Disusun Oleh:
POPPY ARNITA A
(213203057)
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN FEBRIS HARI KE-IV
DI RUANG CANDI BARONG RSUD PRAMBANAN
A. Definisi Demam
Febris (Demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal. Bila
diukur pada rektal >38°C, diukur pada oral >37,8°C, dan bila diukur
melalui aksila >37,2°C. Menurut NAPN (National Association of
Pediatrics Nurse) disebut demam bila bayi berumur kurang dari 3 bulan
suhu rektal melebihi 38° C. Pada anak umur lebih dari 3 bulan suhu aksila
dan oral lebih dari 38,3° C.
Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati
batas normal yaitu lebih dari 37,5 0C
Demam adalah keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi
suhu tubuh normal. Demam adalah istilah umum, dan beberapa istilah lain
yang sering digunakan adalah pireksia atau febris. Apabila suhu tubuh
sangat tinggi (mencapai sekitar 40°C), demam disebut hipertermi
(Hidayat, 2009)
Febris (Demam) mengacu pada peningkatan suhu tubuh yang
berhubungan langsung dengan tingkat sitokin pirogen yang diproduksi
untuk mengatasi berbagai rangsang, misalnya terhadap toksin bakteri,
peradangan, dan ransangan pirogenik lain. Bila produksi sitokin pirogen
secara sistemik masih dalam batas yang dapat ditoleransi maka efeknya
akan menguntungkan tubuh secara keseluruhan, tetapi bila telah
melampaui batas kritis tertentu maka sitokin ini membahayakan tubuh.
Batas kritis sitokin pirogen sistemik tersebut sejauh ini belum diketahui.
B. Jenis Demam
1. Demam septik
Pada demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi
sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal
pada pagi hari. Demam ini sering disertai keluhan menggigil dan
berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang
C. Penyebab Demam
Menurut Lubis (2009) menyatakan bahwa demam merupakan
gejala bukan suatu penyakit. Demam adalah respon normal tubuh terhadap
adanya infeksi. Infeksi adalah keadaan masuknya mikroorganisme
kedalam tubuh. Mikroorganisme tersebut dapat berupa virus, bakteri,
parasit, maupun jamur. Kebanyakan demam disebabkan oleh infeksi virus.
Demam bisa juga disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan
(overhating), dehidrasi atau kekurangan cairan, alergi maupun dikarenakan
gangguan sistem imun.
Penyebab-penyebab lain: penyakit rheumatoid, penyakit otoimun,
Juvenile rheumatoid arthritis, Lupus erythematosus, Periarteritis nodosa,
infeksi HIV dan AIDS, Inflammatory bowel disease, Regional enteritis,
Ulcerative colitis, Kanker, Leukemia, Neuroblastoma, penyakit Hodgkin,
Non-Hodgkin's lymphoma.
D. Patofisiologi Demam
Pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun
↓
Stimulasi limfosit, monosit, neutrophil
↓
Mengeluarkan pirogen endogen
↓
Merangsang endothelium hipotalamus untuk mengeluarkan prostaglandin
↓
Meningkatkan thermostat di pusat termoregulasi hipotalamus
↓
Hipotalamus akan menganggap suhu yang sekarang lebih rendah daripada
patokan di thermostat
↓
Sehingga akan terjadi peningkatan produksi panas, dan penurunan
pengeluaran panas (vasokonstriksi)
↓
Suhu naik
↓
Demam
↓
Hipertermi
H. Penatalaksanaan Demam
Tindakan farmakologis
Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu memberikan antipiretik
berupa:
1. Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan
pertama untuk menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan antara
10-15 mg/Kg BB akan menurunkan demam dalam waktu 30 menit
dengan puncak pada 2 jam setelah pemberian. Demam dapat muncul
kembali dalam waktu 3-4 jam.
Paracetamol dapat diberikan kembali dengan jarak 4-6 jam dari
dosis sebelumnya. Penurunan suhu yang diharapkan 1,2 – 1,4 oC,
sehingga jelas bahwa pemberian obat paracetamol bukan untuk
menormalkan suhu namun untuk menurunkan suhu tubuh. Eefek
samping paracetamol adalah hepatotoksik atau gangguan hati. Selain
itu, peningkatan suhu pada bayibaru lahir yang bugar (sehat) tanpa
resiko infeksi umumnya diakibatkan oleh factor lingkungan atau
kurang cairan.
Efek samping parasetamol antara lain : muntah, nyeri perut,
reaksi, alergi berupa urtikaria (biduran), purpura (bintik kemerahan di
kulit karena perdarahan bawah kulit), bronkospasme (penyempitan
saluran napas), hepatotoksik dan dapat meningkatkan waktu
perkembangan virus seperti pada cacar air (memperpanjang masa
sakit).
2. Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga memiliki
efek antiperadangan. Ibuprofen merupakan pilihan kedua pada
demam, bila alergi terhadap parasetamol. Ibuprofen dapat diberikan
ulang dengan jarak antara 6-8 jam dari dosis sebelumnya. Untuk
penurun panas dapat dicapai dengan dosis 5mg/Kg BB.
Ibuprofen bekerja maksimal dalam waktu 1jam dan berlangsung
3-4 jam. Efek penurun demam lebih cepat dari parasetamol. Ibuprofen
memiliki efek samping yaitu mual, muntah, nyeri perut, diare,
perdarahan saluran cerna, rewel, sakit kepala, gaduh, dan gelisah.
Pada dosis berlebih dapat menyebabkan kejang bahkan koma serta
gagal ginjal.
Non Farmakologis
1. Kenakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
2. Memberikan minum yang banyak
3. Kompres dengan air hangat. Hindari kompres alkohol atau es.
4. Kompres di daerah lipatan (seperti ketiak dan paha)
5. Anjurkan banyak istirahat
6. Penanganan demam dengan obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur
suhu dihipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan
prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga
set point hipotalamus direndahkan kembali menjadinormalyang mana
diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi
pengeluaran panas tidak ada lagi.
I. Cara Mengompres
1. Sebelum mengompres, sediakan baskom kecil berisi air hangat
2. Basahi handuk atau washlap dengan air hangat
3. Saat mengompres , baju di buka . Letakkan handuk di axila ( ketiak )
dan lipatan paha, bukan di dahi. Axila dan lipatan paha dilintasi
pembuluh darah besar, sehingga segera memberi sinyal ke pusat
pengatur suhu di otak untuk menurunkan demam.
4. Kompres bagian tersebut ± 10 menit. Bila handuk sudah berkurang
hangatnya, ulangi lagi dengan membasahinya dengan air hangat.
Kompres lagi sampai suhu tubuh anak menurun .
5. Selesai mengompres, seka bagian yang habis dikompres (kemungkinan
basah) dengan cara menekan-nekan kulit, jangan digosok. Gunakan
handuk kering. Kenakan kembali baju . Pilih baju yang tipis dan
longgar sehingga membantu meredakan panas melalui proses
penguapan. Tutupi dengan selimut tipis apabila kedinginan atau
menggigil.
K. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan : Hipertermia berhubungan dengan proses
penyakit.
2. Rencana Keperawatan
(Nurarif, 2015).
DAFTAR PUSTAKA