaksi benda asing. Dalam keadaan jarang, sel-sel tumor tampak seperti
clear cells sebagai akibat akumulasi glikogen. Untuk memastikan asal tumor yaitu diferensiasi
ekrin dapat dibuktikan dengan pemeriksaan imunohistokimiawi.
Pengobatan pilihan destruksi tumor, antara lain dengan cara kuretase, dapat pula dilakukan
kauterisasi kimiawi, biopsy plong, elektrodesikasi dan laser CO2 defocused beam. Beberapa
teknik pengobatan siringoma belakangan ini banyak dikembangkan antara lain elektrodesikasi
dengan menggunakan short burst high frequency low voltage intralesional dengan memakai
elektroda jarum halus atau jarum epilasi, atau scanned CO 2 laser dan kombinasi laser
CO2 vaporisasi dengan aplikasi asam trikloroasetat memberikan hasil yang cukup memuaskan,
tanpa jaringan parut da bebas lesi 24 bulan hingga 4 tahun. Yang utama dalam penatalaksanaan

38

siringoma ini ialah memberi keyakinan pada penderita bahwa kelainan ini tidak membahayakan
sehingga tidak diperlukan tindakan agresif bila kelainannya masih sedikit disebutkan oleh satu
penulis sebagai pilihan pengobatan yang kerap terbaik.

Xanthelasma

Bentuk ini adalah bentuk yang paling sering ditemukan diantara xantoma, terdapat pada kelopak
mata, khas dengan papula/plak yang lunak memanjang berwarna kuning-oranye, biasanya pada
kantus bagian dalam. Khas juga, panjang lesi 2-3 cm dan biasanya simetris, yang condong
menetap, berlanjut, multiple dan bersatu. Seringkali xantalasma disertai dengan tipe xantoma
yang lain, tetapi umumnya berdiri sendiri.
Kelainan ini terlihat pada umur pertengahan. Biasa ditemukan pada wanita yang menderita
penyakit hati dan bilier. Xantelasma juga dapat terlihat pada bermacam hiperpoproteiemia
familier, teristimewa pada hiperkolesterolemia. Juga biasa ditemukan pada xantoma planum
generalisata, penyakit obstruksi hepar miksedema, diabetes fitosterolemia.
Diagnosis klinik xantoma primer sangat khas. Pada pemeriksaan ditemukan macula, papula, plak
atau nodula yang berwarna kekuning-kuningan dan pada anamnesa ditemukan adanya anggota
keluarga menderita penyakit yang sama atau familier. Disamping tanda dan gejala klinis yang
khas, untuk pengobatan perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan total
kolesterol, trigliserioda HDL dan LDL kolesterol dan total lipid untuk menetapkan diagnosis
Pengobatan yang berhasil pada xantelasma hanya pembedahan. Pengobatan juga berhasil dengan
fulgurasi, kauter dengan asam trikorasetik, laser CO2 dan cara lainnya. Semua pengobatan ini
tidak menjamin bahwa tidak akan timbulnya lesi yang baru. Pada xantoma yang lain kura
mengobati secara simptomatis, jika xantomanya terlalu besar dan mengganggu dapat dilakukan
operasi eksterpasi. Tetapi obat dan makanan juga dilakukan, untuk menjaga agar penyakit jangan
sampai berlanjut ke tingkat yang lebih parah atau fatal.

Stucco Keratosis

Dikenal juga dengan istilah barnacles, biasa didapatkan tetapi jarang diperhatikan, berbentuk
papular, dan lesi yang hampir menyerupai veruka, berwarna putih, umumnya ditemukan pada
tungkai bawah, khususnya disekitar tendo achilles, bagian dorsal dari kai dan orang tua dapat

39

ditemukan pada lengan atas. Berukuran satu hingga sepuluh milimeter, berbentuk bulat, sangat
kering dan terfiksir. Biasanya ditandai dengan gejala awal berupa kulit kering.
Tumor dapat diangkat tanpa menyebabkan perdarahan, tetapi lesi dapat timbul kembali dalam
waktu singkat. Lesi dapat diangkat dengan kuretase ataupun Cryosurgery. Biopsi eksisi dapat
dilakukan untuk menegakkan diagnosis secara histologis. Biopsi eksisi memiliki keuntungan
karena merupakan operasi satu tahap untuk diagnosis dan terapi definitif jika lesi lunak.

Kutaneus Horn

Kutaneus Horn merupakan pertumbuhan keratin yang keras dan menyerupai tanduk binatang.
Dikenal juga dengan istilah cornu kutaneus. Berlokasi di wajah, telinga, dan tangan serta dapat
tumbuh memanjang. Veruca vulgaris, keratosis seboroik, keratosis aktinik dan karsinoma sel
squamosa dapat menyebabkan terbentuknya keratin serta menghasilkan tanduk.

Hemangioma

Hemangioma merupakan tumor yang terdiri atas pembuluh darah. Ada dua golongan besar, yaitu
jenis kapiler dan jenis kavernosa. Hemangioma jenis kapiler disebut juga nevus kapilare. Jenis
kapilare terdiri atas nevus simpleks kalau sudah terbentuk seperti buah arbei menonjol, berwarna
merah cerah dengan cekungan kecil. Perkembangannya dimulai dengan titik kecil pada usia lahir,
membesar cepat dan menetap pada usia kira-kira delapan bulan. Kemudian akan mengalami
regresi spontan dan menjadi pucat karena fibrosis seteleh usia satu tahun.
Hemangioma kavernosum terdiri atas jalinan pembuluh darah yang membentuk rongga.
Kelainannya berada di jaringan yang lebih dalam dari dermis. Dari luar tampak sebagai tumor
kebiruan yang dapat dikempeskan dengan penekanan, tetapi menonjol kembali setelah
penekanan dilepaskan. Hemangioma ini tidak dapat mengalami regresi spontan, malah sering
progresif. Jenis kavernosum bisa meluas dan menyusup ke jaringan sekitarnya. Jaringan di atas
hemangioma dapat mengalami iskemia sehingga mudah rusak oleh iritasi.
Tata Laksana Hemangioma
Hemangioma buah arbei sebaiknya dibiarkan mengalami regresi spontan. Jadi walaupun besar,
mencolok, dan tampak menakutkan, jenis ini tidak memerlukan tindakan selain pemasangan

40

pembalut elastis dengan sedikit penekanan secara terus menerus. Tindakan ini membantu
mempercepat proses regresi. Jenis Flameus ditanggulangi dengan eksisi, kalau perlu ditambah
dengan jangkok kulit. Dapat juga dilakukan perajahan (tatoase) untuk menyamarkan warna.
Untuk hemangioma kavernosum satu-satunya terapi ialah ekstirpasi. Pada jenis yang luas dapat
dibantu dengan embolisasi dengan panduan angiographi. Embolisasi membantu memperkecil
tumor untuk memudahkan tindakan bedah. Kadang infiltrasi menyesup jauh ke dalam sehingga
diperlukan pembedahan luas. Kelaianan ini dapat kambuh dari sisa hemangioma yang sukar
dicapai dengan pembedahan.

8. Jelaskan DD 1 ?

KISTA ATEROMA
Kista ateroma merupakan benjolan yang terbentuk dari kelenjar keringat (sebacea). Benjolan
tersebut berbentuk bulat dan berdinding tipis. Kista ateroma sendiri terbentuk akibat adanya
sumbatan pada muara kelenjar keringat, maka sering disebut sebagai kista sebacea atau kista
epidermal.
Kista ateroma biasanya dapat ditemukan pada kulit kepala, labia, skrotum, dan dada. Namun
dapat juga ditemukan pada bagian tubuh manapun. Terkadang bau busuk juga hadir dalam zat
yang disebut keratin yang mengisi kista ateroma. Keratin adalah protein yang menciptakan
kantung sel. Gundukan atau benjolan bisa dirasakan di bawah kulit.
Sekret kelenjar keringat yaitu sebum dan sel-sel mati tertimbun dan berkumpul dalam kantung
kelenjar Lama kelamaan akan membesar dan terlihat sebagai massa tumor yang berbentuk
lonjong sampai bulat, lunak-kenyal, berbatas tegas, berdinding tipis, tidak terfiksir ke dasar,
umumnya tidak nyeri, tetapi melekat pada dermis di atasnya. Daerah muara yang tersumbat
merupakan tanda khas yang disebut puncta (titik kehitaman yang letaknya biasanya di
permukaan kulit tepat di tengah massa).

Berikut adalah gejala yang timbul pada kista ateroma :

41

Gejala utama biasanya, kecil non menyakitkan benjolan di bawah kulit. Benjolan kecil atau
benjolan yang terjadi tepat di bawah kulit kelamin, payudara, perut, wajah, leher, atau di tempat
lain pada tubuh adalah gejala yang paling umum dari kista ateroma. Kista ateroma terkadang
dapat menjadi terinfeksi dan bentuk menjadi abses yang menyakitkan. Hal ini penting ketika
kista ateroma adalah pembedahan bahwa kantung seluruh dipotong untuk membantu mencegah
kekambuhan. Kista besar dapat muncul kembali dan mungkin harus diangkat dengan operasi.
Jika kista menjadi terinfeksi, pengobatan dapat mencakup pemberian antibiotik dan kemudian
pengangkatan kista.
Contoh gejalahnya :
- Banyak ditemukan pada bagian tubuh yang banyak mengadung kelenjar keingat, misalnya
muka, kepala, punggung
- Bentuk bulat, berbatas tegas, berdinding tipis, dapat digerakkan, melekat pada kulit di atasnya.
- Berisi cairan kental berwarna putih abu-abu, kadang disertai bau asam.
- Jika terjadi peradangan, kista akan memerah dan nyeri

Penyebab Kista Ateroma


Terjadinya kista ateroma disebabkan karena adanya sumbatan pada muara kelenjar keringat yang
disebabkan oleh :
- Infeksi
- Trauma (luka/benturan)
- Jerawat

42

Jika terjadi infeksi sekunder dan terbentuk abses maka akan dilakukan pembedahan dan evakuasi
nanah. Pada umumnya, penderita kista ateroma akan diberikan antibotik selama kurang lebih 2
minggu. Setelah 3-6 bulan, dapat dilakukan operasi.

Tips Mencegah Kista Ateroma


- Jangan memencet, menggaruk, atau menusuk benjolan
- Jaga area bersih dengan mencuci benjolan dan sekitarnya menggunakan sabun antibakteri
- Terapkan lap yang sudah di celupkan ke air hangat pada benjolan selama 20 sampai 30 menit,
lakukan 3 sampai 4 kali sehari
- Menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan dan menggunakan produk perawatan kulit
bebas

Terapi Kista Ateroma


Penatalaksanaan kista ateroma dilakukan dengan mengambil benjolan dengan menyertakan kulit
dan isinya, tujuannya untuk mengangkat seluruh bagian kista hingga ke dindingnya secara utuh.
Bila dinding kista tertinggal saat eksisi, kista dapat kambuh, oleh karena itu, harus dipastikan
seluruh dinding kista telah terangkat.

43

(Bentuk kista ateroma setelah dilakukan pengangkatan)


9. Jelaskan DD 2?
LIPOMA
Lipoma adalah tumor jinak jaringan lemak yang berada di bawah kulit yang tumbuh lambat,
berbentuk lobul masa lunak yang dilapisi oleh pseudokapsul tipis berupa jaringan fibrosa.

Etiologi
Penyebab lipoma belum diketahui dengan pasti, akan tetapi ada kecenderungan lipoma dapat
diturunkan. Beberapa jenis lipoma dapat terjadi akibat trauma tumpul. Orang yang gemuk tidak
meningkatkan kemungkinan terjadinya lipoma.
Pada pemeriksaan secara mikroskopis akan ditemukan suatu tumor yang berbentuk lobulus yang
mengandung sel lemak yang normal. Pada pemeriksaan secara sitogenetik, lipoma sering sekali
berhubungan dengan alterasi dari kromosom 12q, 6p, dan 13q.
Jenis Lipoma
1. Lipoma soliter (paling sering)

Kebanyakan lipoma soliter adalah superfisial dan berukuran kecil Lipoma soliter bisa

44

tumbuh dengan kenaikan berat badan dan tidak menghilang apabila berat badan
diturunkan
2. Diffuse Kongenital Lipoma

Lipoma diffuse dengan batas tidak tegas biasanya berlokasi pada daerah belakang badan.
Tumor ini sering meluas ke dalam otot maka kurang memberikan hasil yang baik dengan
reseksi lokal Tumor ini terdiri dari jaringan lemak yang immatur
3. Lipomatosis simetris ( Madelung)

Sering dijumpai pada daerah kepala, leher, bahu dan proximal extremitas atas. Pada
anamnesa sering terdapat riwayat mengkomsumsi alkohol atau penyakit diabetes mellitus
4. Familial lipomatosis multiple

Ditandai dengan beberapa benjolan kecil dengan batas tegas dan "berkapsul" Biasanya
terdapat pada daerah extremitas dan timbul setelah pubertas Pada anamnesa didapatkan
riwayat penyakit yang sama pada keluarga
5. Penyakit Dercum ( adiposis dolorosa)

Lipoma yang menimbulkan rasa nyeri Biasanya dijumpai pada wanita postmenopausa
yang obese ,alcoholism, ketidakstabilan emosi dan depresi berasosiasi dengan penyakit
ini
6. Angiolipoma

Angiolipoma adalah nodul subkutan yang kenyal dan nyeri. Tumor ini lebih keras
daripada lipoma biasa dan multilobulasi

45

7. Hibernomas

Tumor ini tumbuh soliter, nodul yang berbatas tegas dan biasanya asimptomatik
Biasanya dijumpai pada regio interskapula, axilla, colli dan mediastinum Secara
histologik, hibernomas terdiri dari lipoblast coklat yang dikenali sebagai mulberry cells

Gejala Klinis
Lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri. Pertumbuhannya sangat
lambat dan jarang sekali menjadi ganas. Lipoma kebanyakan berukuran kecil, namun dapat
tumbuh hingga mencapai lebih dari diameter 6 cm.
Biasanya suatu lipoma dikulit hanya dirasakan mengganggu kosmetik oleh penderitanya.Sangat
jarang suatu lipoma dikulit akan menekan struktur lain yang akan menyebabkan gangguan.
Suatu lipoma sangat jarang berubah menjadi suatu keganasan, misalnya suatu liposarkoma.
Liposarkoma praktis tidak pernah timbul dari suatu lipoma.
Pemeriksaan Fisik
1. Nodul subkutan ukuran rata-rata 2 10 cm
2. Sering berlobus
3. Mobile
4. Konsistensi kenyal
5. Kulit diatas lesi normal
Diagnosis lipoma bisa ditegakkan dari anamnesa dan gambaran klinis atau dari fine needle
biopsy
Penatalaksanaan
Pada dasarnya lipoma tidak perlu dilakukan tindakan apapun, kecuali bila berkembang menjadi

46

nyeri dan mengganggu pergerakan. Biasanya seseorang menjalani operasi bedah untuk alasan
kosmetik.
1. Konservatif
Mesoterapi
Mesoterapi adalah terapi dengan injeksi NSAIDS, enzim dan hormon.
Namun sekarang yang sering digunakan adalah lecithin (phosphatidylcholine isoproterenol) yang
mempunyai efek lipolitik.
2. Operatif
Simple surgical excision
Insisi dilakukan pada kulit hingga ke pseudokapsul lipoma, kemudian masa direseksi. Setelah
pendarahan dihentikan, dijahit dengan absorbable suture setelah itu luka ditutup (pressure
dressing) selama 24 jam untuk mencegah terjadinya hematoma atau seroma
Squeeze teknik ( lipoma superficial yang kecil)
Insisi selebar diameter lipoma dilakukan dan bagian tepi lipoma ditekan supaya massa tersebut
keluar. Kemudian dilakukan diseksi dan kuret
Liposuction
Teknik yang bagus untuk angiolipoma,

adiposis dolorosa dan sindroma Madelung. Kebaikan

teknik ini adalah berkurangnya masa operasi dan insisi lebih kecil,
Teknik Operasi
1. Bersihkan daerah operasi dengan tindakan aseptik.
2. Lakukan anestesi lokal field blok infiltrations dengan lidocaine 2%
3. Tandai batas insisi yang akan dilakukan, linier, dengan panjang sejajar dengan garis
Langers
4. Insisi kulit sampai subkutis. Sampai jaringan adipose
5. Pegang tepi insisi dengan klem dan angkat

47

6. Lakukan diseksi tumpul dengan klem menelusuri masa kesekelilingnya


7. Jepit bagian masa dengan klem, angkat dan teruskan diseksi tumpul
8. Jika masa sudah terangkat, potonglah jaringan bagian bawah
9. Perdarahan dirawat
10. Jahit luka operasi lapis demi lapis.
11. Kirim masa untuk pemeriksaan patologi anatomi.

Lakukan anestesi secara infiltrasi di kedua sudut, menyebar ke tepi

Insis linier sampai subkutis

Diseksi mulai tepi insisi kebawah

48

Diseksi kedalam tiap sisi

Diseksi tumpul dengan jari

Tarik tepi atas dengan klem sambil diseksi terus menelusuri tiap sisi

Angkat, dan identifikasi dasar masa, masa dapat diluksir keluar

Potong dasar masa dengan kauter, setelah itu masa dilepaskan

Setelah perdarahan diatasi, jahit subkutis sampai tepi insisi menyatu

49

Jahit kutis setelah jahitan subkutis benar-benar rapat dan kuat

DAFTAR ISI
Epivations A, Markopulous AK, Papanayotou P :Benign Tumors of adipose tissue of the oral
cavity: a clinicopathological study of 13cases. J Oral Maxillofac Surg 2000; 1113-1117.2.
Stein AH Jr:Benign neoplastic and nonneoplastic destructive lesions inthe long bones of the
hand. Surg Gynecol Obstet 1959,109:189-1973.
Gaerte SC, Meyer CA, Winer-Muram HT, Tarver RD, Conces DJ:Fat-containing lesions of the
chest. Radiographics 2002,22:61-78

50

Horrison.,Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Alih bahasa Asdie., ed 13, vol 4, EGC, Jakarta,
2000, hal 1554
National Cancer Institut .Robert N. Hoover,2002., Cancer- Nature,Nurture, or Both
Sarwono Waspadji, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Noer S, Edotor, Jilid I, Edisi 3, FKUI,
Jakarta, 1996, Hal 597
Oncology Channel.,2003.,: Gastric cance

Anda mungkin juga menyukai