Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FLEBOTOMI

KEROKAN DAN JARINGAN KULIT

Disusun Oleh :

Delvina
Lana Fauziah Fadlin
Siti Mariam
Sofi Awalliyah
Wahyu Julianingsih

TLM 01-A

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUMMEDIK


POLTEKKES KEMENKES BANTEN
2020
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya
dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastik dan
sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras dan juga sangat
bergantung pada lokasi tubuh (Djuanda, 2005). Kulit merupakan pembungkus yang
elastik yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat
tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu 15% dari berat tubuh dan luasnya 1,50 –
1,75 m². Rata-rata tebal kulit 1-2 mm (Harahap, 2000). Penyakit kulit di Indonesia pada
umumnya lebih banyak disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, parasit, dan penyakit
dasar alergi. Hal ini berbeda dengan negara Barat yang lebih banyak dipengaruhi oleh
faktor degeneratif. Disamping perbedaan penyebab, faktor lain seperti iklim, kebiasaan
dan lingkungan juga ikut memberikan perbedaan dalam gambar klinis penyakit kulit
(Siregar, 2005). Jamur adalah mikroorganisme yang menyerupai tumbuh-tumbuhan
(tetapi tanpa fotosintesa), dapat ditemukan pada bahan organik dan tersebar luas secara
alamiah sebagai saprofit. Dari sekitar 100.000 macam jamur hanya kira-kira 100 yang
human pathogen (Rassner, 1995). Data epidemiologik menunjukan bahwa penyakit kulit
karena jamur (dermatomikosis) superfisial merupakan penyakit kulit yang banyak
dijumpai pada semua masyarakat, baik dipedesaan maupun perkotaan, tidak hanya di
negara berkembang tetapi juga di negara maju sekalipun. Meskipun penyakit ini tidak
fatal, namun karena sering bersifat kronik dan kumat-kumatan, serta tidak sedikit yang
resisten dengan obat anti jamur, maka penyakit dapat menyebabkan gangguan
kenyamanan dan menurunkan kualitas hidup bagi penderitanya (Soebono, 2001).
Jaringan merupakan kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang sama. Jenis
jaringan yang berbeda memiliki stuktur yang berbeda sesuai dengan fungsinya. Suatu
jaringan disatukan oleh suatu matriks ekstraseluler lengket yang melapisi sel sel itu atau
menenun mereka bersama-sama menjadi suatu anyaman serat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kerokan dan jaringan?
2. Apa fungsi kerokan dan jaringan?
3. Bagaimana cara pengambilan spesimen kerokan dan jaringan?
4. Bagaimana cara penanganan spesimen kerokan dan jaringan?
5. Contoh pemeriksaan kerokan dan jaringan?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kerokan dan jaringan kulit
2. Mengetahui apa fungsi kerokan dan jaringan
3. Mengetahui cara pengambilan spesimen kerokan dan jaringan
4. Mengetahui cara penanganan kerokan dan jaringan
5. Mengetahui contoh pemeriksaan kerokan dan jaringan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kulit dan Jaringan
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling utama yang perlu diperhatikan. Kulit
merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh.
Membungkus daging dan organ-organ didalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata
+ 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg
tanpa lemak atau beratnya sekitar 16% dari berat badan seseorang. (Stockley, 2005)
Kulit atau kutis adalah pelindung tubuh yang paling luar yang tersusun atas
beberapa lapisa jaringan. Kulit memiliki banyak fungsi seperti menerima rangsangan
dari luar, melindungi diri dari infeksi dan luka, mencegah kekeringan, membantu
pengaturan suhu tubuh, mengeluarkan keringat, menyimpan lemak, dan membuat
vitamin D. Di dalam kulit terdapat banyak struktur yang masing-masing memiliki
fungsi yang berbeda. Keseluruhan kulit (semua struktur dan lapisan jaringan) disebut
sistem integumen (Stockley,2005)
a. Susunan Jaringan Kulit
Kulit akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan
(friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik di
lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-
stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan
organ-organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai
fungsi tubuh vital. Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu: kulit ari (epidermis)
sebagai lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium, atau kutis) dan
jaringan peyambung dibawah kulit (tela subkutanea, hipodermis, atau subkutis).
 Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis
(multilayer). Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar.Epidermis
merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang
berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan
dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit tipis (kulit selain telapak tangan
dan kaki, memiliki rambut).
 Dermis
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah
epidermis. Penyusun utama dari dermis adalah kolagen. Membentuk
bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan struktur pada
kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah
tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Lapisan
dermis juga mengandung sel-sel khusus yang membantu mengatur
suhu, melawan infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan nutrisi ke
kulit. Sel-sel khusus dari dermis juga membantu dalam mendeteksi
sensasi dan memberikan kekuatan dan fleksibilitas untuk kulit.
 Hipodermis
Lapisan kulit paling dalam hipodermis dikenalsebagai fibroblas,
jaringan adiposa (lemak), pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang
berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari
pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat.
Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga
benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur
tubuh dan sebagai cadangan makanan.

Jaringan merupakan kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang sama. Jenis
jaringan yang berbeda memiliki stuktur yang berbeda sesuai dengan fungsinya. Suatu
jaringan disatukan oleh suatu matriks ekstraseluler lengket yang melapisi sel sel itu atau
menenun mereka bersama-sama menjadi suatu anyaman serat.
a. Jenis Jaringan Manusia
 Jaringan Otot
 Jaringan Saraf
 Jaringan Epitel
 Jaringan Ikat
B. Fungsi Kulit dan Jaringan
a. Kulit
 Proteksi (melindungi) : Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap
gangguan fisik atau mekanis, misalnya terhadap gesekan, tarikan,
gangguan kimiawi yang dapat menimbulkan iritasi (lisol, karbol dan asam
kuat).
 Absorbsi (menyerap) : Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air,
larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah
diserap, begitu juga yang larut dalam lemak. Permeabilitas kulit terhadap
O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada
fungsi respirasi.
 Regulasi (Pengatur Panas) : Suhu tubuh tetap stabil meskipun terjadi
perubahan suhu lingkungan. Hal ini karena adanya penyesuaian antara
panas yang dihasilkan oleh pusat pengatur panas, medula oblongata. Suhu
normal dalam tubuh yaitu suhu viseral 36-37,5 derajat untuk suhu kulit
lebih rendah.
 Ekskresi (Pengeluaran) : Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat
yang tidak berguna lagi atau zat sisa metabolisme dalam tubuh berupa
NaCl, urea, asam urat, dan amonia.
b. Jaringan
 Jaringan Otot berfungsi untuk melakukan pergerakan pada bagian tubuh
atau sebagai alat gerak aktif.
 Jaringan Saraf berfungsi menerima dan meneruskan rangsangan.
 Jaringan Epitel berfungsi untuk melindungi permukaan organ tubuh.
 Jaringan ikat berfungsi dan tujuan untuk mengikat suatu jaringan dengan
jaringan yang lainnya.
C. Cara Pengambilan Kerokan Kulit dan Jaringan
1. Pengambilan Sampel Kerokan Kulit
 Alat Yang Dibutuhkan :

- Skalpel

- Pinset

- Alkohol 70%

- Kapas

- Kertas / wadah yang bersih

 Cara Pengambilan Sampel Kerokan Kulit :


- Bersihkan kulit yang dikerik dengan kapas alkohol 70% untuk
menghilangkan lemak,debu dan kotoran lainnya.
- Keroklah bagian yang aktif dengan skalpel dengan arah dari atas ke bawah
(cara memegang skalpel harus miring membentuk sudut 45 derajat ke atas)
- Letakkan hasil kerokan kulit pada kaca objek
- Lalu di periksa menggunakan mikroskop.

2. Cara Pengambilan Spesimen Jaringan


 Alat Yang Dibutuhkan
- Pisau Bedah
- Jarum
 Biopsi Insisional yaitu pengambilan sampel jaringan melalui pemotongan
dengan pisau bedah. Pasien akan dibius total atau lokal tergantung lokasi
massa, lalu dengan pisau bedah, kulit disayat hingga menemukan massa dan
diambil sedikit untuk diperiksa.
 Biopsi Eksisional yaitu pengambilan seluruh massa yang dicurigai untuk
kemudian diperiksa di bawah mikroskop.
 Biopsi Jarum yaitu pengambilan sampel jaringan atau cairan dengan cara
disedot lewat jarum.
 Punch Biopsi metode ini dilakukan dengan alat yang ukurannya seperti pensil
yang kemudian ditekankan pada kelainan di kulit, lalu instrument tajam di
dalamnya akan mengambil jaringan kulit yang ditekan. Pasien akan dibius
lokal saja dan bila pengambilan kulit tidak besar maka tidak perlu dijahit.

D. Cara Penanganan Spesimen Kerokan Kulit dan Jaringan


 Kerokan Kulit
- Media Transport : Jika ditransportasikan ditambung terlebih dahulu
dicawan petri
 Jaringan
- Transport : Media transport virus atau gram fisiologis
E. Macam- Macam Kerokan Kulit dan Jaringan
a. Kerokan Kulit
- Jamur
- Kusta
b. Jaringan
- Tumor
- Kanker
- Benjolan

Anda mungkin juga menyukai