Mekanisme kompensasi
5
PATOFISIOLOGI
FASE PROGRESIF
Jika tekanan darah arteri tidak lagi Curah jantung tidak lagi mencukupi
mampu mengkompensasi kebutuhan
tubuh
Gangguan seluler di seluruh tubuh
6
PATOFISIOLOGI
FASE PROGRESIF
7
PATOFISIOLOGI
FASE IRREVESIBEL/REFRAKTER
8
SYOK HIPOVOLEMIK
9
Patogenesis dan Patofisiologi Syok Hipovolemik
Saat terjadi perdarahan → sirkulasi dalam tubuh akan terganggu, → akan terjadi
penurunan tekanan pembuluh darah rata-rata (Mean Arterial Pressure → terjadi
penurunan aliran darah balik ke jantung
Setelah terjadi proses ini → akan menyebabkan penurunan dari cardiac outputnya
→ pada pasien akan ditemukan akral digin dan basah → selain itu juga dapat
ditemukan terganggunya fungsi organ.
10
SYOK HIPOVOLEMIK
Manifestasi Klinis
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
Selalu dimulai dengan penanganan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi
Di lanjutkan dengan tindakan penanganan awal (primary survey)
Secondary survey
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
2) Urin
I. Penatalaksanaan Awal
A. Pemeriksaan Jasmani
1. Airway and Breathing
Tujuan: menjamin airway yang baik dengan cukupnya pertukaran
ventilasi dan oksigenasi. Mempertahankan saturasi >95%
Untuk memfasilitasi ventilasi maka dapat diberikan oksigen yang sifat
alirannya high flow
Dapat diberikan dengan menggunakan non rebreathing mask sebanyak
10-12 L/menit
14
TATALAKSANA
2. Sirkulasi
Kontrol pendarahan dengan:
•Mengendalikan pendarahan
•Memperoleh akses intravena yang cukup
•Menilai perfusi jaringan
Pengendalian pendarahan:
•Dari luka luar → tekanan langsung pada tempat pendarahan (balut
tekan).
•Pendarahan patah tulang pelvis dan ekstremitas bawah →4R
•Pendarahan internal → operasi
15
TATALAKSANA
16
TATALAKSANA
II. Evaluasi Resusitasi Cairan dan Perfusi Organ
A. UMUM
Pulihnya tekanan darah menjadi normal, tekanan nadi dan denyut nadi merupakan
tanda positif yang menandakan bahwa perfusi sedang kembali ke keadaan normal,
tetapi tidak memberi informasi tentang perfusi organ.
B. Produksi urin
Jumlah produksi urin merupakan indikator penting untuk perfusi ginjal. Penggantian
volume yang memadai menghasilkan pengeluaran urin sekitar, 1 ml/kgBB/jam pada
anak-anak dan 2 ml/kgBB/jam pada bayi.
C. Keseimbangan Asam-Basa
Penderita syok hipovolemik dini → mengalami alkalosis pernafasan karena takipneu
Asidosis metabolik yang berat dapat terjadi pada syok yang terlalu lama atau berat.
18
SYOK KARDIOGENIK
21
Patogenesis dan Patofisiologi Syok Kardiogenik
Terjadinya infark yang akan menginduksi terbentuknya nitrit oxide dan akan
menyebabkan vasodilatasi → penurunan dari perfusi sistemik dan koroner →
progresifitas dari disfungsi dari iskemik
22
SYOK KARDIOGENIK
ANAMNESIS
Syok kardiogenik ditandai dengan tekanan sistolik rendah (kurang dari 90
mmHg), diikuti menurunnya aliran darah ke organ vital :
23
SYOK KARDIOGENIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang segera dilakukan
25
SYOK SEPTIK
27
Patogenesis Syok Septik
Pada septik syok, kuman atau bakteri akan masuk ke pembuluh darah yang
sebelumnya telah terjadi infeksi pada tubuh host sendiri seperti adanya
meningitis, pneumonia, peritonitis dan lain-lain.
28
SYOK SEPSIS
ANAMNESIS
sering didapatkan:
❑Riwayat demam tinggi yang berkepanjangan,
❑Sering berkeringat dan menggigil,
❑Menilai faktor resiko menderita penyakit menahun, mengkonsumsi
antibiotik jangka panjang,
❑Pernah mendapatkan tindakan medis/pembedahan
❑Riwayat ibu mengalami infeksi intauterin, demam dengan kecurigaan
infeksi berat
❑Riwayat persalinan yang tidak higenis
29
SYOK SEPSIS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan darah menunjukkan jumlah sel darah putih yang banyak atau
sedikit, dan jumlah faktor pembekuan yang menurun.
Jika terjadi gagal ginjal, kadar hasil buangan metabolik (seperti urea nitrogen)
dalam darah akan meningkat.
Analisa gas darah menunjukkan adanya asidosis dan rendahnya konsentrasi
oksigen.
Pemeriksaan EKG jantung menunjukkan ketidakteraturan irama jantung,
menunjukkan suplai darah yang tidak memadai ke otot jantung.
Biakan darah dibuat untuk menentukan bakteri penyebab infeksi
31
SYOK NEUROGENIK
34
Patogenesis Syok Neurogenik
Disebut juga syok spinal merupakan bentuk dari syok distributif atau sinkop
Diakibatkan oleh cidera pada sistem saraf (seperti : trauma kepala, cedera spinal
atau anestesi umum yang dalam)
35
SYOK NEUROGENIK
ANAMNESIS
-Biasanya terdapat cedera pada sistem saraf (seperti: trauma kepala, cidera
spinal, atau anestesi umum yang dalam)
-riwayat keadaan bayi/anak lunglai, lemas, mengantuk dan aktivitas kurang,
rewel, tidak sadar, kejang
PEMERIKSAAN FISIK
Terdapat tanda:
•Nadi tidak bertambah cepat, bahkan dapat lebih lambat (bradikardi)
•Kadang disertai dengan adanya defisit neurologis berupa quadriplegia
atau paraplegia
36
SYOK NEUROGENIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Darah (Hb, Ht, leukosit, golongan darah), kadar elektrolit, kadar ureum,
kreatinin, glukosa darah.
2) Analisa gas darah
3) EKG
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
1. Semua jenis syok.
2. Sinkop (pingsan)
3. Hipoglikemia
37
SYOK ANAFILAKTIK
39
Patogenesis Syok Anafilaktik
40
Patogenesis Syok Anafilaktik
Fase Sensitisasi waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai diikatnya
oleh reseptor spesifik pada permukaan mastosit dan basofil.
Fase Aktivasi waktu selama terjadinya pemaparan ulang dengan antigen yang
sama
Fase Efektor waktu terjadinya respon yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek
mediator yang dilepas mastosit atau basofil dengan aktivitas
farmakologik pada organ – organ tertentu
41
SYOK ANAFILAKTIK
ANAMNESIS
42
SYOK ANAFILAKTIK
PEMERIKSAAN FISIK
3) Tensi → hipotensi
4) Nadi → takikardi
43
TATALAKSANA SYOK
Tujuan :
- Optimalisasi perfusi jaringan dan organ vital
-Mencegah dan memperbaiki kelainan metabolik
yang timbul sebagai akibat hipoperfusi jaringan
-Kecepatan dalam memberikan penanganan syok
sangat penting, makin lama dimulainya tindakan
resusitasi makin memperburuk prognosis
2. Bebaskan jalan nafas, berikan oksigen 2-4 liter/menit nasal. Jika perlu
dapat diberikan ventilatory support.
8. Bila resusitasi cairan sudah mencapai 2–3 kali dimana jumlah cairan yang
diberikan sudah mencapai 40-60% dari volume darah telah diberikan tapi
belum ada respon yang adekuat, maka dilakukan tindakan intubasi dan
bantuan ventilasi.
10. Dopamin merupakan inotropik pilihah utama pada anak, dengan dosis 5-
10 gr/kg/menit. Apabila syok resisten dengan pemberian dopamin,
tambahkan epinefrin (dosis 0,05-0,3 gr/kg/menit) untuk cold shock atau
norepinefrin (dosis 0,05-1 gr/kg/menit) untuk warm shock
Cairan
Darah
Obat Inotropik
Vasodilator
Vasopresor