Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

TENSION HEADACHE (CHEPALGIA)

DISUSUN OLEH

INDAR DEWI (16 3145 105 011)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


A. PENGERTIAN
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu
tubuh secara abnormal.
Febris/ demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkardian yang
normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak
dalam hipotalamus anterior (Isselbacher, 1999).
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau
lebih.Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C.Sedangkan
bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia)(Julia,
2000).

B. ETIOLOGI
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam
dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit
metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000).Menurut Guyton (1990)
demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik
yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor
otak atau dehidrasi.
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan
toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada
gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada
dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan
antara lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan
pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan
laboratorium.serta penunjang lain secara tepat dan holistik.
Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul
demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lian yang
menyertai demam.
Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien
mengalami demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas
38,3 derajat celcius dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah
diteliti selama satu minggu secara intensif dengan menggunakan sarana
laboratorium dan penunjang medis lainnya.

C. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala demam antara lain :
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)
2. Kulit kemerahan
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan
Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung,
anoreksia dan somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari
37,5 ºC-40ºC, kulit hangat, takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor
yang muncul yaitu kulit kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan,
menggigil/merinding perasaan hangat dan dingin, nyeri dan sakit yang
spesifik atau umum (misal: sakit kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan
berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito. 2000).

D. PATOFISIOLOGI
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak
terhadap infeksi atau zat asing yang masuk kedalam tubuhnya. Bila ada
infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsangsistem pertahanan
tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam,
ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) atau di luar tubuh
(pirogen eksogen) yang bisa berasal dari dari infeksi oleh mikroorganisme
atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi). Zat
pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein,san zat lain, terutama toksin
polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik yang dihasilkan dari degenerasi
jaringan tubuh menyebabkan demam selama sakit.
Mekaanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap
pirogen. Pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan akan dofagositosis oleh
leukosit darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembuluh bergranula besar.
Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke dalam cairan
tubuh, yang disebut juga zat pirogen leukosit.
Pirogen selnjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang
terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di
hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam
arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ).
Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu dengan menyempitkan
pembuluh darah tepid an menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran
panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran
panas. Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi akan
merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk
memerangi asam amino yang berperan dalam pembentukan antibody atau
sistem kekebalan tubuh.

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Sebelum meningkat ke pemeriksaan-pemeriksaan yang mutakhir,
kebutuhan tubuh tersedia untuk digunaka seperti ultrasonografi, endoskopi
atau scanning, masih dapat diperiksa beberapa uji coba darah, pembiakan
kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar tembus rutin.
Dalam tahap berikutnya diperkirakan untuk membuat diagnosis dengan
lebih pasti melalui biopsy pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga dapat
dilakukan pemeriksaan seperti angiografi, aortografi, atau lifangiografi.

F. PENATALAKSANAAN
1. Secara Fisik
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala
setiap 4-6 jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau
mengigau.Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas
atau apakah anak mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang
yang terlalu lama akan berbahaya bagi perkembangan otak, karena
oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai oksigen ke otak
akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat
seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
a) Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
b) Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
c) Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen
ke otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak.
d) Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknya. Minuman
yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare
menyesuaikan), air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan
tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.
e) Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
f) Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya
untuk menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya
suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh
digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Jangan
menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah
menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol dapat
menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).
g) Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-
suam kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di
luar terasa hangat dan tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu
diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol
pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh
lagi. Di samping itu lingkungan luar yang hangat akan membuat
pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami vasodilatasi,
juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan
mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.
2. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur
suhu di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan
prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga
set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana
diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran
panas tidak ada lagi. Petunjuk pemberian antipiretik:
a) Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol
b) Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh
sirup parasetamol
c) Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the
sirup parasetamol.
Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan
dengan air atau teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali
sehari.Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5 ml setiap
sendoknya.
Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam
menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada pasien
berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan
metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang
demam.Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari
golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan
kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya.
Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan
pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim
cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan derivat para -aminofenol
yang bekerja menekan pembentukan prostaglandin yang disintesis
dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15
mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90
mgr/kbBB/hari.
Pada umumnya dosis ini dapat d itoleransi dengan baik.Dosis besar
jangka lama dapat menyebabkan intoksikasi dan kerusakkan
hepar.Pemberiannya dapat secara per oral maupun rektal.Turunan
asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja meneka n pembentukan
prostaglandin.Obat ini bersifat antipiretik, analgetik dan
antiinflamasi.Efek samping yang timbul berupa mual, perut kembung
dan perdarahan, tetapi lebih jarang dibandingkan aspirin.Efek samping
hematologis yang berat meliputi agranulositosis dan anemia
aplastik.Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut (terutama bila
dikombinasikan dengan asetaminopen).Dosis terapeutik yaitu 5-10
mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam.Metamizole (antalgin) bekerja
menekan pembentukkan prostaglandin.Mempunyai efek antipiretik,
analgetik da n antiinflamasi. Efek samping pemberiannya berupa
agranulositosis, anemia aplast ik dan perdara han saluran cerna. Dosis
terap eutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6 -8 jam dan tidak dianjurkan unt uk
anak kurang dari 6 bulan.Pemberiannya secara per oral, intramuskular
atau intravena. Asam mefenamat suatu obat gol ongan
fenamat.Khasiat analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai
antipiretik.Efek sampingnya berupa dispepsia dan anemia
hemolitik.Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis.
Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia
kurang dari 6 bulan.

G. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh
2. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering
terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam
pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam
ini juga tidak membahayakan otak.

H. PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pola persepsi kesehatan
o Apakah ada riwayat keluarga yang sering mngalami febris?
o Keluhan utama yang dirasakan
o Kapan keluhan dirasakan
b. Pola nutrisi metabolic
o Apakah gangguan makan dan minum
o Adakah keluhan mual, muntah, anoreksia
o Adanya penurunan berat badan
c. Pola eliminasi
Apaka klien mengalami klainan BAB dan BAK
d. Pola kativitas dan latihan
o Ketidakmampuan klien melakukan aktifitas karena pusing
o Mudah lelah, letih dan lesu
e. Pola tidur dan istirahat
o Peningkatan dan penurunan kebutuhan tidur
o Gelisah
o Insomnia
o Kebiasaan/pola tidur pasien
f. Pola persepsi dan kognitif
o Gangguan rangsang sensorik
o Bagaimana pengetahuan klien tentang penyakitnya
o Adakah rasa pusing dan nyeri di tempat tertentu
g. Pola peran dan hubungan dengan sesame
o Apa peran klien dalam keluarga
o Adakah perubahan dalam interkasi
h. Pola reproduksi seksual
o Adakah gangguan reproduksi seksual
i. Pola mekanisme koping
o Bagaimana klien menghadapi masalah penyakitnya
o Adakah ekspresi wajah marah dan gelisah
j. Pola sistem kepercayaan
o Menyerahkan penyakitnya kepada Tuhan
o Selalu beroa di tempat tidur
2. Perumusan diagnosis
a. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, proses penyakit
b. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan intake yang kurang
dan diaphoresis
c. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit
3. Rencana keperawatan
a. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, proses penyakit
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x24jam klien
menunjukkan temperature dalam batas normal.
Kriteia hasil : suhu tubuh dalam batas normal, bebas dari kedinginan,
suhu tubuh stabil 36,5-37,5
Teremogulasi dalam batas normal
Nadi dalam batas normal
Intervensi Rasional
Observasi suhu setiap 4 jam Suhu 38,9-40 menunjukkan proses
infeksi akut
Berikan kmpres hangat Dapat membantumengurangi panas
Pantau adanya menggigil Menggigil seringkali mendahului
memuncaknya suhu pada adanya
infeksi umum
Kolaborasi dengan dokter Untuk mengurangi demam dengan
tentang pemberian antipiretik aksi sentralnya pada hipotalamus

a. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan intake yang kurang


dan diaphoresis
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan ...x24 jam volume
cairan adekuat.
Kriteria hasil :
Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB
Intervensi Rasional
Perhatikan warna dan konsentrasi Untuk mengetahui masukan cairan
urine pada waktu BAK yang memperberat dehidrasi
Kurangi stressor (mis : kompres Menecegah penurunan suhu tubuh
hangat) sehingga tidak terjadi asidosis
metabolik
Memberikan kompres hangat dan Untuk menurunkan stressor
baju yang menyerap keringat dingin, ketidaknyamanan dan
kegelisahan
Kolaborasi denga dokter dalam Untuk memastikan adanya/ tidak
membantu aspirassi kandung urine bila berkemih belum terjadi
kemih bila diindikasikan

b. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam ansietas
klien/keluarga hilang
Kriteria hasil :
o Klien/keluarga dapat mengidentifikasi hal-hal yang dapat
meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh
o Klien/keluarga mau berpartisipsi dalam setiap tindakan yang
dilakukan
o Klien/keluarga mengungkapakan penurunan cemas yang
berhubungan dengan hipertermi, proses penyakit

Intervensi:

o Kaji dan identifikasi serta luruskan informasi yang dimiliki


klien/keluarga
o Berikan informasi klien/keluarga yang akurat tentang penyebab
hipertermi
o Validasi perasaan klien/keluarga dan yakinkan klien/keluarga
bahwa kecemasan merupana respon yang normal
o Diskusikan dengan klien/keluarga rencana tindakan yang
dilakukan berhubungan dengan hipertermi dan keadaan
penyakit.
I. PATHWAY

BAKTERI VIRUS

Reaksi Obat Infeksi Endotoksin Zat Peradangan Pirogenik lain

Monosit makrofag sel kupfer

Respon hipotalamus anterior Kesan psikis tidak enak

Gangguan psikis

Peningkatan titik penyetelan


Demam Dx. Cemas
suhu

Vasodilatasi kulit Berkeringat

dx. Hipertermi Dx. Resiko volume cairan


kurang dari kebutuhan
tubuh

Anda mungkin juga menyukai