Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP GANGGUAN MOBILISASI

I. KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN GANGGUAN MOBILISASI

A. Pengertian

Mobilitas atau mobilisasi adalah kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan
teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan
kesehatannya (A.Aziz Alimul H.2009). Mobilisasi adalah
suatu kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untu
k memenuhi kebutuhan aktifitas guna mempertahankankesehatannya.Mobilisasi adalah kemam
puan seseorang untuk bergerak dengan bebas. (Musrifatul Uliyah dan A. Aziz A. H., 2008).

Pendapat lain dari mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak


secara bebas dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sehat menuju kemandirian dan
mobilisasi yang mengacu pada ketidakmampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas. (Perry
dan Potter, 1994)

• Jenis Mobilitas :

a. Mobilitas penuh merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan


bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari.
Mobilitas penuh ini merupakan saraf motorik volunte  dan sensorik untuk dapat
mengontrol seluruh area tubuh seseorang. 

b. Mobilitas sebagian Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan


jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena di  pengaruhi oleh gangguan saraf
motorik dan saraf sensorik pada area tubuhnya. Hal inidapat dijumpai pada kasus cedera
atau patah tulang dengan pemasangan
traksi. Pasien paraplegi dapat mengalami mobilitas sebagian pada ektremitas bawah
karena kehilangan kontrol mekanik dan sensorik. Mobilitas sebagian dibagi menjadi 2
jenis, yaitu :

1. Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan


batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel
pada sistem muskuloskeletal, contohnya adalah adanya diskolasi sendi dan tulang.

2. Mobilitas sebagian permanen, merupakan kemmapuan individu untuk bergerak


dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem
saraf yang refersibel. Contohnya terjadinya hemiplegi karena stroke, paraplegi karena
cedera tulang belakang, poliomelitus karena terganggunya sistem saraf motorik dan
sensorik.

B. Fungsi Fisiologis

• Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan aktivitas :

1. Tulang

Tulang merupakan organ yang memiliki berbagai jenis, yaitu fungsi mekanis untuk
membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai otot, fungsi sebagai tempat
penyimpanan mineral khususnya kalsium dan fosfor yang bisa dilepaskan di setiap saat
sesuai kebutuhan, fungsi tempat sumsum tulang dalam membentuk sel darah dan fungsi
pelindung organ-organ dalam. Terdapat 3 jenis tulang, yaitu tulang pipih seperti tulang
kepala dan pelvis, tulang kuboid seperti tulang vertebra dan tulang tarsila, dan tulang
panjang seperti tulang femur dan tibia.

2. Otot dan tendon

Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak sesuai


dengan keinginan. Otot memiliki origo dan insersi tulang, serta dihubungkan dengan
tulang melalui tendon, yaitu suatu jaringan ikat yang melekat dengan sangat kuat pada
tempat insersinya tulang.

Terputusnya tendon akan mengakibatkan kontraksi otot tidak dapat menggerakkan organ
di tempat insersi tendon yang bersangkutan, sehingga diperlukan penyambungan atau
jahitan agar dapat berfungsi kembali (A. Aziz Alimul H. 2009).

3. Ligamen

Ligamen merupakan bagian yang menghubungkan tulang dengan tulang. Ligamen pada
lutut merupakan struktur penjaga stabilitas, oleh karena itu jika terputus akan
mengakibatkan ketidakstabilan ( A. Aziz Alimul H. 2009).

4. Sistem Saraf

Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat (otot dan medulla spinalis) dan
sistem saraf tepi (percabangan dari sistem saraf pusat). Setiap saraf memiliki bagian
somatis dan otonom. Bagian somatis memiliki fungsi sensorik dan motorik. Terjadinya
kerusakan pada sistem saraf pusat seperti pada fraktur tulang belakang dapat
menyebabkan kelemahan secara umum, sedangkan kerusakan saraf tepi dapat
mengakibatkan terganggunya daerah yang diinsersi, dan kerusakan pada saraf radial akan
mengakibatkan drop hand atau gangguan sensorik di daerah radial tangan (A. Aziz Alimul
H. 2009).

5. Sendi
Merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu. Sendi membuat segmentasi dari
kerangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar segmen dan berbagai derajat
pertumbuhan tulang. Terdapat beberapa jenis sendi, misalnya sendi sinovial yang
merupakan sendi kedua ujung tulang berhadapan dilapisi oleh kartilago artikuler, ruang
sendinya tertutup kapsul sendi dan berisi cairan sinovial. Selain itu terdapat juga sendi
bahu, sendi panggul, lutut, dan sendi lainnya (A. Aziz Alimul H. 2009)

• Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem

1. Gaya hidup

Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilisasi seseorang karena


gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari (A. Aziz Alimul H. 2009)

2. Proses penyakit / Cedera

Proses penyakit dapat memengaruhi kemampuan mobilisasi karena dapat memengaruhi


fungsi sistem tubuh. Sebagai contoh, orang yang menderita fraktur femur akan
mengalami keterbatasan pergerakan dalam ekstremitas bagian bawah. Demikian
pula orang yang baru menjalani operasi. Karena adanya nyeri mereka cenderung
untuk bergerak lebih lamban. Adakalanya klien harus istirahat di tempat tidur karena
mederita penyakit tertentu (A. Aziz Alimul H.2009)

3. Kebudayaan

Kemampuan melakukan mobilisasi dapat juga dipengaruhi kebudayaan.


Sebagai contoh, orang yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan
mobilisasi yang kuat, sebaliknya ada orang yang mengalami gangguan mobilisasi (sakit)
karena adat dan budaya tertentu dilarang untuk beraktivitas (A. Aziz Alimul H. 2009)

4. Tingkat energi

Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat


melakukan mobilisasi dengan baik, dibutuhkan energi yang cukup. Seseorang yang
sedang sakit akan berbeda mobilitasnya dibandingkan dengan orang sehat apalagi
dengan seorang pelari (A. Aziz Alimul H. 2009)

5. Usia dan status perkembangan

Terdapat perbedaan kemampuan mobilisasi pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini dikar
enakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan
manusia. Usia berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan
mobilisasi. Pada individu lansia, kemampuan untuk melakukan aktifitas dan mobilisasi
menurun sejalan dengan penuaan (A. Aziz Alimul H. 2009)
C. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Mobilisasi

• Macam-macam gangguan pemenuhan kebutuhan dasar mobilisasi

NANDA Internasional mendefinisikan gangguan mobilisasi fisik sebagai keterbatasan pada


kemandirian, gerakan fisik pada tubuh, atau satu atau lebih ekstremitas (Ackley dan Ladwign,
2006 dalam Fundamental Keperawatan Potter dan Perry Edisi 7
buku 3). Gangguan tingkat mobilisasi fisik klien sering disebabkan oleh restriksi gerakan dalam
bentuk tirah baring, restriksi fisik karena peralatan eksternal (misalnya gips atau traksi rangka),
restriksi gerakan volunter, atau gangguan fungsi motorik dan rangka.

• Tanda Gejala

Imobilitas atau mobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang


tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivias),
misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur  pada
ekstremitas, dan sebagainya (A. Aziz Alimul H. 2009).

• Penyebab Gangguan Mobilisasi

adalah suatu keadaan keterbatasan kemampuan pergerakan


fisik secara mandiri yang dialami oleh seseorang. Penyebab imobilitas fisik bermacam-macam
dan dapat dikategorikan berhubungan dengan lingkungan internal dan eksternal.

D. Penatalaksanaan

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada hari kamis tanggal 23 Desember 2021 jam 10.00 WIB di ruang markisa 2
Rumah Sakit Panti Rahayu Yakkum Purwodadi alloanamesa dan autoanamnesa.

1. Identitas

A. Identitas klien

Nama : Sentot Suwarno

Umur : 49 tahun

Alamat : Dsn.Sirahan Rt.03 Rw.10 Pulokulon, Grobogan, Jawa Tengah

Agama : Islam
Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Wiraswasta

Tanggal Masuk : 20 Desember 2021

No. Register : 524482

Dx. masuk : Hemiparesis d.x

B. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Jumi

Umur : 49 tahun

Alamat : Dsn. Sirahan Rt.03 Rw.10 Pulokulon, Grobogan, Jawa Tengah

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Hubungan dengan klien : Istri

Anda mungkin juga menyukai