Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FEBRIS


DI RUANG CANDI BARONG RSUD PRAMBANAN

Disusun Oleh:
POPPY ARNITA A
(213203057)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XVII


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN FEBRIS HARI KE-IV
DI RUANG CANDI BARONG RSUD PRAMBANAN

Telah disetujui pada dan oleh:


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

(Deby Zulkarnain Rahadian Syah, (Wahyu Wijihastuti S.Kep., Ns)


S.Kep, MMR, Ns)

Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa

( Poppy Arnita A ) ( Iqbal Ibrahim ) ( Hanafi Istirasidah )


LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi Demam
Febris (Demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal. Bila
diukur pada rektal >38°C, diukur pada oral >37,8°C, dan bila diukur
melalui aksila >37,2°C. Menurut NAPN (National Association of
Pediatrics Nurse) disebut demam bila bayi berumur kurang dari 3 bulan
suhu rektal melebihi 38° C. Pada anak umur lebih dari 3 bulan suhu aksila
dan oral lebih dari 38,3° C.
Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati
batas normal yaitu lebih dari 37,5 0C
Demam adalah keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi
suhu tubuh normal. Demam adalah istilah umum, dan beberapa istilah lain
yang sering digunakan adalah pireksia atau febris. Apabila suhu tubuh
sangat tinggi (mencapai sekitar 40°C), demam disebut hipertermi
(Hidayat, 2009)
Febris (Demam) mengacu pada peningkatan suhu tubuh yang
berhubungan langsung dengan tingkat sitokin pirogen yang diproduksi
untuk mengatasi berbagai rangsang, misalnya terhadap toksin bakteri,
peradangan, dan ransangan pirogenik lain. Bila produksi sitokin pirogen
secara sistemik masih dalam batas yang dapat ditoleransi maka efeknya
akan menguntungkan tubuh secara keseluruhan, tetapi bila telah
melampaui batas kritis tertentu maka sitokin ini membahayakan tubuh. 
Batas kritis sitokin pirogen sistemik tersebut sejauh ini belum diketahui.

B. Jenis Demam
1. Demam septik
Pada demam ini, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi
sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal
pada pagi hari. Demam ini sering disertai keluhan menggigil dan
berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang

normal dinamakan juga demam hektik.


2. Demam remiten
Pada demam ini, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak
pernah mencapai suhu normal.
3. Demam intermiten
Pada demam ini, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama
beberapa jam dalam satu hari.
4. Demam Kontinyu
Pada demam ini, terdapat variasi suhu sepanjang hari yang tidak
berbeda lebih dari satu derajat.
5. Demam Siklik
Pada demam ini, kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang
diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian
diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

C. Penyebab Demam
Menurut Lubis (2009) menyatakan bahwa demam merupakan
gejala bukan suatu penyakit. Demam adalah respon normal tubuh terhadap
adanya infeksi.  Infeksi adalah keadaan masuknya mikroorganisme
kedalam tubuh. Mikroorganisme tersebut dapat berupa virus, bakteri,
parasit, maupun jamur. Kebanyakan demam disebabkan oleh infeksi virus.
Demam bisa juga disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan
(overhating), dehidrasi atau kekurangan cairan, alergi maupun dikarenakan
gangguan sistem imun.
Penyebab-penyebab lain: penyakit rheumatoid, penyakit otoimun,
Juvenile rheumatoid arthritis, Lupus erythematosus, Periarteritis nodosa,
infeksi HIV dan AIDS, Inflammatory bowel disease, Regional enteritis,
Ulcerative colitis, Kanker, Leukemia, Neuroblastoma, penyakit Hodgkin,
Non-Hodgkin's lymphoma.
D. Patofisiologi Demam
Pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun

Stimulasi limfosit, monosit, neutrophil

Mengeluarkan pirogen endogen

Merangsang endothelium hipotalamus untuk mengeluarkan prostaglandin

Meningkatkan thermostat di pusat termoregulasi hipotalamus

Hipotalamus akan menganggap suhu yang sekarang lebih rendah daripada
patokan di thermostat

Sehingga akan terjadi peningkatan produksi panas, dan penurunan
pengeluaran panas (vasokonstriksi)

Suhu naik

Demam

Hipertermi

E. Tanda dan Gejala Demam


Adapun gejala-gejala yang dapat timbul yaitu :
1. Suhu meningkat > 38 derajat celcius
2. Menggigil
3. Lesu, gelisah, tidak nyaman dan sulit tidur
4. Berkeringat, wajah merah, dan mata berair

F. Dampak yang Terjadi Akibat Demam


1. Kejang
Sekitar tiga persen anak usia enam bulan sampai dengan 5 tahun
mengalami kejang pada saat demam. Kejang merupakan kondisi yang
paling sering terjadi pada saat anak menderita demam tinggi. Walaupun
resiko kerusakan pada otak akibat kejang terhitung rendah, namun
kejang tetap memiliki resiko menyebabkan kerusakan pada otak secara
permanen.
2. Infeksi Berat
Demam merupakan tanda dan gejala dari adanya infeksi yang
terjadi dalam tubuh anak. Jika anak demam sangat tinggi bahkan
melebihi 400 C, maka orangtua perlu mencurigai adanya infeksi berat
akibat virus atau bakteri jahat yang dapat menyebabkan penyakit
pneumonia, meningitis atau penyakit berat lainnya. Jika infeksi berat
tidak segera dideteksi dan ditangani, maka kondisi tubuh anak akan
semakin menurun dan menyebabkan terjadinya syok.
3. Dehidrasi
Demam tinggi dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh yang
tidak terlihat. Apabila gejala demam tinggi ditambah dengan muntah
dan malas makan dan minum, maka anak akan beresiko mengalami
dehidrasi. Dehidrasi yang tidak ditangani akan menyebabkan kerusakan
pada organ-organ tubuh yang lain karena peredaran darah yang tidak
optimal ke seluruh tubuh.
4. Overdosisi Obat Penurun Panas
Demi hasil yang cepat dan instan, biasanya orangtua lebih memilih
penggunaan obat penurun panas ketika anaknya mengalami demam.
Akan tetapi, tanpa dosis yang tepat dan cenderung berlebihan, obat
penurun panas seperti paracetamol dan ibuprofen akan memberikan
efek samping negative. Efek samping dari berlebihannya dosis
paracetamol dan ibuprofen yang sangat berbahaya adalah keracunan
hati dan ginjal
G. Pengkajian
1. Identitas: umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
2. Riwayat kesehatan
3. Keluhan utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) :
panas.
4. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien
saat masuk rumah sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam,
gejala lain yang menyertai demam (misalnya: mual, muntah, nafsu
makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah menggigil, gelisah.
5. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).
6. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau
penyakit lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain
baik bersifat genetik atau tidak)
7. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: kesadaran, vital sign, status nutrisi
8. Pemeriksaan persistem
9. Sistem persepsi sensori
a. Sistem persyarafan: kesadaran
b. Sistem pernafasan
c. Sistem kardiovaskuler
d. Sistem gastrointestinal
e. Sistem integument
f. Sistem perkemihan
10. Pada fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. Pola nutrisi dan metabolism
c. Pola eliminasi
d. Pola aktivitas dan latihan
e. Pola tidur dan istirahat
f. Pola kognitif dan perseptual
g. Pola toleransi dan koping stress
h. Pola nilai dan keyakinan
i. Pola hubungan dan peran
11. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
b. Foto rontgent
c. USG, endoskopi atau scanning

H. Penatalaksanaan Demam
Tindakan farmakologis
Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu memberikan antipiretik
berupa:
1. Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan
pertama untuk menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan antara
10-15 mg/Kg BB akan menurunkan demam dalam waktu 30 menit
dengan puncak pada 2 jam setelah pemberian. Demam dapat muncul
kembali dalam waktu 3-4 jam.
Paracetamol dapat diberikan kembali dengan jarak 4-6 jam dari
dosis sebelumnya. Penurunan suhu yang diharapkan 1,2 – 1,4 oC,
sehingga jelas bahwa pemberian obat paracetamol bukan untuk
menormalkan suhu namun untuk menurunkan suhu tubuh. Eefek
samping paracetamol adalah hepatotoksik atau gangguan hati. Selain
itu, peningkatan suhu pada bayibaru lahir yang bugar (sehat) tanpa
resiko infeksi umumnya diakibatkan oleh factor lingkungan atau
kurang cairan.
Efek samping parasetamol antara lain : muntah, nyeri perut,
reaksi, alergi berupa urtikaria (biduran), purpura (bintik kemerahan di
kulit karena perdarahan bawah kulit), bronkospasme (penyempitan
saluran napas), hepatotoksik dan dapat meningkatkan waktu
perkembangan virus seperti pada cacar air (memperpanjang masa
sakit).
2. Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga memiliki
efek antiperadangan. Ibuprofen merupakan pilihan kedua pada
demam, bila alergi terhadap parasetamol. Ibuprofen dapat diberikan
ulang dengan jarak antara 6-8 jam dari dosis sebelumnya. Untuk
penurun panas dapat dicapai dengan dosis 5mg/Kg BB.
Ibuprofen bekerja maksimal dalam waktu 1jam dan berlangsung
3-4 jam. Efek penurun demam lebih cepat dari parasetamol. Ibuprofen
memiliki efek samping yaitu mual, muntah, nyeri perut, diare,
perdarahan saluran cerna, rewel, sakit kepala, gaduh, dan gelisah.
Pada dosis berlebih dapat menyebabkan kejang bahkan koma serta
gagal ginjal.
Non Farmakologis
1. Kenakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
2. Memberikan minum yang banyak
3. Kompres dengan air hangat. Hindari kompres alkohol atau es.
4. Kompres di daerah lipatan (seperti ketiak dan paha)
5. Anjurkan banyak istirahat
6. Penanganan demam dengan obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur
suhu dihipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan
prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga
set point hipotalamus direndahkan kembali menjadinormalyang mana
diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi
pengeluaran panas tidak ada lagi.

I. Cara Mengompres
1. Sebelum mengompres, sediakan baskom kecil berisi air hangat
2. Basahi handuk atau washlap dengan air hangat
3. Saat mengompres , baju di buka . Letakkan handuk di axila ( ketiak )
dan lipatan paha, bukan di dahi. Axila dan lipatan paha dilintasi
pembuluh darah besar, sehingga segera memberi sinyal ke pusat
pengatur suhu di otak untuk menurunkan demam.
4. Kompres bagian tersebut ± 10 menit. Bila handuk sudah berkurang
hangatnya, ulangi lagi dengan membasahinya dengan air hangat.
Kompres lagi sampai suhu tubuh anak menurun .
5. Selesai mengompres, seka bagian yang habis dikompres (kemungkinan
basah) dengan cara menekan-nekan kulit, jangan digosok. Gunakan
handuk kering. Kenakan kembali baju . Pilih baju yang tipis dan
longgar sehingga membantu meredakan panas melalui proses
penguapan. Tutupi dengan selimut tipis apabila kedinginan atau
menggigil.

J. Manfaat Kompres Hangat


1. Untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara bertahap.
2. Mendorong darah ke permukaan tubuh sehingga darah dapat mengalir
dengan lancar.
3. Megurangi rasa nyeri lokal.
4. Memberikan kenyamanan.

K. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan : Hipertermia berhubungan dengan proses
penyakit.
2. Rencana Keperawatan
(Nurarif, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.A. (2009). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan


Kebidanan. Jakarta: Salemaba.
Lubis, M.H. (2009). Demam pada Bayi Baru Lahir. Editor : Ragam Pediatrik
Praktis. Medan: USU Press. Hal 82-88.
Pujilestari, R., dkk. (2012). Buku Panduan Praktikum Keperawatan Anak.
Yogyakarta: Stikes Jenderal Ahmad Yani.
Wong, D.L. (2009). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak . Edisi 1.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai