Anda di halaman 1dari 19

GIGANTISME

&
AKROMEGALI

KELOMPOK 2
A. Definisi Gigantisme
Gigantisme adalah pertumbuhan
berlebihan akibat pelepasan hormon
pertumbuhan berlebihan, terjadi
pada masa ank-anak dan
remaja.keadaan ini menyebabkan
pertumbuhan longitudinal pasien
sangat cepat dan pasien akan
menjadi seorang raksasa. (Price,
2005)
B. Etiologi
Pelepasan hormon pertumbuhan
berlebihan hampir selalu disebabkan
oleh tumor hipofise jinak
(adenoma). Dapat juga terjadi
kelainan hipotalamus yang
mengarah pada pelepasan hormon
berlebihan (Price, 2005)
C. Gejala
Pada penderita gigantisme terjadi
pertumbuhan tulang yang
berlebihan sehingga tinggi badan
abnormal. Masa pubertas tertunda
dan alat kelamin tidak dapat tumbuh
sempurna (Price,2005)
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. CT-Scan kepala. MRI untuk mengetahui
adanya tumor hipofisis makro maupun
mikro.
2. Tes supresi hormon pertumbuhan (GH
supresin tes) dengan beban glukosa 100gr.
Dinilai abnormal kalau terdapat kegagalan
penekanan sampai dibawah.
E. Penatalaksanaan
Pengobatan medis dengan menggunakan
octreotid, suatu analog somatostatin juga
tersedia. Suntikan octreotid bisa membantu
menghalangi pembentukan hormone
pertumbuhan. Octreotid dapat menurunkan
sekresi kadar GH dan IGF-1, mengecilkan
ukuran tumor dan memperbaiki gambaran
klinis. Obat lainnya yang juga membantu
adalah bromokriptin (Price, 2005)
F. Definisi Akromegali
Akromegali adalah pertumbuhan
atau penebalan tulang-tulang dan
jaringan lunak dari hipersekresi GH
yang terjadi setelah pertumbuhan
somatik selesai. Penderita
akromegali memperlihatkan
pembesaran tangan dan kaki. (Price,
2005)
G. Etiologi
Pelepasan hormon pertumbuhan
yang disebabkan tumor hipofise
jinak (adenoma). Dan dapat juga
karena kelainan hipotalamus
yang mengarah pada pelepasan
growth hormone berlebihan.
H. Manifestasi Klinis
1. Lidah membesar dan lebih berkerut-kerut.
2. Ditemukan nyeri sendi.
3. Gangguan dan kelemahan tungkai dan lengannya
karena jaringan yang membesar dapat menekan
persyarafan.
4. Gangguan penglihatan karena adanya saraf yang
membawa sinyal dari mata ke otak tertekan
sehingga penglihatan terganggu
5. Tumor hipofise dapat menyebabkan sakit kepala
hebat.
I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium darah yaitu pemeriksaan
darah yang mengukur kadar GH
2. Rontgen tulang tengkorak untuk melihat
penebalan tulang.
3. Rontgen tangan dapat menunjukkan
penebalan tulang dibawah ujung jari
tangan dan pembengkakan jaringan
disekitar tulang.
J. Penatalaksanaan
1. Menormalkan tubuh kembali kadar GH
atau IGF1/SM-C
2. Memperkecil tumor atau menstabilkan
besarnya tumor
3. Menormalkan fungsi hipofisis
4. Mencegah komplikasi akibat kelebihan
kadar GH/IFG1 atau SM-C akibat
pembesaran tumor.
Terapi pembedahan pada
Akromegali&Gigantisme
Dalam hal ini dikenal 3 macam terapi, yaitu:
1. Terapi pembedahan
2. Terapi radiasi
3. Terapi medikamentosa
Asuhan Keperawatan pada
Akromegali&Gigantisme
1. Pengkajian
2. Pemeriksaan Fisik (B1-B6)
3. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto tengkorak
2. CT scan otak
3. Pemeriksaan kadar GH
4. Tes toleransi glukosa.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) berhubungan
dengan gangguan transmissi impuls sebagai akibat
penekanan tumor pada nervus optikus
2. Nyeri berhubungan dengan adanya adenoma kelenjar
hipofisis
3. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan
penampilan tubuh
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman atau perubahan
status kesehatan
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan menurunnya
kekuatan otot
Intervensi Keverawatan
1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan)
berhubungan dengan gangguan transmissi
impuls sebagai akibat penekanan tumor pada
nervus optikus.
Tujuan : gangguan persepsi sensori teratasi.
Kriteria hasil:
1) Dengan penglihatan yang terbatas
klien mampu melihat lingkungan
semaksimal mungkin.
2) Mengenal perubahan stimulus yang
positif dan negatif.
3) Mengidentifikasi kebiasaan
lingkungan.
Rencana Tindakan:
1) Orientasikan pasien terhadap lingkungan aktifitas.
Rasional : Memperkenalkan pada pasien tentang
lingkungan dam aktifitas sehingga dapat meninggalkan
stimulus penglihatan.
2) Bedakan kemampuan lapang pandang diantara
kedua mata
Rasioal : Menentukan kemampuan lapang pandang tiap
mata
3) Observasi tanda disorientasi dengan tetap berada
di sisi pasien
Rasional : Mengurangi ketakutan pasien dan
meningkatkan stimulus.
Lanjutan...
4) Dorong klien untuk melakukan
aktivitas sederhana seperti menonton TV,
mendengarkan radio. dll
Rasional : Meningkatkan input sensori, dan
mempertahankan perasaan normal, tanpa
meningkatkan stress.
5) Posisi pintu harus tertutup terbuka,
jauhkan rintangan.
Rasional : Menurunkan penglihatan perifer
dan gerakan

Anda mungkin juga menyukai