Anda di halaman 1dari 8

A.

PENDAHULUAN
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menyebabkan kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan
keluhan gatal. Dermatitis juga diklasifikasikan atas 2 tipe yaitu: endogen dan eksogen.
Dermatitis endogen terdiri dari dermatitis atopik, dermatitis seboroik, liken simpleks
kronis, dermatitis non spesifik (pompoliks, dermatitis numuler, dermatitis xerotik,
otosensitisasi), dan dermatitis akibat obat. Dermatitis eksogen terdiri dari dermatitis
kontak iritan, dermatitis kontak alergik, dermatitis infektif, dan dermatofitid.
Dermatitis kontak adalah suatu dermatitis (peradangan kulit) yang disertai dengan
adanya spongiosis/edema interseluler pada epidermis karena kulit berinteraksi dengan
bahan-bahan kimia yang berkontak atau terpajan dengan kulit. Bahan-bahan tersebut
dapat bersifat toksik ataupun alergik.Dermatitis kontak iritan sering terjadi pada
pekerja yang sering melakukan pencucian tangan berulang atau paparan berulang
pada kulit berupa air, bahan makanan, dan berbagai zat yang dapat mengakibatkan
iritasi ataupun alergik.

B. KONSEP DASAR PENYAKIT


1) PENGERTIAN

ANATOMI & FISIOLOGI


Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup
manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15% BB. Kulit merupakan
organ yang ensesial dan vital dang sangat kompleks juga elastis dan sensitive dan bervariasi
pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh. Warna kulit
berbeda-beda serta lembut, tiis dan tebalnya.nosum
Kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama
1. Lapisan Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tersusun dari epitel bertingkat dan tidak mempunyai
pembuluh darah. Lapisan epidermis terdiri atas:
a) Sratum Korneum
b) Sratum Lusidium
c) Sratum Granulosom
d) Sratum Spinosum
e) Sratum basal

2. Lapisan Dermis
Dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis terutama
disusun disusun oleh sistem jaringan penyambung. Dermis menjadi bantalan pelindung untuk
struktur yang lebih dalam , yang melindungi mereka dari trauma, dan lapisan ini juga
memberi makanan epidermis dan berperan penting dalam penyembuhan luka. Dermis
mempunyai jumlah sel khusus, misalnya sel mast, dan fibroblas juga: pembuluh darah,
limpatik, saraf, kelenjar keringat.
Dermis memiliki 2 lapisan:
a) Dermis papilaris superfisial
b) Dermis retikularis

3. Lapisan subkutis
Adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.
Lapisan sel-sel lemak disebut panikkulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan makanan.
Dilapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening.

FUNGSI KULIT
Fungsi Proteksi

Fungsi kulit yang pertama adalah untuk menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai
cara sebagai berikut:

1. Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia.

2. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi,
selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.

3. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari
kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di
permukaan kulit.

4. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. 

5. Terdapat sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif.

Fungsi Absorpsi
Fungsi kulit yang kedua adalah sebagai alat penyerap. Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa
menyerap material larut-lipid seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen
dan karbon dioksida. Selain itu beberapa material toksik juga dapat diserap oleh kulit seperti
aseton, CCl4, dan merkuri.

Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga mampu
berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat peradangan.

Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban,
metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel atau
melalui muara saluran kelenjar, tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada
yang melalui muara kelenjar.

Fungsi Ekskresi

Fungsi kulit yang ketiga adalah untuk proses ekskresi atau pembuangan sisa metabolisme
yang sudah tidak diperlukan lagi seperti kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.

Kelenjar sebasea adalah kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan lipid
yang dikenal sebagai sebum. Sebum merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol,
protein, dan elektrolit. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri, melumasi dan
memproteksi keratin.

Sementara itu, sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar
keringat tiap harinya. Seorang yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL
keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain
mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam,
karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea.

Fungsi Persepsi
Fungsi kulit yang ke empat adalah sebagai persepsi atau organ sensorik. Kulit mengandung
ujung-ujung saraf sensorik yang bereaksi terhadap rangsangan panas dan dingin. Saraf-saraf
sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.

Fungsi Termoregulasi

Fungsi kulit yang kelima adalah untuk pengaturan suhu tubuh atau termoregulasi. Kulit
berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh melalui dua cara: pengeluaran keringat dan
menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler.

Pada saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta
memperlebar pembuluh darah sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya,
pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit
pembuluh darah sehingga mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.

Fungsi Pembentuk Vitamin D

Fungsi kulit yang ke enam adalah untuk pembentukan vitamin D. Walaupun tubuh mampu
memproduksi vitamin D sendiri, namun itu belum memenuhi kebutuhan tubuh secara
keseluruhan sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada manusia,
fungsi kulit juga dapat untuk mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah,
kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.

PENGKAJIAN
a) Identitas pasien
b) Keluhan utama
Biasanya pasien mengeluh gatal
c) Riwayat Kesehatan
 Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada pada
keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien untuk
menanggulanginya
 Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang pernah di derita pasien
 Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini atau penyakit
kulit lainnya

d) Pola Fungsional

Gordon (1982) :
1) Pola Kesehatan
Menggambarkan pola pemahaman klien tentang kesehatan, kesejahteraan, dan bagaimana
kesehatan mereka diatur.
2) Pola metabolik – nutrisi
Menggambarkan konsumsi relatif terhadap kebutuhan metabolic dan suplai gizi : meliputi
pola konsumsi makanan dan cairan, keadaan kulit, rambut, kuku dan membran mukosa, suhu
tubuh,
tinggi dan berat badan.
3) Pola eliminasi
Menggambarkan pola fungsi ekskresi (usus besar, kandung kemih, dan kulit), termasuk pola
individu seharihari, perubahan atau gangguan, dan metode yang digunsksn untuk
mengendalikan ekskresi.
4) Pola aktivitas – Olahraga
Menggambarkan pola olahraga, aktivitas, pengisian waktu senggang, dan rekreasi ; termasuk
aktivitas kehidupan sehari-hari, tipe dan kualitas olahraga, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pola aktivitas (seperti otot-saraf, respirasi, dan sirkulasi)
5) Pola tidur - istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat, relaksasi dan setiap bantuan untuk merubah pola
tersebut.
6) Pola persepsi – kognitif
Menggambaekan pola persepsi-sensori dan pola kognitif ; meliputi keadekuatan bentuk
sensori (penglihatan, pendengarsn, perabaan,pengecapan, dan penghidu), pelaporan mengenai
persepsi nyeri,dan kemampuan fungsi kognitif.
7) Pola persepsi diri-konsep diri
Menggambarkan bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri kemampuan mereka,
gambaran diri, dan perasaan.
8) Pola Hubungan peran
Menggambarkan pola keterikatan peran dengan hubungan ; meliputi persepsi terhadap peran
utama dan tanggung jawab dalam situasi kehidupan saat ini.
9) Pola Reproduksi – seksualitas
Menggambarkan kepuasan atau ketidakpuasan dalam seksualitas ; termasuk status reproduksi
wanita, pada anak-anak bagaimana dia mampu membedakan jenis kelamin dan mengetahui
alat kelaminnya.
10) Pola koping - toleransi stress
Menggambarkan pola koping umum, dan keefektifan ketrampilan koping dalam mentoleransi
stress.
11) Pola nilai dan keyakinan
Menggambarkan pola nilai, tujuan atau kepercayaan (termasuk kepercayaan spiritual) yang
mengarahkan pilihan dan keputusan gaya hidup.
(Patricia, 1996)

Diagnosis keperawatan
Menurut Standar Diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017 Edisi I Cetakan II
diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien yang mengalami dermatitis adalah :
a. Gangguan integritas kulit/jaringan
1) Definisi : Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau
jaringan (membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang,
kartilago, kapsul sendi dan/atau ligamen)
2) Penyebab :
a) Perubahan sirkulasi
b) Perubahan status nutrisi (kelebihan atau kekurangan)
c) Kekurangan/kelebihan volume cairan
d) Penurunan mobilitas
e) Bahan kimia iritatif
f) Suhu lingkungan yang ekstrem
g) Faktor mekanis (mis. Penekanan pada penonjolan tulang,
gesekan ) atau faktor elektris (elektrodiatermi, energi listrik
bertegangan tinggi)
h) Efek samping terapi radiasi
i) Kelembaban
j) Proses penuaan
k) Neuropati perifer
l) Perubahan pigmentasi
m) Perubahan hormonal
n) Kurang terpapar informasi tentang upaya
mempertahankan/melindungi integritas jaringan
3) Tanda dan gejala
a) Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : (tidak tersedia)
Objektif :
(1) Kerusakan jaringan dan/ atau lapisan kulit
b) Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : (tidak tersedia)
Objektif :
(1) Nyeri
(2) Perdarahan
(3) Kemerahan
(4) Hematoma

Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan pada masalah keamanan dan proteksi
tergantung dari diagnosa keperawatan. Berdasarkan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI) tahun 2018 Edisi 1 Cetakan II intervensi
dari diagnosa gangguan integritas kulit adalah sebagai berikut :

Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam
rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri
(independen) dan tindakan kolaborasi. Tindakan mandiri (independen)
adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan
sendiri dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas
kesehatan lain. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan yang
didasarkan hasil keputusan bersama, seperti dokter dan petugas kesehatan
lainnya, (Tarwoto & Wartonah, 2015).

Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan untuk
dapat menemukan keberhasilan dalam asuhan keperawatan untuk dapat
menemukan keberhasilan dalam asuhan keperawatan. Evaluasi pada
dasarnya adalah membandingkan status keadaan kesehatan pasien dengan
tujuan atau kriteria hasil yang telah ditetapkan, (Tarwoto & Wartonah,
20

Anda mungkin juga menyukai