Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA

FEBRIS DI RUANG RAWAT INAP PUNAI 2 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJI MUHAMMAD
PARIKESIT TENGGARONG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Profesi Ners Stase Keperawatan Anak

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Aprilia Nur Azhari Putri P2205005


Nuraida Fitri P2205028
Salsabilah Renita Kus.W P2205032
Seno Ardi W P2205033
Wulan Apsari P2205035

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS WIYATA HUSADA SAMARINDA
2022
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Demam/Fever/Febris, bila suhu tubuh >370C. ada yang menyebutkan demam sebagai
peningkatan suhu tubuh di atas normal (380C - 400C). Hiperpireksia, bila suhu tubuh
>410C, ada juga yang menyebutkan >400C. Subfebris bila suhu tubuh diatas normal, tapi
lebih rendah dari 37,70C (Jannah, W, 2020).
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk kedalam tubuh
ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,5 0C). Demam terjadi pada
suhu >37,20C, biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamur, atau parasit),
penyakit auto imun, keganasan ataupun obat-obatan (Jannah, W, 2020)..
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Penyakit-prnyakit yang ditandai dengan
adanya demam dapat menyerang sistem tubuh. Selain itu demam mungkin berperan dalam
meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik dalam membantu
pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi (Jannah, W, 2020).
2. Etiologi
Peningkatan suhu tubuh ini disebabkan oleh beredarnya suatu molekul kecil didalam
tubuh kita yang disebut dengan Pirogen, yaitu zat pencetus panas. Biasanya penyebab
demam sudah dapat diketahui dalam waktu satu sampai dua hari dengan pemeriksaan
medis yang terarah.
Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam selain infeksi juga dapat
disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau rekati terhadap pemakaian obat, juga
pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya perdarahan otak, koma). pada
dasarnya untuk mrncapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain
adalah ketelitian pengambilan riwayat penyakit pasien , pelaksanan pemeriksaan fisik ,
observasi perjalanan penyakit, dan evaluasi pemeriksaan laboratorium, serta pemeriksaan
penunjang lain secara tepat dan holistic (Jannah, W, 2020).
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik, maupun
penyakit lain. Demam dapat disebabkan karena kelainan didalam otak sendiri atau zat
toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak,
atau dehidrasi (Jannah, W, 2020).
Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Jannah, W (2020) bahwa
etiologi febris, diantaranya :
a. Suhu lingkungan
b. Adanya infeksi
c. Pneumonia
d. Malaria
e. Otitis media
f. Imunisasi
3. Patofisiologi

Agen Infeksius Dehidrasi


Mediator inflamasi

Tubuh Kehilangan
Monosit/makrofag Cairan

Sitoksin Pirogen Penurunan Cairan


Intrasel

Mempengaruhi
Hipothalamus
Anterior

Demam

Peningkatan Peningkatan PH
Evaporasi Suhu Tubuh Berkurang

Keringat Hipertermia Anoreksia


Berlebih

Intake
Resiko Makanan
Ketidakseimbangan Berkurang
Cairan

Resiko Defisit
Nutrisi

Jannah, W. (2020).

4. Manifestasi Klinis
Menurut Jannah, W (2020) manifestasi klinis terjadinya febris adalah :
a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,50C-390C)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan
5. Komplikasi
a. Dehidrasi : Demam menyebabkan cairan tubuh menguap
b. Kejang demam : Jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi pada anak
usia anak 6 bulan sapai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan
umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak membahayakan otak
c. Takikardi, insufisiensi jantung, insufisiensi pulmonal
6. Penatalaksanaan Medik
a. Secara Fisik
1) Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam.
Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan
pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami
kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi
perkembangan otak, karena oksigen, tidak mampu mencapai otak. Terputusnya
suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan
demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual
tertentu.
2) Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan.
3) Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan.
4) Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang
akan berakibat rusaknya sel-sel otak.
5) Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya. Minuman yang diberikan
dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air the.
Tujuannya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh
memproleh gantinya.
6) Tidur yang cukup agar metabolism berkurang.
7) Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak, lipat paha. Tujuannya untuk
menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh
dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk
menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru akan
membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan
alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).
8) Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku.
Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan
tubuh akan menginterprestasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian
tubuh akan menurunkan control pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan
pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang hangat akan
membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga
akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran
panas dari tubuh.
b. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di
hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan
jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehingga set point hipotalamus direndahkan
Kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan
mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Petunjuk pemberian antipiretik:
1) Bayi 6-12 bulan : ½
- 1 sendok teh sirup paracetamol.
2) Anak 1 -6 tahun : ¼
- ½
paracetamol 500 mg atau 1 – 1 ½
sendok teh sirup
paracetamol.
3) Anak 6-12 tahun : ½
- 1 tablet paracetamol 500 mg atau 2 sendok teh sirup
paracetamol.
Tablet paracetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau
teh manis. Obat penurun panas ini diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok ukuran
obat dengan ukuran 5ml setiap sendoknya.

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian Keperawatan
Identitas Data Umum (selain identitas klien, juga identitas orangtua, asal kota dan daerah,
jumlah keluarga)
a. Keluhan Utama (penyebab klien sampai dibawa ke rumah sakit)
b. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran:
Prenatal : (apakah kurang asupan nutrisi, apakah pernah terserang penyakit infeksi
selama hamil)
Intranatal : (apakah bayi terlalu lama di jalan lahir, terjepit jalan lahir)
Postnatal : (apakah kurang asupan nutrisi, apakah bayi menderita penyakit infeksi,
afiksia icterus)
c. Riwayat Masa Lampau
Penyakit yang pernah diderita: Tanyakan, apakah klien pernah sakit batuk yang lama
dan benjolan bisul pada leher serta tempat kelenjar yang lainnya dan sudah diberi
pengobatan antibiotik tidak sembuh-sembuh? Tanyakan, apakah pernah berobat tapi
tidak sembuh? Apakah pernah berobat tapi tidak teratur?
d. Pernah Dirawat di Rumah Sakit
e. Obat-obat yang Digunakan/Riwayat Pengobatan
f. Alergi
g. Daya Tahan yang Menurun
h. Imunisasi/Vaksinasi
i. Riwayat Penyakit Sekarang
Tanyakan, apakah keluhan yang dirasakan sekarang? Jika ada, faktor apa yang
memperberat keluhan itu terjadi dan faktor apa yang memperingan keluhan tersebut.
j. Riwayat Keluarga
Tanyakan, apakah ada yang menderita penyakit yang sama atau ada riwayat penyakit
lainnya dari keluarga.
k. Riwayat Kesehatan lingkungan dan Sosial Ekonomi
1) Lingkungan Tempat Tinggal
(Lingkungan kurang sehat seperti polusi, limbah, permukiman yang padat, ventilasi
rumah yang kurang, jumlah anggota keluarga yang banyak), pola sosialisasi anak.
2) Kondisi Rumah
3) Aspek Psikososial
(Tidak dapat berkomunikasi dengan bebas, menarik diri) biasanya pada keluarga yang
kurang mampu.
4) Masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk sembuh biaya adalah hal yang
dibutuhkan.
l. Riwayat Psikososial Spritual
(Yang mengasuh, hubungan dengan anggota keluarga, hubungan dengan teman
sebayanya, pembawaan sedcara umum, pelaksanaan spiritual).
m. Pengkajian TUMBANG menggunakan KMS, KKA, dan DDST
1) Pertumbuhan
a) Kaji BBL, BB saat kunjungan
b) BB normal
c) Kaji berat badan lahir dan berat badan saat kunjungan
d) LL dan luka saat lahir dan saat kunjungan
2) Perkembangan
a) Kurang dari 3 bulan = belajar mengangkat kepala, mengikuti objek dengan mata,
mengoceh.
b) Usia 3-6 bulan = mengangkat kepala 90 derajat, belajar meraih benda, tertawa,
dan mengais, meringis
c) Usia 6-9 bulan = duduk tanpa di bantu, tengkurap, berbalik sendiri, merangkak,
meraih benda, memindahkan benda dari tangan sat uke tangan yang lain dan
mengeluarkan kata-kata tanpa arti.
d) Usia 9-12 bulan = dapat berdiri sendiri menurunkan sesuatu, mengeluarkan kata-
kata, mengerti ajakan sederhana, dan larangan berpartisipasi dalam permainan.
e) Usia 12-18 bulan = mengeksplorasi rumah dan sekelilingnya, menyusun 2-3 kata,
dapat mengatakan 3-10 kata, rasa cemburu, bersaing.
f) Usia 18-24 bulan = naik-turun tangga, menyusun 6 kata, menunjuk anggota
tubuh, belajar makan sendiri, menggambar garis, memperlihatkan minat pada
anak lain dan bermain dengan mereka.
g) Usia 2-3 tahun = belajar melompat, memanjat buat jembatan dengan 3 kotak,
menyusun kalimat dan lain-lain.
h) Usia 3-4 tahun = belajar sendiri berpakaian, menggambar, berbicara dengan baik,
menyebut warna, dan menyayangi saudara
i) Usia 4-5 tahun = melompat, menari, menggambar orang, dan menghitung.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit
b. Resiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan dehidrasi
c. Resiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan anoreksia
3. Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN
1. Hipertermia Termoregulasi (L.14134) Manajemen Hipertermia (I.15506)
(D.0130) Setelah dilakukan Tindakan
tindakan keperawatan Observasi:
selama 3x24 jam 1.1 Identifikasi penyebab
diharapkan: hipertermia
1.1 Menggigil dari 3 1.2 Monitor suhu tubuh
(sedang) menjadi 4 1.5 Monitor komplikasi akibat
(cukup menurun) hipertermia
1.2 Pucat dari 3 (sedang) Terapeutik
menjadi 4 (cukup 1.7 Longgarkan atau lepaskan
menurun) pakaian
1.3 Suhu tubuh dari 3 1.9 Berikan cairan oral
(sedang) menjadi 4 1.10 Ganti linen setiap hari atau
(cukup membaik) lebih sering jika mengalami
1.4 Suhu kulit dari 3 hyperhidrosis (keringat berlebih)
(sedang) menjadi 4 1.11 Lakukan pendinginan
(cukup membaik) eksternal
1.12 Hindari pemberian antipiretik
atau aspirin
1.13 Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi:
1.14 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi:
1.15 Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena, jika perlu
2. Risiko Keseimbangan Cairan Manajemen Cairan (I.03098)
Ketidakseimbangan (L.03020) Observasi
Cairan (D.0036) Setelah dilakukan 2.1 Monitor status hidrasi (mis.
tindakan keperawatan frekuensi nadi, kekuatan andi,
selama 3x24 jam, akral, pengisian kapiler,
diharapkan pasien : kelembapan mukosa, turgor kulit,
2.1 Asupan cairan (4) tekanan darah)
cukup meningkat 2.4 Monitor hasil pemeriksaan
2.2 Kelembapan laboratorium (mis. hematrokit, Ns,
membran mukosa (4) K, Cl, berat jenis urine, BUN)
cukup meningkat Terapeutik
2.3 Dehidrasi (4) cukup 2.6 Catat intake-output dan
menurun hitung balace cairan 24 jam
2.4 Turgor kulit (4) 2.7 Berikan asupan cairan, sesuai
cukup membaik kebutuhan
2.8 Berikan cairan intravena, jike
perlu
Kalaborasi
2.9 Kalaborasi pemberian diuretik,
jika perlu
3. Risiko Defisit Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (I.03119)
Nutrisi (D.0032) Setelah dilakukan Observasi
intervensi keperawatan 3.1 Identifikasi status nutrisi
selama 3x24 jam 3.2 Identifikasi alergi dan
dihaapkan pasien : intoleransi makanan
3.1 Porsi makan yang 3.3 Identifikasi makanan yang
dihabiskan (4) cukup disukai
meningkat 3.4 Indentifikasi kebutuhan kalori
3.2 Kekuatan otot dan jenis nutrien
menelan (4) cukup 3.6 Monitor asupan makanan
meningkat 3.7 Monitor berat badan
3.3 Frekuensi makan (4) 3.8 Monitor hasil pemerikaan
cukup membaik laboratorium
3.4 Nafsu makan (4) Terapeutik
cukup membaik 3.11 Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
3.14 Berikan suplemen makanan,
jika perlu
Edukasi
3.16 Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
Kalaborasi
3.19 Kalaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu

PENGKAJIAN ANAK
ITKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

Nama Kelompok : II (Dua)


Tempat praktek : RSUD A.M Parikesit Tenggarong
Tanggal : 25/08/22

I. Pengkajian
a. Identitas data
1. Nama : An. Z
2. Tempat/ tgl lahir : Tenggarong, 05 Juli 2018
3. Usia : 4 tahun
4. Nama ayah/ibu : Tn. S / Ny. I
5. Pekerjaan ayah : Swasta
6. Pekerjaan ibu : IRT
7. Pendidikan ayah : SMP
8. Pendidikan ibu : SMP
9. Agama : Islam
10. Suku/bangsa : Kutai
11. Alamat : Loa ulung RT.009 (Tenggarong seberang)
b. Keluhan utama
Ibu pasien mengatakan anaknya demam naik turun sudah ±6 hari, batuk berdahak ±1
minggu disertai mual muntah.
c. Riwayat keluhan saat ini
Sejak 6 hari yang lalu anak mengalami demam naik turun, batuk berdahak ±1 minggu
disertai mual muntah. Oleh keluarga pasien di bawa berobat ke Puskesmas rapak
mahang dan di rujuk ke RSUD A.M Parikesit Tenggarong. Pada saat pengkajian pasien
masih dalam kondisi demam dengan suhu 37,8°C disertai batuk berdahak dan tidak
selera makan.

d. Riwayat kesehatan masa lalu


1. Prenatal
Pada saat hamil ibu mengalami mual muntah diawal kehamilan namun masih bisa
makan
a. Keluhan saat hamil: Pada saat hamil ibu mengalami mual muntah diawal
kehamilan namun masih bisa makan dan minum.
b. Tempat ANC: RSUD A.M Parikesit Tenggarong sebanyak 6 kali, 1 kali pada
trimester pertama, 2 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga.
c. Kebutuhan nutrisi saat hamil: Cukup
d. Usia kehamilan: 38 s/d 39 minggu
e. Kesehatan saat hamil: Baik
f. Kenaikan berat badan saat hamil: 7 kg
g. Obat yang diminum saat hamil: vitamin penambah darah
2. Intranatal
a. Tindakan persalinan: Normal
b. Tempat bersalin: RSUD A.M Parikesit
c. Penolong persalinan: Bidan
d. Komplikasi: Tidak ada
3. Postnatal
a. Kondisi kesehatan : Baik
b. BB lahir : 3,1 kg
c. PB lahir: 48 Cm
d. Penyakit waktu kecil: tidak ada
e. Pernah dirawat di RS: tidak pernah
f. Konsumsi obat/kimia berbahaya: Tidak ada
e. Riwayat masa lalu
1. Penyakit waktu kecil
Ibu mengatakan anaknya memiliki riwayat penyakit infeksi paru-paru.
2. Pernah dirawat di RS
Ibu mengatakan anaknya pernah di rawat di rumah sakit sebanyak 3x, yaitu pada
tahun 2020 sebanyak dua kali dengan keluhan demam, dan pada bulan februari
2022 dengan keluhan sesah nafas.

3. Obat-obatan yang digunakan


Tidak ada
4. Tindakan (operasi)
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah dioperasi
5. Alergi
Ibu mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat alergi baik makanan maupun obat-
obatan
6. Kecelakaan
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah mengalami kecelakaan
7. Imunisasi
No Jenis Usia Frekuensi Selang Reaksi
imunisasi pemberian waktu pemberian
pemberian
1 BCG 1 bln 1x - -
2 DPT (I,II,III) 2-4 bln 3x 4 mgg Demam
dan
bengkak
3 Polio 1-4 bln 4x 4 mgg -
(I,II,III,IV)
4 Campak 9 bln 1x - -
5 Hepatitis >7 hr-4 bln 4x 4 mgg -

f. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


1. Pertumbuhan
a. Berat badan: 15 kg
b. Tinggi badan: 100 cm
2. Perkembangan
a. Tengkurap : 3 bulan
b. Duduk : 5 bulan
c. Merangkak : 5 bulan
d. Berdiri : 9 bulan
e. Berjalan : 11 bulan

g. Riwayat psikososial
1. Yang mengasuh: Ibu, Bapak kandung dan nenek
2. Hubungan dengan anggota keluarga
Ibu mengatakan anaknya ini sangat disayangi oleh seluruh anggota keluarga karena
periang dan suka bercerita.
3. Hubungan dengan teman sebaya
Sebelum sakit anaknya sering bermain bersama teman-teman yang, bergaul dengan
anak-anak didekat rumah
h. Riwayat keluarga
1. Sosial ekonomi
Ibu mengatakan keluarganya termasuk keluarga yang sederhana dan kondisi
ekonomi keluarganya berkecukupan.
2. Lingkungan rumah
Ibu mengatakan lingkungan rumah bersih, tapi kondisi udaranya mungkin yang
tidak baik karena ayah sering merokok didalam rumah.
3. Penyakit keluarga
Bapak kandung dan kakak pasien pernah mengalami sakit yang serupa yaitu infeksi
paru paru dan diopname di Rumah sakit. Keluarga pasien riwayat penyakit
keturunan yaitu Diabetes melitus (nenek).
4. Genogram
Ayah DM Ibu

Keterangan :
Laki – Laki : Riwayat infeksi paru-paru

Perempuan × : Riwayat DM

Klien

i. Pengkajian tingkat perkembangan saat ini


Pasien tidak memiliki masalah dalam perkembangannya, pasien mampu melakukan
aktivitas sesuai dengan usianya.
j. Pengkajian pola kesehatan saat ini
1. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Ibu mengatakan ingin sekali anaknya segera pulih dan kembali jadi periang, dan
ibu khawatir apabila penyakitnnya tidak segera diobati bisa bertambah parah
sehingga anaknya dibawa ke rumah sakit.
2. Nutrisi
Ibu mengatakan sebelum masuk rumah sakit anak makan 3x sehari dan porsi
makannya dihabiskan, selama sakit anak susah makan hanya 2-3 sendok makan saja
3 x sehari.
3. Cairan
Ibu mengatakan sebelum masuk rumah sakit anak dapat minum air putih sebanyak 5
gelas ± 500-700cc/24 jam dan saat masuk rumah sakit anak minum ±300 cc/24jam
4. Aktivitas
Sebelum sakit anak sangat aktif dan ceria, namun saat sakit anak lebih banyak diam
dan terlihat lesu, terutama saat demam.
5. Tidur & Istirahat
Sebelum sakit anak tidur malam sekitar dari jam 21.00-06.30 namun saat sakit
kadang-kdang sering terbangun karena demam dan batuk.
6. Eliminasi
Sebelum sakit buang air kecil sering, Selama sakit buang air kecil 3-4 kali, dengan
jumlah 100-200cc/sekali BAK warna kuning jernih tidak ada hematuria, keluhan
Tidak Ada. Untuk buang air besar sebelum sakit 1 x/hari konsistensi lembek, selama
sakit belum ada BAB selama 6 hari.
7. Pola Hubungan
Anak nampak lebih dekat dengan kedua orang tuanya
8. Koping ,Temperamen & Disiplin Yang di Terapkan
Anak tidak takut dengan orang lain. Setiap pertanyaan yang diajukan oleh dokter
atau perawat mau dijawab. Tetapi anak selalu bertanya kapan pulang ke rumah
karena merasa bosan di RS.

9. Kognitif & Persepsi


Anak paham saat dijelaskan boleh pulang jika sudah sembuh.
10. Konsep Diri
Anak merasa bangga bahwa dapat melakukan sesuatu dengan baik, contohnya bisa
minum obat tanpa muntah.
k. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
a. Tingkat kesadaran : Composmentis
b. Postur tubuh : Ideal
c. Kondisi : Lemah dan lesu
d. Tekanan darah : 100/60 mm hg
e. Denyut nadi : 115x/mnt
f. Suhu : 37,8° C
g. Pernafasan : 26 x/menit
h. SpO2 : 97 % tanpa menggunakan oksigen tambahan
i. .Tinggi badan : 100 Cm
j. Berat badan : 15 Kg sebelum sakit berat badan 15,7 Kg

k. Skala Nyeri : 0

Keterangan :
0 -1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali
2-3 = sedikit nyeri
4-5 = cukup nyeri
6-7 = lumayan nyeri
8-9 = sangat nyeri
10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)

▪ Resiko Jatuh : 10 (Resiko rendah)


Skala Humpty Dumpty

Parameter Kriteria Nilai Skor


< 3 tahun 4
Usia 3-7 tahun 3 √
7-13 tahun 2
≥ 13 tahun 1
Jenis Kelamin Laki-Laki 2
Perempuan 1 √
Diagnosis Diagnosis neurologi 4
Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, sinkop, 3
pusing)
Gangguan Perilaku/Psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1 √
Gangguan Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Kognitif Lupa akan adanya keterbatasan 2
Orientasi baik terhadap diri sendiri 1 √
Faktor Riwayat jatuh/bayi diletakkan ditempat tidur dewasa 4
lingkungan Menggunakan alat bantu/diletakkan dalam tempat tidur bayi 3
Pasien diletakkan di tempat tidur 2 √
Area di luar rumah sakit 1
Pembedahan/ Dalam 24 jam 3
sedasi/ Dalam 48 jam 2
anastesi >48 jam atau tidak menjalani pembedahan/sedasi/anastesi 1 √
Penggunaan Penggunaan multiple : sedative, obat hypnosis, barbiturate, fenotiazin, 3
medika mentosa antidepresan, pencahar, diuretic, narkose
Penggunaan salah satu obat diatas 2
Penggunaan medikasi lainnya/tidak ada medikasi 1 √
Jumlah skor humpty 10
dumpty

Keterangan :
Skor 7-11 : resiko rendah
Skor ≥ 12 : resiko tinggi

2. Kulit
a) Kebersihan : Bersih
b) Turgor: Elastis
c) Lesi: Tidak ada
d) Temperatur kulit: Teraba hangat
3. Kepala
a) Kebersihan: Bersih
b) Warna rambut: Hitam
c) Benjolan: Tidak ada
d) Tekstur rambut: Halus
4. Mata
a) Penglihatan : Normal
b) Kelopak mata : Normal
c) Sklera : Tidak ikterik
d) Pupil : Isokor
e) Konjungtiva : Merah muda
f) Peradangan : Tidak ada
5. Telinga
a) Struktur : Simetris
b) Fungsi : Normal
c) Serumen : Tidak ada
d) Keluhan : Tidak ada
e) Pemakaian alat bantu : Tidak ada
6. Hidung
a) Struktur : Simetris
b) Fungsi penciuman : Normal
c) Keluhan : Tidak ada
7. Mulut
a) Gigi : Belum lengkap
b) Gusi : Merah
c) Lidah : Bersih
d) Bibir : Agak kering
8. Leher
a) Kelenjar thyroid: Tidak membesar
b) Kelenjar limfe: Tidak membesar
c) Kaku kuduk : tidak ada
9. Dada
a) Bentuk dada : Simetris, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan
b) Benjolan: Tidak ada
10. Paru
a) Pola nafas: Normal
b) Frekuensi nafas: 24x/menit
c) Kualitas nafas: Normal
d) Penggunan otot: Tidak ada
e) Pernafasan tambahan: Tidak ada
f) Batuk: Ya
g) Sputum: Ya
h) Ronki: Ya
11. Jantung
Ictus cordis: teraba ictus cordis pada ruang intercostal 5 midkalvikula sinistra
12. Abdomen
a) Bentuk perut: Simentris
b) Nyeri tekan: Tidak ada
c) Kondisi perut: Tampak distensi
d) Bising usus: 8 x/menit
13. Genetalia dan anus
a) Keluhan: Tidak ada
b) Alat bantu kateter: Tidak
c) Warna/bau: Kuning/khas
d) Diare: Tidak
e) Konstipasi: Pasien sudah 6 hari tidak BAB
14. Musculoskeletal
a) Odema: Tidak
b) Kontraktur: Tidak
c) Kelainan: Tidak ada
d) Kekuatan otot: baik
15. Neurologi
a) Saraf-saraf kranial: Normal
b) Perangsangan selaput otak: Normal

l. Pemeriksaan diagnostik lainnya


Hasil laboratorium tanggal 23 Agustus 2022
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,9 gr/100ml P 13-16 - W 12-14
Hematokrit 34 vol % P 40-48 - W 37-43
Leukosit 8.900 /mm3 5.000 - 10.000
Granulosit 69,8 % 50 - 70
Limfosit 24,8 % 20 - 40
Monosit 5,3 % 2-8
Trombosit 322.000 /mm3 150.000 - 450.000
KIMIA KLINIK
Glukosa Sewaktu 92 mg/dl 60 - 150
NA+ 133 mmol/L 135 - 155
K+ 3,5 mmol/L 3,4 - 5,3
CL- 101 mmol/L 98 - 106
SEROLOGI
Dengue IG G Non Reaktif - -
Dengue IG M Non Reaktif - -

Hasil laboratorium tanggal 25 Agustus 2022


Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

KIMIA KLINIK
NA+ 138 mmol/L 135 - 155
K+ 4,0 mmol/L 3,4 - 5,3
CL- 104 mmol/L 98 - 106

m. Program terapi dan cairan


IVFD: Asering 22 TPM
Therapi Injeksi: Ceftazidime 350 mg / 8 jam / IV
Therapi Oral:
- Zink 1x20mg
- Domperidon 2x3/4 cth
- Ibuprofen 3x1 cth
- Laxadin 2x1 cth
- Puyer batuk 3 x 1

II. Analisa data


No Data Penyebab Masalah
1 Data Subjektif : Peningkatan laju Hipertermia
 Ibu klien mengatakan anaknya metabolisme
demam
Data Objektif :
 Suhu : 37,8°C
 Nadi : 115 x/menit
 Frekuensi nafas 26 x /menit
 Kulit teraba hangat

2 Data Subjektif : Sekresi yang tertahan Bersihan Jalan Nafas


 Ibu klien mengatakan anaknya
batuk berdahak
Data Objektif :
 Gelisah
 Klien tampak batuk, Terdapat
sputum berwarna putih
 Nadi: 115 x/menit
 Penapasan : 26 x/menit
 Ronki (+)
 SPo2: 97 % tanpa oksigen
tambahan
 Suhu : 37,8°C
 Nadi : 115 x/menit
 Frekuensi nafas 26 x /menit
3 Data Subjektif : Ketidakcukupan Konstipasi
 Ibu klien mengatakan bahwa diet
anaknya belum ada BAB selama 6
hari
Data Objektif :
 Peristaltik usus 8 x /menit
klien tampak lesu
4 Data Subjektif : Peningkatan Risiko Defisit Nutrisi
 Ibu klien mengatakan selama sakit
anaknya susah makan kebutuhan
Data Objektif :
 Porsi makan tidak dihabiskan metabolisme
hanya 2-3 sendok makan saja
 Berat badan mengalami penurunan
dari 15,7 kg menjadi 15kg

III. Diagnosa keperawatan


a. Hipertermia berhubungan dengan Peningkatan laju metabolisme
b. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Sekresi yang tertahan
c. Konstipasi berhubungan dengan Ketidakcukupan diet
d. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Peningkatan kebutuhan metabolisme

IV. Rencan Keperawatan


NO DIAGNOSA SLKI SIKI
KEPERAWATAN

1 Hipertermia (D. 0130) Termoregulasi (L. 14134) Managemen Hipertermia (I.15506)


berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan
Observasi
Peningkatan laju keperawatan 3x24 jam
1.1 Identifikasi penyebab hipertermia
metabolisme diharapkan termoregulasi
1.2 Monitor suhu tubuh
Data Subjektif : membaik dengan kriteria
1.3 Monitor kadar elektrolit
 Ibu klien mengatakan Hasil :
1.4 Monitor haluaran urine
anaknya demam  Suhu tubuh membaik
Terapeutik
Data Objektif : (5)
1.5 Longgarkan pakaian, pakaikan baju
 Suhu : 37,8°C  Suhu Kulit membaik
tipis dan menyerap keringat
 Nadi : 115 x/menit (5)
1.6 Berikan cairan oral
 Frekuensi nafas 26  Takikardi menurun (5)
1.7 Ganti sprai jika anak mengalami
x /menit  Takipnea menurun (5)
keringat berlebihan.
 Kulit teraba hangat
Edukasi
1.8 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1.9 Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit jika perlu

2 Bersihan jalan nafas Bersihan jalan nafas (L. Manajemen jalan nafas (I. 01011)
tidak efektif (D.0001) Observasi
01001)
berhubungan dengan 2.1 Monitor pola napas (frekuensi,
Sekresi yang tertahan Setelah dilakukan tindakan kedalaman, usaha nafas)
Data Subjektif : keperawatan 4-6 jam 2.2 Monitor bunyi nafas tambahan
 Ibu klien mengatakan diharapkan bersihan jalan 2.3 Monitor sputum
anaknya batuk nafas meningkat dengan
berdahak kriteria hasil : Terapeutik
Data Objektif :  Batuk efektif 2.4 Posisikan semi fowler atau fowler
 Gelisah meningkat (5) 2.5 Berikan minum air hangat
 Klien tampak batuk,  Produksi sputum
Terdapat sputum menurun (5) Edukasi
berwarna putih  Frkuensi nafas 2.6 Ajarkan tehnik batuk efektif
 Nadi: 115 x/menit membaik (5)
 Penapasan : 26 x/menit  Gelisah menurun (5) Kolaborasi
 Ronki (+) 2.7 Kolaborasi pemberian bronkodilator,
 SPo2: 97 % tanpa ekspektoran, mukolitik, jika perlu
oksigen tambahan
 Suhu : 37,8°C
 Nadi : 115 x/menit
 Frekuensi nafas 26
x /menit
3 Konstipasi (D.0049) Eliminasi fekal (L.04033) Manajemen Konstipasi (I.04155)
Ketidakcukupan diet Setelah dilakukan tindakan Observasi :
Data Subjektif : keperawatan 3x24 jam 3.1 Periksa tanda dan gejala konstipasi
 Ibu klien mengatakan diharapkan eliminasi fekal 3.2 Monitor pergerakan usus, karakteristik
bahwa anaknya belum membaik dengan kriteria feses
ada BAB selama 6 hari
hasil : 3.3 Identifikasi faktor risiko konstipasi
 Keluhan defekasi lama Terapeutik
dan sulit 4 menurun (5) 3.4 Anjurkan diet tinggi serat
Data Objektif :  Distensi abdomen 4
 Peristaltik usus 8 x menurun (5) Edukasi
/menit  Frekuensi BAB 3.5 Anjurkan peningkatan asupan cairan,
 klien tampak lesu membaik (5) jika tidak ada kontraindikasi
 Konsistensi Feses Kolaborasi
membaik (5) 3.6 Kolaborasi penggunaan obat pencahar,
jika perlu
4 Risiko Defisit Nutrisi (D. Status nutrisi (L. 03030) Manajemen nutrisi (I. 03119)
0032) Berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi :
Dengan Peningkatan keperawatan 4-6 jam 4.1 Monitor asupan makanan
Kebutuhan Metabolisme diharapkan keadekuatan 4.2 Monitor berat badan
Data Subjektif : asupan nutrisi membaik 4.3 Monitor hasil pemeriksaan
 Ibu klien mengatakan dengan kriteria hasil : laboratorium
selama sakit anaknya  Porsi makanan yang Terapeutik
susah makan dihabiskan meningkat 4.4 Berikan makanan tinggi serat untuk
Data Objektif : (5) mencegah konstipasi
 Porsi makan tidak  Berat badan membaik 4.5 Berikan makanan tinggi kalori dan
dihabiskan hanya 2-3 (5) tinggi protein
sendok makan saja  Nafsu makan Edukasi
 Berat badan mengalami membaik(5) 4.6 Ajarkan diet yang diprogramkan
penurunan dari  Frekuensi makan Kolaborasi
membaik(5) 4.7 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu

V. Implementasi Keperawatan
Hari
Tgl No.DX Implementasi Evaluasi
Kamis, 25 I 1.1 Identifikasi penyebab hipertermia S : Ibu klien mengatakan anaknya
Agustus O: Penyebab suhu tubuh naik adalah masih demam naik turun
2022 karena adanya peningkatan laju
metabolisme O : Suhu tubuh cukup memburuk (2),
Suhu Kulit cukup memburuk
1.2 Monitor suhu tubuh (2), Takikardi sedang (3),
O: Temperatur 37,8°C menggunakan Takipnea sedang (3)
termometer digital , kulit teraba hangat

1.3 Monitor kadar elektrolit A: Masalah Hipertermia belum


O: Hasil Lab Na+ :133 mmol/L, K+: 3,5 teratasi
mmol/L, CL-: 101 mmol/L
P: Lanjutkan intervensi
1.4 Monitor haluaran urine 1.2 Monitor suhu tubuh
O: Pasien BAK 3-4 kali sehari dengan 1.4 Monitor haluaran urine
jumlah urine ± 400 – 700ml 1.6 Berikan cairan oral
1.9 Kolaborasi pemberian cairan
1.5 Longgarkan pakaian, pakaikan baju tipis dan elektrolit jika perlu
dan menyerap keringat
O: Pasien menggunakan baju kaos yang
mudah menyerap keringat

1.6 Berikan cairan oral


S: Ibu pasien mengatakan pasien susah
minum, air putih yang diberikan hanya di
minum ± 50 ml sekali minum

1.8 Anjurkan tirah baring


O: Pasien baring ditempat tidur dengan
posisi setengah duduk

1.9 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit


jika perlu
O: Terpasang infus Asering 22 TPM
Kamis, 25 II 2.1 Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, S: Ibu pasien mengatakan anaknya
Agustus usaha nafas) masih batuk berdahak, setiap
2022 O: Frekuensi Nafas: 26 x / menit, SPO2 batuk mengeluarkan dahak
97% tanpa bantuan oksigen
O: Batuk efektif cukup menurun (2),
2.2 Monitor bunyi nafas tambahan Produksi sputum cukup
O: Terdengar bunyi ronkhi meningkat (2), Frkuensi nafas
sedang (3),
2.3 Monitor sputum
O: pasien tampak batuk dan mengeluarkan A:Masalah Bersihan jalan nafas
dahak berwarna putih belum teratasi

2.5 Berikan minum air hangat P: Lanjutkaan intervensi


O: Pasien minum air hangat yang diberikan
tapi hanya 20 ml saja 2.1 Monitor pola napas (frekuensi,
kedalaman, usaha nafas)
2.6 Ajarkan tehnik batuk efektif 2.3 Monitor sputum
O: Pasien belum mampu mempraktekkan 2.6 Ajarkan tehnik batuk efektif
batuk efektif yang diajarkan 2.7 Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
2.7 Kolaborasi pemberian bronkodilator, mukolitik, jika perlu
ekspektoran, mukolitik
O: Pasien mendapatkan therapi Puyer
batuk 3 x 1 bungkus

Kamis, 25 III 3.1 Periksa tanda dan gejala konstipasi S: Ibu klien mengatakan anaknya
Agustus S: Klien mengatakan anaknya tidak bisa sudah 6 hari belum ada BAB
2022 BAB sudah 6 hari
O: Perut tampak distensi O: Keluhan defekasi lama dan sulit 4
cukup meningkat (1), Distensi
3.2 Monitor pergerakan usus, karakteristik abdomen cukup meningkat (2),
feses Frekuensi BAB menurun (1),
O: Bising usus 8 x / menit Konsistensi Feses cukup memburuk
(2)
3.3 Identifikasi faktor risiko konstipasi
O: Faktor risiko konstipasi karena intake
yang kurang dan pasien dalam kondisi A: Masalah Konstipasi belum teratasi
tirah baring

P: Lanjutkan intervensi

3.5 Anjurkan peningkatan asupan cairan, jika 3.1 Periksa tanda dan gejala
tidak ada kontraindikasi konstipasi
O: Ibu klien mengatakan sering 3.2 Monitor pergerakan usus,
memberikan minum tapi hanya sedikit karakteristik feses
yang diminum 3.5 Anjurkan peningkatan asupan
cairan, jika tidak ada
3.6 Kolaborasi penggunaan obat pencahar, jika kontraindikasi
perlu 3.6 Kolaborasi penggunaan obat
O: Laxadin 2x1 cth pencahar
Kamis, 25 IV 4.1 Monitor asupan makanan S: Ibu klien mengatakan anaknya
Agustus S: Ibu klien mengatakan anaknya susah susah makan, saat diberikan
2022 makan, hanya bisa makan nasi yang makanan hanya dimakan 2-3
diberikan 2-3 sendok makan saja sendok saja
O: Porsi makan tidak habis
O: Porsi makanan yang dihabiskan
4.2 Monitor berat badan cukup menurun (2), Berat badan
O: Berat badan 15 kg sebelum sakit Berat sedang (3), Nafsu makan cukup
badan 15, 7 kg menurun (3), Frekuensi makan
sedang (3)
4.3 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein A: Masalah Risiko defisit nutrisi
O: Pasien mendapatkan diet Tinggi kalori belum teratasi
tinggi protein
P: Lanjutkan Intervensi
4.4 Ajarkan diet yang diprogramkan
S; Ibu klien mengatakan sudah mulai 4.1 Monitor asupan makanan
paham tentang makanan yang harus 4.3 Berikan makanan tinggi kalori
dikonsumsi dan harus dihindari terutama dan tinggi protein
saat susah BAB 4.4 Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
4.5 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
O: Dari ahli gizi, status gizi normal,
pemberian diet TKTP 1900 Kkal, protein
30 gr
Jumat, 26 I 1.2 Monitor suhu tubuh S: Ibu klien mengatakan anaknya
Agustus O: Temperatur 37,4°C menggunakan masih demam naik turun
2022 termometer digital , kulit teraba hangat
O : Suhu tubuh cukup sedang (2),
1.4 Monitor haluaran urine Suhu Kulit sedang (3),
O: Pasien BAK 4 – 5 kali sehari dengan Takikardi cukup menurun (4),
jumlah urine ± 450 – 700ml Takipnea cukup menurun (4)

1.6 Berikan cairan oral A: Masalah Hipertermia teratasi


S: Ibu pasien mengatakan pasien bisa sebagian
minum air putih yang diberikan dan sudah
lebih banyak dari yang sebelumnya sekitar P: Lanjutkan intervensi
¾ aqua tanggung ± 400ml dan teh 1.3 Monitor suhu tubuh
setengah gelas 1.6 Berikan cairan oral
1.9 Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit jika perlu

1.9 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit


jika perlu
O: Terpasang infus Asering 22 TPM
Jumat, 26 II 2.1 Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, S: Ibu pasien mengatakan anaknya
Agustus usaha nafas) masih batuk berdahak,
2022 O: Frekuensi Nafas: 26 x / menit, SPO2
97% tanpa bantuan oksigen O: Batuk efektif cukup sedang (3),
Produksi sputum sedang (3),
2.3 Monitor sputum Frekuensi nafas cukup membaik
O: pasien tampak batuk dan mengeluarkan (4),
dahak berwarna putih
A:Masalah Bersihan jalan nafas
2.8 Ajarkan tehnik batuk efektif teratasi sebagian
O: Pasien sudah bisa mempraktekkan
batuk efektif yang diajarkan namun masih P: Lanjutkaan intervensi
dengan bimbingan
2.1 Monitor pola napas (frekuensi,
2.9 Kolaborasi pemberian bronkodilator, kedalaman, usaha nafas)
ekspektoran, mukolitik 2.3 Monitor sputum
O: Pasien mendapatkan therapi Puyer 2.8 Ajarkan tehnik batuk efektif
batuk 3 x 1 bungkus 2.9 Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

Jumat, 26 III 3.1 Periksa tanda dan gejala konstipasi S: Ibu klien mengatakan anaknya
Agustus S: Klien mengatakan anaknya BAB tadi sudah ada BAB tapi sedikit saja
2022 pagi, tapi keras dan sedikit saja. obat dan konsistensi keras
pencahar yang di berikan sudah diminum 2
kali O: Keluhan defekasi lama dan sulit
sedang (3), Distensi abdomen sedang
3.2 Monitor pergerakan usus, karakteristik (2), Frekuensi BAB cukup meningkat
feses (3), Konsistensi Feses sedang (3)
O: Bising usus 12 x / menit

3.5 Anjurkan peningkatan asupan cairan, jika A: Masalah Konstipasi teratasi


tidak ada kontraindikasi sebagian
O: Ibu klien mengatakan anaknya sudah
P: Lanjutkan intervensi
bisa minum lebih banyak sekitar 400 ml
dan teh setengah gelas
3.2 Monitor pergerakan usus,
3.6 Kolaborasi penggunaan obat pencahar, jika karakteristik feses
perlu 3.5 Anjurkan peningkatan asupan
O: Laxadin 2x1 cth cairan, jika tidak ada
kontraindikasi
3.6 Kolaborasi penggunaan obat
pencahar

Jumat, 26 IV 4.1 Monitor asupan makanan S: Ibu klien mengatakan anaknya


Agustus S: Ibu klien mengatakan anaknya masih susah makan, saat diberikan
2022 susah makan, tapi lebih banyak dari yang makanan hanya dimakan 5-6
kemarin 5-6 sendok makan saja sendok saja,
O: Porsi makan dihabiskan setengah
O: Porsi makanan yang dihabiskan
4.3 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi cukup menurun (2), Berat badan
protein sedang (3), Nafsu makan cukup
O: Pasien mendapatkan diet Tinggi kalori menurun (3), Frekuensi makan
tinggi protein sedang (3)

A: Masalah Risiko defisit nutrisi


belum teratasi

P: Lanjutkan Intervensi

4.1 Monitor asupan makanan


4.3 Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
Sabtu, 27 I 1.3 Monitor suhu tubuh S: Ibu klien mengatakan badan
Agustus O: Temperatur 36, 8°C, HR: 104x/menit anaknya masih teraba hangat
2022 menggunakan termometer digital, pasien
baru minum obat 2 jam yang lalu O : Suhu tubuh cukup membaik (4),
Suhu Kulit cukup membaik (4),
1.4 Berikan cairan oral Takikardi menurun (5),
S: pasien tampak minum air putih yang Takipnea menurun (5)
diberikan ± 600ml
A: Masalah Hipertermia teratasi
sebagian

1.9 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit P: Lanjutkan intervensi


jika perlu 1.4 Monitor suhu tubuh
1.9 Kolaborasi pemberian cairan
O: Terpasang infus Asering 22 TPM
dan elektrolit jika perlu
Sabtu, 27 II 2.1 Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, S: Ibu pasien mengatakan anaknya
Agustus usaha nafas) masih batuk berdahak,
2022 O: Frekuensi Nafas: 24 x / menit, SPO2
98% tanpa bantuan oksigen O: Batuk efektif cukup sedang (3),
Produksi sputum sedang (3),
2.3 Monitor sputum Frekuensi nafas cukup membaik
O: pasien tampak batuk dan masih (4),
mengeluarkan dahak
A: Masalah Bersihan jalan nafas
2.8 Ajarkan tehnik batuk efektif teratasi sebagian
O: Pasien sudah bisa mempraktekkan
batuk efektif yang diajarkan dengan P: Lanjutkaan intervensi
bimbingan
2.1 Monitor pola napas (frekuensi,
2.9 Kolaborasi pemberian bronkodilator, kedalaman, usaha nafas)
ekspektoran, mukolitik 2.3 Monitor sputum
O: Pasien mendapatkan therapi Puyer 2.9 Kolaborasi pemberian
batuk 3 x 1 bungkus bronkodilator, ekspektoran

Sabtu, 27 III 3.2 Monitor pergerakan usus, karakteristik S: Ibu klien mengatakan anaknya
Agustus feses ada BAB kemarin sore, BAB
2022 O: Bising usus 10 x / menit lunak dan tidak terlalu keras lagi

3.7 Anjurkan peningkatan asupan cairan, jika O: Keluhan defekasi lama dan
tidak ada kontraindikasi menurun (5), Distensi abdomen
O: Ibu klien mengatakan anaknya sudah menurun (5), Frekuensi BAB cukup
bisa minum lebih banyak sekitar 600 ml meningkat (4), Konsistensi Feses
membaik (5)
3.8 Kolaborasi penggunaan obat pencahar, jika
perlu
O: Laxadin 2x1 cth A: Masalah Konstipasi teratasi

P: Hentikan intervensi

Sabtu, 27 IV 4.2 Monitor asupan makanan S: Ibu klien mengatakan anaknya


Agustus S: Ibu klien mengatakan anaknya bisa sudah bisa makan sedikit sedikit,
2022 makan sedikit sedikit, tadi malam sudah 6 tapi hari ini hanya makan 3-4
sendok tapi hari ini hanya makan 3-4 sendok makan saja
sendok makan saja
O: Porsi makan dihabiskan setengah O: Porsi makanan yang dihabiskan
sedang (3), Berat badan sedang (3),
4.4 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi Nafsu makan cukup sedang (3),
protein Frekuensi makan sedang (3)
O: Pasien mendapatkan diet Tinggi kalori
tinggi protein A: Masalah Risiko defisit nutrisi
teratasi sebagian

P: Lanjutkan Intervensi

4.2 Monitor asupan makanan


Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
DAFTAR PUSTAKA

Fauziyah, Risza. 2021. Laporan Pendahuluan Febris Pada Anak Diruang Puspa. Jakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan.
Jannah, W. (2020). Pengaruh Terapi Tepid Sponge Batd Pada Penurunan Suhu Tubuh Anak
Penderita Thypoid Di Desa Batioh Kec. Banyuates Kab. Sampang. Jawa Timur: Universitas
Muhammadiyah Gresik.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Utami, Isna. 2018. Studi Kasus: Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Keamanan;
Termoregulasi Pada An.A Dengan Observasi Febris Di Ruang Flamboyan RSUD Sukoharjo.

Anda mungkin juga menyukai