Anda di halaman 1dari 15

TATALAKSANA DIAGNOSIS

PRAKTIS ANEMIA

Bimbingan SMF Ilmu Kesehatan Anak


1
DEFINISI
Anemia suatu keadaan yang ditandai rendahnya jumlah sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal .
Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan tanda
adanya suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Secara
fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah
hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan
Epidemiologi
• Secara global 1,62 miliar orang menderita anemia, sedangkan
pada anak-anak prasekolah prevalensi anemia adalah 47,7%
• Terdapat pada 43% anak-anak usia < 4
• 56% anak umur < 5 tahun menderita anemia,
• 24-35% dari anak sekolah menderita anemia.
KLASIFIKASI ANEMIA BERDASARKAN UMUR
& JENIS KELAMIN
DERAJAT ANEMIA PADA ANAK
a. Ringan sekali : Hb 10 gr/dl – 13 gr / Dl
b. Ringan Hb 8 gr / dl – 9,9 gr / dl
c. Sedang Hb 6 gr / dl – 7,9 gr / Dl
d. BeratHb < 6 gr / dl
ETIOLOGI ANEMIA PADA ANAK

a)Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemi difisiensi Fe, Thalasemia, dan anemi infeksi kronik

b)Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrien yang dapat menimbulkan anemi pernisiosa dan anemi
Gangguan produksi eritrosit ●
asam folat.
c)Fungsi sel induk ( stem sel ) terganggu , sehingga dapat menimbulkan anemi aplastik dan leukemia.

d)Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma.


a)Akut karena perdarahan atau trauma / kecelakaan yang terjadi
Kehilangan darah secara mendadak.

b)Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau menorhagia.

Meningkatnya pemecahan
eritrosit/ Hemolisis

Bahan baku untuk Bahan baku yang dimaksud adalah protein , asam folat, vitamin B12, dan mineral
pembentukan eritrosit tidak Fe.Sebagian besar anemia anak disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial
(zat besi, asam folat, B12) yang digunakan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Anemia
ada bisa juga disebabkan oleh kondisi lain seperti penyakit malaria, infeksi cacing tambang
KLASIFIKASI BERDASARKAN MORFOLOGI

5
GEJALA KLINIS (SINDROM ANEMIA)

• Lemah
• Lesu
• Cepat lelah
• Mata berkunang-kunang
• Tinnitus
Gejala
Klinis

5
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Lab darah lengkap


• Pemeriksaan darah perifer
• retikulosit, bilirubin, tes coombs, jumlah leukosit, dan trombosit
• Analisis bone narrow
TATALAKSANA ANEMIA DEFISIENSI BESI
• Terapi zat besi oral: dosis 3-6 mg/kgBB/hari diberikan dalam dua dosis, 30
menit sebelum sarapan pagi dan makan malam. Terapi zat besi diberikan
selama 1 - 3 bulan (maks) 5 bulan. Evaluasi bulan ke 6
• Terapi zat besi intramuscular atau intravena dapat dipertimbangkan bila
respon pengobatan oral tidak berjalan baik, efek samping dapat berupa demam,
mual, urtikaria, hipotensi, nyeri kepala, lemas, artragia, bronkospasme sampai
relaksi anafilaktik.
• Transfusi darah
INDIKASI TRANSFUSI
• Semua anak dengan kadar Ht ≤ 12% atau Hb ≤ 4 g/dl

• Anak dengan anemia tidak berat (haematokrit 13–18%; Hb 4–6 g/dl)


dengan beberapa tampilan klinis berikut: Dehidrasi yang terlihat secara
klinis, Syok, gangguan kesadaran, gagal jantung, pernapasan yang
dalam dan berat, parasitemia malaria yang sangat tinggi (>10% sel
merah berparasit).

• Jika komponen sel darah merah (PRC) tersedia, pemberian 10 ml/kgBB


selama 3–4 jam lebih baik daripada pemberian darah utuh. Jika tidak
tersedia, beri darah utuh segar (20 ml/kgBB) dalam 3–4 jam.
• Periksa frekuensi napas dan denyut nadi anak setiap 15 menit. Jika salah
satu di antaranya mengalami peningkatan, lambatkan transfusi. Jika anak
tampak mengalami kelebihan cairan karena transfusi darah, berikan
furosemid 1–2 mg/kgBB IV, hingga jumlah total maksimal 20 mg.

• Bila setelah transfusi, kadar Hb masih tetap sama dengan sebelumnya,


ulangi transfusi.

• Pada anak dengan gizi buruk, kelebihan cairan merupakan komplikasi yang
umum terjadi dan serius. Berikan komponen sel darah merah atau darah
utuh, 10 ml/kgBB (bukan 20 ml/kgBB) hanya sekali dan jangan ulangi
transfusi.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai