Oleh :
NALFRIZA ALFIANTI
(2001023)
A. Pengertian
1. Pengertian
Kenyamanan adalah suatu kondisi perasaan seseorang yang merasa nyaman
berdasarkan persepsi masing-masing individu. Sedangkan nyaman merupakan
suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang bersifat
individual akibat beberapa faktor kondisi lingkungan.Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, nyaman memiliki arti 1) segar; sehat, 2) sedap; sejuk; enak.
Sedangkan kenyamanan adalah keadaan nyaman; kesegaran; kesejukan.
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual.
Disebut individu karena respons individu terhadap sensasi nyeri beragam dan
tidak dapat disamakan satu dengan yang lainnya. Ada kesamaan presepsi
mengenai nyeri yaitu suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara sensori
maupun emosional yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan
atau faktor lain (Asmadi, 2008, hlm. 145).
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subyektif dan hanya
orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan
tersebut. (Mubarak, 2014, hlm. 204).
2. Macam Nyeri
Nyeri berdasarkan sifat dan intensitas nyeri antara lain;
1. Sifat Nyeri
a. Incidental pain yaitu nyeri yang timbul sewaktu waktu lalu menghilang
b. Steady pain yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta disarankan dalam
waktu lama
c. Proximal pain yaitu nyeri yang dirasakan berintesitas tinggi dan kuat sekali.
Nyeri tersebut biasanya ±10-15 menit lalu menghilang kemudian timbul
lagi
2. Intensitas Nyeri
a. Nyeri Ringan 0-3
b. Nyeri Sedang 4-6
c. Nyeri Berat 7-9
d. Nyeri Tak tertahankan 10 (Mubarak, 2014)
3. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nyeri
Menurut Mubarak, 2014 Pengkajian pada masalah nyeri dapat dilakukan
dengan melihat adanya riwayat nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi, intensitas,
kualitas dan waktu serangan terjadinya nyeri. Pengkajian nyeri dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik PQRST:
a. P (Pemacu) : merupakan faktor yang menyebabkan berat ringannya nyeri
b. Q (Quality) : menanyakan rasa nyeri, apakah nyerinya seperti rasa tajam,
tumpul atau terasa tersayat
c. R (Region) : daerah/ lokasi terjadinya nyeri
d. S (Severity) : tingkat keparahan nyeri
e. T (Time) : lama nya serangan atau frekuensi nyeri. (Alimul, 2009).
Penilaian skala nyeri 0-10 dapat dilihat pada penjelasan berikut :
Reseptor Nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang
nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas
dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial
merusak. Reseptor nyeri disebut juga (nosireseptor) secara otonomis reseptor nyeri
ada yang bermielien dan nada juga yang tidak bermielien dari saraf perifer.
4. Persepsi
Proses ketiga, persepsi adalah saat klien menyadari rasa nyeri. Diyakini bahwa
persepsi nyeri terjadi dalam struktur kortikal, yang memungkinkan stategi
kognitif-perilaku yang berbeda dipakai untuk mengurangi komponen sensorik
dan afektif nyeri misalnya, intervensi nonfarmakologi seperti distraksi, imajinasi
terbimbing, dan musik dapat mengalihkan perhatian klien ke nyeri.
5. Modulasi
Seringkali digambarkan sebagai “sistem desendens” proses keempat ini terjadi
saat neuron di batang otak mengirimkan sinyal menuruni kornu dorsalis medula
spinalis. Serabut desendens ini melepaskan zat seperti opioid endogen, serotinin,
dan neropinefrin, yang dapat menghambat naiknya implus berbahaya
(menyakitkan) di kornu dorsalis. Namun, neurotrasmiter ini diambil kembali
oleh tubuh, yang membatasi kegunaan analgetiknya. Klien yang mengalami
nyeri kronik dapat diberi resep antidepresan trisiklik, yang menghambat kembali
norepinefrin dan serotonin. Tindakan ini menigkatkan fase modulasi yang
membantu menghambat naiknya stimulus yang menyakitkan.
Faktor yang mempengaruhi nyeri dapat dibedakan menjadi dua menurut asmadi
tahun 2008 hlm.144 - 145 yaitu penyebab nyeri yang berhubungan dengan fisik
dan berhubungan dengan psikis.
a. Nyeri yang berhubungan dengan fisik
Adanya trauma baik trauma mekanik, kimiawi maupun elektrik, peradangan,
gangguan sirkulasi darah. Nyeri yang disebabkan karena factor fisik berkaitan
dengan terganggunya serabut syaraf resptor nyeri. Serabut syaraf ini terletak
dan tersebar pada lapisan kulit dan pada jaringan-jaringan tertentu yang
terletak lebih dalam.
b. Nyeri yang berhubungan dengan psikis
Secara psikis, penyebab nyeri dapat terjadi oleh karena adanya traumas
psikologis. Nyeri ini dirasakan bukan karena penyebab organik, melainkan
akibat trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik. Nyeri karena factor
ini disebut pula psychogenic pain.
Sedangkan menurut Mubarak tahun 2014, hlm. 212 penyebab nyeri dapat
dikarenakan:
1). Observasi
2). Terapeutik
3). Edukasi
4). Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
b) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
E. Implementas
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, (2008), Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi konsep dan proses